BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai.

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Aplikasi Pengertian Sistem. Pengertian sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. : Multi sistem operasi, bisa Windows, Linux, Mac OS, maupun Solaris

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sitem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. keluaran. Berikut gambaran umum sebuah sistem.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Fathansyah Basis data (Database) dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. II Definisi Sistem Pendukung Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

DESAIN DATABASE. Pertemuan 06 3 SKS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI


BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS SMP N 2 PATIKRAJA BANYUMAS)

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System (DSS) Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System (DSS)

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB III LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian inventori adalah stock barang yang harus dimiliki

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang akan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah non kementrian (LPNK). Dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2014

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI. tujuan tertentu. Sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas tertentu yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM MONITORING PERALATAN BENGKEL MENGGUNAKAN METODE WATERFALL DENGAN MVC CODEIGNITER. Andriyani Siyoperman Gea ABSTRAK

Rici Efrianda ( )

TEKNOLOGI APLIKASI WEB BERBASIS SERVER

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan

BAB III LANDASAN TEORI. layanan (service) tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server. sebagai sistem operasi jaringan (network operating system).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan Jaringan Internet. Namun Tentu saja filenya berada di komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

DASAR-DASAR SQL SERVER 2005

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sekilas Tentang Sistem Ujian Konevensional

BAB III LANDASAN TEORI. kinerja dan memotivasi kinerja individu di waktu berikutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Website merupakan kumpulan dari halaman halaman yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berkaca dari pesatnya laju perkembangan teknologi. modern, sistem penjadwalan guru di sebuah sekolah akan lebih

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BANTUAN SEMBAKO MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) Nanang Frediyanto

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya,

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Medan merupakan instansi sekolah menengah atas

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. sistem, pengertian sistem informasi, sumber dari sistem informasi, dan metodemetode. lainnya yang dipakai dalam pembahasan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sudah maju seperti Amerika, Eropa, Jepang dan lain sebagainya.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin,

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Codelgnite (CI) aplikasi sumber terbuka yang berupa framework PHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) SPK merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan manipulasi data. Sistem ini digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan dalam situasi semiterstruktur dan situasi tidak terstruktur (Marimin, 2004). SPK biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. SPK yang seperti itu disebut dengan aplikasi SPK. Aplikasi SPK digunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi SPK menggunakan Computer Based Information System (CBIS) yang fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dapat dikembangkan untuk mendukung solusi atau masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi SPK menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambilan keputusan. SPK tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasi pengambilan keputusan, tetapi perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia. (Kusnuri, 2007) 2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Ketika keputusan yang akan diambil bersifat kompleks dengan risiko yang besar seperti perumusan kebijakan, pengambil keputusan sering memerlukan alat bantu dalam bentuk analisis yang bersifat ilmiah, logis, dan terstruktur/konsisten. Salah satu alat analisis tersebut adalah berupa decision making model (model pembuatan keputusan) yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan untuk masalah yang bersifat kompleks. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut (Syaifullah, 2010), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, II-1

II-2 yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut: a. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. c. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. AHP dikembangkan pada tahun 1970an oleh Dr Thomas L. Satty untuk menyediakan pendekatan sistematis untuk menentukan prioritas dan pengambilan keputusan dalam suatu kompleks lingkungan. AHP dirancang untuk mencerminkan cara berpikir orang sebenarnya. Metode ini memungkinkan aspek kuantitatif dan kualitatif keputusan yang akan dipertimbangkan. AHP mengurangi keputusan yang kompleks menjadi sebuah rangkaian satu-satu pada perbandingan yang kemudian memberikan hasil yang akurat. AHP juga menggunakan skala rasio untuk bobot kriteria dan scoring alternatif yang menambahkan untuk pengukuran presisi. Karena sulitnya menentukan bobot-bobot ataupun prioritasprioritas yang sering berubahubah, digunakan perbandingan berpasangan yang menggunakan data, pengetahuan, dan pengalaman untuk memperoleh prioritas. Prinsip ini berarti membuat penilaian berkenaan dengan pertimbangan relatif pentingnya satu elemen terhadap yang lain. Untuk itu diperlukan suatu skala perbandingan antar dua elemen, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pertanyaan biasanya diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah: a. Elemen mana yang lebih penting (penting/ disukai/ mungkin/. )? b. Berapa kali lebih penting (penting/disukai/ mungkin/ )?

II-3 Untuk kegiatan pembandingan sepasang objek, metode AHP memberikan sebuah standar nilai pembandingan antar dua objek seperti dituangkan pada tabel 1. Pembanding Nilai Sangat diutamakan 9 Lebih diutamakan menuju sangat diutamakan 8 Lebih diutamakan 7 Diutamakan menuju lebih diutamakan 6 Diutamakan 5 Cukup diutamakan menuju diutamakan 4 Cukup diutamakan 3 Setara menuju cukup diutamakan 2 Setara 1 Table 2.2.1 Nilai Perbandingan Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. 2. Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan

II-4 jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. 4. Mengukur Konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah sebagai berikut: a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya. b. Jumlahkan setiap baris c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks. 5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus: CI = (λmax n) /n Dimana n = banyaknya elemen 6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR= CI/RC Dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Indeks Random Consistency 7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika Rasio Konsistensi (CI/CR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. (Kusnuri, 2007) Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada table di bawah ini. N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R1 0 0 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 Table 2.2.2 Random Index

II-5 2.3 Metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) 2.3.1 Pengertian SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique ) merupakan metode pengambilan keputusan yang multiatribut yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1977. Teknik pembuatan keputusan multiatribut ini digunakan untuk mendukung pembuat keputusan dalam memilih antara beberapa alternatif. Setiap pembuat keputusan harus memilih sebuah alternatif yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Setiap alternatif terdiri dari sekumpulan atribut dan setiap atribut mempunyai nilai-nilai. Nilai ini dirata-rata dengan skala tertentu. Setiap atribut mempunyai bobot yang menggambarkan seberapa penting dibandingkan dengan atribut lain. Pembobotan dan pemberian peringkat ini digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif terbaik. Pembobotan pada SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique ) menggunakan skala antara 0 sampai 1, sehingga mempermudah perhitungan dan perbandingan nilai pada masing-masing alternatif. (Astuti, 2015) 2.3.2 Model Metode SMART Model yang digunakan dalam SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) yaitu : Keterangan: wj = nilai pembobotan kriteria ke-j dan k kriteria u(a i ) = nilai utility kriteria ke-i untuk kriteria ke-i Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif yang mempunyai nilai fungsi terbesar. (Astuti, 2015)

II-6 2.3.3 Langkah-langkah Pengelesaian Metode SMART 1. Menentukan jumlah kriteria 2. Sistem secara default memberikan skala 0-100 berdasarkan prioritas yang telah diinputkan kemudian dilakukan normalisasi. Normalisasi = Keterangan : wj : bobot suatu kriteria 3. Memberikan nilai kriteria untuk setiap alternatif. 4. Hitung nilai utility untuk setiap kriteria masing-masing. Keterangan : u i (a i ) : nilai utility kriteria ke-1 untuk kriteria ke-i Cmax : nilai kriteria maksimal Cmin : nilai kriteria minimal Cout i : nilai kriteria ke-i Hitung nilai akhir masing-masing. (Astuti, 2015) 2.4 Bahasa Pemodelan 2.4.1 Context Diagram Context diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses yang menunjukkan sistem secara keseluruhan. Dalam context diagram digambarkan semua entitas eksternal berikut aliran-aliran datanya menuju dan darisistem. Dalam diagram ini tidak memuat penyimpanan data dan ditampilkan dalam bentuk yang paling sederhana (Kristanto, 2008).

II-7 Context diagram menggaris bawahi sejumlah karakteristik penting dari suatu sistem yaitu: Kolompok pemakai, organisasi, atau sistem lain dimana sistem kita melakukan komunikasi disebut juga sebagai Terminator. Aliran datadapat berupa data yang diterima sistem dari lingkungan luar, kemudian diproses dengan cara tertentu. Atau data yang dihasilkan oleh sistem untuk diberikan kepada lingkungan luar. Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara sistem dengan terminator. Batasan antara sistem dan lingkungan. Penggambaran Context Diagram : Identifikasi semua entitas yang terlibat. Identifikasi input yang masuk ke proses dan output yang dihasilkan oleh proses. Aliran data mengalir dari entitas ke proses, atau dari proses ke entitas (bukan dari entitas ke entitas) Buat diagram context. Contoh Context Diagram : Gambar 2.4.1 Contoh Context Diagram

II-8 2.4.2 Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram (DFD) merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir dan lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Kristanto, 2008). Penggambaran DFD : Identifikasi semua entitas yang terlibat. Identifikasi semua input dan output yang terlibat. Buat diagram context. Buat Data Flow Diagram Level 0. o Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. o Caranya: Tentukan proses utama yang terlibat. Tentukan apa yang diterima dan diberikan masing-masing proses. Munculkan data storage jika diperlukan. Buat DFD Level 1 o Merupakan dekomposisi dari DFD Level 0. o Caranya : Tentukan proses yang lebih kecil dari proses utama yang ada di level 0. Tentukan apa yang diterima dan diberikan oleh subsistem. Munculkan data storage. Buat DFD Level 2, DFD Level 3 dst.

II-9 Contoh DFD : Dekomposisi diagram berdasarkan context diagram. Gambar 2.4.2 Contoh Dekomposisi Diagram Berdasarkan Context Diagram maka digambarkan DFD level 0 nya sebagai berikut: Gambar 2.4.3 Contoh Data Flow Diagram Level 0

II-10 DFD Level 1 Proses Pendataan Gambar 2.4.4 Contoh Data Flow Diagram Level 1 2.5 Web Server Web server merupakan inti dari suatu website. Melalui web server inilah kita dapat melihat website yang ada di internet. Web server berfungsi sebagai pusat control dari pengelolaan data website sehinggan setiap intstruksi yang diberikan oleh pemakai internet akan diolah dan selanjutkan dikembalikan lagi kepada pemakainya. Ada beberapa macam webserver yang ada didunia, antara lain webserve milik windows yaitu Apache, Tomcat, IIS (Internet Information Services), dan lain sebagainya. Apache karena telah banyak mendukung format file server tanpa perlu tambahan komponen aplikasi lain. Hal ini berbeda dengan IIS milik windows yang tiak dapat membaca file server dengan format PHP (IIS memerlukan komponen untuk menjalankan format file server PHP ini) dalam keadaan default.

II-11 2.6 Bahasa Pemrograman PHP atau HyperText Preprocessor adalah salah satu bahasa pemrograman yang berjalan dalam sebuah web server dan berfungsi sebagai pengolah data pada sebuah server. Dengan menggunakan program PHP, sebuah website akan lebih interaktif dan dinamis. Data yang dikirim oleh pengunjung website/komputer client akan diolah dan disimpan pada basis data web server dan dapat ditampilkan kembali apabila diakses. Untuk menjalankan kode-kode program PHP ini, file harus di-upload ke dalam server. Upload adalah proses mentransfer data atau file dari komputer client ke dalam webserver. Download adalah proses mentransfer atau memindah data dari webserver ke komputer client. Beberapa keunggulan yang dimiliki program PHP adalah sebagai berikut. a. PHP memiliki tingkat akses yang lebih cepat. b. PHP memiliki tingkat lifecycle yang cepat sehingga selalu mengikuti perkembangan teknologi internet. c. PHP memiliki tingkat keamanan yang tinggi. d. PHP mampu berjalan di beberapa server yang ada. e. PHP mampu berjalan di Linux, FreeBSD, Unix, Solaris, Windows, dan yang lain. f. PHP mendukung akses ke beberapa basis data yang sudah ada, baik yang bersifat gratis ataupun komersial. (MADCOMS, 2004) 2.7 Database Database adalah kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema tertentu, tersimpan pada perangkat keras komputer dan perangkat lunak untuk melakukan manipulasi data untuk penggunaan tertentu. (Fatansyah, 2002) 2.7.1 Structured Query Language (SQL) SQL (dibaca es-que-el atau sequel ) singkatan dari Structured Query Language. SQL adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan database. Menurut American National Standards Institute (ANSI), bahasa ini

II-12 merupakan standar untuk Relational Database Management System (RDBMS) (Fatansyah, 2002). 2.7.2 Database Management Sistem (DBMS) DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program-program tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak dan memodifikasi data ke dalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan (DBMS=Database + Program Utilitas). (Fatansyah, 2002) Inti dari DBMS adalah database engine. Database engine merespon command-command khusus untuk membuat database dan membuat, membaca, meng-update serta menghapus record di dalam database. Semua operasi input dan output yang berhubungan dengan database harus menggunakan DBMS. Bila pemakai akan mengakses database, DBMS menyediakan penghubung (interface) antara pemakai dengan database. Hubungan pemakai dengan database dapat dilakukan dengan dua cara: a. Secara interaktif menggunakan bahasa pertanyaan (query language). b. Dengan menggunakan program aplikasi. Beberapa software RDBMS dan dapat menggunakan SQL, seperti: Oracle, Sybase, Microsoft SQL Server, Microsoft Access, Ingres, MySQL, dsb. Setiap software database mempunyai bahasa perintah/ sintaks yang berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai arti dan fungsi yang sama. Perintah-perintah tsb antara lain: "Select", "Insert", "Update", "Delete", "Create", dan "Drop", yang dapat digunakan untuk mengerjakan hampir semua kebutuhan untuk memanipulasi sebuah database.

II-13 MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen data SQL atau dikenal dengan DBMS (Database Management System), database ini muti-thread dan multi-user. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structure Query Language). (Fatansyah, 2002) 2.8 Tools yang Digunakan 2.8.1 XAMPP 1.8.1 XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem informasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost). Program ini tersedia dalam GNU General Public Lisences dan bebas, merupakan webserver yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Untuk mendapatkannya dapat mengunduh langsung di website resminya. 2.8.2 Notepad ++ Notepad++ merupakan aplikasi editor teks yang mampu membaca puluhan bahasa pemrograman yang berbasis open source dan berjalan baik dalam sistem operasi Windows. Dengan applikasi ini anda dapat mengenal seluk beluk PHP, CSS, HTML, JAVASCRIPT, dan lainnya. Dengan Notepad++ juga kita akan mencoba memodifikasi templete WordPress. Ada baiknya dicoba dalam WordPress yang terinstall di komputer lokal untuk menghindari kesalahan penerjemahan kode. Jika oke, anda dapat menguploadnya kapan saja anda mau.