DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii DAFTAR SINGKATAN... xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Malaria... 8 2.2 Konsep Metode Kelompok Pendukung... 18 2.3 Konsep Perilaku... 25 BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep... 34 3.2 Hipotesis Penelitian... 35 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 35 3.4 Definisi Operasional... 36 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian... 38 4.2 Kerangka Kerja... 39 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 40 4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Penelitian... 40 4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data. 42 4.6 Pengolahan dan Analisis Data... 49
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian... 52 5.2 Pembahasan... 59 BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan... 75 6.2 Saran... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ABSTRAK Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita dan ibu hamil. Perawat kelompok pendukung mengajarkan kelompok ibu bayi balita menemukan solusi secara bersama dalam pencegahan malaria. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh perawat sebagai kelompok pendukung terhadap perilaku pencegahan malaria pada ibu bayi balita di Desa Hobawawi. Penelitian ini merupakan studi quasi eksperimental (pretest-posttest with control group). Total sampel 24 orang yang dipilih dengan cara purposive sampling, dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Pengumpulan data menggunakan kuisioner untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan malaria sebelum dan sesudah perlakuan. Pengetahuan, tindakan dan sikap kelompok kontrol meningkat dengan rentang beda median 0,5 1,5. Kelompok perlakuan mengalami peningkatan pengetahuan, tindakan dan sikap dengan rentang beda median 2,0 3,5. Hasil uji Wilcoxon diperoleh ada pengaruh perawat kelompok pendukung terhadap perilaku pencegahan malaria (p=0,002 0,01). Hasil uji Mann whitney diperoleh ada perbedaan pengetahuan setelah diberikan intervensi perawat sebagai kelompok pendukung antara kelompok kontrol dan perlakuan (p=0,006). Perawat kelompok pendukung memiliki pengaruh terhadap pengetahuan dan tindakan pencegahan malaria pada ibu bayi balita di desa Hobawawi. Program ini dapat dilanjutkan dengan membentuk kelompok pendukung ibu untuk menjangkau seluruh kelompok masyarakat. Kata kunci: Ibu bayi balita, kelompok pendukung, pendidikan kesehatan, perilaku pencegahan malaria Referensi (14: 2009 2016).
ABSTRACT Malaria can cause death, especially in high-risk groups i.e. infants, toddlers and pregnant women. Nurses support group teach groups of mothers to find the solutions together in the prevention of malaria. The aim of research was to determine the effect of nurses as a support group against malaria prevention behaviors in mothers of toddlers in the village of Hobawawi. The research is a quasi-experimental study (pretest-posttest control group). Total of sample was 24 people selected by purposive sampling, divided into control and treatment groups. The collection of data was conducted by using a questionnaire to determine the knowledge, attitude and malaria precautions before and after treatment. Knowledge, actions and behavior of the control group increased by a median difference ranges from 0.5 to 1.5. The treatment group experienced an increase in knowledge, action and attitude with a median difference ranges from 2.0 to 3.5. Wilcoxon test results showed that there is a support group of nurses effect on the malaria prevention behaviors (p =.002 to 0.01). Mann Whitney test results indicated that there are differences in knowledge after the intervention of nurse as the support group between the control and the treatment groups (p = 0.006). Support group of nurses have an effect on malaria prevention behaviours in mothers of toddlers in the village of Hobawawi. This program can be continued by forming support group of mothers to reach all communities. Keywords: Mothers of toddlers, support groups, health education, malaria prevention behaviors Reference (14: 2009 2016).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria sampai dengan saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak negara di dunia. Malaria pada manusia disebabkan oleh lima spesies parasit dari genus Plasmodium. Empat dintaranya yaitu Plasmodium Falciparum, Plasmodium Vivax, Plasmodium Malariae dan Plasmodium Ovale merupakan spesies malaria yang menyebar dari satu orang ke orang lain melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Sedangkan Plasmodium Knowlesi tidak menyebar dari orang ke orang melainkan terjadi pada manusia ketika nyamuk terinfeksi oleh monyet kemudian menggigit dan menginfeksi manusia (Global malaria report, 2015). World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 melaporkan terjadi penurunan 18% kasus malaria dari perkiraan 262 juta kasus di tahun 2000 dan 214 juta kasus malaria di tahun 2015. WHO juga melaporkan terjadinya trend penurunan kasus kematian karena malaria sebesar 48% dari perkiraan 839.000 di tahun 2000 dan 438.000 di tahun 2015. Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan propinsi dengan prevalensi kasus malaria tertinggi kedua setelah Propinsi Papua yaitu sebesar 23,3% (Riskesdas, 2013). Hampir 90% desa di Propinsi NTT merupakan daerah endemis malaria (Dinas Kesehatan Propinsi NTT, 2012). Berdasarkan data yang diperoleh melalui studi pendahuluan di klinik malaria Desa Hobawawi, tercatat 95 dari total 422 kasus malaria positif atau sekitar 23% terjadi pada bayi dan anak usia balita di tahun 2015 (Rekam medik klinik malaria Hobawawi, 2015). Data yang diperoleh dari Desa Hobawawi, total bayi dan balita pada tahun 2016 berjumlah 146 orang. Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita, dan ibu hamil. Angka kematian anak balita karena malaria menurun dari 723.000 di tahun 2000 menjadi 306.000 di tahun 2015. Meskipun
terjadi penurunan angka kematian karena malaria, tetapi masalah ini masih menjadi masalah yang harus ditanggulangi menuju target dunia bebas malaria di 2016-2030 (WHO, 2015). Malaria merupakan pembunuh utama pada anak, mengambil nyawa seorang anak setiap dua menit (WHO, 2015). Di Republic of Gunea, malaria merupakan penyebab kematian utama pada anak usia bawah lima tahun (Ruberto, Camara, Banek, & Lou, 2014). Untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian karena malaria diperlukan suatu upaya atau strategi dalam pemberantasan malaria pada manusia. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui pendekatan yang terintegrasi atau menyeluruh dalam pencegahan malaria merupakan salah satu program yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan malaria (Musoke, et al., 2013). Pendekatan yang terintegrasi dalam eliminasi atau pencegahan malaria dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, pemerintah daerah bersama mitra kerja pembangunan yang ada di desa termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan masyarakat desa setempat. Eliminasi malaria merupakan salah satu kebijakan tentang malaria yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No 293 Tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam menjalankan strategi atau upaya pencegahan malaria perlu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui pemberian informasi tentang malaria dan cara penularan serta cara pencegahan (Kumari, Kant, Sharma & Kumari, 2015). Program pemberantasan malaria, terutama masyarakat yang berada di wilayah dengan tingkat penularan malaria yang tinggi sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat itu sendiri (Lumolo, Pinontoan & Rattu, 2015). Menurut Bloom (dalam Notoatmodjo, 2014) terdapat tiga tingkat ranah perilaku yakni pengetahuan, sikap dan tindakan atau praktik. Dalam meningkatkan perilaku kesehatan masyarakat terutama kelompok resiko tinggi (bayi, balita dan ibu hamil) terhadap pencegahan malaria diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman mereka melalui upaya promotif. Pada kelompok resiko tinggi seperti bayi dan anak usia balita,
perilaku pencegahan malaria masih bergantung kepada orang tua terutama dari perilaku ibu. Salah satu peran ibu terhadap masalah kesehatan bayi dan anak adalah peran terhadap pencegahan dan penanganan terhadap sakit. Peningkatkan pengetahuan dan praktik masyarakat merupakan elemen penting dari program pengendalian penyakit dan untuk mengoptimalkan efektivitas program ini menjadi prioritas di negara-negara dengan kejadian malaria tinggi (Ruberto, et al., 2014). Upaya yang ditempuh untuk mencapai tujuan program pemberantasan malaria, diantaranya perlu meningkatan pemberian pendidikan kesehatan, membangun kesadaran masyarakat yang lebih tinggi, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang metode pengendalian gigitan nyamuk dan menekankan peran vektor dalam menularkan penyakit (Ruberto, et al., 2014). Pemberian pendidikan kesehatan berbasis masyarakat yang melibatkan petugas kesehatan sangat dianjurkan untuk mencapai target yang baik dalam pencegahan malaria (Apo, Owusu & Margaret, 2015). Menurut Gligorov & Donev (2007) dalam Ichsan, dkk (2015), kelompok pendukung memungkinkan orang atau masyarakat untuk belajar secara mandiri, terlibat aktif dan interaktif, dan mencapai pengetahuan yang dapat diterapkan dalam praktik atau tindakan. Metode pemberian pendidikan kesehatan melalui kelompok pendukung mengenalkan teknik untuk menstimulasi kapasitas anggota kelompok dan kesiapan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari (Ichsan, dkk 2015). Berbeda dengan pemberian pendidikan kesehatan dengan metode satu arah seperti poster, ceramahceramah, dan penyuluhan-penyuluhan belum memberikan ruang yang banyak bagi penerima pesan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran atau pendidikan kesehatan. Menurut Gligorov (2007) dalam Ichsan (2015), pada proses pendidikan kesehatan setiap orang harus berpartisipasi secara aktif dan bahkan yang lebih penting harus mempraktikkan dalam pola hidup sehat. Pemberian pendidikan kesehatan melalui kelompok pendukung terbukti memberikan hasil yang bermakna terhadap peningkatkan pengetahuan dan sikap
