BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai tujuan tertentu yang didukung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. 1

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, (Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang Press, 1990), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan pemerintah memberikan perhatian terhadap masalah. pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan di sebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung rangkaian perbuatan antara guru dan siswa yang didasari oleh hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai tujuan tertentu yang didukung oleh prangkat tertentu pula. 1 Dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar serta prangkat yang digunakan. Kita ketahui bersama bahwa ada tiga komponen yang memiliki pengaruh besar untuk keberhasilan dalam proses pembelajaran, yakni siswa yang belajar, guru yang mengajar dan sitem atau perangkat yang dipakai. Dari pada itu, seorang siswa membutuhkan seorang guru yang baik agar proses belajarnya dikelas bisa optimal dan berhasil. Guru membutuhkan system dan strategi yang baik untuk mengajar. Oleh sebab itu, keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari pranan guru sebagai tenaga pengajar. Guru menjadi the first person di kelas yang memilki tangungjawab besar terhadap keberhasil pembelajaran. Selain itu, kurikulum memiliki peranan yang sangat besar sebagai penunjang keberhasilan pendidikan disamping integritas seorang guru itu sendiri. Pendidikan memberikan kontribusi yang besar bagi suatu bangsa, dimana sebagai wahana dalam mengartikan suatu pesan konstitusi serta sarana dalam 1 Muhammad Uzer Ustman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2006), 4 1

2 membangun watak bangsa (Nation Character Building). Berdasarkan Undang- Undang Sisdiknas 2003 Pasal 36 ayat 1, bahwa "Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional". Menurut pasal 3 Undang-Undang Sisdiknas bahwa "tujuan pendidikan nasional adalah pemberdayaan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha esa, berakhlak mulia, (memiliki nilai dan sikap), sehat berilmu, c/akap, kreatif (berilmu pengetahuan), mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (kecakapan psikomotorik)". 2 Dari pasal tersebut jelas terlihat bahwa kompetensi yang harus dimiliki siswa kurang lebih harus sesuai tujuan pendidikan. Dimana potensi tersebut akan lebih mudah diaplikasikan pada siswa dimulai pada usia dini, sehingga akan berdampak nyata pada kedewasaan mereka dalam berpikir. Munculnya kebijakan pemerintah tentang pendidikan yang bersifat sentralistik berubah ke pendidikan desentralistik yang dilatarbelakangi oleh perubahan dan tuntutan masyarakat dalam dimensi global. Aspirasi masyarakat terutama para orang tua ingin anak-anaknya dapat menguasai sejumlah pengetahuan, dapat merubah sikapnya, menerima norma-norma serta menguasai sejumlah ketrampilan. 2 http://id.mwikisource.org/wikiundang-undang_republik_indonesia_nomor_20_tahun_2003 diakses 12 November 2012

3 Atas dasar keinginan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi inilah pendidikan perlu diarahkan pada pendidikan demokratis. Demokratis merupakan pendidikan yang mampu melayani setiap perbedaan dan kebutuhan individu. Individu disini yaitu siswa, dimana setiap kemampuan yang dimiliki selalu berbeda-beda, tergantung bagaimana lingkungan sekolah membentuknya dengan tidak mengesampingkan kebutuhan utama. Berdasarkan keterangan di atas, sistem kurikulum menjadi salah satu kunci tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sehingga terlihat jelas disini bahwa kurikulum dan pendidikan mempunyai hubungan yang erat. Antara kurikulum dan pendidikan mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai. Apabila tujuan tersebut ingin tercapai maka harus ada sarana isi atau tepatnya kurikulum. Kurikulum dijadikan dasar acuan yang relevan, artinya sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut, hal ini dapat diartikan bahwa kurikulum dapat membawa kita kearah tercapainya tujuan pendidikan. Jika merujuk pada sejarah lahirnya konsep kurikulum integral, maka fakta yang kita dapati, adanya semacam kekhawatiran dari pemikir muslim akibat mewabahnya fenomena sekulerisme Barat yang menggerogoti kehidupan umat islam dalam seluruh aspek kehidupan, baik sosial, budaya, politik, maupun pendidikan. Dalam pendidikan yang salah satu akibat pengaruh buruk sekulerisme

4 dalam pendidikan adalah kita diperkenalkan dengan istilah dualism kurikulum yang berusaha memisahkan antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum (sains). 3 Fakta inilah yang melatarbelakangi lahirnya konsep kurikulum integral. Konsep ini berusaha mengintegrasikan kembali dua kurikulum tersebut. Dengan kata lain, kurikulum integral adalah anti thesis dari dualisme kurikulum yang berusaha menyodorkan suatu paradigma baru pendidikan dengan berbasiskan tauhid sebagai basis centralnya, sehingga dikotomi keilmuan tidak lagi mendapatkan tempatnya dalam semua aktifitas pendidikan dan pengajaran individu siswa. Integrasi dua kurikulum tidak hanya sekedar menggabungkan atau secara bersamaan mengajarkan ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan (sains) dalam skema dan strategi pengajaran dan pembelajaran siswa. Jika hanya sekedar mencampurkan, itu tidak berarti bahwa unsure-unsur yang terdapat dalam pengetahuan barat modern lantas sesuai dengan pandangan hidup Islam. Sekedar mencampurkan atau memasukkan dua kurikulum tersebut dalam silabus, tidaklah akan menghindarkan kita dari virus-virus pemikiran Barat. Karena itu yang dimaksud dengan integrasi ini adalah sebuah proses islamisasi ilmu pengetahuan. 4 Sejalan dengan itu, perkembangan kurikulum atau penambahan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah memberikan kebebasan kepada sekolah 3 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2003), 87 4 http://subliyanto.blogspot.com/2011/01/kurikulum-integral.html?m=0 diakses pada tanggal 12 November 2012

5 untuk mengembangkan kurikulum yang sudah ada menjadi nilai tambah dan cukup sempurna sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian siswa.. Sebagai pelaksanaan kurikulum integral, diperlukan adanya perencanaan yang matang. Melalui manajemen kurikulum yang baik terdapat beberapa pengembangan potensi yang perlu ditanamkan kepada siswa. Selain itu, agar dalam kegiatan pembelajaran berjalan secara efektif dibutuhkan adanya manajemen yang baik. Salah satu cara agar tercapainya tujuan pembelajaran adalah adanya penggunaan dan penerapan kurikulum yang tepat, sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Kebijakan mengenai kurikulum terus mengalami perkembangan. perkembangan kurikulum sangat berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran dan pemahaman siswa. Penerapan kurikulum yang kurang tepat berakibat pada hilangnya beberapa tujuan pendidikan, seperti tidak terakomodasi secara bersamaan nilai-nilai kognitif, psikomotorik, apektif atau spritiual. Di samping itu, siswa kurang bergairah, merasa tertekan terhadap pembelajaran, dan kurang bisa memahami penjelasan yang telah disampaikan oleh bapak/ibu guru. Sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan. Seperti halnya proses pembelajaran yang sangat kurang (jam belajar di kelas sangat minim). SMP al-falah Deltasari sebagai salah satu sekolah yang menerapkan adanya kurikulum integral sebagai sebuah jaminan kualitas terhadap para

6 siswanya, maka sebagai sekolah Islam, SMP al-falah Deltasari berusaha mensinergikan antara keilmuan-keilmuan yang dianggap umum dengan keilmuankeilmuan Islam. Dimana penekanan yang utamanya adalah berusaha menguatkan dan mensinergikan setiap pembelajaran dengan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al-qur an dan al-sunnah serta keilmuan-keilmuan Islam lainnya. Tentu hal ini akan memberikan dampak terhadap keilmuan serta pemahaman keislaman siswa. Kurikulum integral tersebut harus dirangkai dengan perencanaan yang matang agar mampu membingkai setiap proses pembelajaran benar-benar berlandaskan al-qur an, al-sunnah dan sumber-sumber keislaman lainnya. Materi PAI sebagai salah satu komponen pembelajaran di SMP al-falah Deltasari tentu tidak bisa lepas dengan diterapkannya kurikulum integral berupa sinergi keilmuan dengan dasar-dasar keilmuan Islam tersebut. selanjutnya, kemungkinan-kemungkian mengenai peningkatan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai keislaman akan lebih mendalam. Oleh sebab itu, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul; KURIKULUM INTEGRAL (STUDY TENTANG PENINGKATAN KUALITAS PEMAHAMAN MATERI PAI SISWA DI SMP AL-FALAH DELTASARI MELALUI PENGEMBANGAN KURIKULUM). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana bentuk Kurikulum integral di SMP al-falah Deltasari? 2. Bagaimana Pelaksanaan Kurikulum integral di SMP al-falah Deltasari?

7 3. Bagaimana kurikulum integral dapat meningkatkan kualitas pemahaman materi PAI siswa di SMP al-falah Deltasari? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat; 1. Mengetahui bagaimanakah bentuk kurikulum Integral di SMP al-falah Deltasari. 2. Mengetahui bagaimanakah pelaksanaan kurikulum Integral di SMP al-falah Deltasari. 3. Mengetahui sejauh mana kurikulum integral terhadap peningkatan kualitas pemahaman materi PAI siswa di SMP al-falah Deltasari melalui pengembangan kurikulum. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti: a. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti serta tambahan pengetahuan sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan praktek serta melatih diri dalam research ilmiah. b. Untuk memenuhi beban SKS dan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan tugas akhir penulis untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

8 2. Bagi Obyek Penelitian a. Sebagai sumbangan pemikiran ke dalam dunia pendidikan khususnya di SMP al-falah Deltasari. b. Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di SMP al-falah Deltasari. c. Sebagai bahan evaluasi terhadap kurikulum integral yang ditetapkan di SMP al-falah Deltasari. d. Sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah dan sebagai kontribusi khazanah intelektual pendidikan. E. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa penelitian terdahulu diataranya: 1. Tesis tentang Implementasi Kurikulum Integral TMI al-amin oleh Abd. Qadir Jailani Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel (2010). Tesis tersebut mengkaji mengenai faktor-faktor yang memperngaruhi perkembangan kurikulum integral, faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan kurikulum integral. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perkembangan kurikulum dipengaruhi oleh adanya kebutuhan pendidikan yang lebih terpadu, dengan mengakomodasi sistem pendidikan yang ada di pondok pesanten. Optimalisasi kurikulum tersebut masih membutuhkan pengetahuan yang cukup agar dapat terlaksana dengan baik. 2. Skripsi tentang Konsep Pendidikan Integral (Studi Terhadap Pemikiran

9 Muhammad Natsir Dan Muhammad Iqbal) oleh Muhammad Mukafi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel (2011). Skripsi ini mengkaji mengenai sejarah konsep pendidikan integral dan perbandingan konsep pendidikan menurut Muhammad Nasir dan Muhammad Iqbal. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa munculnya konsep pendidikan integral menjadi salah satu kunci kejayaan Islam pada masa lampau. Sementara konsep pendidikan integral yang dimaksud adalah perpaduan ilmu agama dan umum yang tidak terpisahkan sehingga dapat membentuk kecerdasan kognisi, emosi, dan spiritual. Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian yang akan dilaksanakan ini menfokuskan pada bentuk dan penerapan kurikulum integral dalam meningkatkan kualitas pemahaman materi PAI siswa di SMP al-falah Deltasari. F. DEFINISI OPERASIONAL Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian dalam judul skripsi ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini, yakni sebagai berikut: 1. Kurikulum Integral Kurikulum Integral adalah kurikulum yang memadukan aspek intelektual, skill atau keterampilan, dan mental spiritual. Kurikulum integral

10 dengan berlandaskan tauhid dan aqidah islamiyah yang tercermin dalam al- Qur an dan sunnah. 5 2. Peningkatan kualitas pemahaman Peningkatan adalah proses, cara dan perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya untuk mencapai hasil yang diharapkan. 6 Kualitas dalam konteks sekolah adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat. Misalnya prestasi olahraga, prestasi karya tulis ilmiah,dan prestasi pentas seni. Kualitas tamatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 7 Pemahaman adalah suatu hal yang dipahami dan dimengerti secara benar. 8 Dengan demikian, kualitas pemahaman ditandai dengan pemahaman yang benar dan dapat terwujudkan dalam tingkah laku atau praktek-praktek ibadah sesuai dengan materi-materi yang diajarkan. 5 Sukmadinata NanaSyaodih, Pengembangan kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 106 6 http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0806176_chapter1.pdf 7 Jurnal Pendidikan dan kebudayaan, 3 8 Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Bandung: Pustaka Setia, 2002), Cet. V. h. 427

11 3. Materi PAI Materi PAI adalah segala isi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa melaui integrasi materi kurikulum yang termuat dalam kurikulum Kemendiknas, Kemenag dan TPQ. 4. Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. 9 G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk memudahkan dalam memahami isi tata urutan skripsi ini, maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang berkaitan dengan rancangan pelaksanaan penelitian secara umum. Terdiri dari sub-sub bab tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. BAB II : KAJIAN TEORI Berisi tentang kajian kurikulum yang berguna sebagai alat untuk mengkaji kurikulum integral di SMP Al-Falah Deltasari, yang meliputi: Pengertian Kurikulum, asas-asas kurikulum, konsep kurikulum, pengembangan kurikulum 9 Muhammad Rohman, Kurikulum Berkarakter (Refleksi dan Proposal Solusi Terhadap KBK dan KTSP), (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), h. 159

12 dan kurikulum integral serta kajian teori mengenai peningkatan kualitas pemahaman materi PAI. BAB III : METODELOGI PENELITIAN Berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengujian validitas data. BAB IV : PAPARAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN Bab ini berisi tentang paparan (deskripsi) sejumlah data empiris yang diperoleh melalui studi lapangan. Mencakup gambaran umum SMP Al-Falah Deltasari, tentang siswa, program kurikulum Integral di SMP Al-Falah Deltasari, dan aplikasi kurikulum Integral terhadap peningkatan kualitas pemahaman materi PAI siswa di SMP Al-Falah Deltasari. BAB V : PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang interpretasi penulis, dengan data-data yang berhasil dihimpun. Analisa ini berfungsi untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan berkaitan dengan fungsi kurikulum integral terhadap peningkatan kualitas pemahaman materi PAI siswa di SMP Al-Falah Deltasari. BAB VI : PENUTUP Pada bab terakhir berisi kesimpulan dan saran-saran yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya.