BAB I PENDAHULUAN. dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi. mendatang. Bahasa memungkinkan manusia dapat memikirkan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. akal pikiran untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. hierarkis bermakna bahwa anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari. hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

L PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi dasar membaca yang tercantum adalah menemukan gagasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. sangat penting. Kegiatan baca tulis adalah modal utama dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam kehidupan sehari hari pada peserta didik dan. Madrasah Ibtidaiyah sudah terpetakan menjadi empat SK yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. keindahan bahasa Indonesia yang sederhana baik lisan maupun tulisan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jawa. Bahasa Jawa dalam pembelajaran di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan sastra Indonesia memiliki peranan penting dalam. perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Bahasa memungkinkan manusia dapat memikirkan suatu permasalahan secara teratur, terus-menerus, dan berkelanjutan. Sebaliknya, tanpa bahasa peradaban manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan pesan, pikiran, perasaan, gagasan dan pengalamannya kepada orang lain. Seseorang belajar bahasa karena didorong oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Maka dari itu, sejak dini anak diajarkan dan diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi dalam berbagai situasi bahasa yang baik secara lisan maupun tulis. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasinya. Peran guru dalam hal ini dirasa sangat penting, karena untuk dapat mengembangkan pembelajaran bahasa dan mencapai hasil yang maksimal, guru harus dapat 1

2 menerapkan model dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran. Penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas dalam pembelajaran. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis (St.Y. Slamet, 2008). Keempat aspek tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pengajaran bahasa. Keterampilan membaca dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting ialah pembelajaran membaca. Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalamanpengalaman baru (Darmiyanti Zuchdi dan Budiasih, 2001: 56). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986: 7). Membaca merupakan keterkaitan antara aktivitas fisik dan mental. Secara fisik membaca memerlukan indera penglihatan dan secara mental membaca memerlukan pemahaman dan daya ingat.

3 Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas anak didik (Akhadiah dalam Darmiyanti Zuchi dan Budiasih, 2001: 56). Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut menunjukan pentingnya penguasaan kemampuan membaca karena kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan bahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai dalam setiap jenjang pendidikan, termasuk dijenjang sekolah dasar. Kemampuan membaca menjadi dasar utama yang tidak hanya bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran yang lain. Tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak anak yang dapat membaca secara lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut (Mulyono Abdurrahman, 2003: 201). Membaca pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat memperoleh berbagai informasi secara aktif reseptif. Maksudnya, dengan memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, siswa dapat memperoleh berbagai informasi dalam waktu yang relatif singkat.

4 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 1 Paseh Banjarmangu kabupaten Banjarnegara, kemampuan siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam membaca, khususnya membaca pemahaman masih rendah. Ketidak mampuan siswa dalam membaca pemahaman ditandai dengan kurangnya siswa dalam memahami isi bahan bacaan. Hal ini dapat dilihat ketika siswa diberi pertanyaan mengenai isi bacaan yang dibaca, siswa tidak dapat menjawab dengan cepat dan harus membuka kembali bahan bacaan yang telah dibacanya. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran membaca, hanya 40% dari jumlah siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, 40% yang mampu menceritakan kembali cerita yang dibaca dengan kalimat dan kata-kata sendiri secara runtut, dan hanya 20% yang mampu menyimplkan isi bacaan dari bahan bacaan yang dibaca. Sedangkan jika diberi tes pemahaman, dari siswa yang berjumlah 21 anak hanya 9 siswa yang mendapatkan nilai di atas 60. Artinya kurang dari 50% siswa yang dapat menguasai bahan pembelajaran dan nilainya diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Paseh Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari guru maupun dari siswa sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: model dan metode pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional, minat baca siswa yang rendah, dan kurangnya motifasi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca. Salah satu

5 faktor penyebab rendahnya tingkat membaca pemahaman adalah metode yang digunakan oleh guru masih konvensional. Dalam pembelajaran membaca pemahaman, biasanya siswa diberi bahan bacaan kemudian masing-masing disuruh membaca dalam hati dilanjutkan dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan yang diberikan. Sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan kurang memperhatikan. Apabila salah satu siswa diminta membacakan untuk teman-temanya, siswa lain banyak yang gaduh dan bermain sendiri sehingga bacaan yang dibacakan kurang dapat disimak dengan baik. Selanjutnya guru hanya menyuruh siswa membaca sendiri tanpa adanya arahan dan bimbingan dari guru, bahkan guru sendiri tidak ikut membca. Akibatnya siswa kurang termotivasi ketika disuruh membaca sendiri, tidak bersungguh-sungguh dan hanya membaca sekilas saja. Oleh karena itu keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Paseh Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode pembelajaran yang baru yang berbeda dari pengajaran sebelumnya, agar keterampilan membaca pemahaman dapat meningkat sehingga dapat membantu mereka dalam mata pelajaran yang lain, karena keterampilan membaca tidak hanya digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia saja melainkan pada seluruh mata pelajaran. Seiring dengan perkembangan didalam dunia pendidikan, terciptalah bermacam-macam strategi dan metode pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran. Bermacam-macam strategi dan metode tersebut dapat menjadi solusi dalam permasalahan yang tengah dihadapi guru dan untuk menjadikan

6 siswa aktif dan kreatif selama pembelajaran. Melalui strategi dan metode pembelajaran yang inovatif tersebut dapat mengubah paradigma pembelajaran yang terjadi selama ini, yaitu dari teacher centered learning (pembelajaran perpusat pada guru) dapat beralih ke student centered learning (pembelajaran perpusat pada siswa). Beberapa strategi dan metode pembelajaran yang dapat dijadikan solusi diantaranya, model pembelajaran kooperatif dan metode Jigsaw, STAD, think-pair-share (berpasangan), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Group Investigation (GI), dan lain-lain. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah strategi Directed Reading Activity (DRA). Tujuan utama dari DRA adalah agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipunyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman (Rahim, 2003: 44). Strategi ini dapat meningkatkan kerjasama antara siswa melalui diskusi dan pengembangan pemahaman sesudah membaca (Eanes dalam Rahim, 2003: 44). Strategi DRA terdiri dari tiga komponen penting yakni kegiatankegiatan dasar terkait, persiapan, membaca dalam hati dan tindak lanjut (Eanes dalam Rahim, 2003:44). Dalam strategi DRA ini, siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok yang heterogen untuk mencari ide pokok, pikiran utama, karakter tokoh dan hal-hal yang berkaitan dengan teks bacaan. Sehingga strategi ini dirasa tepat untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahamaan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Paseh Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

7 Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dalam penelitian ini, peneliti memilih judul Peningkatan Keterampilan Membaca melalui strategi Directed Reading Activity (DRA) pada siswa kelas V SD Negeri 1 paseh Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah tersebut diketahui banyak faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca melalui strategi Directed Reading Activity (DRA) pada siswa kelas V SD antara lain: 1. Keterampilan membaca pemahaman siswa rendah. 2. Minat siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia rendah. 3. Pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan ceramah dan penugasan. 4. Guru belum menggunakan strategi Directed Reading Activity (DRA). 5. Tujuan pembelajaran belum tercapai maksimal. C. Pembatasan Masalah Agar pembatasan masalah mengarah pada tujuan yang akan dicapai, maka dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas dibuat batasan masalah sebagai berikut : 1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi Directed Reading Activity (DRA).

8 2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Paseh Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapan strategi Directed Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri 1 Paseh Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara? E. Tujuan Penelitian Memperhatikan masalah yang timbul dalam pembelajaran diperlukan usaha-usaha agar terdapat peningkatan keterampilan membaca. Tujuan penelitian adalah : 1. Untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan kualitas guru dalam melakukan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi pembelajaran Directed Reading Activity (DRA). 2. Untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Paseh Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.

9 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai metode alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan materi membaca pemahaman, dan menambah wawasan baru pengembangan teori membaca pemahaman dengan menggunakan strategi pembelajaran Directed Reading Activity (DRA). 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Memperbaiki proses pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia selanjutnya. 2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam mata pelajaran Indonesia pada siswa Sekolah Dasar dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. 3) Sebagai pertimbangan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. b. Bagi siswa 1) Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan strategi DRA.

10 2) Meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatnya kualitas pembelajaran membaca pemahaman baik proses maupun hasil dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.