BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB I PENDAHULUAN. lokal di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,


BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

PADA PENGRAJIN KERANJANG EMPING DI DESA PUNGANGAN KEC. LIMPUNG KAB. BATANG

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB 1 PENDAHULUAN. muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Data Produksi Tahun Sumber : PT.Karya Kita. Gambar I.2 Alur Proses Produksi PT.

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu kelainan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL. Universitas Indonesia. Gambaran faktor-faktor..., Ami Kesumaningtyas, FKM 33 UI, 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. setidaknya pernah mengalami satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah dalam istilah kedokteran disebut low back pain merupakan gangguan muskuloskeletal yang paling sering ditemukan. Nyeri pinggang non spesifik (bukan karena neurogik atau penyakit lain seperti infeksi, osteoporosis, tumor dll) menjadi salah satu masalah terbesar untuk sistem kesehatan masyarakat di dunia barat namun sekarang meluas di seluruh dunia. ( Louw et al, 2007 ). Nyeri punggung bawah merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat, prevalensinya kedua terbanyak setelah penyakit saluran pernafasan. Lebih dari 84 % individu pernah menderita nyeri pinggang selama hidupnya, prevalensi low back pain kronik sebesar 23% dengan 11-12% populasi mengalami kecacatan ( Balague, et al, 2012). Hasil estimasi risiko relatif sebuah studi pada 21 wilayah dunia dan 187 negara menyatakan bahwa low back pain karena pekerjaan akibat risiko ergonomi menyebabkan 21,7 juta kecacatan pada tahun 2010. Prevalensi low back pain banyak terjadi di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara. Low back pain berdasarkan hasil studi sebesar 62% terjadi pada pria, dan mayoritas dialami usia 35-55 tahun. Peningkatan kasus low back pain karena pekerjaan antara 1990 dan 2010 sebesar 22%. Hasil studi menyimpulkan bahwa low back pain muncul akibat paparan ergonomi di tempat kerja adalah penyebab utama dari kecacatan sehingga perlu peningkatan pemberian informasi tentang distribusi paparan dan risikonya terutama di negara berkembang (Driscoll et al., 2014). Hasil penelitian pada republik Czech dan 22 negara Eropa menyatakan bahwa di 13 negara dari 23 negara yang diteliti terdapat low back pain disorders yang disebabkan paparan pekerjaan dan durasi kerja, sisanya karena getaran dan kecelakaan kerja ( Lastovkova et al., 2015). Penelitian Akinpelu et al. ( 2011) menyebutkan bahwa dari 159 pengemudi 89,3% mempunyai pengalaman muskuloskeletal pain dan 64,8% nya mengalami low back pain, sementara hanya 11,9% yang melakukan pengobatan ke praktisi kesehatan untuk mengurangi nyerinya. Di Indonesia 1

2 penelitian di rawat jalan unit saraf RSUP Dr. Sardjito, pasien nyeri punggung bawah kurang lebih 5,5% dari jumlah pengunjung, sementara proporsi pasien yang di rawat inap antara 8-9%. Persentase itu kecil namun di praktek dokter sehari hari keluhan nyeri punggung bawah seringkali dijumpai dan mereka yang minta pertolongan ke rumah sakit pada umumnya sudah menahun tidak kunjung sembuh atau rasa nyerinya sudah tidak tertahankan lagi. (Ngoerah, 1991). Hasil penelitian yang dilakukan secara retrospektif deskriptif terhadap pasien nyeri punggung bawah yang pernah menjalani rawat inap / rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta selama rentang waktu 3 tahun sejak 1 Januari 2005 31 Desember 2007. Hal yang dicatat adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan & faktor penyebab nyeri punggung bawah. Data diperoleh dengan melihat rekam medis pasien di Bagian Rekam Medis bahwa selama 3 tahun terdapat 52 kasus nyeri punggung bawah yang terdiri dari pasien laki-laki berjumlah 19 orang (36,5%) dan pasien wanita 33 orang (63,5%). Insidensi nyeri punggung bawah terbanyak pada kelompok usia 41 50 tahun dan tidak didapatkan pada kelompok umur 0 10 tahun dan kelompok umur 11-20 tahun. Pekerjaan pasien nyeri punggung bawah terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 16 orang (30,8%) dan petani sebanyak 12 orang (23,1%). Penyebab nyeri punggung bawah terdiri dari causa non-trauma sebanyak 25 kasus (48,1%) dan causa trauma sebanyak 27 kasus (51,9%). (Akbar, 2015). Nyeri puggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan di punggung bawah dan penyebabnya yaitu tulang belakang daerah punggung bawah (spinal ), otot, syaraf, atau struktur lainnya disekitar daerah tersebut (Suma mur, 2009). Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindrom yang mempunyai dampak yang luas tidak hanya bagi penderitanya saja melainkan juga berdampak pada lingkungan kerja serta lingkungan sosial sehingga dapat mengakibatkan terganggunya pekerjaan dan penurunan produktifitas kerja. Nyeri punggung bawah atau pinggang merupakan keluhan rasa nyeri, ketegangan otot, atau rasa kaku didaerah pinggang yaitu dipinggir bawah iga sampai lipatan bawah bokong( plica glutea inferior ). Penyakit ini dapat terjadi akibat stres fisik yang berlebihan pada sumsum tulang belakang yang normal.

3 Kecamatan Kotagede merupakan wilayah kecamatan di Kota Yogyakarta yang terdapat sentra industri kerajinan perak yaitu kampung Basen. Industri kerajinan perak dilakukan dengan mandiri dan bersifat industri rumah tangga. Berdasarkan studi pendahuluan bahwa proses produksi kerajinan perak diawali dengan peleburan perak murni berbentuk kristal, dicampur dengan tembaga. Poses kedua yaitu perak yang sudah dilebur dan berbentuk cair dicetak untuk mendapatkan bentuk yang mendekati bentuk yang diinginkan, misalnya bentuk cincin. Proses ketiganya yaitu dengan memukul-mukul hasil cetakan untuk mendapatkan bentuk yang sesuai. Setelah terbentuk kemudian diukir untuk mendapatkan motif yang diinginkan. Proses terakhir adalah finishing, yaitu membuat barang menjadi mengkilap. Semua proses pekerjaan dalam kerajinan perak membutuhkan ketelitian sehingga sebagian besar sikap kerja perajin perak adalah sikap kerja statis yaitu sikap duduk di kursi menghadap meja dan punggung membungkuk, lama kerja perajin ini rata-rata 10 jam/hari dan ada yang bekerja dari pagi sampai malam. Beban kerja statis ini menyebabkan kelelahan otot rangka disamping otot-otot mata karena harus selalu melihat benda kerja yang relatif kecil dan ini tergantung pada model perhiasaan yang diproduksi Hasil wawancara dengan 10 orang perajin didapatkan bahwa keluhan yang dirasakan dari 10 perajin mengatakan 8 orang mengeluhkan nyeri punggung bawah, dan 2 orang merasakan keluhan sakit leher, gatal-gatal dan batuk. Berdasarkan wawancara mereka bila merasakan nyeri punggung bawah maka didiamkan saja dan ada yang mengatasi keluhan nyeri punggungnya dengan minum air putih, hal ini menggambarkan bahwa masyarakat masih beranggapan sakit pinggang identik dengan keluhan pada ginjal. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitiannya adalah 1. Berapa prevalensi nyeri punggung bawah pada perajin perak Kampung Basen Kota Yogyakarta?

4 2. Apakah faktor sikap kerja,beban kerja fisik, lama kerja, Indeks Massa Tubuh dan kebiasaan merokok mempengaruhi nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) pada perajin perak Kampung Basen Kota Yogyakarta? 3. Bagaimana persepsi nyeri dan perilaku pencarian pengobatan perajin bila nyeri punggung bawah? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui prevalensi nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) dan faktor yang mempengaruhi serta perilaku pencarian pengobatannya pada perajin perak Kampung Basen Kota Yogyakarta 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap risiko nyeri punggung bawah pada perajin perak kampung Basen Kota Yogyakarta b. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja fisik terhadap risiko nyeri punggung bawah pada perajin perak Kampung Basen Kota Yogyakarta c. Untuk mengetahui pengaruh lama kerja terhadap risiko nyeri punggung bawah pada perajin perak Kampung Basen Kota Yogyakarta d. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Massa Tubuh terhadap risiko nyeri punggung bawah pada perajin perak kampung Basen Kota Yogyakarta e. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok terhadap risiko nyeri punggung bawah pada perajin perak kampung Basen Kota Yogyakarta D. Manfaat Penelitian 1. Puskesmas Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah bagi Puskesmas mengenai prevalensi nyeri punggung bawah dan perilaku pencarian pengobatannya pada perajin perak sehingga dapat dijadikan dasar penentuan strategi pencegahan penyakit akibat kerja khususnya nyeri punggung bawah sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perajin perak

5 2. Bagi peneliti dan dunia pendidikan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah bagi para peneliti dan dunia pendidikan mengenai prevalensi nyeri punggung bawah dan perilaku pencarian pengobatannya pada perajin perak 3. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi prevalensi nyeri punggung bawah dan perilaku pencarian pengobatannya sehingga masyarakat bisa melakukan tindakan pencegahan 4. Bagi Pekerja Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kondisi tentang nyeri punggung bawah dan faktor faktor yang mempengaruhinya sehingga perajin bisa melakukan tindakan pencegahan E. Keaslian Penelitian 1. Akinpelu A (2011) dengan judul Prevalence of Musculoskeletal Pain and Health Seeking Behaviour among Occupational Drivers in Ibadan, Nigeria. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 159 responden mayoritas (89 % ) mempunyai pengalaman keluhan muskuloskeletal dalam setahun rentang penelitian. Dan keluhan Low Back Pain sebesar 64,8 % dari 159 responden, nyeri leher 17 %, punggung atas 2,6%, nyeri lutut 27%. Sedangkan perilaku pengobatannya dari 159 responden hanya 3,1 % yang berobat ke Rumah Sakit sisanya dengan pengobatan herbal 32%, pengobatan tradisional 2,5%, minum obat sendiri 35,8%, pijat 12,6%, dan yang tidak merespon nyerinya 9%. 2. Susetyo (2008) dengan judul Prevalensi Keluhan Subyektif atau Kelelahan karena Sikap Kerja yang Tidak Ergonomis pada Perajin Perak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelelahan yang dinilai dengan keluhan subyektif yang terjadi pada perajin perak wanita dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : a. Pelemahan kegiatan dengan presentasi yang tinggi pada lelah seluruh tubuh (66,7%); kaki berat (40%); mata berair (60%) dan mau

6 berbaring (66,7%) b. Pelemahan motivasi dengan presentasi tinggi pada tak dapat konsentrasi (66,8%) c. Kelelahan fisik, dengan presntasi tinggi pada kekakuan di bahu ( 66,7%); merasa nyeri di belakang kepala (46,7%) ; spasme kelopak mata (56,7%) dan nyeri di punggung (66,7%). Penyebab dari keluhan subyektif ini adalah sikap kerja yang kurang alamiah dan intensitas lingkungan kerja yang kurang memadai. Keluhan subyektif tadi karena adanya baik kelelahan umum maupun kelelahan lokal. 3. Hidayat (2002) dengan judul Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dan Posisi Kerja dengan Ketajaman Penglihatan Perajin Perak di Kota Gede Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pencahayaan yang diterima oleh perajin perak belum memenuhi syarat tingkat pencahayaan minimal di tempat kerja (rerata = 88,84 lux). Tidak ada hubungan antara tingkat pencahayaan dan posisi kerja dengan ketajaman penglihatan (r = - 0,067 dan r = 0,070 pada p = 0,553 dan 0,535). Diduga adanya kecenderungan terjadi miopia tingkat yang rendah pada perajin yang bekerja di tempat yang tingkat pencahayaan di bawah standar tingkat pencahayaan minimal di tempat kerja. 4. Helmy(2012), dengan judul Hubungan Paparan Debu Perak dengan Penyakit Akibat Kerja Pneumoconiosis pada Pekerja Bagian Produksi Di Kerajinan Perak Kotagede Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan langsung signifikan antara responden terpapar debu Ag dengan gangguan fungsi paru responden sebesar 3,2 kali dari yang tidak terpapar debu Ag. Tidak ada hubungan responden yang terpapar kadar debu total dengan gangguan fungsi paru responden. Nilai debu total dibawah ambang batas namun, tidak menggunakan APD masker dan bersama faktor resiko umur akan mengganggu fungsi paru responden. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya secara spesifik terletak pada permasalahan, tujuan khusus, subyek penelitian dan variabel penelitian.