PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH (PUTM) PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA



dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI IZZA RISDIANA NIM : C

METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

DI BULAN SUCI RAMADHAN

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MEMBENTUK GURU PROFESIONAL DI MA AL-IRSYAD GAJAH DEMAK JAWA TENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

[ Indonesia Indonesian

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Takwa dan Keutamaannya

TRANSLITERASI ARAB-LATIN SESUAI KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA.

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Mengenai Buku Ini

MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

PEMIKIRAN TASAWUF AL-GHAZALI MENURUT PERSEPSI TOKOH INTELEKTUAL KOTA BANJARMASIN (StudiPemikiranTokohIntelektual NU danmuhammadiyah)

3 Wasiat Agung Rasulullah

PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Taat Kepada Pemimpin Kaum Muslimin

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

A. Kasih Sayang Nabi Muhammad saw.

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin. Huruf arab Nama Huruf latin Nama

( Word to PDF Converter - Unregistered )


Serial Akhlak Muslim : Amanah

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM AL-QUR AN

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MAN KARANGANYAR. (Studi Deskriptif Kualitatif PadaKelas X Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

Oleh: Dr. H. Achmad Satori Ismail, MA

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)

Post

ZAKAT PERDAGANGAN DENGAN AIN MENURUT MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI I

Sucikan Diri Benahi Hati


Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Surat Untuk Kaum Muslimin

Motivasi Agar Istiqomah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

PEMBIAYAAN HAJI DAN UMRAH MELALUI SISTEM MULTI LEVEL MARKETING DALAM PERSPEKTIF PRINSIP-PRINSIP UMUM EKONOMI ISLAM

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

The Arrivals wakeupproject.com

Yang berhak disembah hanya Allah SWT semata, dan ibadah digunakan atas dua hal;

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN SESUAI KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

HUKUM MASUK PARLEMEN STUDI KOMPARATIF ANTARA ABŪ MUḤAMMAD AL-MAQDISῙY DAN YŪSUF AL-QARḌAWῙY RISALAH Diajukan Kepada Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Kelulusan Oleh: Lina Normayanti NIM. 09060130 PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH (PUTM) PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

HUKUM MASUK PARLEMEN STUDI KOMPARATIF ANTARA ABŪ MUḤAMMAD AL-MAQDISῙY DAN YŪSUF AL-QARḌAWῙY RISALAH Diajukan Kepada Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Kelulusan Oleh: Lina Normayanti NIM. 09060130 PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH (PUTM) PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012 i

NOTA DINAS PEMBIMBING Yogyakarta, 15 Juli 2012 Kepada Yth. Mudir PUTM (Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah) di Yogyakarta Assalamu alaikum wr. wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penulisan, dan setelah membaca risalah mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama : Lina Normayanti NIM : 09060130 Judul Risalah : Hukum Masuk Parlemen Studi komparatif antara Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al-qarḍawīy Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa risalah tersebut sudah layak diajukan untuk dimunaqosahkan. Wassalamu alaikum wb. wb. Pembimbing, Dra. Hj. Akif Khilmiyah, M. Ag. NBM. 558 603 ii

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH Kampus I : Jln. Kaliurang Km. 23,3 Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Telp/Fax. (0274) 895457. Kampus II : Tundan, Ngrame, Tamantirto Utara, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Telp. (0274) 6528545. PENGESAHAN NOMOR: IN/I/PUTM/PPM/2012 Risalah dengan judul: Hukum Masuk Parlemen Studi komparatif antara Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al-qarḍawīy Diajukan oleh: 1. Nama : Lina Normayanti 2. NIM : 09060130 Telah dimunaqosahkan pada hari: sabtu, tanggal 23 Juni 2012 dan telah dinyatakan sah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan. PANITIA UJIAN MUNAQOSAH Ketua Sidang Sekretaris Sidang/Penguji I Dr. Muhammad Ichsan, Lc., MA NBM. 1201-6506-981116 Ghoffar Ismail, S. Ag., M. Ag NBM. 1201-7296-796137 Penguji II Drs. Waharjani, M.Ag. NBM. 541 546 Yogyakarta, 25 Sya ban 1433 H 15 Juli 2012 M Mudir Prof. Drs. H. Sa ad Abdul Wahid NBM. 548 443 iii

MOTTO { ا لا س لا م ي ع ل و و لا ي ع ل ى ع ل ي ه } أ خ ر ج ه ا ل دار ق ط ني Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. {HR. Dzar Quthni} iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Risalah ini penulis persembahkan kepada: Bapak, Ibu dan kakak tercinta yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya, memberikan supportnya hingga penulis bisa menyelesaikan Risalah ini, Kedua pamong asrama PUTM Putri selama penulis berada di Asrama, Orang-orang yang telah banyak berjasa; dosen-dosen Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Putri, Thalabah dan Thalibah Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta v

بسم االله الرحمن الرحيم KATA PENGANTAR إ ن الح م د ل ل ه نح م د ه و ن س ت ع ين ه و ن س ت غ ف ر ه و ن ع وذ ب االله م ن ش ر ور أ ن ف س ن ا و م ن س ي ي ات أ ع م ال ن ا م ن ي ه د االله ف لا م ض ل ل ه و م ن ي ض ل ل ف لا ه اد ي ل ه, أ ش ه د أ ن لا إل ه إ لا االله و ح د ه لا ش ر يك ل ه و أ ش ه د أ ن مح مد ا ع ب د ه و ر س ول ه. Segala puji hanya bagi Allah swt, penguasa alam semesta, yang telah menurunkan petunjuk untuk manusia sehingga manusia dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada utusan Allah swt, Nabi Muhammad saw, yang telah menghibahkan hidupnya di jalan Allah swt, dan juga kepada orang-orang yang senantiasa berjuang di jalan-nya hingga akhir zaman. Syukur alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan risalah yang berjudul Hukum Masuk Parlemen Studi komparatif antara Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al-qarḍawīy, guna memenuhi salah satu syarat kelulusan di Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PP Yogyakarta. Selesainya risalah ini tentunya tidak terlepas dari peran serta dari berbagai pihak yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada: vi

1. Bapak Prof. H. Drs. Sa ad Abdul Wahid, selaku Mudir Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah dan bapak Muhajir, Lc. MA selaku wakil Mudir Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah. 2. Ibu Dra. Hj. Akif Khilmiyah, M. Ag. Selaku pembimbing penulis dalam penulisan risalah ini. 3. Bapak Humaidi dan Ibu Duroh, yang telah banyak membimbing dan mengurus kami selama di asrama PUTM Putri. 4. Kedua orang tua dan kakak tercinta yang senantiasa mendo akan dan sebagai motivasi utama bagi kehidupan penulis. 5. Ibu Farida selaku TU yang telah banyak membimbing dan memberi kami ilmu dan Musyrifah PUTM Putri, ustadzah Fitria Sari yang telah membantu penulis dalam mengoreksi dan memperbaiki risalah ini. 6. Seluruh dosen dan staf karyawan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah yang senantiasa membimbing dan membantu selama penulis belajar. 7. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberi dukungan dan inspirasi pada penulis, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Teriring do a semoga jasa-jasa dan kebaikan mereka mendapatkan imbalan yang lebih baik dari Allah swt. Amiin. Dengan segala keterbatasan ilmu dan pengalaman, penulis menyadari jika masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan risalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan risalah ini. vii

Yogyakarta, 25 Sya ban 1433 H 15 Juni 2012 M Penulis Lina Normayanti NIM. 09060130 viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi yang digunakan dalam risalah ini adalah transliterasi yang telah menjadi keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 158 tahun 1987, yang ringkasnya sebagai berikut: 1. Konsonan Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan أ alif - Tidak dilambangkan ب ba b be ت ta t te ث ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ج Jim J Je ح ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) خ kha kh ka dan ha د dal d de ذ żal ż zet (dengan titik di atas) ر ra r Er ix

ز zai z zet س sin s es ش syin sy es dan ye ص ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ض ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ط ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ظ ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah) ع ain... koma tebalik di atas غ gain g ge ف fa f ef ق qaf q ki ك kaf k ka ل lam l el م mim m em ن nun n en و wau w we ه ha h ha x

hamzah... apostrof ء ya y ye ي 2. Vokal a. Vokal Tunggal Tanda Nama Huruf Latin Nama fathah A a kasrah I i ḍammah U u b. Vokal Rangkap Tanda dan Huruf Nama Huruf Latin Nama.... ي fathah Ai a dan i.... و kasrah au a dan u Contoh: Ditulis Kataba ك ت ب xi

Ditulis fa ala ف ع ل Ditulis żukira ذ ك ر Ditulis yażhabu ي ذ ه ب Ditulis su ila س ي ل 3. Maddah Harakat dan huruf Nama Huruf dan tanda Nama....ا....ى fathah dan alif Ā a dan garis di atas atau ya... ى. Kasrah dan ya Ī i dan garis di bawah....و ḍammah dan wau Ū u dan garis di atas Contoh: Ditulis qāla ق ال Ditulis Ramā ر م ى xii

Ditulis Qīla ق ي ل Ditulis Yaqūlu ي ق و ل 4. Ta Marbutah Transliterasi untuk ta marbutah ada dua yaitu: 1. Ta marbutah hidup 2. Ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah /t/ 3. Ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah /h/ Jika pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu transliterasinya ha. Contoh: ditulis rauḍah al-aṭfāl ر و ض ة ا لا ط ف ال ditulis al-madīnah al-munawwarah ا لم د ي ن ة ا لم ن و ر ة ditulis ṭalḥah ط ل ح ة xiii

5. Syaddah (tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam system tulisan arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf sama dengan huruf yang diberi tanda tasydid. Contoh: Ditulis Rabbanā ر ب ن ا Ditulis Nazzala ن زل Ditulis al-birru ا لبر Ditulis al-ḥajju ا لح ج ن عم Ditulis nu ima 6. Kata sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif lam Namun dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan atas kata sandang yang.(ال) diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah. xiv

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai bunyinya, yaitu huruf /1/ diganti dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. 2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sandang. Contoh: Ditulis ar-rajulu ال رج ل Ditulis as-sayyidatu ال سي د ة شمس Ditulis asy-syamsu ال Ditulis al-qamaru ا لق م ر Ditulis al-badī u ا لب د ي ع Ditulis al-jalālu ا لج لا ل 7. Hamzah Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun hanya berlaku bagi hamzah yang terletak ditengah dan diakhir kata. Bila hamzah xv

itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh: الن وء Ditulis an-nau u Ditulis syai un ش ي ء Ditulis Inna إ ن أ م ر ت Ditulis Umirtu Ditulis Akala أ ك ل 8. Penulisan kata Pada dasarnya setiap kata, baik fi il, isim maupun harf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata yang lain yang mengikutinya. Contoh: ar- ditulis -Wa innallāha lahuwa khair و إ ن االله له و خ ي ر ال راز ق ين rāziqīna. xvi

-Wa innallāha lahuwa khairurrāziqīna. al-mīzāna. ditulis -Fa aufū al-kaila wa ف ا و ف و ا ال ك ي ل وال م ي ز ا ن -Fa auful-kaila wal-mīzān. ditulis Bismillāhi majrēhā wa mursāhā ب س م االله مج ر ها و م ر س ه ا و الله ع ل ى الن اس ح ج ال ب ي ت م ن اس ت ط اع إ ل ي ه س ب ي لا ditulis -Wa lillāhi alan-nāsi hijju al-baiti man-istaṭā a ilaihi sabīlā. -Wa lillāhi alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā a ilaihi sabīlā. 9. Huruf kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital dikenal, namun dalam transliterasi ini huruf tersebut dipergunakan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf yang nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: xvii

ditulis Wa mā Muhammadun illā rasūlun و م ا مح م د إ لا ر س و ل إ ن أ ول ditulis ب ي ت وض ع ل لن ا س ل ل ذ ي ب ب ك ة Inna awwala baitin wuḍi a linnāsi م ب ار ك ا lallażi bi Bakkata mubārakan ditulis -Syahru Ramaḍāna al-lazī unzila fīh ر م ض ان ال ذ ي أ ن ز ل ف ي ه ال ق ر أ ن ش ه ر al-qur ānu -Syahru Ramaḍānal-lazī unzila fīhil- Qur ānu al- ditulis -Wa laqad ra āhu bi al-ufuq و ل قد ر ءا ه ب الا ف ق ال م ب ين mubīni -Wa laqad ra āhu bil-ufuqil-mubīni. ditulis Alḥamdulillāhi rabbi al- ālamīna ا لح م د ل ل ه ر ب ال ع ال م ين Alḥamdu lillāhi rabbil- ālamīna xviii

ABSTRAK Islam adalah agama yang lengkap dan mencakup semua aspek kehidupan. Allah swt tidak menjadikan urusan agama ini sebagai sebuah etika internal khusus untuk orang-orang suci yang hanya berada di dalam sebuah tempat ibadah dan terputus dengan dunia luar, bahkan ayat-ayat al-qur an al-karīm sangat banyak berbicara mengenai aturan hidup manusia dan syarī at yang harus ditegakkan. Dan mustahil untuk menegakkan ajaran Islam secara kāffah bila tidak menguasai dunia politik. Duduknya seorang Muslim di parlemen adalah sebuah upaya untuk meresmikan hukum Allah swt agar bisa diakui oleh masyarakat sebagai hukum positif. Misi seorang Muslim adalah bagaimana menjadikan ayat-ayat al-quran dan as-sunnah resmi diakui sebagai undang-undang negara. Bila belum bisa semua secara sekaligus, tentu harus satu persatu. Hal ini mengingat bahwa negara Indonesia ini secara resmi tidak mengakui hukum Islam secara total, kecuali hanya beberapa bagian kecil saja. Oleh karena itu pentingnya ada seorang Muslim atau jama ah Islam yang komitmen bergabung di dalamnya. Namun, dalam perjalanannya terdapat beberapa pendapat yang menginterpretasikan berbeda, ada yang mengharamkan dan ada yang pula yang membolehkan. Mengkaji pendapat Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al-qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen sangat menarik karena keduanya sama-sama mengalami pergolakan politik pada masanya. Oleh karena itu, penulis bermaksud menuliskan risalah mengenai hukum masuk parlemen untuk mengetahui hukumnya dan menggambarkan pendapat Maqdisīy dan Qarḍawīy agar dapat mengetahui pendapat keduanya dan juga mengetahui persamaan dan perbedaan pendapat di antara keduanya. Metode yang digunakan dalam penulisan risalah ini adalah metode pustaka (library research). Sumber data terbagi menjadi sumber primer dan sekunder. Diantara sumber primer adalah buku-buku dan makalah karya Maqdisīy dan Qarḍawīy, sedangkan sumber sekunder adalah buku-buku pendukung yang berkaitan dengan risalah ini. Jika data telah terkumpul, dilakukan analisis data dengan cara menghimpun lalu menganalisa data yang sudah ada (content analysis). Risalah ini berkesimpulan, Abū Muḥammad al-maqdisīy berpendapat bahwa hukum masuk parlemen ialah haram berdasarkan dalil-dalil yang qath īy, sedangkan Yūsuf al-qarḍawīy menggabungkan antara mengharamkan dan membolehkan masuk parlemen. Persamaan antara pendapat Maqdisīy dan Qarḍawīy ialah keduanya sama-sama berpendapat tidak membolehkan masuk parlemen, namun Qarḍawīy menggabungkan antara melarang dan membolehkan, dan Qarḍawīy membolehkannya dengan beberapa syarat. Dan tidak terdapat perbedaan di antara pendapat Maqdisīy dan Qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen, keduanya hanya berbeda dalam hal pergerakan, yang mana Qarḍawīy ikut terlibat dalam pergerakan Ikhwānul Muslimin sedangkan Maqdisīy dalam pergerakan Salafi Jihadīy yang lebih meruju pada menjahrkan dakwah para Nabi dan Rasul. xix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i NOTA DINAS PEMBIMBING...ii PENGESAHAN RISALAH...iii MOTTO...iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR...vi PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN...ix ABSTRAK...xix DAFTAR ISI...xx BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang Masalah...1 B. Rumusan Masalah...4 C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan... 4 D. Tinjauan Pustaka...5 E. Metode Penulisan...6 F. Sistematika Pembahasan... 8 BAB II BIOGRAFI KEDUA ULAMA...9 A. Biografi Abū Muḥammad al-maqdisīy... 9 1. Latar belakang...9 xx

