BAB I PENDAHULUAN. Siti Mardiah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam ( memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suci Eniawati, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar memegang peran yang sangat penting. Guru bukan sekedar penyampaikan materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sentral pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pelajaran IPA diberikan kepada peserta didik khususnya di Sekolah Dasar harus mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi dan berpedoman pada Undang Undang Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang menjadi tolak ukur pendidikan disetiap tingkat pendidikan yaitu: Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2006:5).

2 Untuk mencapai tujuan luhur tersebut diwujudkan dalam kegiatan pendidikan dengan memberikan pengajaran berbagai mata pelajaran diantaranya IPA. Dalam proses pembelajaran sebuah sistem berarti ada sejumlah komponen yang saling terkait yang berfokus pada suatu pencapaian tujuan atau kompetensi. Diantara komponen-komponen yang saling berhubungan tersebut ada metode pembelajaran, alat bantu pembelajaran, serta penilaian untuk mengukur tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan siswa yang dapat dilihat dalam proses belajar adalah hasil belajar atau prestasi belajar. Prestasi belajar yang baik adalah harapan guru dan siswa, dan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka dalam proses belajar mengajar harus berlangsung dengan baik. Tujuan utama pengajaran IPA menurut Hadiat, 1996 adalah: Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam semesta. Perlunya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dikarenakan ada siswa yang kurang memahami apa yang sudah diajarkan gurunya. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikontruksikan atau paling sedikit diinterprestasikan sendiri oleh siswa. Selain itu kemampuan siswa yang bervariatif, tidak dapat dipungkiri juga dialami oleh sebagian besar dunia pendidikan, hal tersebut dapat disebabkan karena inputnya yang heterogen. Pada pembelajaran IPA hendaknya dititik beratkan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Hal ini perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

3 Memperhatikan hasil pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Tegallega 1 kelas IV pada mata pelajaran IPA dengan materi pembelajaran gaya dapat mengubah gerak suatu benda ternyata masih diperoleh hasil yang kurang maksimal. Beberapa siswa dari 35 siswa hanya 14 (40%) yang memperoleh nilai diatas/batas kriteria ketuntasan minimal (KKM : 70 ), 21 siswa (60 %) siswa mendapat nilai dibawah 70. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang menarik minat siswa, sehingga pada saat diadakan evaluasi banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari 70. Mata pelajaran IPA menurut pandangan beberapa siswa merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sukar, sulit, rumit dan menakutkan. Hal itu merupakan tantangan bagi para guru untuk mengemas proses belajar mengajar dengan mencari salah satu model yang tepat, agar dapat menghilangkan sikap dan perasaan siswa takut dan jenuh terhadap mata pelajaran IPA. Ketidak berhasilan pembelajaran yang ditandai adanya kesulitan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan itu tidaklah mutlak semua penyebabnya terletak pada guru. Sesuai dengan pendapatnya Ruseffendi (1991:7) menjelaskan sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu faktor dalam: kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemauan anak, minat anak serta faktor luar: model penyajian materi mengajar, pribadi dan cara guru mengajar, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat. Tanggung jawab keberhasilan pengajaran tersebut berada di tangan seorang pendidik. Artinya, seorang guru harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga komponenkomponen yang diperlukan dalam pengajaran tersebut dapat berinteraksi antar sesama komponen. Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, teridentifikasi beberapa daftar masalah yang harus segera ditindaklanjuti oleh peneliti, antara lain: 1. Kurangnya kerjasama antar siswa pada pembelajaran IPA. 2. Rendahnya hasil belajar siswa dalam belajar IPA.

4 3. Pembelajaran IPA di kelas cenderung monoton dan tidak menarik. 4. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat. Berdasarkan daftar masalah diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan mengembangkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD), dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA tentang Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui model cooperative learning tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa? 3. Bagaimana peningkatan hasil pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui model kooperatif tipe STAD? Dalam penelitian ini permasalahan perlu dibatasi agar yang dikaji terarah pada sasaran yang ditentukan, pembatasan masalahnya adalah: 1. Penelitian dilaksanakan di SDN Tegallega I Tahun Pelajaran 2012/2013 2. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas IV 3. Pokok bahasan dalam penelitian ini tentang Gaya dapat mengubah gerak suatu benda. Dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui model cooperative learning tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui model cooperative learning tipe STAD. 3. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui model Cooperative Learning tipe STAD. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi siswa tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan lagi hasil belajar dan meningkatkan keberanian dalam mengemukakan pendapat. 2. Bagi Guru a. Dapat memberikan informasi tentang keberhasilan siswa dalam belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran IPA tentang Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda. b. Sebagai referensi untuk mencoba strategi pembelajaran dengan tipe pembelajaran yang lain. c. Memberikan kontribusi dalam rangkaian perbaikan mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas serta profesinalisme guru dalam mengajar.

6 3. Bagi Sekolah a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil guna meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui strategi-strategi pembelajaran yang tepat di sekolah. b. Memotivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik. E. Definisi Operasional 1. Pengertian STAD (Student Team Achievement) STAD (Student Team Achievement Division), tipe ini dikembangkan Slavin dan merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi: a. Tahap penyajian materi Pada tahap ini, guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. b. Tahap kegiatan kelompok Pada tahap ini, siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan di pelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas dan saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi. c. Tahap tes individual Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar yang dicapai melalui tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas. Pada tahapan ini, tes individual di lakukan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga dengan waktu masing-masing selama 10 menit agar siswa dapat menunjukan apa

7 yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok. Skor perolehan individu ini didata dan diarsipkan untuk digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok. d. Tahapan perhitungan skor perkembangan individu Tahap ini dihitung berdasarkan skor awal yang didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar semester 1 (satu). e. Tahap pemberian penghargaan kelompok Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masingmasing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. 2. