BAB I PENDAHULUAN. Setiap lulusan perguruan tinggi pasti berharap untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani Paedagogike. Ini

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dari lulusan S1 akuntansi perguruan tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Tangan Di Atas Visi dan Misi Tangan Di Atas

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

Mempersiapkan Generasi Muda yang Kompetitif, Produktif dan Inovatif dalam Menghadapi Tantangan Global di Era MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. sedang bangsa Indonesia hadapi saat ini. Dimana pengangguran merupakan akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

semakin sulit dan kecil peluangnya akibat krisis ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi yang di alami Indonesia kian memprihatinkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap lulusan perguruan tinggi pasti berharap untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan melalui suatu profesi yang sesuai dengan pengetahuan dan skill yang dimiliki. Namun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta jiwa angka pengangguran berada pada kisaran 5,81 persen dari tenaga kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka BPS (Badan Pusat Statistik) (Sumber: http://www.bps.go.id diakses pada tanggal 20 Juni 2015). Masyarakat di Indonesia banyak yang berpandangan bahwa menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) itu dapat menjamin kesejahteraan dan keberlangsungan hidup sampai di hari tua. Minat masyarakat untuk menjadi abdi Negara kian memuncak, terbukti sebanyak 2,6 jt orang mendaftar menjadi calon PNS di tahun 2014 sementara pemerintah hanya membuka lowongan untuk 100 ribu formasi Aparatur Negara (Sumber: http://www.liputan6.com/bisnis/read2118194/jumlah-pelamar-cpns-2014-tembus-26jt-orang diakses pada 29 Januari 2016). Tantangan yang lain yang dihadapi oleh para lulusan universitas di Indonesia adalah dengan diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekionomi Asean). MEA bisa menjadi ancaman untuk mereka yang belum siap menghadapi perubahan. Karena MEA mencakup pasar bebas seluruh masyarakat di ASEAN. Jadi generasi muda Indonesia harus bisa berkecimpung di dunia internasional, bukan hanya di tanah air. Dilihat dari tantangan yang ada akan lebih sulit untuk para lulusan menjadi pegawai swasta maupun negeri karena lapangan pekerjaan yang sedikit dibandingkan dengan pencari pekerjaan. Maka untuk itu perlunya pemberian motivasi berwirausaha bagi mahasiswa sejak

di bangku kuliah melalui pembekalan pendidikan kewirausahaan dan bisnis keluarga. Pada akhirnya pilihan yang diambil para lulusan pun yaitu dengan membuka usaha sendiri atau biasa disebut wirausahawan. Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari bahasa Prancis yang diterjemahkan secara harafiah adalah perantara. Secara lebih luas menurut Sutanto (2002 : 10) kewirausahaan didefenisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Pendidikan kewirausahaan perlu diberikan sejak anak duduk di bangku sekolah sekolah dasar oleh karena hakekat entrepreneur dapat melatih anak lebih mandiri, jeli melihat peluang, sehingga mempunyai daya cipta yang lebih tinggi. Di negara-negara maju khususnya negara barat telah berkembang micro-enterpreneur dan pada saat resesi salah satu contoh di negara Amerika semangat kewirausahaan dipacu sekali dan di negara berkembang misalnya Taiwan dan Korea sangat luar biasa perkembangannya. Seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Menurut Schumpeter (dalam Soetadi 2011 : 5) yang dapat digolongkan sebagai seorang wirausaha adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai kenalurian untuk melihat benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar mempunyai semangat, kemampuan, dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir lamban dan malas. Jumlah pengusaha atau wirausaha di Indonesia lebih sedikit dibandingkan negara lain di Asia Tenggara (ASEAN). Singapura masih terdepan mencetak pengusaha di negara ASEAN. Tercatat di Singapura jumlah pengusaha sudah mencapai 7% (dari jumlah

penduduk), Malaysia 5%, Thailand 3% sedangkan di Indonesia yang jumlah penduduknya besar hanya 1,65% (Sumber: http://www.m.detik.com diakses tanggal 11 Juni 2015). Saat ini, pertumbuhan lapangan kerja lambat dan arus modal dari luar negri rendah. Fakta ini menuntut para lulusan perguruan tinggi membekali diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu kewirausahaan. Dengan ilmu kewirausahaan ini tercipta mindset di dalam diri para lulusan perguruan tinggi untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari pekerjaan, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun waktu yang sama, pilihan menciptakan lapangan pekerjaan terbukti menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari pada pilihan karir, mencari kerja, atau menjadi karyawan. Tentu saja hal ini bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali dengan pengetahuan, wawasan, ketrampilan, pola pikir, strategi, dan taktik yang mumpuni yaitu kewirausahaan yang cerdas (smart entrepreneurship), bukan hanya kerja keras semata. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa jumlah wirausahawan di Indonesia lebih rendah, seperti kurangnya pengetahuan mengenai kewirausahaan, tidak memiliki sikap dan kepribadian seperti seorang wirausaha, kurangnya kepercayaan diri untuk memulai usaha baru, tidak adanya dorongan dari lingkungan keluarga, serta kurangnya motivasi untuk menjadi wirausahawan. Karena faktor-faktor tersebut banyak mahasiswa yang setelah lulus dari perguruan tinggi lebih memilih mencari kerja menjadi karyawan atau bekerja pada orang lain. Sementara itu, jumlah lapangan kerja yang ditawarkan di Indonesia tidak cukup untuk menampung semua para pencari kerja yang menyebabkan banyak lulusan perguruan tinggi menjadi pengangguran. Masyarakat biasanya mempercayai mitos-mitos yang berkembang tentang kewirausahaan. Banyak yang berpendapat bahwa wirausahawan itu karena adanya faktor keturunan. Kesuksesan menjadi seorang wirausahawan itu ditentukan oleh hubunga keluarga

seperti anak atau pun cucu dari wirausahawan. Walaupun pada kenyataan yang kita dapatkan di masyarakat, jika orang tuanya adalah seorang wirausahawan belum tentu anaknya pun mengikuti jejak orang tua nya juga untuk menjadi seorang wirausahawan. Banyak juga dari mereka juga yang memilih untuk mencari pekerjaan atau biasa disebut sebagai pegawai. Menurut Soerjono (2004 : 23) Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefenisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal di suatu rumah yang masih mempunyai hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi, dan lain sebagainya. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah disebut keluarga batih. Faktor keluarga terutama orang tua berperan sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak di masa yang akan datang, termasuk dalam hal berwirausaha. Kondisi orang tua sebagai keadaan yang ada dalam faktor keluarga dapat menjadi figur bagi pemilihan karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan. Lingkungan keluarga terutama dorongan dari orang tua yang ingin anaknya menjadi wirausahawan sukses nantinya, secara tidak langsung mempengaruhi keinginan anak untuk berwirausaha. Orang tua juga dapat menjadi pembimbing untuk mengembangkan minat anak menjadi wirausahawan. Bukan berarti orang tua harus seorang wirausahawan juga untuk menjadikan anaknya menjadi wirausahawan nantinya. Motivasi menurut Sumadi Suryabrata (dalam Djali, 2011 : 101) motivasi merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan tertentu. Persoalan motivasi ini, dapat juga dikatakan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang memilih ciri- ciri atau arti

sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhankebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri. Hal ini menunjukan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah salah satu fakultas yang banyak menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang berorientasi pasar. Visinya adalah menjadikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global. Dengan seiring berjalannya waktu, sudah banyak lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Program Studi Manajemen Ekstensi ini yang menjadi wirausahawan yang sukses. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Latar Belakang Keluarga terhadap Motivasi Wirausaha Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian sebagai berikut : 1. Apakah pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap motivasi wirausaha mahasiswa manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU?

2. Apakah latar belakang keluarga berpengaruh terhadap motivasi wirausaha mahasiswa manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU? 3. Apakah pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga berpengaruh terhadap motivasi wirausaha mahasiswa manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi wirausaha mahasiswa manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh latar belakang keluarga terhadap motivasi wirausaha mahasiswa manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap motivasi wirausaha mahasiswa manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Sebagai informasi dan bahan masukan bagi universitas untuk dijadikan acuan bagi peningkatan pendidikan kewirausahaan. 2. Bagi peneliti Sebagai sumber pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai pengaruh pendidikan kewiausahaan dan latar belakang keluarga terhadap motivasi berwirausaha pada mahasiswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti dengan objek yang sama yakni pengaruh pendidikan kewiausahaan dan latar belakang keluarga terhadap motivasi berwirausaha pada mahasiswa. 4. Bagi Masyarakat Luas Penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana dan menambah waawasan mengenai pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan.