Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 4 : Produksi benih

dokumen-dokumen yang mirip
Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Produksi benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas benih sebar

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 2: Produksi induk kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 2: Produksi induk

Ikan bandeng (Chanos chanos, Forskal) Bagian 3: Produksi benih

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

PRODUKSI BENIH UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) KELAS BENIH SEBAR

Produksi induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 4: Produksi benih

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

BAB III BAHAN DAN METODE

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

BAB III BAHAN DAN METODE

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

MODUL TEACHING FACTORY

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

Kulit masohi SNI 7941:2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

II. BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 12/PERMEN-KP/2015 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

Peningkatan Produktifitas Usaha Lele SANGKURIANG (Clarias sp.) Ade Sunarma

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis kadar abu contoh batubara

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia ICS 65.150 Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 4 : Produksi benih Badan Standardisasi Nasional

BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt.,4,7,10. Telp. +6221-574704 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar Isi Daftar Isi... i Prakata... ii 1. Ruang lingkup... 1 2. Acuan normatif... 1. Istilah dan definisi... 1 4. Persyaratan produksi... 2 5. Proses produksi... Tabel 1 Persyaratan kualitas air untuk pemeliharaan larva... Tabel 2 Persyaratan kualitas air untuk pendederan... Tabel Proses produksi benih ikan lele dumbo pada setiap tingkatan pemeliharaan... 4 Tabel 1 Persyaratan kualitas air untuk pemeliharaan larva... Tabel 2 Persyaratan kualitas air untuk pendederan... Tabel Proses produksi benih ikan lele dumbo pada setiap tingkatan pemeliharaan... 4 BSN 2014 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 4: Produksi benih disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat produk ikan lele dumbo banyak diperdagangkan dan mempunyai pengaruh terhadap benih yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu. SNI ini dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh produsen benih (pembenih), dan instansi yang memerlukan serta untuk pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi. Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-6484.4-2000 serta disusun oleh Panitia Teknis (PT) 65-07: Perikanan Budidaya, yang telah dirumuskan melalui rapat teknis pada tanggal 0 Oktober 201 di Bogor dan dihadiri oleh lembaga pemerintah, pakar, konsumen, produsen serta instansi/stakeholder lainnya serta telah memperhatikan : a) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. b) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER. 02/MEN/2010 tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan Ikan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No KEP. 02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik c) Keputusan Menteri Pertanian No. 26/Kpts/OT.210/1/99 tentang Pedoman Pengembangan Perbenihan Perikanan Nasional d) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP.01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 10 Juni 2014 sampai 8 Agustus 2014. BSN 2014 ii

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 4 : Produksi benih 1. Ruang lingkup Standar ini menetapkan persyaratan, cara pengukuran dan pemeriksaan pada produksi benih ikan lele dumbo. 2. Acuan normatif a) SNI 706:2009, Prosedur pengambilan dan pengiriman contoh untuk pemeriksaan kesehatan ikan. b) SNI 01-6489-2000, Metode Pengambilan Contoh Benih Ikan dan Udang. c) SNI 6484.2: 2014, ikan lele dumbo (Clarias Sp.) bagian 2 : benih. Istilah dan definisi Standar ini menggunakan istilah dan definisi yang meliputi :.1 pemanenan persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan tahap akhir proses produksi benih.2 pemijahan rangkaian kegiatan pengeluaran telur dari induk betina dan sperma dari induk jantan. pemijahan alami proses pemijahan ikan tanpa adanya perlakuan terhadap induk yang akan dipijahkan.4 pemijahan semibuatan proses pemijahan ikan lele dengan menyuntikkan hormon reproduksi, baik induk jantan maupun betina.5 pembuahan buatan proses fertilisasi telur oleh sperma ikan dengan bantuan manusia.6 pendederan pertama (P I) pemeliharaan benih dari fase larva sampai menjadi benih berukuran 1 cm - cm..7 pendederan kedua (P II) pemeliharaan benih dari ukuran 1 cm- cm menjadi benih berukuran cm - 5 cm.8 pendederan ketiga (P III) pemeliharaan benih dari ukuran cm- 5 cm menjadi benih berukuran 5 cm - 7 cm BSN 2014 1 dari 6

.9 pendederan keempat (P IV) pemeliharaan benih dari ukuran 5 cm-7 cm menjadi benih berukuran 7 cm-9 cm.10 praproduksi persyaratan awal yang harus dipenuhi sebelum proses produksi benih ikan lele dumbo dilakukan, yang meliputi penentuan lokasi, sumber air, sarana (wadah, bahan, dan peralatan).11 produksi persyaratan yang harus dipenuhi dalam memproduksi benih.12 tingkat kelangsungan hidup persentase jumlah benih yang hidup pada saat panen dibandingkan dengan jumlah benih pada saat penebaran 4. Persyaratan produksi 4.1 Pra produksi 4.1.1 Lokasi a) aspek legalitas sesuai peruntukan produksi. b) dekat sumber air, bebas banjir dan pencemaran, mudah dijangkau. c) sumber air: tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun dan memenuhi persyaratan baku mutu air budidaya. 4.1.2 Wadah a) wadah pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva berupa bak beton atau terpal beratap. b) wadah pendederan I, II, III dan IV: kolam terpal, kolam tembok dan kolam tanah. 4.1. Bahan a) induk ikan hasil pemuliaan. b) larva hasil pemijahan induk yang tidak berasal dari satu keturunan. c) pakan terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan kandungan protein >0%. d) pupuk organik dan anorganik, vitamin C, multivitamin, mineral, probiotik, dan kapur tohor. e) bahan kimia dan obat-obatan terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan. 4.1.4 Peralatan a) pengukur kualitas air (termometer, ph meter, DO meter, Secchi disk, test kit amoniak) b) peralatan lapangan (aerator, kakaban, alat sortasi, hapa/waring, ember plastik, cangkul, lambit, alat timbang, sikat bak). BSN 2014 2 dari 6

5. Proses produksi 5.1 Pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva 5.1.1 Persiapan wadah pemeliharaan larva a) perbaikan kolam: sistem pemasukan dan pembuangan air, saluran, dasar dan pematang kolam. b) pengisian air : disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan kualitas air pada Tabel 1, dengan kecerahan sampai dasar. c) pemasangan aerator. Tabel 1 Persyaratan kualitas air untuk pemeliharaan larva No Parameter Satuan Nilai 1. Suhu o C 25 0 2. Ph 6,5 8. DO mg/l minimal 4. Amoniak mg/l maksimal 0,01 5. Ketinggian air cm 25-40 5.1.2 Padat tebar a) pemijahan alami atau semibuatan pada bak berukuran 2 m x m diisi induk dengan perbandingan jantan : betina adalah 1 : 1 atau 1 : 2. b) padat tebar telur pada pembuahan buatan pada hapa dengan aerasi dan air mengalir: 50 000 butir/m 2-100 000 butir/m 2 5.1. Waktu a) penetasan telur : 24 jam - 0 jam b) pemeliharaan larva : hari - 4 hari 5.2 Pendederan 5.2.1 Persiapan wadah pendederan I, II, III dan IV a) perbaikan kolam: sistem pemasukan dan pembuangan air, saluran, dasar dan pematang kolam. b) pengisian air : disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan kualitas air pada Tabel 2. c) pemasangan aerator khusus pada kolam pendederan I Tabel 2 Persyaratan kualitas air untuk pendederan No Parameter Satuan Nilai 1. Suhu o C 25 0 2. ph 6,5 8. DO mg/l minimal 4. Amoniak mg/l maksimal 0, 1 5. Kecerahan air cm 25 5 6. Ketinggian air cm 40-70 BSN 2014 dari 6

5.2.2 Penggunaan bahan pakan, pupuk, kapur, obat obatan (garam 1 g/l) sesuai Tabel 5.2. Ukuran benih, padat tebar,waktu pemeliharaan, tingkat kelulus hidupan dan ukuran panen sesuai Tabel Tabel Proses produksi benih ikan lele dumbo pada setiap tingkatan pemeliharaan P I P II P III P IV No Kriteria Satuan Kolam Terpal Tanah Terpal Tanah Terpal Tanah Terpal Tanah 1 ukuran tebar Cm 0,5 0,7 0,5 0,7 1 1-5 - 5 5-7 5-7 2 padat tebar ekor/m 2 2 000-2 500 pakan : - dosis % *) - frekuensi biomassa pemberian kali/hari 2 4 waktu pemeliharaan 5 tingkat kelangsungan hidup 2 000-2 500 10 BSN 2014 4 dari 6 2 1 000-1 500 5 10 1 000-1 500 5 10 500-1 000-5 00-500 -5 500-1 000 00-500 hari 15 20 15 20 15-17 15-17 15-17 15-17 15-17 15-17 % >75 >45 >75 >50 >80 >60 >80 >60 6 ukuran panen Cm 1 1 5 5 5-7 5-7 7-9 7 9 7 Keseragaman % minimal minimal minimal minima minimal minima minima minimal panen 75% 75% 75% l 75% 75% l 75% l 75% 75% Catatan *) pakan cacing yang diberikan secara ad libitum 5. Pemanenan a) derajat penetasan: minimal 60% b) tingkat kelangsungan hidup larva : minimal 60% c) tingkat kelangsungan hidup benih pada P I, P II, P III dan P IV sesuai Tabel d) ukuran panen larva, benih pada P I, P II, P III dan P IV sesuai Tabel 6 Cara pengukuran dan pemeriksaan 6.1 Suhu dilakukan dengan menggunakan termometer yang dinyatakan dalam satuan derajat Celsius ( C). 6.2 Oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan DO meter yang dinyatakan dalam milligram per liter (mg/l). 6. ph air dilakukan dengan menggunakan ph meter atau ph indikator (kertas lakmus). 6.4 amonia (NH - ) dilakukan dengan menggunakan amonia test kit, yang dinyatakan dalam mg/l. 6.5 Tingkat kelangsungan hidup dilakukan dengan cara membandingkan jumlah benih hidup pada saat pemanenan dengan jumlah benih yang ditebar, yang dinyatakan dalam persen (%).

6.6 Derajat penetasan telur dilakukan dengan menghitung jumlah telur yang menetas, dibagi jumlah total telur yang dibuahi, dikalikan seratus persen, yang dinyatakan dalam persen (%) 6.7 Kecerahan air dilakukan dengan menggunakan Secchi disk, dimasukkan ke dalam media pemeliharaan. Ukuran kecerahan dinyatakan dengan mengukur jarak antara permukaan air ke piringan saat pertama kali piringan tidak terlihat, piringan dimasukkan ke dalam air kemudian diangkat sampai terlihat kembali, kedua nilai tersebut dirata-ratakan dan dinyatakan dalam sentimeter (cm). 6.8 Ketinggian air dilakukan dengan mengukur jarak antara dasar wadah pemeliharaan sampai ke permukaan air, menggunakan penggaris dalam satuan sentimeter (cm). 6.9 Umur dilakukan penghitungan sejak telur menetas dinyatakan dengan hari. 6.10 Panjang total dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai ujung sirip ekor dengan menggunakan alat jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam sentimeter (cm). 6.11 Bobot benih dilakukan dengan menimbang ikan dengan menggunakan timbangan dengan tingkat ketelitian 0,01 yang dinyatakan dalam gram (g). 6.12 Kesehatan a) pengambilan contoh untuk pengujian kesehatan ikan dilakukan secara acak sebanyak 10 % dari populasi, dengan jumlah maksimal 10 ekor baik untuk pengamatan visual. b) pengamatan visual dilakukan untuk pemeriksaan adanya gejala penyakit dan kesempurnaan morfologi ikan. c) pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (parasit, jamur, virus dan bakteri) di laboratorium uji secara periodik. BSN 2014 5 dari 6

Bibliografi Badan Standarisasi Nasional. 2000.. SNI 01-648.1-2000, Induk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus x C. fuscus) Kelas Induk Pokok (Parent Stock) Jejaring Pemuliaan Ikan Lele. 2011. Protokol Pemuliaan Ikan Lele dan Perbanyakan Induk Ikan Lele. Kementrian Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar. Pamungkas, A.J. dkk. 2011. Produksi Calon induk unggul ikan lele dalam Laporan Tinjauan Hasil kegiatan Perekayasaan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi Tahun 2011. Sunarma, A. dkk.2012. Naskah Akademis Permohonan penilaian pelepasan varietas benih hibrida ikan lele sangkuriang2 (Clarias sp.). Kementerian Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai Besar pengembangan Budidaya Air Tawar. Sukabumi. Teugels, G.G., 1986. A systematic revision of the African species of the genusclarias(pisces: Clariidae). Annales du Musée Royal de l Afrique Centrale, 247:199 BSN 2014 6 dari 6