TINJAUAN PUSTAKA. lahan kering merupakan prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
Menurut Abdurachman dkk (2008) umumnya lahan kering memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

TINJAUAN PUSTAKA. tertangani dengan baik. Pemanfaatan tanah Ultisol akan dihadapkan pada berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (605) :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan tanah yang bertekstur relatif berat, berwarna merah

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kata Ultisol berasal dari bahasa latin ultimus yang berarti terakhir atau

TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ilmu Tanah dan Tanaman

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Ultisol dan Masalahnya. Menurut Harjowigeno (1993) bahwa tanah Ultisol biasanya di temukan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tanah dengan bahan induk yang sangat beragam, baik dari jenis, sifat maupun

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Melon ( Cucumis melo L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Ultisol. merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Tanah terbagi atas lahan kering dan lahan basah yang memiliki potensi dalam pemanfaatannya. Bila dilihat dari cakupan secara Nasional maka tanah lahan kering merupakan prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Menurut Nurdin (2012) Indonesia memiliki daratan sekitar 188,20 juta ha, terdiri atas 148 juta ha (78%) lahan kering dan 40,20 juta ha (22%) lahan basah berdasarkan Atlas Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia skala 1 : 1.000.000. Tanah pada lahan kering umumnya termasuk ordo Ultisol, Oxisol dan Inceptisol (Hidayat dan Mulyani, 2005). Lebih lanjut Kasno (2009) menyatakan bahwa dari ketiga ordo tanah tersebut, Inceptisol merupakan jenis tanah yang potensial untuk dikembangkan dengan luas mencapai 52,0 juta ha secara nasional. Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang dari pada entisol (inceptum, permulaan). Umumnya mempunyai horson kambik, karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. Tanah ini dulu termasuk alluvial, regosol, gleihumus, latosol dan lainnya. Penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur. Kisaran kadar C-organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dalam inceptisol dapat terbentuk hampir disemua tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub hingga tropika (Hardjowigeno, 2003). Menurut Abdurachman dkk. (2008) umumnya lahan kering memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah, dan kadar bahan organik rendah. Kondisi ini makin diperburuk dengan terbatasnya penggunaan pupuk organik, terutama pada tanaman pangan semusim. Di samping itu, secara alami kadar bahan organik tanah di daerah tropis cepat menurun, mencapai 30-60% dalam waktu 10 tahun.

Tanah ini terbentuk dalam kolluvium dari batu pasir masam. Umumnya terbentuk dari bahan induk masam jenis sedimen atau metamorfik sehingga terbentu tanah yang kejenuhan basa dan ph yang relatif rendah. Epipedon okrik berada di atas horizon Bw Kambik. Tanah ini berdrainase cepat/baik dan khas (Marpaung, 2014). Reaksi tanah ada yang masam sampai agak masam (ph 4,6 5,5) dan agak masam sampai netral (ph 5,6 6,8). Kandungan bahan organik sebagian rendah sampai sedang dan sebagian lagi sedang sampai tinggi. Kandungan bahan organik paling atas selalu lebih tinggi daripada lapisan bawah dengan ratio C/N tergolong rendah (5-10) sampai sedang (10-18). Kandungan P potensial rendah sampai tinggi dan K potensial sangat rendah sampai sedang. Kandungan P potensial umumnya lebih tinggi dari pada K potensial, baik lapisan atas maupun lapisan bawah (Damanik dkk, 2010). Jumlah basa-basa dapat tukar di seluruh lapisan tergolong sedang sampai tinggi. Kompleks absorbs didominasi ion Mg dan Ca, dengan kandungan ion K relatif rendah. Tanah Inceptisol didominasi oleh kandungan liat yang relatif tinggi sehingga fiksasi kalium sangat kuat yang mengakibatkan konsentrasi kalium pada larutan tanah berkurang. Kapasitas tukar kation (KTK) sedang sampai tinggi disemua lapisan. Kejenuhan Basa (KB) rendah sampai tinggi. Secara umum disimpulkan kesuburan alami Inceptisol bervariasi dari rendah sampai tinggi (Damanik dkk, 2010). Bahan Organik Bahan Organik tanah, berdasarkan pengetahuan kimia selanjutnya dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama yaitu : senyawa karbohidrat, protein

dan lignin, serta sejumlah kecil senyawa lain (minyak, lilin, pigmen dan lainnya) (Sutejo, 2002). Bahan organik tanah lainnya adalah humus, yang juga merupakan hasil perombakan bahan organik dalam tanah yang relatif tahan terhadap pelapupuk kandang. Humus ini penting bagi tanah pertanian, mempunyai plastisitas dan daya kohesi rendah, agregasi tanah dapat terpelihara dengan baik dan hal ini memberikan kemudahan bagi pengolahan tanah serta sifat olah lain yang baik (Sutejo, 2002). Bahan organik tidak hanya berperan dalam membantu ketersediaan unsur hara di dalam tanah tetapi juga turut membantu dalam perbaikan sifat fisik dan biologi tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah akan menjadi sumber energi dan makanan untuk bermacam mikroorganisme di dalam tanah (Melati dan Andriyani, 2005). Tan (1995) dalam Ginting (2003) melaporkan bahwa bahan organik tanah mempunyai pengaruh terhadap pelapupuk kandang. Melalui dekomposisi bahan organik, sejumlah senyawa organik dilepaskan atau dibentuk. Kebanyakan dari senyawa tersebut, seperti asam fulfat dan humat mempunyai kapasitas untuk mengkhelat atau mengkompleksi ion logam. Pemberian bahan organik pada tanah masam dapat bertindak sebagai penawar keracunan Al, karena dengan bahan organik akan membentuk senyawa kompleks yaitu khelat. Pupuk Kandang Ayam Pupuk Kandang memang dapat menambah tersedianya bahan makanan (unsur hara) bagi tanaman yang dapat diserapnya dari dalam tanah. Selain itu, pupuk kandang ternyata mempunyai pengaruh yang positif terhadap sifat fisik dan

kimia tanah, mendorong kehidupan (perkembangan) jasad renik. Dengan kata lain pupuk kandang mempunyai kemampuan mengubah berbagai faktor dalam tanah, sehingga menjadi faktor yang menjamin kesuburan tanah (Sutejo, 2002). Pupuk kandang dapat dikatakan selain mengandung unsur makro (nitrogen, fosfor, dan kalium) juga mengandung unsur hara mikro (Kalsium, Magnesium, dan Tembaga) yang semua membentuk pupuk, menyediakan unsur atau zat makanan bagi kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk kandang memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan pupuk alam lainnya maupun pupuk buatan. Walaupun cara kerjanya kalau dibandingkan dengan cara kerja pupuk buatan dapat dikatakan lambat karena harus mengalami proses perubahan terlebih dahulu sebelum dapat diserap oleh tanaman (Sutejo, 2002). Selama komposisi kotoran begitu bervariasi, data seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah dan Komposisi Kotoran Segar beberapa Jenis Hewan Ternak. Hewan Air (%) N (%) P2O5 (%) K2O (%) Kuda 78 14,2 4,8 12,4 Kerbau 86 9,7 2,8 9,5 Babi 87 7,6 6,8 8,4 Domba 68 20,6 7,0 19,8 Unggas 55 20,0 16,0 8,0 (Foth, 1991). Menurut hasil penelitian Sastrosupadi dan Santoso (2005) pupuk kandang ayam memiliki kandungan N yang cukup tinggi dibandingkan dengan kotoran hewan ternak besar dengan kadar hara tiap tonnya yaitu 65,8 kg/ton N, 13,7 kg/ ton P dan 12,8 kg/ton K. Sedangkan hewan ternak besar dengan bobot kotoran yang sama mengandung 22 kg/ ton N, 2,6 kg/ton P dan 13,7 kg/ton K. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Sutejo (2002) yang mengemukakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih besar dari pada pupuk kandang yang lainnya. Lebih lanjut dikemukakan kandungan unsur hara dari

