digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskrispsi Data Penelitian yang berjudul Pengaruh Kompetensi Dosen dan Fasilitas Belajar Terhadap Kepuasan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNS ini terdiri dari 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Deskripsi data variabel diperoleh dari penyebaran angket mengenai kompetensi dosen (X 1 ), fasilitas belajar (X 2 ) dan kepuasan mahasiswa (Y). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP di Universitas Sebelas Maret pada Tahun Ajaran 2014/2015 yang meliputi angkatan 2011 (yang masih berstatus mahasiswa per tanggal 30 September 2015) angkatan 2012, angkatan 2013, dan angkatan 2014. Deskripsi data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuesioner adalah: Tabel 4.1. Deskripsi Data Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kompetensi_Dosen 171 75.00 140.00 105.9825 10.25239 Fasilitas_Belajar 171 39.00 119.00 87.0819 9.17633 Kepuasan_Mahasiswa 171 20.00 38.00 29.2105 2.57867 Valid N (listwise) 171 (Sumber: Data primer diolah dengan SPSS, 2015) Berdasarkan deskripsi data diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini dilakukan terhadap 171 responden dengan penentuan taraf kesalahan sebesar 5%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa variabel terikatnya yaitu kepuasan mahasiswa mempunyai rata-rata (mean) 29,2105 dengan standar deviasi 2,57867 sedangkan variabel bebas yaitu kompetensi dosen mempunyai rata-rata (mean) sebesar 105,9825 dengan standar deviasi sebesar 10,25239 sedangkan fasilitas 79
digilib.uns.ac.id 80 belajar mempunyai rata-rata (mean) sebesar 87,0819 dengan standar deviasi sebesar 9, 17633. B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang digunakan untuk analisis statistik dengan teknik regresi berganda harus memenuhi beberapa syarat antara lain : 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat, maupun keduanya berdistribusi normal ataukah tidak. Normalitas data dalam penelitian dapat terdeteksi jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regeresi mempunyai residual yang normal. Dari hasil uji angket untuk mengetahui normalitas data diperoleh hasil sebagai berikut: Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas
digilib.uns.ac.id 81 Berdasarkan Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas, grafik di atas dapat diketahui bahwa data penelitian berada disekitaran garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hal ini berarti model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kepuasan mahasiswa. 2. Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu dan masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk menghitung uji autokorelasi berdasarkan pendekatan Durbin-Watson menggunakan program SPSS 19.0 dapat dilihat pada output tabel Model Summaryb. Tabel 4.2. Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.839 a.704.700 1.41231 1.982 a. Predictors: (Constant), Fasilitas_Belajar, Kompetensi_Dosen b. Dependent Variable: Kepuasan_Mahasiswa Hasil dari tabel tersebut diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,982 yang bila disesuaikan dengan kriteria autokorelasi menurut Singgih Santoso (2001) maka nilai D-W berada di antara -2 dan 2 yaitu 1,982 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variabel kompetensi dosen (X 1 ), fasilitas belajar (X 2 ) dan kepuasan mahasiswa (Y) tidak terdapat indikasi autokorelasi. Hal ini menunjukan bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kepuasan mahasiswa. 3. Uji Linieritas Uji linearitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antara variabel kompetensi dosen (X 1 ), fasilitas belajar (X 2 ) dengan kepuasan mahasiswa (Y). Deteksi linearitas dapat diketahui dengan melihat output commit ANOVA to user Table pada kolom Sig. baris
digilib.uns.ac.id 82 Linearity menurut Priyatno (2010) apabila nilai Sig. Linearity < 0,05 maka hubungan antara dua variabel dinyatakan linier. Tabel 4.3. Hasil Uji Linearitas pada output ANOVA Table ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kepuasan Between (Combined) 719.979 43 16.744 5.181.000 Mahasiswa* Groups Linearity 487.887 1 487.887 150.963.000 Kompetensi Deviation Dosen from Linearity 232.091 42 5.526 1.710.012 Within Groups 410.442 128 3.232 Total 1130.421 170 Berdasarkan output ANOVA Table di atas, nilai Sig. Linearity sebesar 0,000 nilai tersebut < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa antara kompetensi dosen (X 1 ) dan kepuasan mahasiswa (Y) memiliki hubungan yang linier. Tabel 4.4. Hasil Uji Linearitas pada output ANOVA Table ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kepuasan Between (Combined) 721.951 39 18.512 5.937.000 Mahasiswa* Groups Linearity 476.260 1 476.260 152.741.000 Fasilitas Deviation Belajar from Linearity 245.691 38 6.466 2.074.001 Within Groups 408.470 131 3.118 Total 1130.421 170 Berdasarkan output ANOVA Table di atas, nilai Sig. Linearity sebesar 0,000 nilai tersebut kurang dari commit 0,05. to user Hal ini menunjukkan bahwa antara
digilib.uns.ac.id 83 fasilitas belajar (X 2 ) dan kepuasan mahasiswa (Y) memiliki hubungan yang linear. 4. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan uji korelasi pearson, dilakukan dengan mengamati nilai Varience Inflation Factor (VIF) dan TOLERANCE. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikoliniearitas adalah: a) Mempunyai nilai Varience Inflation Factor (VIF) di sekitar angka 1 b) Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1 Berdasarkan hasil uji multikolineritas menggunakan program SPSS 19.0 diperoleh hasl sebagai berikut: Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinieritas Model Coefficients a Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Kompetensi_Dosen.955 1.047 Fasilitas_Belajar.955 1.047 a. Dependent Variable: Kepuasan_Mahasiswa (Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 17.0 for windows, 2015) Berdasarkan uji multikolinieritas dapat dilihat bahwa koefisien VIF kompetensi dosen adalah sebesar 1,047 dan koefisien VIF variabel fasilitas belajar adalah sebesar 1,047. Hasil nilai VIF untuk masing-masing variabel kurang dari 5 dan mendekati angka 1 maka disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut terbebas dari masalah mutikolinieritas atau tidak ada pengaruh antar variabel bebas.
digilib.uns.ac.id 84 5. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varian yang sama atau tidak. Cara mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Dalam Hindrayani & Totalia (2010: 207) menetapkan dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah: a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas yang dilakukan dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut: Gambar 4.2. Hasil Uji Heterokedastisitas
digilib.uns.ac.id 85 Berdasarkan Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas hasil uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa titik-titik digambar pada grafik tersebut menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas yang serius. Dengan kata lain pada model tersebut varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap, atau homoskedastisitas. Temuan ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kepuasan yang didasarkan pada variabel kompetensi dosen dan fasilitas belajar. C. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau tidak. Hipotesis akan diterima apabila data yang telah terkumpul dapat membuktikan pernyataan di dalam hipotesis, sebaliknya hipotesis akan ditolak apabila data yang terkumpul tidak dapat membuktikan pernyataan di dalam hipotesis 1. Analisis Regresi Berganda Tabel 4.6. Hasil Uji Regresi Berganda Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.659 1.385 1.197.233 t Sig. Kompetensi_Dosen.137.011.544 12.648.000 Fasilitas_Belajar.150.012.534 12.415.000 a. Dependent Variable: Kepuasan_Mahasiswa Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 e Y= 1,659 + 0,137 X 1 + 0,150 X 1 e Keterangan: Y = Kepuasan Mahasiswa X 1 = Kompetensi Dosen
digilib.uns.ac.id 86 X 2 = Fasilitas Belajar e = Standar error Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a) Konstanta sebesar 1,659 menyatakan bahwa jika kompetensi dosen (X 1 ), fasilitas belajar (X 2 ) sebesar 0, maka besarnya kepuasan mahasiswa (Y) nilainya sebesar 1,659. b) Koefisien regresi kompetensi dosen (X 1 ) sebesar 0,137 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel kompetensi dosen dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan kepuasan mahasiswa sebesar 0,137 satuan. c) Koefisien regresi variabel fasilitas belajar (X 2 ) yaitu sebesar 0,150 menyatakan bahwa apabila terjadi peningkatan satu satuan variabel fasilitas belajar dengan asumsi bahwa variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan kepuasan mahasiswa sebesar 0,150. 2. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. a) Komposisi Hipotesis Ho: tidak terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dosen dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa Ha: terdapat pengaruh signifikan antara antara kompetensi dosen dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa b) Harga F hitung Tabel 4.7. Hasil Uji F Model Sum of Squares ANOVA b Residual 335.094 168 1.995 Total 1130.421 170 df Mean Square F Sig. 1 Regression 795.327 2 397.664 199.369.000 a
digilib.uns.ac.id 87 3. Uji t a. Predictors: (Constant), Fasilitas_Belajar, Kompetensi_Dosen b. Dependent Variable: Kepuasan_Mahasiswa a. Harga F tabel Nilai Ftabel pada tingkat signifikansi 5% (1 arah), nilai df1: 2 dan df2: 168 adalah 3,0498 b. Keputusan uji Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel Ho diterima jika Fhitung < Ftabel c. Kesimpulan Nilai Fhitung sebesar 199,369, sedangkan nilai Ftabel sebesar 3,0498, karena 199,369>3,0498 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh secara signifikan antara kompetensi dosen dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa. Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. a. Komposisi hipotesis Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. b. Harga t hitung Tabel 4.8. Hasil Uji t Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta a. Dependent Variable: Kepuasan_Mahasiswa (Sumber: Data primer diolah commit dengan to user SPSS 19.0 for windows, 2015) t Sig. 1 (Constant) 1.659 1.385 1.197.233 Kompetensi_Dosen.137.011.544 12.648.000 Fasilitas_Belajar.150.012.534 12.415.000
digilib.uns.ac.id 88 c. Harga ttabel Nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5% (1 arah), dengan derajat kebebasan df = n-k-1 n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas yang digunakan jadi t tabel adalah 1,974 d. Kesimpulan 1) Nilai t hitung kompetensi dosen yaitu sebesar 12,648, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,974, diperoleh hasil bahwa 12,648>1,974 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kompetensi dosen (X 1 ) terhadap variabel kepuasan mahasiswa (Y). 2) Nilai t hitung fasilitas belajar yaitu sebesar 12,415sedangkan nilai t tabel sebesar 1,974, diperoleh hasil bahwa 12,415>1,974 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel fasilitas belajar(x 2 ) terhadap variabel kepuasan mahasiswa (Y). 4. Koefisien Determinasi Tabel 4.9. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.839 a.704.700 1.41231 a. Predictors: (Constant), Kompetensi_Dosen, Fasilitas_Belajar b. Dependent Variable: Kepuasan_Mahasiswa Berdasarkan Tabel 4.7 : Hasil Uji Koefisien Determinasi hasil perhitungan pada model summary diperoleh angka R square adalah sebesar 0,704 atau 70,4%. Hal ini berarti bahwa pengaruh kompetensi dosen dan fasilitas belajar terhadap kepuasan mahasiswa sebesar 70,4%, sedangkan sisanya (100% - 70,4% = 29,6%) dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
digilib.uns.ac.id 89 D. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Penafsiran Pengujian Hipotesis a. Pengaruh Kompetensi Dosen dan Fasilitas Belajar Secara Simultan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 199,369 sedangkan nilai F tabel sebesar 3,0498, karena 199,369 >3,0498 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh secara signifikan antara kompetensi dosen dan fasilitas belajar secara bersama-sama kepuasan mahasiswa. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh antara kompetensi dosen dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Power Panjaitan (2013) bahwa apabila siswa merasakan kinerja guru sesuai dengan harapan mereka, maka siswa akan merasakan kepuasan dalam kegiatan belajarnya, dan tentu saja hal ini berpengaruh pada prestasi mereka, karena susasana belajar menjadi menyenangkan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kompetensi pengajar (dosen) mempunyai pengaruh terhadap kepuasan peserta didik (mahasiswa). Apabila mahasiswa merasa puas dengan kompetensi dosen, maka hal tersebut akan berpengaruh pula pada prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar yang baik juga akan menambah nilai kepuasan bagi mahasiswa. Sejalan dengan pendapat Nwagwu (1978) dan Ogunsaju (1980) dalam Asiabaka (2008) yang menyatakan bahwa kualitas pendidikan anakanak menerima arahan langsung yang berkaitan dengan ketersediaan atau ketiadaan fasilitas fisik dan suasana keseluruhan di mana pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Puspayani (2011) yaitu adanya hubungan positif yang signifikan antara sarana prasarana (X 1 ), layanan administrative (X 2 ), kompetensi professional guru (X 3 ) terhadap kepuasan belajar (Y). Sumbangan relatif (SR) sarana prasarana (X 1 ) terhadap kepuasan belajar siswa (Y) sebesar 32,0% dan
digilib.uns.ac.id 90 sumbangan relatif kompetensi professional guru (X 3 ) terhadap kepuasan belajar siswa (Y) sebesar 39,4%. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa apabila kompetensi dosen positif atau tinggi dan fasilitas belajar tinggi maka akan berpengaruh pada peningkatan kepuasan mahasiswa yang selanjutnya diharapkan akan meningkatkan prestasi mahasiswa. a. Pengaruh Kompetensi Dosen terhadap Kepuasan Mahasiswa Berdasarkan hasil Uji t yang dilakukan diperoleh hasil nilai t hitung Kompetensi dosen yaitu sebesar 12,648, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,974, diperoleh hasil bahwa 12,648>1,974 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel kompetensi dosen (X 1 ) terhadap variabel kepuasan mahasiswa (Y). Koefisien regresi variabel kompetensi dosen sebesar 0,137 menyatakan, bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel kompetensi dosen dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan kepuasan mahasiswa sebesar 0,137 satuan. Berdasarkan hasil diatas maka penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kompetensi dosen berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Richards (2006) dalam Long, Ibrahim & Kowang (2013) yang menyatakan bahwa efektivitas atau tidak efektifnya mengajar berhubungan erat dengan kompetensi dosen. Dosen yang kompeten juga akan menciptakan kondisi kelas dan iklim, yang kondusif untuk belajar siswa. Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dosen adalah subjek yang berkontribusi paling besar untuk kepuasan mahasiswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Long, Ibrahim & Kowang (2013) bahwa kompetensi seperti pengetahuan tentang subjek, kejelasan presentasi, interaksi dengan siswa, kreativitas mengajar, menjelaskan hasil belajar, aktivitas kelas dan catatan kuliah secara signifikan berhubungan dengan kepuasan mahasiswa secara
digilib.uns.ac.id 91 positif. Temuan juga menunjukkan bahwa pengetahuan dosen adalah subjek yang berkontribusi paling besar untuk kepuasan mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa apabila kompetensi dosen tinggi, maka akan berpengaruh pada kepuasan mahasiswa. Dosen yang berkompeten akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga materi yang diajarkan mampu dipahami oleh mahasiswa dengan baik. Mahasiswa yang mengerti dan memahami apa yang disampaikan dosen akan merasa memperoleh kepuasan dari segi nilai karena dapat mengerjakan ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang baik. Selain itu, mahasiswa juga merasa puas karena memperoleh ilmu dengan cara yang mudah dimengerti dan menyenangkan. b. Pengaruh Fasilitas Belajar Siswa Terhadap Kepuasan Mahasiswa Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai thitung fasilitas belajar yaitu sebesar 12,415 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,974, diperoleh hasil bahwa 12,415>1,974 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel fasilitas belajar (X 2 ) terhadap variabel kepuasan mahasiswa (Y). Koefisien regresi variabel fasilitas belajar (X 2 ) yaitu sebesar 0,150 menyatakan bahwa apabila terjadi peningkatan satu satuan variabel fasilitas belajar dengan asumsi bahwa variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan hasil belajar sebesar 0,150. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara fasilitas belajar terhadap kepuasan mahasiswa. Menurut O'Driscoll (2005) dalam Ernest Lim Kok Seng (2013) bahwa kepuasan mahasiswa didasarkan pada ketersediaan infrastruktur, akademik, kesejahteraan dan dukungan sistem komunikasi. Studinya menunjukkan bahwa dukungan akademis adalah yang faktor paling penting yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa, diikuti oleh fasilitas seperti ruang kelas, Informasi dan Teknologi komunikasi (ICT) dan akses perpustakaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa apabila fasilitas belajar positif atau tinggi, maka akan berpengaruh pada kepuasan mahasiswa. Keberadaan fasilitas commit belajar to user yang baik akan menunjang proses
digilib.uns.ac.id 92 pembelajaran menjadi lebih baik, misalnya dengan adanya kipas angin atau AC dalam suatu ruang kelas. Fasilitas tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi dan fokus mahasiswa. Apabila ruangan pengap atau terasa panas, mahasiswa akan disibukkan dengan aktivitas lain agar tidak merasa gerah, maka hal itu pun mengurangi tingkat konsentrasi dan fokus mahasiswa terhadap proses pembelajaran.