DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SRAGEN

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 70 Tahun : 2016

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 50 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Undang-Undang

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR SULAWESI BARAT

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 38 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURABAYA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

1 SALINAN PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Mojokerto, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur juncto Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Mojokerto (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 5). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MOJOKERTO.

3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Mojokerto. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 3. Bupati adalah Bupati Mojokerto. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto. 5. Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto. 7. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto. 8. Jabatan Fungsional Tertentu adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibidang perindustrian dan bidang perdagangan. (2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (3) Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan dibidang perindustrian dan bidang perdagangan.

4 (4) Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan dibidang perindustrian dan bidang perdagangan; b. pelaksanaan kebijakan dibidang perindustrian dan bidang perdagangan; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang perindustrian dan bidang perdagangan; d. pelaksanaan administrasi dibidang perindustrian dan bidang perdagangan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya. Pasal 3 (1) Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri atas : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahi : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Penyusunan Program; 3) Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Industri Logam, Mesin, Aneka, Tekstil, Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika, membawahi : 1) Seksi Industri Logam dan Mesin; 2) Seksi Industri Aneka dan Tekstil; 3) Seksi Industri Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika. d. Bidang Industri Agro dan Kimia, membawahi : 1) Seksi Industri Kimia Hulu dan Hilir; 2) Seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; 3) Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan. e. Bidang Usaha Perdagangan, membawahi : 1) Seksi Bina Pasar dan Distribusi; 2) Seksi Promosi Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri dan Pengembangan Usaha; 3) Seksi Ekspor Impor.

5 f. Bidang Metrologi Legal, membawahi : 1) Seksi Prasarana dan Sarana Metrologi Legal; 2) Seksi Pembinaan dan Penyuluhan; 3) Seksi Pengawasan. g. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu; h. Unit Pelaksana Teknis (UPT). (2) Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 4 (1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2) Masing-masing bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. (3) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (4) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (5) Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. BAB III URAIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu SEKRETARIAT Pasal 5 (1) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mengkoordinasikan bidangbidang dan memberikan pelayanan administratif serta teknis yang meliputi urusan umum, kepegawaian, penyusunan program dan keuangan.

6 (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi : a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran; b. pelaksanaan pengelolaan dan pembinaan urusan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan; c. pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, tata laksana dan hubungan masyarakat; d. pelaksanaan koordinasi penataan organisasi; e. pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pengamanan aset; f. pengkoordinasian pelaksanaan tugas bidang-bidang dan UPT di lingkungan Dinas; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan h. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 6 (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : a. melakukan pengelolaan dan pembinaan urusan administrasi umum dan kepegawaian; b. melakukan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan keprotokolan; c. menyusun rencana kebutuhan, pengadaan, distribusi dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kantor; d. menyusun bahan koordinasi dibidang administrasi umum dan kepegawaian; e. melakukan pengelolaan dan pengamanan aset; f. menyusun bahan koordinasi pelaksanaan tugas bidang-bidang dan UPT di lingkungan Dinas dibidang administrasi umum dan kepegawaian; g. melakukan evaluasi dan menyusun laporan; dan h. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris.

7 (2) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas : a. menyusun bahan koordinasi dan menyusun rencana kerja, rencana program, kegiatan dan anggaran; b. menyusun bahan koordinasi dan menyusun laporan kinerja; c. melakukan pengelolaan data dan perencanaan program; d. menyusun bahan koordinasi dibidang penyusunan program dan penataan organisasi; e. menyusun bahan koordinasi pelaksanaan tugas bidang-bidang dan UPT di lingkungan Dinas dibidang penyusunan program; f. melakukan evaluasi dan menyusun laporan; dan g. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris. (3) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas : a. menyusun bahan koordinasi dan menyusun anggaran keuangan; b. melakukan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan; c. melakukan evaluasi anggaran dan penggunaan keuangan; d. menyusun laporan keuangan; e. menyusun bahan koordinasi dibidang keuangan; f. menyusun bahan koordinasi pelaksanaan tugas bidang-bidang dan UPT di lingkungan Dinas dibidang keuangan; g. melakukan evaluasi dan menyusun laporan; dan h. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris.

8 Bagian Kedua BIDANG INDUSTRI LOGAM, MESIN, ANEKA, TEKSTIL, ALAT TRANSPORTASI, ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA Pasal 7 (1) Bidang Industri Logam, Mesin, Aneka, Tekstil, Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan meliputi industri logam dan mesin, industri aneka dan tekstil serta industri alat transportasi, elektronika dan telematika. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Industri Logam, Mesin, Aneka, Tekstil, Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika mempunyai fungsi : a. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan operasional Bidang Industri Logam, Mesin, Aneka, Tekstil, Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika (ILMATET), serta mengkomunikasikan kegiatan ILMATET secara kelembagaan baik di daerah maupun provinsi dan pemerintah pusat; b. pelaksanaan pengarahan dan pedoman bimbingan teknis, pengembangan sarana, usaha, produksi, teknologi dan kerjasama dengan balai-balai teknik yang berkaitan dengan pengembangan teknologi, diversifikasi produk industri serta rekayasa dan rancang bangun; c. perumusan pedoman pembinaan, bimbingan dan penyuluhan bagi masing-masing seksi pada Bidang ILMATET; d. pelaksanaan upaya perlindungan iklim usaha, peningkatan kerjasama antar industri dengan kegiatan usaha ekonomi lainnya; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

9 Pasal 8 (1) Seksi Industri Logam dan Mesin mempunyai tugas : a. menyusun pedoman teknis bahan pembinaan dibidang industri logam dan mesin; b. melakukan pembinaan, fasilitasi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dalam rangka penertiban izin usaha industri; c. melakukan pembinaan dan fasilitasi terhadap pemberian fasilitas usaha industri logam dan mesin; d. menyusun bahan bagi penyusun Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJP) bidang industri kabupaten serta menyusun bahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Perangkat Daerah Seksi Industri Logam dan Mesin; e. melakukan kegiatan promosi produk industri logam dan mesin; f. melakukan pembinaan dan bimbingan penggunaan teknologi bagi kegiatan industri logam dan mesin; g. melakukan pembinaan dan bimbingan tentang standarisasi, merk, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), Standar Nasional Indonesia (SNI) dan International Sertification Organization (ISO) 9000 bagi usaha industri logam dan mesin; h. melakukan pembinaan, pengembangan dan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) industri; i. melakukan bimbingan dan fasilitasi kerjasama antara usaha industri logam dan mesin dan antara usaha industri logam dan mesin dengan usaha ekonomi lainnya; j. melakukan pembinaan terhadap asosiasi industri, pembentukan lembaga, kelompok dan paguyuban; k. melakukan bantuan informasi untuk penyusunan tata ruang dan pemanfaatan tata ruang bagi usaha industri logam dan mesin;

10 l. menyusun data potensi industri logam dan mesin sebagai bahan informasi lintas kabupaten, provinsi maupun pusat; m. melakukan pengawasan kegiatan industri logam dan mesin n. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan o. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Aneka, Tekstil, Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika. (2) Seksi Industri Aneka dan Tekstil mempunyai tugas : a. menyusun pedoman teknis bahan pembinaan dan kerjasama dibidang industri aneka dan tekstil; b. melakukan pembinaan, fasilitasi BAP dalam rangka penertiban izin usaha industri; c. melakukan pembinaan dan fasilitasi terhadap pemberian fasilitas usaha industri aneka dan tekstil; d. menyusun bahan bagi penyusun RPJP bidang industri kabupaten serta menyiapkan bahan penyusunan RPJM, Perangkat Daerah Seksi Industri Aneka dan Tekstil; e. melakukan kegiatan promosi produk industri aneka dan tekstil; f. melakukan pembinaan dan bimbingan penggunaan teknologi bagi kegiatan industri aneka dan tekstil; g. melakukan pembinaan dan bimbingan tentang standarisasi, merk, HAKI, SNI dan ISO 9000 bagi usaha industri aneka dan tekstil; h. melakukan pembinaan, pengembangan dan pendidikan dan pelatihan SDM industri dan aparatur pembina industri aneka dan tekstil; i. melakukan pembinaan terhadap upaya pencegahan pencemaran lingkungan bagi kegiatan usaha industri aneka dan tekstil; j. melakukan bimbingan dan fasilitasi kerjasama antara usaha industri aneka dan tekstil dan antara usaha industri aneka dan tekstil dengan usaha ekonomi lainnya;

11 k. melakukan pembinaan terhadap asosiasi industri, pembentukan lembaga, kelompok dan paguyuban; l. melakukan bantuan informasi untuk penyusunan tata ruang dan pemanfaatan tata ruang bagi usaha industri aneka dan tekstil; m. menyusun data potensi industri aneka dan tekstil sebagai bahan informasi lintas kabupaten, provinsi maupun pusat; n. melakukan pengawasan kegiatan industri aneka dan tekstil; o. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan p. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Aneka, Tekstil, Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika. (3) Seksi Industri Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika mempunyai tugas : a. menyusun pedoman teknis bahan pembinaan dan kerjasama dibidang industri alat transportasi, elektronika dan telematika; b. melakukan pembinaan, fasilitasi BAP dalam rangka penertiban izin usaha industri; c. melakukan pembinaan dan fasilitasi terhadap pemberian fasilitas usaha industri alat transportasi, elektronika dan telematika; d. menyusun bahan bagi penyusun RPJP bidang industri kabupaten serta menyiapkan bahan penyusunan RPJM, perangkat daerah Seksi Industri Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika; e. melakukan kegiatan promosi produk industri alat transportasi, elektronika dan telematika; f. melakukan pembinaan dan bimbingan penggunaan teknologi bagi kegiatan industri alat transportasi, elektronika dan telematika; g. melakukan pembinaan dan bimbingan tentang standarisasi, merk, HAKI, SNI dan ISO 9000 bagi usaha industri alat transportasi, elektronika dan telematika;

12 h. melakukan pembinaan, pengembangan dan pendidikan dan pelatihan SDM industri; i. melakukan pembinaan terhadap upaya pencegahan pencemaran lingkungan bagi kegiatan usaha industri alat transportasi, elektronika dan telematika; j. melakukan bimbingan dan fasilitasi kerjasama antara usaha industri alat transportasi, elektronika, dan telematika dan antara usaha industri alat transportasi, elektronika dan telematika dengan usaha ekonomi lainnya; k. melakukan pembinaan terhadap asosiasi industri, pembentukan lembaga, kelompok dan paguyuban; l. melakukan bantuan informasi untuk penyusunan tata ruang dan pemanfaatan tata ruang bagi usaha industri alat transportasi, elektronika dan telematika; m. menyusun data potensi industri sebagai bahan informasi lintas kabupaten, provinsi maupun pusat; n. melakukan pengawasan kegiatan industri alat transportasi, elektronika dan telematika; o. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan p. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Aneka, Tekstil, Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika. Bagian Ketiga BIDANG INDUSTRI AGRO DAN KIMIA Pasal 9 (1) Bidang Industri Agro dan Kimia mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan meliputi industri kimia hulu dan hilir, industri makanan, minuman dan tembakau serta industri hasil hutan dan perkebunan.

13 (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Industri Agro dan Kimia mempunyai fungsi : a. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan operasional Bidang Industri Agro dan Kimia, serta mengkomunikasikan kegiatan industri agro dan kimia secara kelembagaan baik di daerah maupun provinsi dan pemerintah pusat; b. pelaksanaan pengarahan dan pedoman bimbingan teknis, pengembangan sarana, usaha, produksi, teknologi dan kerjasama dengan balai-balai teknik yang berkaitan dengan pengembangan teknologi, diversifikasi produk industri serta rekayasa dan rancang bangun; c. pelaksanaan penetapan pedoman pembinaan, bimbingan, penyuluhan bagi masing-masing seksi pada Bidang Industri Agro dan Kimia; d. pelaksanaan upaya perlindungan iklim usaha, peningkatan kerjasama antar industri dengan kegiatan usaha ekonomi lainnya; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 10 (1) Seksi Industri Kimia Hulu dan Hilir mempunyai tugas : a. menyusun pedoman teknis bahan pembinaan dibidang industri kimia hulu dan hilir; b. melakukan pembinaan, fasilitas BAP dalam rangka penertiban izin usaha industri; c. melakukan pembinaan dan fasilitas terhadap pemberian fasilitas usaha industri kimia hulu dan hilir; d. melakukan pembinaan terhadap perlindungan usaha industri kimia hulu dan hilir; e. menyusun bahan bagi penyusunan RPJP bidang industri kabupaten serta menyiapkan bahan penyusunan RPJM, perangkat daerah Seksi Industri Kimia Hulu dan Hilir;

14 f. melakukan kegiatan promosi produk industri kimia hulu dan hilir; g. melakukan pembinaan dan penggunaan teknologi bagi kegiatan industri kimia hulu dan hilir; h. melakukan pembinaan dan bimbingan tentang standarisasi, merk, HAKI, SNI dan ISO 9000 bagi usaha industri kimia hulu dan hilir; i. melakukan pembinaan, pengembangan dan pendidikan dan pelatihan SDM industri dan aparatur pembina industri kimia hulu dan hilir; j. melakukan bimbingan pencegahan pencemaran lingkungan bagi kegiatan usaha industri kimia hulu dan hilir; k. melakukan bimbingan dan fasilitas kerjasama antara usaha industri hasil hutan dan perkebunan dan antara usaha industri kimia hulu dan hilir dengan usaha ekonomi lainnya; l. melakukan pembinaan terhadap asosiasi industri, pembentukan lembaga, kelompok dan paguyuban; m. melakukan bantuan informasi untuk penyusunan tata ruang dan pemanfaatan tata ruang bagi usaha industri kimia hulu dan hilir; n. menyusun data potensi industri hasil hutan dan perkebunan sebagai bahan informasi lintas Kabupaten, Provinsi maupun pusat; o. melakukan pengawasan kegiatan pembangunan industri kimia hulu dan hilir; p. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan q. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Industri Agro dan Kimia. (2) Seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau mempunyai tugas : a. menyusun pedoman teknis bahan pembinaan dibidang industri makanan, minuman dan tembakau; b. melakukan pembinaan, fasilitas BAP dalam rangka penertiban izin usaha industri;

15 c. melakukan pembinaan dan fasilitas terhadap pemberian fasilitas usaha industri makanan, minuman dan tembakau; d. menyusun bahan bagi penyusunan RPJP bidang industri Kabupaten serta menyiapkan bahan penyusunan RPJM, perangkat daerah Seksi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; e. melakukan bimbingan promosi produk industri makanan, minuman dan tembakau; f. melakukan pembinaan dan penggunaan teknologi bagi kegiatan industri makanan, minuman dan tembakau; g. melakukan pembinaan dan bimbingan tentang standarisasi, merk, HAKI, SNI dan ISO 9000 bagi usaha industri makanan, minuman dan tembakau; h. melakukan pembinaan, pengembangan dan pendidikan dan pelatihan SDM industri; i. melakukan pembinaan terhadap upaya pencegahan pencemaran lingkungan bagi kegiatan usaha industri makanan, minuman dan tembakau; j. melakukan bimbingan dan fasilitas kerjasama antara usaha industri makanan, minuman dan tembakau dan antara usaha industri makanan, minuman dan tembakau dengan usaha ekonomi lainnya; k. melakukan pembinaan terhadap asosiasi industri, pembentukan lembaga, kelompok dan paguyuban; l. melakukan bantuan informasi untuk penyusunan tata ruang dan pemanfaatan tata ruang bagi usaha industri makanan, minuman dan tembakau; m. menyusun data potensi industri makanan, minuman dan tembakau sebagai bahan informasi lintas kabupaten, provinsi maupun pusat; n. melakukan pengawasan kegiatan industri makanan, minuman dan tembakau; o. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan p. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Industri Agro dan Kimia.

16 (3) Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan mempunyai tugas : a. menyusun pedoman teknis bahan pembinaan dibidang industri hasil hutan dan perkebunan; b. melakukan pembinaan, fasilitasi BAP dalam rangka penertiban izin usaha industri; c. melakukan pembinaan dan fasilitasi terhadap pemberian fasilitas usaha industri hasil hutan dan perkebunan; d. menyusun bahan bagi penyusun RPJP bidang industri kabupaten serta menyiapkan bahan penyusunan RPJM, Perangkat Daerah Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan; e. melakukan bimbingan promosi produk industri hasil hutan dan perkebunan; f. melakukan pembinaan dan bimbingan penggunaan teknologi bagi kegiatan industri hasil hutan dan perkebunan; g. melakukan pembinaan dan bimbingan tentang standarisasi, merk, HAKI, SNI dan ISO 9000 bagi usaha industri hasil hutan dan perkebunan; h. melakukan pembinaan, pengembangan dan pendidikan dan pelatihan SDM industri dan aparatur pembina industri hasil hutan dan perkebunan; i. melakukan pembinaan terhadap upaya dan fasilitasi kerjasama antara usaha industri hasil hutan dan perkebunan dan antara usaha industri hasil hutan dan perkebunan dengan usaha ekonomi lainnya; j. melakukan pembinaan terhadap asosiasi industri, pembentukan lembaga, kelompok dan paguyuban; k. melakukan bantuan informasi untuk penyusunan tata ruang dan pemanfaatan tata ruang bagi usaha industri hasil hutan dan perkebunan; l. menyusun data potensi industri hasil hutan dan perkebunan sebagai bahan informasi lintas kabupaten, provinsi maupun pusat;

17 m. melakukan pengawasan kegiatan pembangunan industri hasil hutan dan perkebunan; n. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan o. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Industri Agro dan Kimia. Bagian Keempat BIDANG USAHA PERDAGANGAN Pasal 11 (1) Bidang Usaha Perdagangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan meliputi bina pasar dan distribusi, promosi peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan pengembangan usaha serta ekspor impor. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Usaha Perdagangan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan operasional bidang usaha perdagangan, serta mengkomunikasikan kegiatan bina usaha perdagangan secara kelembagaan baik di daerah maupun provinsi dan pemerintah pusat; b. pelaksanaan penetapan petunjuk teknis dibidang perdagangan; c. perumusan dan penetapan pedoman pembinaan, bimbingan dan penyuluhan dibidang perdagangan, meliputi bina pasar dan distribusi, promosi peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan pengembangan usaha serta ekspor impor; d. pelaksanaan pemberian petunjuk, pengawasan, penilaian dan pengevaluasian pelaksanaan tugas bawahan dibidang perdagangan; e. pelaksanaan pengarahan pedoman bimbingan teknis setiap kegiatan operasional;

18 f. pelaksnaaan penciptaan iklim usaha perdagangan yang sehat dan mengadakan kerjasama antar pelaku usaha dibidang perdagangan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan h. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 12 (1) Seksi Bina Pasar dan Distribusi mempunyai tugas : a. menyusun dan menetapkan pedoman pembinaan, bimbingan dan penyaluran; b. menyusun bahan koordinasi pengendalian harga barang beredar; c. melakukan fasilitasi sarana dan prasarana perdagangan; d. menyusun bahan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka alokasi, distribusi dan stabilisasi harga; e. melakukan operasi pasar dalam rangka pengendalian harga; f. melakukan fasilitasi peredaran dan pemerataan barang pada setiap pemasaran perdagangan daerah; g. menyusun bahan kebijakan distribusi, alokasi dan stabilisasi barang; h. melakukan pemberian rekomendasi usaha perdagangan; i. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan j. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Perdagangan. (2) Seksi Promosi Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas : a. menyusun bahan koordinasi dan fasilitasi dengan instansi terkait dalam penggunaan produk dalam negeri; b. melakukan usaha untuk mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri; c. melakukan sosialisasi dan promosi dalam rangka penguatan daya saing produk dalam negeri;

19 d. melakukan pembinaan dalam rangka pengembangan usaha dalam negeri; e. menyusun rekomendasi usaha perdagangan; f. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan g. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Perdagangan. (3) Seksi Ekspor Impor mempunyai tugas : a. melakukan pembinaan dan monitoring iklim usaha perdagangan, baik perdagangan dalam negeri maupun luar negeri; b. menyusun bahan koordinasi, memfasilitasi dan kerjasama dengan pelaku usaha perdagangan ekspor dan impor; c. menyusun bahan masukan untuk perumusan kebijakan dibidang ekspor impor, penerbitan Angka Pengenal Impor (API), penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) dan penelusuran asal barang; d. melakukan monitoring dan sosialisasi tentang kebijakan ekspor impor; e. melakukan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan ekspor impor dan pendaftaran perusahaan; f. melakukan pemberian rekomendasi usaha perdagangan; g. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan h. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Perdagangan. Bagian Kelima BIDANG METROLOGI LEGAL Pasal 13 (1) Bidang Metrologi Legal mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan meliputi prasarana dan sarana metrologi legal, pembinaan dan penyuluhan serta pengawasan.

20 (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Metrologi Legal mempunyai fungsi : a. pelaksanaan perencanaan program kegiatan kemetrologian; b. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian SDM metrologi; c. pelaksanaan koordinasi, rekomendasi penilaian standar ukuran dan laboratorium kabupaten; d. pelaksanaan verifikasi standar satuan ukuran; e. pelaksanaan penyuluhan dan pengamatan Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP), Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) dan Standar Internasional (SI); f. pelaksanaan pembinaan pembuat, importer UTTP dan rekomondasi pelaksaaan permohonan izin tipe dan izin tanda pabrik serta menerbitkan perpanjangan izin tanda pabrik dan reparatir UTTP; g. pelaksanaan pengawasan dan penyidikan Undang- Undang Metrologi Legal (UUML)/Peraturan daerah; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan i. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 14 (1) Seksi Prasarana dan Sarana Metrologi Legal mempunyai tugas : a. menyusun bahan kebijakan pengembangan pelayanan kemetrologian; b. menyusun SDM dalam pengembangan kemetrologian; c. melakukan analisa kapasitas dan ruang lingkup pelayanan kemetrologian; d. menyusun petunjuk teknis pelayanan kemetrologian; e. merancang sarana prasarana kemetrologian dan pelayanan tera/tera ulang; f. melakukan pembinaan dan pengawasan pelayanan kemetrologian; g. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan h. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Metrologi Legal.

21 (2) Seksi Pembinaan dan Penyuluhan mempunyai tugas : a. melakukan pembinaan kepada pengusaha dan reparatur alat-alat UTTP; b. melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang kemetrologian kepada aparatur, pelaku usaha dan masyarakat; c. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; d. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Metrologi Legal. (3) Seksi Pengawasan mempunyai tugas : a. melakukan pengawasan BDKT; b. melakukan pengawasan penggunaan UTTP; c. melakukan analisa alat-alat UTTP yang berkaitan dengan kemetrologian; d. melakukan pengawasan terhadap penyalagunaan alat-alat UTTP dalam rangka perlindungan konsumen; e. melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan; dan f. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Metrologi Legal. Pasal 15 Jumlah, Nomenklatur, Susunan Organisasi dan Uraian Tugas dan Fungsi UPT ditetapkan dalam Peraturan Bupati tersendiri. BAB IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU Pasal 16 Kelompok jabatan fungsional tertentu mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan kebutuhan.

22 BAB V TATA KERJA Pasal 17 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah serta Instansi lain diluar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. (2) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (3) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan melaksanakan pengawasan terhadap bawahannya secara berjenjang. BAB VI PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 18 Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB VII JABATAN PERANGKAT DAERAH Pasal 19 (1) Kepala Dinas merupakan jabatan eselon IIb atau Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. (2) Sekretaris Dinas merupakan jabatan eselon IIIa atau Jabatan Administrator.

23 (3) Kepala Bidang merupakan jabatan eselon IIIb atau Jabatan Administrator. (4) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan eselon IVa atau Jabatan Pengawas. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 (1) Unit kerja pada Perangkat Daerah yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu yang terbentuk dengan susunan organisasi dan tata kerja sebelum Peraturan Bupati ini diundangkan, tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai klasifikasi dan pembentukan unit pelaksana teknis diundangkan. (2) Anggaran penyelenggaraan unit kerja pada Perangkat Daerah yang berbentuk unit pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada APBD sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai klasifikasi dan pembentukan unit pelaksana teknis diundangkan. Pasal 21 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, pejabat yang ada tetap melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan pejabat yang baru berdasarkan Peraturan Bupati ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2008 Nomor 56) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 24 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

24 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal 28 Oktober 2016 BUPATI MOJOKERTO, ttd. MUSTOFA KAMAL PASA Diundangkan di Mojokerto pada tanggal 28 Oktober 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO, ttd. HERRY SUWITO BERITA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016 NOMOR 79

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2016 TANGGAL 28 Oktober 2016 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG INDUSTRI LOGAM, MESIN, ANEKA, TEKSTIL, ALAT TRANSPORTASI, ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA INDUSTRI AGRO DAN KIMIA USAHA PERDAGANGAN METROLOGI LEGAL SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI INDUSTRI LOGAM DAN MESIN INDUSTRI KIMIA HULU DAN HILIR BINA PASAR DAN DISTRIBUSI PRASARANA DAN SARANA METROLOGI LEGAL SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI INDUSTRI ANEKA DAN TEKSTIL INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU PROMOSI PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI DAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBINAAN DAN PENYULUHAN SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI, ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN EKSPOR IMPOR PENGAWASAN UPT BUPATI MOJOKERTO, ttd. MUSTOFA KAMAL PASA