pupuk kandang ayam lebih tinggi karena bagian cair (urin) bercampur dengan bagian padat. Berdasarkan hasil penelitian Simangunsong (2006) bahwa perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam berbeda sangat nyata dalam meningkatkan serapan P, berat kering atas tanaman, berat kering bawah tanaman. Hal ini dikarenakan pupuk kandang ayam dapat memperbesar ketersedian P tanah melalui dekomposisi yang menghasilkan asam organik di dalam tanah. Asam tersebut menghasilkan ion yang dapat memutuskan ikatan antara P dengan unsure Al, Fe dan Mn sehingga P menjadi tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos kotoran ayam di tanah masam berpengaruh terhadap sifat kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk cenderung diikuti dengan semakin tinggi ph, C organik, N total, serta kadar P 2 O 5 dan K 2 O tanah. Kondisi ini diharapkan juga ikut memperbaiki kadar Al dalam tanah yaitu semakin tinggi dosis pupuk diikuti dengan semakin rendah Al-dd tanah. Hal ini dimungkinkan terjadi karena dengan semakin tinggi dosis pupuk maka jumlah hara (seperti P, K, dan bahan organik) yang mempengaruhi karakteristik tanah menjadi semakin tinggi sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan ph tanah, kandungan N total dan P tersedia tanah ( Tufaila dkk., 2014 ). Fosfor (P) Fosfor (P) termasuk unsur hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai pemindah energi sampai segi gen, yang tidak dapat digantian hara lain. Ketidakcukupan pasokan P menjadikan tanaman tidak tumbuh maksimal atau potensi hasilnya tidak maksimal atau tidak melengkapi proses reproduktif normal.

Kehadiran P dibutuhkan untuk reaksi biokimia pentig, seperti : pemindahan ion, kerja osmotik, reaksi fotosintesis dan glikolisis (Mas ud, 1992). Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion H 2 PO 4 atau ion HPO 2-4. Spesies ion yang merajai tergantung pada ph sistem tanah pupuk tanaman, yang mempunyai ketersedian tinggi pada ph 5,5 7,0. Kepekatan H 2 O yang tinggi dalam larutan memungkinkan tanaman mengangkutnya dalam takaran besar, karena perakaran tanaman diperkirakan mempunyai 10 kali loka penyerapan untuk H 2 PO - 4 dibandingkan untuk HP 2-4 (Mas ud, 1992). Adanya berbagai reaksi pelepasan anion P ke dalam larutan dan penjerapan P dari larutan tanah, yang terkait erat dan ph larutan, maka kesetimbangan anion P dalam sistem tanah adalah sebagai berikut : H2PO 4 - H 2 O + HPO 4 2- +OH- +OH- H 2 O + PO 3 - Reaksi ini memperlihatkan bahwa pada kisaran ph dari asam sampai alkalis, larutan tanah dapat mengandung berbagai bentuk anion P. Pada ph 6 larutan dirajai oleh bentuk H 2 PO - 4 dan HPO 2-4 sedangkan pada tanah alkalis dirajai oleh anion PO - 3. Umumnya bentuk H2PO - 4 lebih tersedia bagi tanaman dibandingkan bentuk HPO 2-4. Takaran fosfat dalam bentuk ini sangat rendah dibandingkan bentuk fosfat lain yang ditemui dalam system tanah (Mas ud, 1992). Sebagian besar senyawa P dalam tanah berbentuk senyawa senyawa organik. Beberapa tanah mengandung lebih separuh P-nya dalam bentuk organik. Bahan organik tanah cenderung meningkatkan ketersedian P. Bahan organik ini mampu melapisi jarah tanah sehingga mengurangi ketersedian lokal penambatan dan reaksinya dengan liat (Mas ud, 1992).