2. Riwayat pendidikan...9 3. Kondisi sosial...9 4. Karya tulis Maqdisīy... 10 B. Biografi Yūsuf Qarḍawīy... 11 1. Latar belakang...11 2. Riwayat pendidikan... 11 3. Kondisi sosial...12 4. Karya tulis Qarḍawīy... 12 BAB III PENDAPAT MAQDISῙY DAN QARḌAWῙY MENGENAI HUKUM MASUK PARLEMEN...15 A. Pendapat Abū Muḥammad al-maqdisīy... 15 B. Pendapat Yūsuf al-qardhawīy... 19 C. Perbandingan Pendapat antara Maqdisīy dan Qarḍawīy... 30 1. Persamaan Pendapat...34 2. Perbedaan Pendapat...35 3. Bagan Persamaan dan Perbedaan Pendapat Kedua Ulama...36 BAB IV PENUTUP...37 A. Kesimpulan...37 B. Saran...38 DAFTAR PUSTAKA...39 DAFTAR RIWAYAT HIDUP...40 xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang lengkap dan mencakup semua aspek kehidupan. Allah swt tidak menjadikan urusan agama ini sebagai sebuah etika internal khusus untuk orang-orang suci yang hanya berada di dalam sebuah tempat ibadah dan terputus dengan dunia luar, bahkan ayat-ayat al-qur an al-karīm sangat banyak berbicara mengenai aturan hidup manusia dan syarī at yang harus ditegakkan. Dan mustahil untuk menegakkan ajaran Islam secara kāffah bila tidak menguasai dunia politik. 1 Karena hakikat Islam itu adalah memimpin peradaban manusia, baik bagi yang beriman kepada Allah swt maupun yang tidak. Sebagaimana firman Allah swt: ش ر ع ل ك م م ن ال دين م ا و صى ب ه ن وح ا و ال ذ ي أ و ح ي ن ا إ ل ي ك و م ا و صي ن ا ب ه إ ب ر اه يم و م وس ى و ع يس ى أ ن أ ق يم وا ال دين و لا ت ت ف رق وا ف ي ه... Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan- Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu, Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. 2 1 Harmen Hadi, Implementasi Hukum Islam pada Era Otonomi Daerah di Kabupaten 50 kota Studi atas Peran Parlemen Nagari atau BPAN, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga) hlm. 23. 2 Asy-Syūra (42) : 13. 1

2 Duduknya jama ah Islam atau seorang Muslim di parlemen adalah sebuah upaya untuk meresmikan hukum Allah swt agar bisa diakui oleh masyarakat sebagai hukum positif. Misi seorang Muslim adalah bagaimana menjadikan ayat-ayat al-qur an dan as-sunnah menjadi resmi diakui sebagai undang-undang negara. Bila belum bisa semua secara sekaligus, tentu harus satu persatu. Semua itu adalah sunnatullah dan ciri khas dakwah para nabi dan Rasul, serta contoh nyata perjuangan para salafush-shalih, yang tidak pernah meninggalkan perjuangan untuk menerapkan syarī at Islam hanya karena umatnya belum mau menerima langsung sepenuhnya. Hal ini mengingat bahwa negara Indonesia ini secara resmi tidak mengakui hukum Islam secara total, kecuali hanya beberapa bagian kecil saja. Jika kita masih mengakui eksistensi negara ini, maka kewajiban kita adalah memperjuangkan secara resmi dan penuh dengan legitimasi agar lebih banyak lagi hukum Islam yang bisa diakui dan berlaku di negara ini. Namun sebaliknya, bila kita beranggapan tidak boleh memperjuangkan tegaknya hukum Islam di dalam konstitusi negara, konsekuensinya kita pun tidak boleh mengakui keberadaan negara ini. 3 Sebuah sikap yang tidak konsekuen dengan realita yang ada. Sebab Rasulullah saw pun bisa melihat realitas bahwa di sekelilingnya ada banyak negara besar yang tidak menjalankan hukum Allah. Bahkan secara resmi 3 Z. A. Ahmad, Islam dan Parlementarisme, (Jakarta: Pustaka Aida, 1952) hlm. 66.

3 Rasulullah saw berkirim surat kepada para penguasa dunia lengkap dengan stempel resmi kenabian. Artinya, beliau saw mengakui keberadaan negara-negara kafir itu. Sementara, negara kita sebenarnya tidak seratus persen kafir, sebab mayoritas penduduknya muslim dan para pemegang tampuk kekuasaannya pun orang-orang Islam. Bahkan tidak semua hukum Islam ditolak, meski yang tertampung di dalam hukum positif negeri ini terlalu sedikit. 4 Kalau pun terdapat seorang muslim yang belum mampu berjuang menegakkan Islam lewat kesempatan masuk parlemen, minimal orang tersebut tidak boleh menghalangi niat orang lain yang sudah mempunyai kesempatan. Sebaliknya, orang tersebut justru harus mendo akan perjuangan seorang muslim yang ikut terlibat di dalamnya agar berhasil berdiplomasi untuk semakin banyak memasukkan syarī at Islam di negeri ini. Mengkaji pendapat Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al-qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen sangat menarik karena keduanya sama-sama mengalami pergolakan politik pada masanya. Karena itulah di dalam risalah ini penulis akan mendeskripsikan pendapat Maqdisīy dan Qarḍawīy dan menganalisa latar belakang pemikirannya dengan pendekatan sosio-politik. Kemudian mendeskripsikan secara analitik bagaimana pandangan Maqdisīy dan Qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen. 4 Abdul Rahman, Kuota Keterwakilan Perempuan dalam Parlemen di Indonesia Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga) hlm. 16.

4 Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengangkat pembahasan mengenai hukum masuk parlemen yaitu karena ketidaktahuan umat tentang hakikat hukum tersebut, serta adanya perbedaan pendapat mengenai hukum masuk parlemen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi pokok masalah dalam penulisan ini, antara lain: 1. Bagaimana pendapat Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al-qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen? 2. Apa persamaan dan perbedaan pendapat antara Maqdisīy dan Qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen? C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1. Tujuan penulisan Tujuan dalam penulisan ini adalah: a. Menggambarkan pendapat Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al- Qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen. b. Menemukan persamaan dan perbedaan antara pendapat Maqdisīy dan Qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen. 2. Kegunaan Penulisan Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini adalah: a. Secara teoritis

5 Penulisan ini diharapkan dapat menjadi kontribusi tentang penentuan sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang Muslim mengenai masuk ke dalam parlemen. b. Secara Praktis Penulisan ini diharapkan dapat menjadi manfaat bagi seorang Muslim yang akan masuk parlemen, khususnya bagi orang Islam yang telah terlibat di dalamnya. D. Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai Parlemen telah banyak dibahas dan dikaji, di antara buku dan skripsi yang membahas tentang masuk parlemen, ialah: Buku yang berjudul Islam dan Parlementarisme yang ditulis oleh Z. A. Ahmad, dalam buku ini membahas tentang pentingnya prinsip-prinsip Islam diterapkan dalam pemerintahan non Islam. Dalam buku ini berkesimpulan bahwa hendaklah umat Islam mengejar ketinggalan yang sudah 1000 tahun lamanya. Mengenang Islam-glory semata-mata tidak akan ada gunanya jika kita sendiri yang hidup di dalam zaman yang serba modern ini tidak bersungguh-sungguh untuk mengobar-ngobarkan kembali pengajaran musyawarah yaitu memperjuangkan Ulil Amri dan menerapkan syari at Islam ke dalam Parlemen. 5 Skripsi yang ditulis oleh Harmen Hadi yang berjudul Implementasi Hukum Islam pada Era Otonomi Daerah di Kabupaten 50 kota Studi atas Peran Parlemen 5 Z. A. Ahmad, Islam dan Parlementarisme, (Jakarta: Pustaka Aida, 1952) hlm. 112.

6 Nagari atau BPAN. Skripsi ini membicarakan tentang mencermati perkembangan penerapan hukum Islam dalam Parlemen. 6 Skripsi yang berjudul Kuota Keterwakilan Perempuan dalam Parlemen di Indonesia Perspektif Hukum Islam, dalam skripsi ini membahas tentang bolehnya masuk parlemen termasuk di dalamnya wanita. 7 Perbedaannya dengan risalah yang penulis susun, dalam skripsi yang telah disebutkan di atas hanya menjelaskan tentang bolehnya masuk parlemen saja tanpa menyebutkan pendapat ulama dan mengkomparasikannya, sedangkan tulisan ini mengungkapkan pendapat antara Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al- Qarḍawīy dan mengkomparasikan antara pendapat keduanya. E. Metode Penulisan 1. Jenis dan Sifat Penulisan Penulisan ini termasuk jenis penulisan pustaka (library research), yaitu penulisan yang menggunakan buku-buku sebagai sumber datanya. Sedangkan sifat penulisan ini adalah deskriptif studi perbandingan. 8 6 Harmen Hadi, Implementasi Hukum Islam pada Era Otonomi Daerah di Kabupaten 50 kota Studi atas Peran Parlemen Nagari atau BPAN, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga) hlm. 80. 7 Imam Abdul Rahman, Kuota Keterwakilan Perempuan dalam Parlemen di Indonesia Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga) hlm. 118.

7 2. Pengumpulan Data Karena kajian ini adalah kajian kepustakaan, maka sumber datanya adalah karya yang dihasilkan oleh Maqdisīy dan Qarḍawīy, atau disebut juga dengan data utama (primer). Adapun karya-karya dalam kategori tersebut adalah buku yang berjudul Millah Ibrāhim Dakwah Para Nabi dan Rasul 9 dan buku yang berjudul Min Fiqh ad-daulah fil Islam 10, sedangkan sumber bantuan atau tambahan (sekunder) adalah Buku yang berjudul Islam dan Parlementarisme 11 skripsi yang berjudul Implementasi Hukum Islam pada Era Otonomi Daerah di Kabupaten 50 kota Studi atas Peran Parlemen Nagari atau BPAN 12 dan skripsi yang berjudul Kuota Keterwakilan Perempuan dalam Parlemen di Indonesia Perspektif Hukum Islam. 13 3. Analisis Data 8 Deskriptif studi komparatif merupakan bentuk penelitian deskriptif yang mengkomparatifkan antara dua atau lebih dari dua situasi, kejadian, kegiatan, program atau lainnya yang sejenis atau hampir sama. 9 Abū Muḥammad al-maqdisīy, Millah Ibrahim Dakwah Para Nabi dan Rasul, (Tangerang: Ar Rahmah Media, 2007) hlm. 1. 10 Dr. Yūsuf al-qarḍawīy, Fiqh ad-daulah fil Islam, (Kairo: Dzar asy-syurūq) hlm. 1. 11 A. Ahmad, Islam dan Parlementarisme, (Jakarta: Pustaka Aida, 1952) hlm. 1. 12 Harmen Hadi, Implementasi Hukum Islam pada Era Otonomi Daerah di Kabupaten 50 kota Studi atas Peran Parlemen Nagari atau BPAN, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga) hlm. 1. 13 Imam Abdul Rahman, Kuota Keterwakilan Perempuan dalam Parlemen di Indonesia Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga) hlm. 1.

8 Jika data telah terkumpul, dilakukan analisis data dengan cara menghimpun lalu menganalisa data yang sudah ada (content analysis). 14 4. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan sosiohistoris, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui latar belakang sosiokultural seorang ulama dan sosio-politik seorang ulama, karena pendapat seorang ulama merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya itu. 15 Metode sosio-historis dimaksudkan sebagai suatu metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, agama atau kejadian dengan melihatnya sebagai suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan dan lingkungan dimana kepercayaan, ajaran dan kejadian tersebut muncul. F. Sistematika Pembahasan Penulisan risalah ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk memudahkan pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan risalah ini sebagai berikut: 14 Sukmadinata, Nana Syaodih, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda, cetakan ke 2, Juli 2006) hlm. 9. 15 Atho Muzdhar, Membaca Gelombang Ijtihad antara Tradisi dan Liberasi, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998) hal 105.

9 Bab I adalah pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah yang akan dianalisis, tujuan dan kegunaan penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan serta sistematika pembahasan untuk mengarahkan pembaca kepada substansi penulisan ini. Bab II berisi tentang biografi ulama, meliputi sketsa biografi, kondisi sosial, latar belakang keluarga dan pendidikan Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al- Qarḍawīy. Bab III berisi tentang pendapat Abū Muḥammad al-maqdisīy dan Yūsuf al- Qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen. Dan Penulis menganalisis dan mengkomparasikan antara pendapat Maqdisīy dan Qarḍawīy mengenai hukum masuk parlemen. BAB IV merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan saran. Pada bagian akhir disertakan daftar pustaka.

BAB II BIOGRAFI KEDUA ULAMA A. Biografi Abū Muḥammad al-maqdisīy 1. Latar belakang Nama lengkap Abū Muḥammad al-maqdisīy adalah Abū Muḥammad Ashīm bin Muhammad bin Ṭahir al-barqawīy, masyhurnya Maqdisīy, nasabnya al Utaibīy, dari desa Barqa wilayah Nahlas di Yordania, Maqdisīy dilahirkan di desa tersebut tahun 1378 H. 1 2. Riwayat Pendidikan Maqdisīy meninggalkan daerahnya setelah tiga atau empat tahun bersama keluarganya menuju ke Kuwait, di sana Maqdisîy menetap dan menyelesaikan studi SMU-nya di sana, kemudian ia studi keilmuan di universitas Mosul di utara Irak atas dasar keinginan ayahnya. Dan di sana Maqdisîy berhubungan dengan banyak jama at dan harakat Islamiyyah yaitu pergerakan Salafi Jihadīy. 2 3. Kondisi Sosial Pada tahun 1994 M Maqdisīy ditangkap bersama sejumlah ikhwan muwahhidin yang telah diberi fatwa oleh Maqdisīy akan kebolehan melakukan 1 Abu, Biografi syeikh Abu Muḥammad Al Maqdisi, <http://okitoink.multiply.com/journal /item/47?& show_interstitial=1&u=%2fjournal%2fitem> diakses pada tanggal 15 Mei 2012. 2 Ibid. 9

10 operasi (jihad) melawan penjajahan zionis di Palestina dengan bahan-bahan peledak. Maqdisīy melanjutkan dakwahnya di dalam penjara, dan menulis banyak risalah-risalahnya di sana. Dan di antara yang paling pertama ditulis di penjara adalah silsilah Yā Shāhibay as-sijn, Arbābun Mutafarriqūna Khairun am Allah al-wahīd al-qahhār dan dimuatlah di dalamnya materi-materi yang beraneka ragam seputar Tauhid, Millah Ibrāhim, Ibadah serta Syirik sehingga dakwah ini tersebar di kalangan orang-orang yang ditahan dengan karunia Allah. Maqdisīy mendekam beberapa tahun di penjara-penjara Yordania, kemudian dibebaskan setelah itu, walaupun Maqdisīy tetap terus dipersempit geraknya. Dan Maqdisīy melanjutkan tulisan-tulisan dan dakwahnya kemudian diciduk kembali setelah itu oleh pihak dinas intelijen Yordania berkali-kali dalam waktu-waktu yang terbatas setiap setelah kegiatan di negeri ini. 3 4. Karya tulis Maqdisīy Abū Muḥammad al-maqdisīy memiliki kurang lebih 154 karya, diantara karya-karyanya adalah: a. Millah Ibrāhim wa Dakwah al-anbiyā wa al-mursalīn b. Ar-Risālah ats-tsalātsiniyyah fī at-tahdzīr min Ghulluw fī at-takfīr c. Al-Qaul an-nafīs fī at-tahdzīr min Khādī ati Iblis d. Ad-Dimuqrāthiyyah Dīn 3 Ibid.

11 e. Kasyfu Syubuhāt al-mujādilin an Asākir asy-syirk f. Lā Tahzan Inna Allah Ma anā g. Masyrū asy-syarqīy al-ausath al-kabīr h. Al-Kawāsyif al-jaliyyah fī Kufri Daulah as-su udiyyah i. Imta un Nazhar fī Kasyf Syubuhat Murji ah al- Ashri j. Tabṣarul Uqula bi Talbisat Ahli Tajahhumi wal Irja. 4 B. Biografi Yūsuf Qarḍawīy 1. Latar belakang Di berbagai negara di dunia, nama Dr. Yūsuf Qarḍawīy sangat populer. Qarḍawīy dikenal sebagai ulama yang berani dan kritis. Pandangannya sangat luas dan tajam. Karena itu, banyak pihak yang merasa 'gerah' dengan berbagai pemikirannya yang seringkali dianggap menyudutkan pihak tertentu, termasuk pemerintah Mesir. 5 2. Riwayat Pendidikan Qarḍawīy menyelesaikan pendidikannya di Ma'hād Thantha dan Ma'hād Tsanawīy. Setelah itu, Qarḍawīy kemudian melanjutkan ke Universitas al-azhar, Fakultas Ushuluddin, dan lulus tahun 1952. 6 4 Ibid. 5 Hidayatullah, Biografi Dr. Yusuf Qardhawi, <http://tokoh-muslim.blogspot.com/2009/01/dr-yusufqardhawi.html> diakses pada tanggal 15 Mei 2012. 6 Ibid.

12 3. Kondisi Sosial Saat berusia 23 tahun, Qarḍawīy muda harus mendekam di penjara akibat keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwānul Muslimīn saat Presiden Mesir masih dijabat Raja Faruk tahun 1949. Setelah bebas dari penjara, Qarḍawīy kembali menyuarakan kebebasan. Karena khutbah-khutbahnya yang keras, dan mengecam ketidakadilan yang dilakukan rezim berkuasa, Qarḍawīy harus berurusan dengan pihak berwajib. Bahkan Qarḍawīy sempat dilarang untuk memberikan khutbah di sebuah Masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidakadilan rezim saat itu. Akibatnya, pada bulan april tahun 1956 Qarḍawīy kembali ditangkap saat terjadi Revolusi di Mesir. Setelah beberapa bulan, pada Oktober 1956, Qarḍawīy kembali mendekam di penjara militer selama dua tahun. Setelah berkali-kali mendekam dibalik jeruji besi, Qarḍawīy akhirnya meninggalkan Mesir tahun 1961 menuju Qatar. Di Qatar ini, Qarḍawīy lebih leluasa mengungkapkan pemikiran-pemikirannya. 7 4. Karya tulis Qarḍawīy a. Dalam bidang Fiqh dan Usul Fiqh Sebagai seorang ahli fiqh, Qarḍawīy telah menulis sedikitnya 14 buah buku, baik Fiqh maupun Ushūl Fiqh. Antara lain, al-halāl wa al-harām fī al-islam, al- 7 Ibid.