ibu-ibu tentang air susu ibu eksklusif sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan (Dewi, 2015). Penelitian yang dilakukan di Uganda menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan melalui kelompok pendukung lebih mudah diterima di masyarakat (Nankunda, 2006 dalam Lakshmi, 2012). Hal ini disebabkan karena suasana saling memberi dukungan lebih mudah terjalin dalam kelompok yang mempunyai permasalahan, pengalaman dan situasi yang sama. Sebuah penelitian intervensi di Dhaka, Bangladesh (2000) tentang efektivitas kelompok pendukung berbasis masyarakat terhadap perilaku menyusui terbukti efektif meningkatkan inisiasi dan durasi menyusui (Lakshmi, 2012). Kelompok pendukung yang terdiri dari anggota kelompok yang mempunyai permasalahan yang sama dapat saling berbagi pengalaman tentang masalah yang dialami, saling mendukung diantara anggota kelompok, mengembangkan keterampilan baru dan menawarkan saran untuk mengatasi masalah yang belum pernah terpikirkan sebelumnya dengan dibantu oleh seorang fasilitator (Corey dalam Ariyani, 2012). Perawat dalam menjalankan tugasnya memiliki wewenang memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berada dibawah tanggung jawabnya (Undang- Undang Keperawatan No 38, 2014). Dalam kelompok pendukung secara ekslusif dipimpin oleh pemimpin sebaya tenaga kesehatan profesional termasuk perawat sebagai fasilitator (Kurtz dalam Ariyani, 2012). Kelompok ibu dari bayi dan anak usia balita sebagai kelompok dengan resiko tinggi malaria perlu diberikan pendidikan melalui dukungan kelompok pendukung yang bertujuan untuk merubah perilaku kesehatan. Setiap anggota dalam kelompok pendidikan ini dapat berbagi pengalaman, saling mendukung dan mungkin menawarkan saran untuk mengatasi masalah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya (Corey, (2001). Perubahan perilaku dengan pendidikan akan menghasilkan perubahan yang efektif bila dilakukan metode diskusi partisipasi (Notoatmodjo, 2014). Karena itu, penting untuk meningkatkan perilaku pencegahan malaria melalui pendidikan kesehatan oleh kelompok tenaga kesehatan
pada ibu atau orang tua bayi balita di Desa Hobawawi demi menurunkan angka kesakitan dan kematian karena malaria. Penelitian sebelumnya di India mengatakan bahwa dukungan terhadap pemberian informasi mengenai penularan, pengobatan dan pencegahan terhadap malaria perlu tetap dilakukan meskipun pengetahuan masyarakat cukup atau masih tinggi. (Dambhare, Nimgade, & Dudhe, 2012). Melalui dukungan kelompok pendidikan diharapkan perubahan perilaku kesehatan ibu menjadi meningkat karena kegiatan dalam kelompok ibu bayi dan anak usia balita dapat berbagi pengalaman dan menemukan strategi baru dalam pencegahan malaria. Melihat fenomena ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh perawat sebagai kelompok pendukung terhadap perilaku pencegahan malaria ibu bayi dan anak usia balita di Desa Hobawawi Kabupaten Sumba Barat. 1.2 Rumusan Masalah Malaria merupakan pembunuh utama pada anak, mengambil nyawa seorang anak setiap dua menit. Pencegahan malaria pada bayi dan anak balita sangat bergantung pada orang tua termasuk peran ibu. Meningkatkan pengetahuan dan praktek masyarakat tentang metode pengendalian gigitan nyamuk peran vektor dalam menularkan penyakit merupakan elemen penting dalam program pengendalian malaria. Peningkatan perilaku kesehatan ibu dapat diberikan melalui pendidikan kesehatan berupa pendekatan melalui kelompok pendukung dalam bentuk kelompok pendidikan untuk pencegahan malaria pada bayi dan anak balita. Salah satu peran perawat adalah sebagai pendidik/health educator untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan yang dialami. Berdasarkan uraian ini, dapat ditarik rumusan masalah, yaitu: adakah pengaruh perawat sebagai kelompok pendukung terhadap perilaku pencegahan malaria pada ibu bayi balita di Desa Hobawawi, Sumba Barat?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perawat sebagai kelompok pendukung terhadap perilaku pencegahan malaria pada ibu bayi balita di Desa Hobawawi, Sumba Barat. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik subjek penelitian (usia, pendidikan, pekerjaan) pada ibu yang mempunyai bayi balita di Desa Hobawawi Sumba Barat. 2. Mengidentifikasi perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) pencegahan malaria pada ibu bayi balita sebelum diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. 3. Mengidentifikasi perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) pencegahan malaria pada ibu bayi balita setelah diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. 4. Menganalisis pengaruh perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) sebelum dan setelah diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. 5. Menganalisis perbedaan perilaku pencegahan malaria sesudah diberikan intervensi perawat sebagai kelompok pendukung pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai inovasi baru dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya bagi mata kuliah promosi kesehatan.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai metode yang bisa diaplikasikan dalam memberikan intervensi untuk mengubah perilaku kesehatan masyarakat. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Puskesmas, hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman serta masukan bagi perawat dalam upaya merubah perilaku kesehatan masyarakat. 2. Bagi kelompok ibu bayi dan balita, sebagai bahan informasi pentingnya perubahan perilaku kesehatan untuk mencegah terjadinya malaria. 3. Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman belajar dalam kegiatan penelitian sehingga dapat memperoleh pengalaman dan meningkatkan wawasan peneliti tentang perawat sebagai kelompok pendukung terhadap perilaku pencegahan malaria pada ibu bayi balita.