BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian pengembangan dengan model Research and

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiono (2009: 297) penelitian R&D

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengembangkan produk berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

METODE PENELITIAN. yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974: 5) yaitu 4D model. Produk yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA Modified Free Inquiry. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN X O. Gambar 3.1.One-Shot Case Study Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

PENGEMBANGAN INTERESTING HANDOUT BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

E-journal Prodi Edisi 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Adapun yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah Modul IPA berbasis pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dengan tema Pemanasan Global untuk meningkatkan kemandirian belajar dan pemahaman konsep peserta didik di SMP. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap yang diadaptasi dari model pengembangan 4-D Models dari Thiagarajan (1974: 5). Dalam model pengembangan 4-D, terdapat 4 tahap yaitu define, design, develop, dan disseminate. Tahap define terdiri dari beberapa langkah yaitu analisis awal, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap design terdiri dari pemilihan media, pemilihan format, dan membuat rancangan awal. Tahap develop terdiri dari uji coba pengembangan dan penilaian ahli. Dan tahap disseminate merupakan penyebarluasan produk. Namun dalam penelitian ini tahap disseminate hanya dilakukan secara terbatas. 69

B. Prosedur Penelitian Prosedur langkah penelitian pengembangan modul IPA berbasis sains teknologi masyarakat (STM) dapat dilihat pada bagan di bawah: Analisis Ujung Depan Define Analisis Peserta Didik Analisis Tugas Analisis Konsep Perumusan Tujuan Penyusunan Instrumen Design Pemilihan Media Pemilihan Format Rancangan Modul IPA Draft I Dosen Pembimbing Revisi Revisi I (Draft II) Develop Validasi Dosen Ahli dan Guru IPA Produk Modul IPA Revisi Revisi II (Draft III) Uji Coba Pengembangan Disseminate Disebar Luaskan Penyempurnaan Produk Modul Akhir Gambar 7. Langkah Penelitian Pengembangan Modul IPA (modifikasi dari Thiagarajan, et al. 1974: 6-9). 70

Berdasarkan Gambar 7. Model pengembangan yang dilakukan terdiri dari empat tahapan yaitu: 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tahap pendefinisian merupakan langkah pertama dalam penelitian ini untuk mencari adanya fakta, potensi dan masalah, serta alternatif penyelesaian masalah tersebut. Dalam tahap ini meliputi 5 kegiatan, yaitu: a. Analisis Ujung Depan Pada tahap analisis ujung depan ini peneliti mencari dan mengumpulkan informasi dan mempelajari permasalahan dasar yang dihadapi guru di lapangan sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan penyusunan dan pengembangan bahan ajar modul IPA. Agar mendapatkan informasi tersebut, dilakukan kajian studi pustaka mengenai pembelajaran IPA dan penggunaan bahan ajar yang berhubungan dengan sains teknologi masyarakat (STM), kemandirian belajar dan pemahaman konsep. b. Analisis Peserta Didik Pada tahap analisis peserta didik peneliti melakukan pengumpulan data melalui penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai kemandirian belajar dan pemahaman konsep peserta didik dan melakukan observasi di lapangan terkait karakteristik peserta didik. Data tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menentukan model pendekatan/metode/media/bahan ajar yang sesuai 71

dengan masalah rendahnya kemandirian belajar dan pemahaman konsep peserta didik. c. Analisis Tugas Pada tahap analisis tugas ini dilakukan untuk mengidentifikasi kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. Penyusunan modul IPA ini mengacu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Kurikulum 2013 (K-13). d. Analisis Konsep Pada tahap analisis konsep ini dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep penting yang akan diajarkan dalam pembelajaran. Kemudian menyusun konsep-konsep tersebut ke dalam hirarki yaitu peta konsep atau peta kompetensi. Peta konsep yang telah disusun digunakan sebagai dasar penyusunan tujuan pembelajaran dan materi dalam bahan ajar modul IPA. e. Analisis Tujuan Pembelajaran Pada tahap analisis tujuan pembelajaran dilakukan dengan mengkonversi hasil analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran dan materi yang diajarkan kepada peserta didik. Tujuan pembelajaran tersebut dijadikan dasar untuk merancang perangkat pembelajaran dan kemudian diintegrasikan ke dalam bahan ajar modul IPA yang dikembangkan. 72

2. Tahap Perancangan (Design) Tahap perencanaan ini bertujuan untuk merncanakan produk awal (Draft I) berdasarkan data-data yang diperoleh pada tahap pendefinisian. Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Penyusunan Instrumen Pada penelitian ini instrumen yang disusun meliputi instrumen validasi bahan ajar modul IPA, instrumen penilaian hasil uji coba produk, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dan angket respon peserta didik terhadap bahan ajar modul IPA yang telah dikembangkan. Instrumen validasi bahan ajar modul IPA digunakan untuk menilai kelayakan produk modul IPA yang dikembangkan melalui angket penilaian oleh dosen ahli dan guru IPA. Instrumen penilaian hasil uji coba produk digunakan untuk mengukur kemandirian belajar dan pemahaman konsep peserta didik selama menggunakan modul IPA yang dikembangkan dalam pembelajaran. Angket respon peserta didik terhadap modul IPA digunakan untuk mengetahui respon peserta didik setelah menggunakan modul IPA yang dikembangkan. b. Pemilihan Media Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dan cocok dengan materi pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan hasil analisis tugas, konsep, dan 73

karakteristik peserta didik. Hal ini ditujukan agar dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. c. Pemilihan Format Pemilihan format atau bentuk penyajian disesuaikan dengan bahan pembelajaran yang dikembangkan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul IPA. Pemilihan format disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dan adanya penekanan terhadap kemandirian belajar dan pemahamn konsep peserta didik. Format modul IPA yang dikembangkan memuat unsur halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, peta konsep, materi pembelajaran, info IPA, kegiatan praktikum, kegiatan diskusi, rangkuman, uji kompetensi, daftar pustaka, glosarium, dan profil peneliti. d. Rancangan Modul IPA (Draft I) Rancangan awal yang dimaksud dalam penelitan ini berupa rancangan awal modul. Rancangan awal modul IPA ini berupa rancangan seluruh modul yang telah dikerjakan oleh peneliti sebelum dinilai oleh validator ahli dan praktisi, selanjutnya akan dilakukan penyempurnaan atas masukan dan saran oleh pembimbing. Tujuan dari tahap ini adalah agar modul IPA yang dikembangkan sesuai dengan langkah dan komponen yang terdapat dalam rancangan pembelajaran. 74

3. Tahap Pengembangan (Develop) Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang telah dilakukan melalui 2 langkah, yakni: (a) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (b) uji coba pengembangan (developmental testing). Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan produk akhir modul IPA yang dikembangkan setelah melalui revisi berdasarkan masukan pakar ahli dan data hasil uji coba. a) Validasi Ahli (Expert Appraisal) Modul IPA berbasis sains teknologi masyarakat (STM) hasil pengembangan sebelum digunakan harus melalu tahap validasi yang bertujuan untuk memperbaiki desain awal (Draft I) setelah dikonsultasikan dengan dengan dosen pembimbing. Validasi ini juga bertujuan untuk menilai kelayakan modul IPA. Validasi dilakukan oleh dosen ahli dan guru bidang studi IPA di SMP N 1 Kalasan. Teknik validasi dengan pemberian angket, kemudian setelah direvisi menghasilkan Draft II sesuai dengan komentator, saran, dan penilaian yang diberikan oleh validator terkait bahasa dan gambar, kelayakan isi, dan penyajian materi. b) Uji Coba Pengembangan (Developmental Testing) Uji coba pengembangan dalam penelitian ini yaitu uji lapangan. Kegiatan ini meliputi uji coba penggunaan modul dalam pembelajaran. Kegiatan uji coba ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan produk 75

modul IPA dalam meningkatkan kemandirian belajar dan pemahaman konsep peserta didik. Peningkatan kemandirian belajar peserta didik dapat diukur melalui lembar observasi dan angket, sedangkan untuk peningkatan pemahaman konsep dapat diukur melalui tes tertulis dengan sistem pre-test dan post-test. Selain itu, diperoleh juga data respon peserta didik terhadap modul IPA yang dikembangkan melalui angket respon peserta didik. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate) Pada tahap ini merupakan langkah akhir dalam penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menyebarluaskan produk modul IPA yang telah dikembangkan. Namun dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan tahap penyebaran produk secara luas. C. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba Desain penelitian yang digunakan yaitu one group pretest-postest design yaitu pengukuran yang dilakukan dalam satu kelompok subjek (pre-test) dengan melakukan perlakuan dalam dalam jangka waktu tertentu kemudian melakukan pengukuran kedua (post-test) terhadap variabel penelitian. Hasil pre-test dan post-test kemudian dibandingkan dan dilihat perbedaannya. Desain penelitian ditunjukkan pada Gambar 8. Pre-test Perlakuan Post-test O1 X O2 Gambar 8. Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design. 76

Keterangan : O1 = pre-test X = perlakuan O2 = post-test (Kundjojo, 2009: 46). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul IPA berbasis sains teknologi masyarakat (STM) untuk meningkatkan kemandirian belajar dan pemahaman konsep peserta didik di SMP. Modul IPA hasil revisi oleh dosen ahli dan guru IPA (Draft III) kemudian diuji cobakan ke lapangan. Proses pembelajaran dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Uji coba produk dilaksanakan menggunakan satu kelas sebagai kelas uji coba yaitu kelas VII F SMP N 1 Kalasan. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian pengembangan ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kalasan, Sleman, Yogyakarta, sedangkan waktu dilaksanakan penelitian ini adalah bulan Maret- Juni 2017 tahun pelajaran 2016/ 2017. 3. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian pengembangan ini, subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas VII F SMP N 1 Kalasan dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 anak. Objek penelitian ini adalah modul IPA berbasis sains teknologi masyarakat (STM) untuk meningkatkan kemandirian belajar dan pemahaman konsep peserta didik kelas VII di SMP 1 Kalasan dengan tema Pemanasan Global. 77

4. Jenis Data Dalam penelitian pengembangan ini, data yang diperoleh terdiri dari: a. Data tingkat kelayakan modul IPA hasil pengembangan berdasarkan saran dan masukan dari dua dosen ahli dan dua guru IPA. b. Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM). c. Data kemandirian belajar peserta didik melalui observasi dan angket. d. Data hasil tes pemahaman konsep peserta didik melalui metode pre-test dan post-test. e. Data respon peserta didik terhadap produk modul IPA yang dikembangkan. D. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Lembar Validasi Produk Instrumen validasi merupakan angket yang digunakan oleh dosen ahli, guru mata pelajaran IPA yang memberi penilaian terhadap modul IPA. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui kelayakan modul IPA sebelum diuji coba. Angket validasi ini antara lain digunakan untuk memperoleh data berupa kelayakan produk ditinjau dari komponen bahasa dan gambar, komponen kelayakan isi, dan komponen penyajian. Instrumen penilaian modul IPA untuk dua dosen ahli dan dua guru IPA disajikan dalam Lampiran 3.1. 78

b. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Instrumen ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) yang ditinjau dari kegiatan guru dan kegaiatan peserta didik saat proses pembelajaran. Instrumen keterlaksanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) yang tercantum dalam RPP. Instrumen penilaian keterlaksanaan pembelajaran sains teknologi masyarakat menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Jawaban Ya memiliki skor 1 apabila kegiatan pembelajaran guru dan peserta didik sesuai dengan indikator penilaian. Sedangkan jawaban Tidak memiliki skor 0 apabila kegiatan pembelajaran guru dan peserta didik tidak sesuai dengan indikator penilaian. Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dapat dilihat pada lampiran 4.4. 1. Lembar Observasi dan Angket Kemandirian Belajar a. Angket Kemandirian Belajar Instrumen angket kemandirian belajar adalah instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemandirian belajar peserta didik. Angket ini digunakan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk menganalisis kemandirian belajar peserta didik setelah menggunakan 79

modul IPA yang dikembangkan. Kisi-kisi instrumen angket kemandirian belajar peserta didik dapat dilihat pada lampiran 4.2. b. Lembar Observasi Kemandirian Belajar Lembar observasi disusun untuk mengetahui aktivitas peserta didik saat kegiatan pembelajar menggunakan modul IPA yang dilengkapi dengan rubrik. Pengamatan aktivitas peserta didik ini akan digunakan untuk menilai kemandirian belajar peserta didik dalam belajar. Adapun kisi-kisi instrumen lembar observasi kemandirian belajar peserta didik dapat dilihat pada lampiran 4.3. 2. Soal Tes Pemahaman Konsep Tes pemahaman konsep disusun untuk mengetahui peningkatan penguasaan pemahaman konsep peserta didik setelah menggunakan bahan ajar modul IPA. Butir soal tes pemahaman konsep disusun berdasarkan kisi-kisi soal pemahaman konsep yang dapat dilihat pada Lampiran 4.3. 3. Angket Respon Peserta Didik Terhadap Modul IPA Angket atau kuesioner merupakan salah satu bentuk instrumen penilaian yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada peserta didik untuk dijawab (Sugiyono, 2008: 199). Angket respon peserta didik ini disusun untuk mengetahui respon peserta didik terhadap modul IPA hasil pengembangan. Instrumen penilaian menggunakan skala Likert dengan menggunakan lima alternatif jawaban yakni Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak 80

Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun kisi-kisi angket dapat dilihat pada Lampiran 3.2. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Data yang dianalisis meliputi: 1. Analisis Data Hasil Validasi Modul IPA Angket validasi modul IPA dianalisis dengan mencari rata-rata penilaian antara dua penilai. Perolehan rata-rata skor dari setiap komponen aspek penilaian dengan menggunakan rumus: (Sumber: Sugiono, 2010: 49) Keterangan: Χ ΣΧ n = Skor rata-rata = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik = Jumlah skor maksimal Selanjutnya, semua data yang sudah diperoleh pada tiap butir penilaian kemudian dijumlah disebut sebagai skor aktual (X). Skor aktual yang bersifat kuantitatif ini diubah menjadi nilai kualitatif dengan berpedoman pada konversi skor menjadi skala lima untuk mengetahui kelayakan kualitas modul IPA yang dikembangkan. Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. 81

Tabel 1. Konversi Skor Penilaian Modul Menjadi Skala Lima Nilai Rentang Skor Nilai Kategori A Xi +1,80 SB i < X A Sangat baik B Xi + 0,60 SB i < X Xi + 1,80 SBi B Bak C Xi 0,60 SBi < X Xi + 0,60 SBi C Cukup D Xi 1,80 SBi < X Xi 0,60 SBi D Kurang E X <Xi -1,80 SBi E Sangat Kurang (Sumber: Eko Putro Widoyoko, 2009: 238) Keterangan: X =Skor Aktual (Skor yang diperoleh) Xi = Rerata skor ideal = (Skor Maksimal Ideal Skor Minimal Ideal) SBi = Simpangan baku ideal = (Skor Maksimal Ideal Skor Minimal Ideal) Skor Maksumal Ideal = Σ Butir kriteria Skor Tertinggi Skor Minimal Ideal = Σ Butir kriteria Skor Terendah Tabel 1. Dijadikan sebagai pedoman konversi skor ke nilai pada penelitian ini. Nilai kelayakan produk dalam penelitian ini akan ditentukan dengan minimum nilai C dengan kategori cukup baik. Jadi, jika hasil penilaian oleh para ahli dan guru IPA rerata memberikan hasil akhir minimum C maka produk pengembangan modul IPA sudah layak digunakan. Reliabilitas dari validasi dosen ahli dan guru IPA dapat ditetapkan dengan menggunakan formula Borich (1994: 385), dengan persamaan sebagai berikut. } x 100% Keterangan: A = skor tertinggi B = skor terendah 82

Hasil validasi modul IPA reliable jika memiliki reliabilitas di atas 75%. 2. Analisis Data Angket Respon Peserta Didik Terhadap Modul IPA Adapun langkah-langkah menganalisis hasil penilaian respon peserta didik terhadap modul IPA dengan menggunakan angket adalah sebagai berikut: a. Merekapitulasi setiap item pernyataan angket respon peserta didik terhadap modul. b. Menghitung jumlah skor pada setiap nomor indikator. c. Menghitung rata-rata skor pada setiap nomor indikator. d. Menghitung jumlah skor pada setiap aspek. e. Menghitung jumlah rata-rata tiap aspek. f. Skor jumlah rata-rata tiap aspek yang bersifat kuantitatif ini diubah menjadi nilai kualitatif dengan berpedoman pada konversi skor menjadi skala lima untuk mengetahui respon peserta didik terhadap modul IPA yang dikembangkan. Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. 3. Analisis Keterlaksanaan Pembelajar dengan Pendekatan STM Data keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan STM dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan skor rerata. Data keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan STM ditinjau dari kegiatan pembelajaran oleh guru dan peserta didik berdasarkan jumlah pertemuan yang terdapat di dalam RPP. Penilaian keterlaksanaan 83

pembelajaran dilakukan oleh 3 observer dan dapat dianalisis dengan persamaan berikut ini. % keterlaksanaan = x 100% Persentase keterlaksanaan selanjutnya diubah menjadi data kualitatif yang tersaji pada tabel 2. berikut ini. Tabel 2. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan STM Tingkat penguasaann Nilai Kategori 86-100 % A Sangat baik 76-85 % B Baik 60-75% C Cukup 55-59% D Kurang baik <54% E Sangat kurang baik (Sukardjo, 2009: 55) 4. Analisis Data Kemandirian Belajar Peserta Didik Untuk menilai kemandirian belajar peserta didik dilakukan dengan menggunakan angket dan lembar observasi. a. Analisis Kemandirian Belajar Peserta Didik melalui Angket Angket kemandirian belajar berisi 32 pertanyaan dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Tabel 3. Kriteria Penskoran Angket Kemandirian Belajar Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Kurang Setuju 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Satuju 1 5 84

Adapun langkah-langkah menganalisis hasil penilaian kemandirian belajar peserta didik dengan menggunakan angket adalah sebagai berikut: 1) Masing-masing item pernyataan angket kemandirian belajar direkapitulasi berdasarkan responden peserta didik. 2) Menghitung jumlah skor masing-masing peserta didik. 3) Menghitung persamaan hasil penskoran jawaban peserta didik dengan menggunakan rumus sebagai berikut: x 100% Keterangan: X = persentase skor = jumlah skor yang diperoleh S = skor maksimal (Suharsini Arikunto, 2008: 235) Setelah hasil kemandirian belajar peserta didik dihitung persentasenya, kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan gains-test dari persentase angket sebelum dan sesudah menggunakan modul. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemandirian belajar peserta didik dengan menggunakan modul IPA. Menurut Hake (1999: 1) absolute gain (gain mutlak) diperoleh dari nilai rerata post-test dikurangi nilai rerata pre-test peserta didik. G abs = Xposttest- Xpretest 85

Gains score dapat dicari dengan mengunakan rumus: Keterangan : Xpretest Xposttest X = nilai rerata pretest = nilai rerata postest = nilai maksimum berikut: Nilai gains score yang dihasilkan diinterpretasikan sesuai tabel Tabel 4. Tabel Interpretasi Nilai Gains Score Nilai <g> Klasifikasi <g> 0,7 Tinggi 0,7 ><g> 0,3 Sedang <g>< 0,3 Rendah b. Analisis Kemandirian Belajar Peserta Didik melalui Lembar Observasi Langkah-langkah dalam menganalisis hasil penilaian kemandirian belajar peserta didik dengan menggunakan lembar observasi adalah sebagai berikut: 1) Masing-masing item pernyataan angket kemandirian belajar direkapitulasi berdasarkan responden peserta didik. 2) Menghitung jumlah skor masing-masing peserta didik. 3) Menghitung persamaan hasil penskoran jawaban peserta didik dengan menggunakan rumus sebagai berikut: x 100% 86

Keterangan: X = persentase skor = jumlah skor yang diperoleh S = skor maksimal (Suharsini Arikunto, 2008: 235) Hasil persentase kemandirian belajar peserta didik melalui lembar observasi pada tiap pertemuan yang diperoleh berupa data kuantitatif diubah menjadi data kualitatif dengan menggunakan pedoman pada tabel 5 berikut: Tabel 5. Persentase Kemandirian Belajar Peserta Didik No Tingkat Kemandirian Nilai Huruf Kategori 1 89-100 % A Sangat Baik 2 76-85 % B Baik 3 60-75 % C Cukup 4 55-59 % D Kurang 5 54 % E Sangat Kurang (Ngalim Purwanto, 2002:103) 5. Analisis Pemahaman Konsep Peningkatan pemahaman konsep melalui hasil tes dapat dilihat dengan standart gain. Menurut Hake (1999: 1) absolute gain (gain mutlak) diperoleh dari nilai rerata post-test dikurangi nilai rerata pre-test peserta didik. G abs = Xposttest- Xpretest Standart gain dapat dicari dengan mengunakan rumus: 87

Keterangan : Xpretest Xposttest X = nilai rerata pretest = nilai rerata postest = nilai maksimum Nilai gains score yang dihasilkan diinterpretasikan sesuai tabel berikut: Tabel 6 Tabel Interpretasi Nilai Gains Score Pemahaman Konsep Nilai <g> Klasifikasi <g> 0,7 Tinggi 0,7 ><g> 0,3 Sedang <g>< 0,3 Rendah 88