BAB V PENUTUP. penerapan psikologi hukum dalam proses peradilan perkara anak yang. berhadapan dengan hukum dalam tindak pidana perkosaan, maka dapat

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008).

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam Penulisan

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal & Amiruddin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Mataram: Divisi Buku Perguruan Tinggi PT.

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah, Asas - Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam. di dunia maya adalah : oleh terdakwa.

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2005, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang.

GARIS-GARIS BESAR PERKULIAHAN (GBPP)

KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM HAL TERJADI PERBARENGAN TINDAK PIDANA (CONCURCUS REALIS) PENULISAN HUKUM

RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Sebagai UU yang Mengatur Tindak Pidana Khusus

DAFTAR PUSTAKA. Admasasmita Romli, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer. Jakarta: Kencana

BAB V PENUTUP. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka. dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. pidana pembunuhan berencana yang menggunakan racun, yaitu: b. Jaksa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang merupakan dasar

Daftar Pustaka. Abulsyani, 1987, Sosiologi Kriminalitas, Jakarta: Remaja Karya

SKRIPSI. PELAKSANAAN PENYIDIKAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP ANAK (Studi Kasus di Polres Pasaman Barat)

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan :

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, PT Raja Grafido Persada, Jakarta.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

DAFTAR PUSTAKA. Buku:

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Barkatullah, Hukum Perlindungan Konsumen, Banjarmasin, FH.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Wahid Dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), PT Refika Aditama, Bandung, 2005

DAFTAR PUSTAKA. Progresif, Sinar Grafik, Jakarta, 2010; C.S.T. Kansil, Penggantar Ilmu Hukum, Balai Pustaka, Jakarta, 1989;

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. Ke- I, Jakarta: Prenada Media Group.

BAB III PENUTUP. dalam penulisan hukum ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat. dari Balai Pemasyarakatan. Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu :

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum. Indonesia, Tarsito, Bandung, 1991.

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU KEJAHATAN PERKOSAAN TERHADAP LAKI-LAKI

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Penerapan dan penegakan hukum belum sepenuhnya dilaksanakan secara

PENYELESAIAN MEDIASI PENAL OLEH PIHAK KEPOLISIAN DALAM TINDAK PIDANA PENCABULAN (SEBAGAI TINDAK PIDANA ADUAN)

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya maka penulis. menyimpulkan bahwa :

DAFTAR PUSTAKA. Grafika, Jakarta Grafika, Anton M.Moelijono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

V. PENUTUP. 1. Penyebab timbulnya kejahatan penistaan agama didasari oleh faktor; Pertama,

BAB III PENUTUP. di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. A. Abidin, Farid, Zainal, 1995, Hukum Pidana I, Jakarta: Sinar Grafika.

BAB III PENUTUP. 1. Secara umum hukum pidana telah memberikan perlindungan dan kontribusi

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PERKOSAAN INCEST YANG DILAKUKAN PELAKU YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN KELUARGA PENULISAN HUKUM

Prakoso, D, (1988), Hukum Penitensir di Indonesia, Bandung: Armico.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) : HUKUM PIDANA

BAB III PENUTUP. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: massa untuk menghindari labelisasi. dari permasalahan yang dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Desy, 2003, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Amelia, Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA. Batas Berlakunya Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Terhadap antinomi peraturan perundang-undangan berdasarkan

BAB III PENUTUP. pertanggungjawaban pidana pengganti (vicarious liablity) sebagaimana dimaksud

UPAYA PENYIDIK DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP ANAK DALAM LINGKUNGAN KELUARGA (Studi di Wilayah Hukum Polresta Malang)

DAFTAR PUSTAKA. Bakhri, Syaiful, 2009, Hukum Pembuktian Dalam Praktik Peradilan Pidana, Cetakan I, P3IH FH UMJ dan Total Media, Yogyakarta.

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis diatas maka dapat ditarik kesimpulan

BAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB III PENUTUP. tidak masuk akal atau tidak logika, sehingga tidak dapat. maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB III PENUTUP. diketahui umum. Intinya, sebuah layanan pesan singkat yang dikirimkan. lebih tepat untuk menggunakan Undang-Undang ITE dikarenakan

DAFTAR PUSTAKA. (jilid 1), Penerbit PT.Prestasi pustakaraya, Jakarta, Ismu Gunadi W, Jonaedi Efendi, Yahman, Cepat & mudah memahami Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual dewasa ini bukan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Adjie, Habib, 2015, Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

BAB III PENUTUP. kekerasan terhadap anak dalam keluarga dan cara Preventif yaitu bahwa

PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data seperti yang tertuang pada Bab II, maka. dapat disimpulkan bahwa:

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN BAGI PENUNTUT UMUM DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN DILIHAT DARI PERAN KORBAN DALAM TERJADINYA TINDAK PIDANA

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Rajawali Pers: Cetakan Ketiga Edisi Revisi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN., Hukum Acara Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2010;, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2004;

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana

LUMAJANG TENTANG DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERJUDIAN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian analisis data dan wawancara dengan narasumber

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi serta tugas dan wewenang Kejaksaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki hak serta kewajiban yang harus dilindungi dari segala

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, disimpulkan bahwa

BAB III PENUTUP. menyimpulkan mengenai Penerapan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

PERSPEKTIF KRIMINOLOGI DALAM MENGKAJI PERKOSAAN TERHADAP LAKI-LAKI Di INDONESIA

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas maka dapat diberi kesimpulan,

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :

BAB III PENUTUP. pidana, maka pemidanaan terhadap anak kleptomania adalah tidak benar.

BAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum

PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE. (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang)

DAFTAR PUSTAKA. Buku: Apeldoorn, L.J Van Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan ke-28. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

DAFTAR PUSTAKA. A.A.G. Peters dan Koesriani Siswosoebroto, Hukum dan Perkembangan Sosial (Buku I), Sinar Harapan, Jakarta, 1988.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan yang dipaparkan oleh peneliti, peneliti memberikan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM PENULISAN HUKUM

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali & Wiwie Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Cetakan ke 1,

BAB III PENUTUP. penyandang disabilitas tuna rungu maka dapat disimpulkan bahwa;

SANKSI PIDANA PELANGGARAN KEWAJIBAN OLEH APARATUR HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA 1 Oleh: Wailan N. Ransun 2

PEMBERIAN SURAT TANDA PENERIMAAN LAPORAN OLEH PIHAK KEPOLISIAN KEPADA PIHAK PELAPOR. (Studi di Polres Kota Batu) PENULISAN HUKUM

PEMBIMBINGAN OLEH BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I MALANG TERHADAP ANAK NAKAL YANG DIJATUHI PUTUSAN PIDANA BERSYARAT. Oleh : MEGA FANDITA SARI

Transkripsi:

170 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan yang telah penulis kemukakan tentang penerapan psikologi hukum dalam proses peradilan perkara anak yang berhadapan dengan hukum dalam tindak pidana perkosaan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan, sebagai berikut: 1. Peraturan perundang-undangan telah mengakomodasi arti pentingnya Psikologi Hukum dalam Proses Peradilan Perkara Anak yang Berhadapan dengan Hukum dalam Tindak Pidana Perkosaan. Hal tersebut terbukti dari adanya beberapa pasal dan ayat dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur dengan tegas upaya pemberian perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dalam proses peradilan perkara anak diselenggarakan. Pemberian perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum selama proses peradilan berlangsung dilihat dari tata cara dan perilaku para penegak hukum yang bertugas menangani perkara anak selama proses peradilan. 2. Penerapan Psikologi Hukum dalam Proses Peradilan Perkara Anak yang Berhadapan dengan Hukum dalam Tindak Pidana Perkosaan, secara faktual dilaksanakan sesuai dengan tata cara yang telah diatur dalam peraturan perudang-undangan yang berlaku guna memberikan perlindungan terhadap kepentingan terbaik bagi anak. Penerapan

171 psikologi hukum berdasarkan peraturan yang ada lebih menuntut agar penegak hukum yang menangani perkara anak yang berhadapan dengan hukum lebih memperhatikan psikologis anak korban/anak saksi. Pada prakteknya penerapan psikologi hukum yang dilihat dari perilaku (keadaan psikologis) penegak hukum yang sedang menangani perkara anak masih belum terealisasikan dengan baik. Hal tersebut diakibatkan oleh masih adanya penegak hukum yang selama menangani perkara anak yang berhadapan dengan hukum sering memberikan penilaian dan putusan yang bersifat subyektif. B. Saran Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan judul tesis penerapan psikologi hukum dalam proses peradilan perkara anak yang berhadapan dengan hukum dalam tindak pidana perkosaan adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa penerapan psikologi hukum bukan hanya mengenai perlindungan terhadap psikologis anak yang berhadapan dengan hukum, melainkan juga perlu dilihatnya keadaan psikologis dari para penegak hukum yang akan menagani perkara anak. Perlu diaturnya peraturan perundang-undangan bagi penegak hukum agar dapat mengikuti psikotes sebelum menangani sebuah perkara anak yang berhadapan dengan hukum. Disarankan juga agar selama proses peradilan berlangsung diadakannya tim khusus yang akan mengobservasi

172 perilaku penyidik, penuntut umum dan hakim anak selama menjalankan proses peradilan perkara anak. 2. Perlunya pembinaan/pelatihan berlanjut bagi penegak hukum yang tidak menghiraukan akan pentingnya peraturan mengenai penerapan psikologi hukum dalam proses peradilan tindak pidana perkosaan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum. Selain itu perlu diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai standar-standar psikologi hukum (perilaku/keadaan psikologis) tertentu dari para penegak hukum yang akan menangani perkara anak.

173 Daftar Pustaka Abin., S., M. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Achmad Ali. (2009).Buku Ajar Psikologi Hukum, Makassar. Adami Chazawi, (2002), Pengantar Hukum Pidana.Jakarta. Grafindo. Adami Chazawi, 2005, Tindak Pidana Mengenai Kesopanan, Raja Grafindo Persada, Jakarta Ahmad Rifai.(2010). Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif. Jakarta: Sinar Grafika. Al. Wisnubroto. (2002). Praktek Peradilan Pidana Proses Persidangan Perkara Pidana. Jakarta:Penerbit PT. Galaxy Puspa Mega. Anonimous. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Anshari, Dadang S. (1997). Membincangkan Feminisme, Refleksi Muslimah atas Peran Sosial Kaum Wanita, Pustaka Hidayah, Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Harkrisnowo, H. (2000). Hukum Pidana Dan Perspektif Kekerasan Terhadap Perempuan Indonesia. Jurnal Studi Indonesia Volume 10 (2) Agustus 2000. Http://psi.ut.ac.id/Jurnal/102harkristuti.htm. Haryanto. (1997). Dampak Sosio-Psikologis Korban Tindak Perkosaan Terhadap Wanita. Yogyakarta: Pusat Studi Wanita Universitas Gadjah Mada. Idrus, N. I. (1999). Marital Rape (Kekerasan Seksual dalam Perkawinan).Yogyakarta, kerjasama Ford Foundation dengan PusatPenelitian Kependudukan, Universitas Gadjah Mada. M. Nasir Djamil, (2013). Anak Bukan Untuk Dihukum. Jakarta: Sinar Grafika. Made Sadhi Astuti. (1997). Pemidanaan Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana, Malang:IKIP. Marzuki, Suparman. (1995). Pelecehan Seksual, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Moeljatno SH., (2008). Asas-asas Hukum Pidana., cet. Ke 8. Jakarta: Rineka Cipta.

174 Muladi. (1997). Perlindungan Perempuan Terhadap Tindak Kekerasan, dalam Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Nyoman, S., P., J. (2006). Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice Sistem), (Bahan Kuliah Program Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro,Semarang: 2006. P.A.F Lamintang. (1997). Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. Peter, M. Marzuki. (2013). Penelitian Hukum Edisi Revisi. Jakarta : Kencana Prenada Group. R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor : Politea, 1994. Soerodibroto, S. (1994). KUHP dan KUHAP Dilengkapi Dengan Yurisprudensi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudikno. M. (2008) Mengenal Hukum Suatu pengantar. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Sumaryono. E. (1995). Etika Profesi Hukum, Norma-norma bagi Penegak Hukum. Yogyakarta: Kanisius. Suparman Marzuki. (1997). Pelecehan Seksual. Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia. Syah. M. (2008). Psikologi Perkembangan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Warshaw, R. (1994). I Never Called It Rape. New York: Ms. Foundation for Education and Communication, Inc. Wignjosoebroto, S. (1997). Kejahatan Perkosaan Telaah Teoritik Dari Sudut Tinjau Ilmu-Ilmu Sosial, dalam Eko Prasetyo dan Suparman Marzuki, ed. Perempuan Dalam Wacana Perkosaan. Yogyakarta: Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Wirjono Prodjodikoro, 2003, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Refika Aditama, Bandung. Yesmil Anwar dan Adang. (2009). System Peradilan Pidana (Konsep, Komponen dan Pelaksanaannya Dalam Penegakkan Hukum Di Indonesia). Bandung: Widya Padjadjaran.

175 Zulkarnain, SH., MH. (2013). Praktik Peradilan Pidana. Panduan Praktis Memahami Peradilan Pidana. Malang: SETARA PRESS. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-undang Dasar Negara 1945, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. KUHP, Buku Kedua tentang Kejahatan terhadap Kesusilaan, BAB XIV tentang Kesusilaan, Pasal 285 - Pasal 288. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan Terhadap Korban Dan Saksi. INTERNET http://www.harianterbit.com. 2015/06/14/32143/40/40/ KPAI - Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Tiap Tahun - Meningkat, diakses pada tanggal 09 Oktober 2015. Pukul 10:23. http://reksodyahutami.com/2015/02/data-korban-kekerasan, diakses pada tanggal 10 Oktober 2015. Pukul 10:23. Sopuan Hadi, 2013, Kasus Kekerasan Anak Meningkat, Available at http://www.ykai.net/index.php?option=com_content&view=article&id=275:ka sus-kekerasananak-meningkat-&catid=42:sumatera-selatan&itemid=67. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015. Pukul 13:34. Try Indriadi, 2012, Proses Hukum Kejahatan Perkosaan, Pencabulan, dan Perzinahan. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f9bb33933005/proses-hukum kejahatan-perkosaan,-pencabulan,-dan-perzinahan. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015. Pukul 10:45.