Kebutuhan tanaman terhadap unsur P relatif lebih sedikit dibandingkan dengan unsur N dan K, walau demikian fungsi unsur P sangat penting sebagai sumber energi pada setiap proses metabolisme tanaman. Pupuk P yang diberikan sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman karena terjerap di dalam tanah. Penyerapan unsur P oleh tanaman dapat ditingkatkan dengan memberikan pupuk Kandang (Rahardjo dan Pribadi, 2010). Pupuk Fosfor (P) Dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi pertanian di Indonesia maka pemakaian pupuk buatan (anorganik) juga semakin mengalami peningkatan. Menurut Sutejo (2002) untuk menambah zat makanan (hara) ke dalam tanah dengan pupuk buatan, akan diperoleh keuntungan seperti pupuk buatan dapat dibuat dalam jumlah yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, dapat diangkut dalam jarak yang jauh dan ongkos angkutannya murah, kandungan unsur hara yang sudah tertentu sehingga memungkinkan pemberiannya sesuai perhitungan kebutuhan pada bidang tanah pertanian, pemakaiannya lebih mudah daripada pupuk organik dan tidak banyak memerlukan tenaga. Dalam hal pupuk P ini para ali pada umumnya mengelompokkan pupuk ini ke dalam 3 kelompok berdasarkan kelarutannya, yaitu : a. Pupuk P yang melarut kedalam asam keras (mengandung P 2 O 5 ) merupakan pupuk P yang lambat tersedia bagi keperluan tanaman); b. Pupuk P yang melarut dengan ammonium nitrat netral atau asam sitrum (mengandung P 2 O 5, merupakan pupuk yang mudah tersedia bagi keperluan tanaman);

c. Pupuk P yang melarut dalam air (mengandung P 2 O 5, juga merupakan pupuk yang mudah tersedia bagi keperluan tanaman) (Sutejo, 2002). Pupuk fosfat buatan berbentuk butiran (granular) yang dibuat dari batuan fosfat dengan campuran asam fosfat dengan asam sulfat yang komponen utamanya mengandung unsur hara fosfor berupa mono kalsium fosfat, Ca (H 2 PO 4 ) (SNI, 2005). Menurut penelitian Mariam dan Hudaya (2002), menyatakan bahwa peningkatan ph akibat pemberian pupuk SP -36 dengan dosis yang meningkat sampai taraf 90 kg ha -1. P 2 O 5 diduga terjadi karena sebagian anion fosfat (H 2 PO - 4 ) yang berasal dari pupuk P akan bereaksi ion penyebab kemasaman tanah, yaitu oksida hidrat Al. Salah satu sumber fosfat yang umum dipergunakan adalah TSP (Triple Super Phosphate) yang mengandung kadar P 2 O 5 43 45%. Pada tanah yang miskin unsur P, pemupupuk kandang 75 100 kg TSP per hektar perlu dilakukan untuk mendapatkan pertanaman dan hasil yang baik. Fosfor untuk tanaman ditentukan oleh bentuk ion unsur ini. Bentuk ion ditentukan oleh ph larutan di mana ion itu terdapat. Kalau larutan asam hanya terdapat ion H 2 PO 4 dan jika ph naik yang dominan mula ion HPO 4 dan akhirnya ion PO 4 (Rukmi, 2009). Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan tanaman semusim (annual), siklus hidup jagung diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi taanaman jagung sangat bervariasi. Tanaman jagung dapat tumbuh hampir disemua jenis tanah, tetapi tanaman ini dapat tumbuh baik pada tanah yang

gembur dan kaya akan humus dan dapat tumbuh pada ketinggian 0 1300 mdpl (Purwo dan Hartono, 2005). Menurut Purwo dan Hartono (2005) hal-hal yang harus diperhatikan tentang tanah sebagai syarat yang baik untuk pertanaman jagung adalah ph tanah netral atau mendekati netral diperlukan untuk pertumbuhan optimal pada tanaman jagung yakni berkisar antara ph 5,5 6,5 tanah dan tempat pertanaman hendaknya memperoleh sinar matahari dan udara yang cukup, drainase yang baik akan membantu usaha pengendalian pencucian tanah, pada tanah yang tinggi akan membantu dalam penyediaan hara. Menurut Novizan (2005), bahwa adsorbsi N oleh tanaman jagung berlangsung selama pertumbuhannya. Pada awal pertumbuhan akumulasi N dalam tanaman relatif lambat dan tanaman berumur 4 minggu akumulasi N sangat cepat, pada saat pembungaan (bunga jantan muncul) tanaman jagung telah banyak mengadsorsi N sebanyak 50% dari seluruh kebutuhan. Tanaman jagung mengadsorbsi P dalam jumlah relatif sedikit daripada adsorbsi hara N dan K. Menurut Barus (2012), bahwa dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman jagung sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rataan tanaman jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea 200-300 kg, pupuk TSP sebanyak 75-100 kg dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg.