BAB III METODOLOGI PENELITIAN. static group pretest-posttest (Fraenkel and Wallen, 2007) yang penentunya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan untuk meningkatan kompetensi siswa, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen the static group pretest-posttest (Fraenkel and Wallen, 2007) yang penentunya dilakukan secara acak kelas. Eksperimen dilakukan dengan memberikan pembelajaran dengan model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen 1 dan pembelajaran dengan menggunakan model konvensional pada kelompok eksperimen 2. Kedua kelompok diberikan pretest dan posttest yang diharapkan dapat mengukur penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok sebelum dan sesudah mendapat pembelajaran. Tabel desain yang dilakukan seperti pada tabel. 3.1 berikut : Tabel 3.1. Desain penelitian the static group pretest-posttest Kelompok Pretest perlakuan Postest Eksperimen 1 O X 1 O Eksperimen 2 O X 2 O Keterangan : O X 1 X 2 : Pretes-Postes : Pembelajaran dengan model problem based learning. : Pembelajaran dengan metode konvensional. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Soal yang diberikan pada pretest dan posttest adalah soal yang sama. Data mengenai jawaban siswa, kemudian diolah,

45 dianalisis, dan dilakukan perhitungan secara statistik untuk mengetahui penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. B. Prosedur Penelitian Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Tahap perencanaan Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu: a. Studi pendahuluan, Studi pendahuluan dapat berupa menganalisis Mata Pelajaran fisika Pada Kurikulum KTSP SMK, melihat penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa untuk mata pelajaran fisika, serta mengobservasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah. b. Merumuskan masalah penelitian. c. Studi literatur. d. Merumuskan perangkat pembelajaran dan instrumen Perumusan perangkat pembelajaan dapat berupa menyusun rencana pembelajaran, dan membuat instrument angket serta instrumen penilaian pemahamaan konsep siswa pada materi fluida statis e. Menguji validitas instrumen oleh dua dosen fisika. Instrumen yang divalidasi adalah instrument tes penguasaan konsep siswa dan keterampilan berpikir kritis siswa. f. Melakukan revisi terhadap instrument penelitian yang telah divalidasi g. Menguji coba instrument ke siswa-siswa di luar subjek penelitian tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan subjek penelitian.

46 2. Tahap pelaksanaa Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah : a. Memberikan pretest bagi kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 untuk mengetahui pengetahuan awal terhadap penguasaan konsep fluida statis dan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa. b. Pelaksanaan kegiatan belajar fluida statis menggunakan model problem based learning dengan media set eksperimen c. Melakukan observasi kegiatan belajar mengajar d. Memberikan posttest untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran fluida statis dan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa. 3. Tahap akhir a. Mengolah data hasil penelitian b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian c. Menarik kesimpulan C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 2 pada salah satu SMK di Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat untuk tahun ajaran 2011/2012 yang akan mengikuti pelajaran fisika pada pokok bahasan fluida statis yang terdiri atas 4 kelas. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas yang dipilih berdasarkan metode convenient sampling. Dari dua kelas XI yang ada pada SMK tersebut diambil dan digunakan untuk kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Pemilihan kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2

47 berdasarkan saran dari guru bidang studi yang bersangkutan mengacu pada kemampuan yang dimiliki siswa. Kelas yang diambil sebagai populasi adalah kelas yang sedang akan mempelajari submateri pokok yang ingin diteliti, yaitu fluida statis.

48 D. Alur Penelitian secara garis besar bagan alur penelitian ini diperlihatkan pada gambar berikut ini : Studi pendahuluan Masalah Studi Literatur Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen 1. soal tes pilihan ganda 2. angket siswa 3. pedoman observasi Validasi, Uji coba, Revisi Pengembangan pembelajaran menggunakan set eksperimen dengan model problem based learning Pembuatan set eksperimen Judgment dan revisi Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 Tes awal Kelas eksperimen 2 Implementasi pembelajaran menggunakan set eksperimen dengan model problem based learning dengan metode eksperimen inkuiri Tes akhir Pembelajaran menggunakan metode eksperimen demonstrasi Angket Analisis Data Observasi Kesimpulan Gambar 3.1 alur penelitian

49 E. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan empat macam Instrumen yaitu: tes penguasaan konsep, tes keterampilan berpikir kritis, lembar observasi dan angket tanggapan siswa. 1. Test penguasaan konsep Tes penguasaan konsep ini berupa tes tertulis. Instrumen tes penguasaan konsep ini berbentuk tes objektif (pilihan ganda) untuk materi fluida statis. Instrumen ini diberikan sebanyak dua kali yaitu pada awal pembelajaran (pretest) dan pada akhir pembelajaran (posttest). Tes yang digunakan pada awal dan akhir pembelajaran ini merupakan instrumen tes yang sama dan digunakan untuk mengukur penguasaan konsep yang dimiliki oleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung. Penguasan konsep yang diukur oleh tes ini adalah penguasan konsep pada tingkatan C1 sampai C5 pada taksonomi Bloom. 2. Tes keterampilan berpikir kritis Tes keterampilan berpikir kritis ini berupa tes tertulis. Instrumen tes keterampilan berpikir kritis ini berbentuk tes objektif (pilihan ganda) untuk materi fluida statis. Instrumen ini diberikan sebanyak dua kali yaitu pada awal pembelajaran (pretest) dan pada akhir pembelajaran (posttest). Tes yang digunakan pada awal dan akhir pembelajaran ini merupakan instrumen tes yang sama dan digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung. Keterampilan berpikir kritis yang diukur dalam tes ini adalah keterampilan

50 berpikir kritis yang di klasifikasikan oleh Ennis yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan memberi penjelasan lanjut, dan mengatur strategi serta taktik. 3. Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran Angket tanggapan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu objek tanggapan yang dapat diberikan dalam bentuk skala rating atau daftar cek. Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup artinya jawaban dari setiap pertanyaan sudah diseiapkan sehingga responden tinggal memilih. Pertanyaan dalam angket meliputi pertanyaan yang terdiri dari aspek tanggapan siswa terhadap pembelajaran setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan model problem based learning. Dalam pengukuran tanggapan dikenal berapa jenis skala model summated ratings (skala likert). Ada dua jenis pertanyaan dalam skala likert yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Skala likert dikatagorikan dengan skala sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). 4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model problem based learnig sesuai dengan skenario kegiatan pembelajaran berbasis masalah. Skenario model problem based learnig mencakup lima tahap utama yaitu tahap orientasi siswa pada masalah; tahap mengorganisasi siswa untuk belajar (pemberian masalah); analisi masalah menggunakan

51 media; mencari informasi tambahan; penyajian solusi; mensintesa serta mengevaluasi. Bertindak sebagai pengamat yaitu peneliti. Untuk memperoleh data yang dipercaya, diperlukan tes yang mempunyai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda yang dapat dipertangggungjawabkan. Oleh karena itu, pembuatan instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menyusun kisi-kisi tes Pembuatan kisi-kisi tes berdasarkan kutikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mata pelajaran fisika SMK kelas XI mengenai konsep fluida statis untuk menentukan konsep yang di ukur yang sesuai dengan indikator pembelajaran. a. Menentukan Validitas Butir Soal Validitas tes berkaitan dengan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas adalah satu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat-tingkat kavalidan atau kesahihan suatu instumen. Sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif pada penelitian ini adalah validitas isi dengan cara judgement (timbangan) kelompok ahli. Untuk mneghitung validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validasi yang tinggi jika skor soal tersebut memliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas

52 suatu butir soal digunakan rumus korelasi. Salah satu persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi adalah rumus korelasi product moment pearson seperti berikut; (Arikunto, 2003). berikut; r xy N XY ( X )( Y )...(3.1) N X 2 ( X ) 2 N Y 2 ( Y ) 2 keterangan: r xy = koefisien korelasi antara dua variabel yaitu X dan Y X = Skor butir soal Y = Skor total N = jumlah mahasiswa Interpretasi untuk besarnya koefesien korelasi adalah sebagai Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal Batasan 0,80< rxy 1,00 0,60< rxy 0,80 0,40< rxy 0,60 0,20< rxy 0,40 rxy 0,20 Kategori Sangat tinggi (sangat baik) tinggi (baik) cukup(sedang) rendah (kurang) sangat rendah (sangat kurang) (Arikunto, 2003) Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus berikut; (Sudjana, 2005) N 2 t rxy...(3.2) 1 r 2 xy

53 Keterangan: t = koefisien validitas dari uji t b. Reliabilitas N = Jumlah siswa r xy = Koefisien korelasi Reliabilitas adalah tingkat kestabilan skor yang diperoleh ketika dilakukan ujian ulang dengan menggunakan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Perhitungan koefisien reliabilitas tes dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut; (Arikunto, 2002) 2r 1 1 2 2 r 11...(3.3) 1 r 1 1 2 2 keterangan: r 11 = koefesien reliabilitas yang telah disesuaikan r = koefesien korelasi antara soal ganjil dan genap 1 1 2 2 Harga dari r dapat ditentukan dengan cara mengkorelasikan 1 1 2 2 skor soal nomor ganjil dan skor nomor genap, menggunakan rumus korelasi product moment Pearson. Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto (2003) adalah sebagai berikut;

54 Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir soal Batasan 0,80< r 11 1,00 0,60< r 11 0,80 0,40< r 11 0,60 0,20< r 11 0,40 r11 0,20 Kategori sangat tinggi (sangat baik) tinggi (baik) cukup(sedang) rendah (kurang) sangat rendah (sangat kurang) (Arikunto, 2003) Kemudian nilai r 11 dan r 1/2 dihitung dengan persamaan rumus korelasi product momen pearson, seperti berikut: r xy N XY ( X )( Y ) N X 2 ( X ) 2 N Y 2 ( Y ) 2...(3.4) c. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut; (Arikunto, 2003) B P... (3.5) N keterangan: P B = Indeks kesukaran = Banyaknya mahasiswa yang menjawab soal itu dengan betul N = Jumlah seluruh mahasiswa peserta tes

55 Klasifikasi untuk indeks kesukaran adalah sebagai berikut; Tabel 3.4. Kategori tingkat Kesukaran Batasan P < 0,30 Kategori soal sukar 0,30 P < 0,70 soal sedang 0,70 P < 1,00 soal mudah (Arikunto, 2003) d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi atau Daya Pembeda adalah sebagai berikut; (Arikunto, 2003) BA BB D PA PB... (3.6) J J A B keterangan: J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar P A = proporsi kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

56 Kategori daya pembeda adalah sebagai berikut : Tabel 3.5. Kategori Daya Pembeda Batasan D 0,20 Kategori Jelek 0,20 < D 0,40 Cukup 0,40 < D 0,70 Baik 0,70 < D 1,00 baik sekali (Arikunto, 2003) Hasil uji coba instrumen tes di analisis menggunakan anates untuk tes penguasaan konsep sedangkan untuk tes berpikir kritis menggunakan microsft excel. Dimana hasil rekapitulasinya terlampir dalam lampiran. F. Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes awal, skor tes akhir dan hasil angket tanggapan siswa. Tes awal dan tes akhir terdiri dari tes untuk mengetahui penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Tanggapan siswa diperoleh melalui angket yang diberikan setelah selesai pembelajaran. Hasil angket ini dinyatakan dalam persentase tanggapan siswa untuk tiap pernyataan.

57 2. Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini ialah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Data ini diperoleh dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. G. Prosedur dan Teknik Analisis Data Data yang diperoleh adalah (1) Hasil tes tertulis (tes awal dan tes akhir); (2) Hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning; (3) Hasil observasi berupa keterlaksanaan pembelajaran. Adapun prosedur analisi data dalam penelitian ini adalah : 1. Data yang diperoleh dari hasil tes (pretest dan posttest) dikelompokkan berdasarkan indikatornya. 2. Menghitung skor total pretest dan posttest 3. Menentukan nilai persentase skor pretest dan posttest 4. Menentukan uji signifikansi perbedaan rata-rata pretest dan posttest dengan menggunakan spss 18 5. Menghitung n-gain antara nilai pretest dan posttest dengan menggunakan rumus yang digunakan Hake (1998) sebagai berikut :...(3.7) 6. Menafsirkan nilai N-Gain sesuai dengan kriteria yang dikemukakan oleh Hake (1998), seperti terlihat pada tabel 3.6

58 Tabel 3.6 Kriteria nilai N-gain Nilai (g) Klasifikasi g 0,7 Tinggi 0,7 > g 0,3 Sedang g < 0,3 Rendah Hake (1998) 7. Menganalisis hasil observasi dan hasil angket tanggapan siswa Teknik pengolahan data dalam penelitian ini ada tiga macam yaitu teknik pengolahan data untuk tes tertulis, angket tanggapan siswa dan Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun teknik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tes Tertulis a. Skor Tes Penguasaan Konsep dan kemampuan berpikir kritis. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes awal dan tes akhir untuk kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 pada test penguasaan konsepn dan tes kemampuan berpikir kritis. Skor mentah tes bernilai 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Selanjutnya dilakukan penskoran total untuk masing-masing tes dengan rumus sebagai berikut. skor mentah x100% Nilai skor maksimal...(3.8) Peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata gain yang dinormalisasi. Rumus yang digunakan adalah: (Hake, 1998)

59...(3.9) Interpretasi nilai rata-rata gain yang dinormalisasi ditunjukkan oleh Tabel 3.6 (Hake, 1998) Setelah nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kedua kelompok diperoleh, maka selanjutnya dibandingkan untuk melihat perbedaan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa untuk kedua kelas. Jika nilai rata-rata gain yang dinormalisasi dari suatu pembelajaran lebih tinggi dari nilai rata-rata gain yang dinormalisasi dari pembelajaran lainnya, maka dikatakan bahwa pembelajaran tersebut lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep dengan keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan pembelajaran lain. Alur pengolahan data untuk menguji hipotesis mengenai afektivitas penggunaan model problem based learning pada materi fluida statis untuk meningkatkan pemahaman konsep ditunjukkan oleh Gambar 3.2. Gambar 3.2. Alur Uji Statistik

60 b. Uji Normalitas Distribusi Nilai Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi. Uji normalitas dimaksud untuk menguji kenormalan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas ini juga dilakukan untuk mengetahui uji yang digunakan selanjutnya. Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dengan uji-t dan jika tidak terdistribusi normal menggunakan uji Mann-Whitney. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 dengan menggunakan uji normalitas one-sample Kolmogorov-Smirnov Test (Uyanto, 2009). Pada uji ini menggunakan α = 0,05 dengan melihat nilai P-value dari hasil analisis. Jika P-value lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika P-value lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. c. Uji Homogenitas Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas varians dengan uji levene menggunakan SPSS 16. Uji hipotesis levene digunakan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok data sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Dengan H 0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan H 1 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar

61 pengambilan keputusan, jika P-value > α maka H 0 diterima sedangkan jika P-value < α maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. d. Uji Hipotesis dengan Uji-t Setelah diketahui kedua data berdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t satu sisi untuk sisi atas. Pada uji-t ini ini menggunakan software SPSS 16 dengan uji-t dua sampel independen. Dengan SPSS ini juga melakukan uji hipotesis Levene s Test untuk mengetahui apakah asumsi kedua variance sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi dengan hipotesis: H 0 : terhadap H 1 : dimana = variance group 1 dan = variance group 2. Dari hasil Levene s Test kita kita dapatkan p-value, jika lebih besar dari maka H 0 : diterima, dengan kata lain asumsi kedua varians sama besar terpenuhi. Jika dari hasil Levene s Test didapat p-value lebih kecil maka H 1 : diterima atau kedua varians tidak sama besar. Uji-t dengan SPSS mempunyai dua keluaran yaitu pertama, untuk kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi; maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians sama (equal variances assumed) dengan hipotesis H 0 : µ 1 µ 2 terhadap H 1 : µ 1 > µ 2. Kedua, untuk kedua varians sama besar tidak terpenuhi (equal variances not assumed); maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians tidak sama

62 besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis H 0 : µ 1 µ 2 terhadap H 1 : µ 1 > µ 2. Pada hasil uji tes ini terdapat keluran nilai t dan p-value, untuk mengetahui hasil hipotesis ada dua cara, pertama membandingkan nilai thitung dengan t Tabel. Jika thitung > t Tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, begitu juga sebaliknya. Kedua membandingkan p-value dengan tingkat kepercayaan yang kita ambil yaitu. P-value yang dihasilkan untuk uji dua sisi, maka hasil p-value tersebut dibagi dua dan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita gunakan. Jika p-value/2 < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, begitu juga sebaliknya. jika sampel tidak berasal dari populasi yang normal dan homogen, maka analisis yang dipergunakan adalah analisis nonparametrik, statistik nonparametrik yang sesuai adalah uji mann-whitney U karena kedua data bersifat bebes. e. Uji Hipotesis dengan Uji Mann-Whitney Uji Mann-Whitney (Mann-Whitney Test) merupakan uji Statistik Nonparametrik. Uji Mann-Whitney ekivalen dengan Uji Jumlah Peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Rank Sum Test), merupakan alternative dari uji-t dua sampel independen. Uji Mann_Whitney digunakan untuk membandingkan dua sampel independen dengan skala ordinal atau skala interval tapi tidak terdistribusi normal.

63 Pada penelitian ini digunakan uji hipotesis satu sisi (one-tailed test) untuk sisi atas dengan hipotesis: H 0 : µ 1 µ 2 terhadap H 1 : µ 1 > µ 2. Pada uji ini untuk melihat hasil analisis dengan cara mendapatkan nilai p- value, tampilan pada p-value SPSS adalah untuk uji dua sisi (two-tailed), sehingga untuk uji satu sisi membagi dua menjadi p-value/2. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai kepercayaan = 0,05. Jika p-value/2 < 0,05 maka H 0 : µ 1 µ 2 ditolak atau H 1 : µ 1 > µ 2 diterima, begitu juga sebaliknya. 2. Angket Tanggapan Siswa Pengolahan data yang dilakukan untuk melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah, setelah mengikuti pembelajaran secara keseluruhan. Pernyataan angket yang meliputi tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah, diolah sebagai berikut. Data yang di peroleh dari angket di hitung persentasinya menggunakan rumus sebagai berikut :... (3.10) Keterangan : T = persentase sikap terhadap setiap pertanyaan J = jumlah jawaban siswa setiap kelompok sikap N = jumlah siswa H. Deskripsi hasil uji coba instrumen Uji coba soal dilakukan dengan menggunakan anates dan menggunakan microsoft excel, uji coba anates digunakan untuk uji coba tes penguasaan konsep dan microsoft excel digunakan untuk uji coba tes keterampilan berpikir kritis.

64 hasil uji coba soal untuk tes penguasaan konsep tersaji pada lampiran C. soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 soal dari 51 soal yang di ujicoba. Adapun soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.7 dan 3.8 Tabel.3.7 Hasil Uji Coba Tes Soal Penguasaan Konsep Tingkat No. Daya pembeda Validitas Reliabilitas kesukaran soal D Kriteria P Kriteria t-hit Kriteria Nilai Kriteria ket 1 54.55 Baik 58.97 Sedang 0.34 Signifikan Dipakai 2 45.45 Baik 61.54 Sedang 0.347 Signifikan Dipakai 3 45.54 Baik 56.41 Sedang 0.343 Signifikan Dipakai 4 36.36 Cukup 69.23 Sedang 0.347 Signifikan Dipakai 9 63.64 Baik 41.03 Sedang 0.433 Sangat sign Dipakai 10 54.55 Baik 33.33 Sedang 0.419 Sangat sign Dipakai 11 36.36 Cukup 35.90 Sedang 0.333 Signifikan Dipakai 13 36.36 Cukup 17.95 Sukar 0.344 Signifikan Dipakai 0.79 Tinggi 17 36.36 Cukup 33.33 Sedang 0.325 Signifikan Dipakai 21 36.36 Cukup 15.38 Sukar 0.429 Sangat sign Dipakai 22 81.82 Baik sekali 38.46 Sedang 0.637 Sangat sign Dipakai 24 36.36 Cukup 17.95 Sukar 0.421 Sangat sign Dipakai 25 45.45 Baik 43.59 Sedang 0.424 Sangat sign Dipakai 27 63.64 Baik 43.59 Sedang 0.573 Sangat sign Dipakai 29 45.45 Baik 51.28 Sedang 0.382 Signifikan Dipakai Tabel 3.10 hasi uji coba tes keterampilan berpikir kritis Tingkat No. Daya pembeda Validitas Reliabilitas kesukaran soal D Kriteria P Kriteria T-hit Kriteria Nilai Kriteria Ket 1 0,34 Cukup 0,58 Sedang 6,77 Valid Dipakai 2 0,41 Baik 0,73 Mudah 2,58 Valid Dipakai 3 0,4 Cukup 0,55 Sedang 3,23 Valid Dipakai 4 0,28 Cukup 0,55 Sedang 2,69 Valid Dipakai 7 0,34 Cukup 0,58 Sedang 6,66 Valid Dipakai 0,6 tinggi 10 0,28 Cukup 0,61 Sedang 2,6 Valid Dipakai 12 0,51 Baik 0,48 Sedang 5,79 Valid Dipakai 14 0,57 Baik 0,39 Sedang 9,43 Valid Dipakai 16 0,38 Cukup 0,3 Sedang 3,15 Valid Dipakai 20 0,46 Baik 0,52 Sedang 3,93 Valid Dipakai

65