BAB I PENDAHULUAN. tinggi efektif a/d kira-kira kurang dari 2,0 sampai 2,5 (Schlaich dkk, 1987; Wight

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. balok tinggi beton bertulang menggunakan softened strut and tie model. Peneliti

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, prosedur perencanaan suatu struktur harus menjamin bahwa

AS 3C-3F LAPORAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. balok tinggi. Balok tinggi (deep beam) biasanya memikul beban yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan struktur beton berdasarkan analisa batas (limit analysis) telah

TINJAUAN ANALISIS STRUT AND TIE MODEL UNTUK MEMPREDIKSI KUAT GESER ULTIMIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan beton secara besar-besaran mulai diawali pada permulaan abad 19 dan merupakan awal era beton

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NURUL FAJRIYAH NRP DOSEN PEMBIMBING : BUDI SUSWANTO, ST., MT., Ph.D.

ANALISA DAN PERENCANAAN PILE CAP DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL BERDASARKAN ACI BUILDING CODE

PERANCANGAN PILE CAP DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL

Letak Utilitas. Bukaan Pada Balok. Mengurangi tinggi bersih Lantai 11/7/2013. Metode Perencanaan Strut and Tie Model

BAB III METODOLOGI Umum

PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE

UCAPAN TERIMAKASIH. Denpasar, Januari Penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERENCANAAN DINDING GESER DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL RIDWAN H PAKPAHAN

Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kemajuan Teknologi Teknik Sipil terus mengalami. perkembanqan seiring dengan kemajuan di bidang-bidang. lain. Selain itu kemajuannya juga dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke tiang pancang untuk kemudian diteruskan ke dalam tanah. Pile cap digunakan

BAB II LANDASAN TEORI Distribusi Tegangan dan Trayektori Tegangan Utama pada Beton

PREDIKSI KUAT GESER BALOK - TINGGI BETON BERTULANG BERDASARKAN STRUT AND TIE MODEL. I K. Sudarsana 1

BAB I PENDAHULUAN. tarik yang tinggi namun kuat tekan yang rendah.kedua jenis bahan ini dapat. bekerja sama dengan baik sebagai bahan komposit.

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi mempunyai angka perbandingan tinggi / lebar yang besar, dan angka

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

STUDI PARAMETRIK PERTEMUAN BALOK KOLOM INTERIOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang

ANALISA GAYA DALAM PADA RIGID ZONE PERTEMUAN BALOK DAN KOLOM PORTAL BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STRUT AND TIE TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN CARBON FIBRE PADA STRUKTUR BETON BERDASARKAN PERANCANGAN DENGAN STRUT-AND-TIE MODEL

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

Gambar 4.9 Tributary area C 12 pada lantai Gambar 5.1 Grafik nilai C-T zona gempa Gambar 5.2 Pembebanan kolom tepi (beban mati)... 7

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

BAB I. penting. efek yang. tekan beton. lebih besar. Diilustrasikan I-1.

MAKALAH TUGAS AKHIR NURUL FAJRIYAH NRP Dosen Pembimbing Budi Suswanto, ST.,MT.,Ph.D

ANALISIS KOLOM BETON BERTULANG DENGAN CORBEL TUNGGAL MENGGUNAKAN PEMODELAN PENUNJANG DAN PENGIKAT. Nama : Jefry Christian Assikin NRP :

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

TINJAUAN PENERAPAN METODE STRUT-TIE PADA PERECANAAN STRUKTUR BALOK TINGGI BETON BERTULANG SKRIPSI. disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. struktur yang fungsinya menahan beban lentur. Beban vertikal yang didukung

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. struktur beton bertulang hanya difokuskan pada elemen struktur berpenampang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN I{ET OD A. STRUT-AND-TIE PADA ANAIISA DAN DESAINGESER BALOKBETON BERTTJLANG SKRIPSI. Oleh: RASGIANTI o2 t i'ffts

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN DENGAN SKALA PENUH PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN BUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN METODE PERENCANAAN TULANGAN GESER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. memikul tekan pada semua beban bekerja distruktur tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tegangan pada saat beban transfer dan layan. Saat transfer, ketika beton belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN...1

ANALISA BALOK TINGGI BERLUBANG DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan yang serius, terutama pada konstruksi yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk atap, jembatan, menara atau bangunan tinggi lainnya. Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN NUMERIK METODE ELEMEN HINGGA NONLINIER STRUKTUR BALOK TINGGI BETON BERTULANG ABSTRAK

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN MEDITERANIAN GARDEN JAKARTA

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN DINDING PENGISI BERLUBANG COVER TUGAS AKHIR

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

BAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG HOTEL DAN MALL DI WILAYAH GEMPA 3

Analisis Pile Cap AS B1 Pada Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Wilmar Business Institute Medan Dengan Metode Konvensional danmetodestrut and Tie

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR BOSOWA MAKASSAR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL MALYA DI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

PERUBAHAN KINERJA JOINT BALOK DAN KOLOM AKIBAT PENGEKANGAN PADA BALOK TINGGI BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON MUTU NORMAL YETRO BAYANO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Balok tinggi adalah komponen struktur dengan rasio bentang geser per tinggi efektif a/d kira-kira kurang dari 2,0 sampai 2,5 (Schlaich dkk, 1987; Wight dan MacGregor, 2012). Arabzadeh dkk (2009) menambahkan bahwa balok tinggi beton bertulang telah menjadi elemen struktural penting. Perilaku dan kekuatan geser ultimit telah menjadi subyek dari banyak peneliti yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh parameter yang efektif. Birrcher dkk (2014) mengatakan karena angka a/d pada balok tinggi kecil maka sebagian besar beban yang diterapkan mengalir langsung ke tumpuan. Hal tersebut ditambahkan oleh Smith dan Vantsiotis (1982) yang mengatakan bahwa dengan a/d kecil dan jika tulangan longitudinal yang digunakan berjumlah normal, maka mengakibatkan kekuatan balok tinggi akan lebih dikontrol oleh kuat geser daripada lentur. Oh dan Shin (2001) mengatakan bahwa kuat geser balok tinggi secara signifikan lebih besar daripada balok ramping konvensional (slender) karena: 1). kapasitas balok tinggi meredistribusi gaya dalam terjadi sebelum balok mengalami kegagalan dan 2). balok tinggi mengembangkan mekanisme transfer gaya yang sangat berbeda dibandingkan balok ramping konvensional (slender). Berdasarkan alasan tersebut maka teori penampang balok tidak bisa diaplikasikan untuk balok tinggi sehingga metode analisis lain harus digunakan untuk mendesain balok tinggi, salah satunya adalah Strut and Tie Model (STM) (Birrcher dkk, 2014). Alasan di atas juga didukung oleh Park dan Kuchma (2007) yang mengatakan bahwa STM sudah

2 umum digunakan dan diakui sebagai metode rasional untuk mendesain balok tinggi. Menurut Hwang dan Lee (2002) yang mengatakan bahwa metode STM merupakan pengembangan dari analogi rangka batang (truss analogy) yang diperkenalkan oleh Ritter (1899) dan Morsch (1902). STM sangat berguna untuk memprediksi kekuatan daerah diskontinuitas (Disturb region/d-region) yang mana teori penampang balok tidak bisa diaplikasikan. STM dapat divisualisaikan sebagai aliran gaya dengan mengidentifikasi daerah diskontinuitas dengan strut yang mewakili aliran tekanan pada ikatan beton dan tie yang mewakili tulangan tarik longitudinal. Tuchscherer dkk (2016) menambahkan kapasitas balok tinggi tergantung pada kekuatan desak beton pada strut dan nodal zone. Nodal zone merupakan titik persimpangan strut, tie dan tumpuan atau pembebanan (Martin dan Sanders, 2007). Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk memprediksi kuat geser ultimit balok tinggi beton bertulang menggunakan metode STM. Seperti Arabzadeh dkk (2009) memprediksi kuat geser ultimit menggunakan metode STM pada balok tinggi beton bertulang sederhana dengan dua tumpuan yang dikenai beban titik, berdasarkan 324 hasil pengujian balok tinggi yang diperoleh oleh peneliti lain. Hasil prediksi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan beberapa hasil prediksi dari beberapa metode pengembangan truss model terdahulu, metode dalam ACI 318-05 maupun dalam Canadian Standard Association (CSA) A23.3-94. Hasil menunjukkan bahwa model persamaan yang diusulkan mampu untuk memprediksi kuat geser

3 balok tinggi dengan akurasi yang dapat diterima dan lebih baik dibandingkan metode lainnya tersebut. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menerapkan metode STM yang diusulkan oleh Arabzadeh dkk (2009) untuk memprediksi kuat geser ultimit pada balok tinggi-t beton bertulang dengan dua tumpuan yang dikenai beban titik. Pemilihan balok tinggi-t beton bertulang sebagai obyek penelitian dikarenakan dalam sistem portal elemen balok satu kesatuan (monolit) dengan pelat lantai, sehingga dipilih pemodelan desain sebagai balok T. Selain itu, setelah melakukan studi literatur penulis belum menemukan penelitian mengenai STM sebagai metode untuk memprediksi kuat geser balok tinggi-t beton bertulang. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari studi literatur mengenai pengujian kuat geser ultimit balok tinggi-t beton bertulang. Melalui penelitian ini ingin dilihat apakah persamaan STM yang diusulkan memberikan hasil prediksi yang akurat dan konservatif. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana model analogi rangka batang STM balok tinggi-t beton bertulang berdasarkan trayektori tegangan dari pemodelan Finite Element Method (FEM) di program Abaqus 6.14 Student Edition? 2. Bagaimana mendapatkan persamaan yang diusulkan untuk memprediksi kuat geser ultimit balok tinggi-t beton bertulang berdasarkan metode STM yang

4 diusulkan oleh Arabzadeh dkk (2009) dan menggunakan model analogi rangka yang diperoleh dari pemodelan FEM? 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini diberikan beberapa batasan agar penelitian dapat lebih terfokus dan terarah sehingga dapat lebih maksimal. Adapun batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Materi penelitian diambil dari data sekunder pengujian kuat geser ultimit yang dilakukan oleh berbagai peneliti lain. 2. Balok yang ditinjau merupakan balok tinggi-t dengan a/d 2.5. 3. Jenis beton yang ditinjau merupakan beton konvensional. 4. Mutu beton yang ditinjau merupakan mutu normal. 5. Pengujian kuat geser ultimit balok dilakukan di atas dua tumpuan sederhana dengan beban titik di bagian atas balok-t. 6. Pemodelan balok dengan FEM untuk mendapatkan model analogi rangka batang menggunakan program Abaqus 6.14 Student Edition. 1.4. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian mengenai metode STM untuk memprediksi kuat geser ultimit balok tinggi beton bertulang sudah berkali-kali dilakukan, tetapi baru sebatas balok tinggi biasa (segi empat), belum balok tinggi- T. Oleh karenanya, penulis terpanggil untuk membahas penggunaan STM untuk jenis balok tinggi-t.

5 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini sebagai berikut : 1. Meluaskan wawasan khususnya pada penelitian metode STM untuk memprediksi kuat geser ultimit balok tinggi-t beton bertulang. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai terapan ilmu yang sudah diperoleh selama kuliah di Program Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 1.6. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Memahami model analogi rangka batang STM balok tinggi-t beton bertulang berdasarkan trayektori tegangan dari pemodelan FEM di program Abaqus 6.14 Student Edition. 2. Memahami makna persamaan yang diusulkan untuk memprediksi kuat geser ultimit balok tinggi-t beton bertulang berdasarkan metode STM yang diusulkan oleh Arabzadeh dkk (2009) dan membandingkannya dengan hasilhasil eksperimental dari berbagai peneliti.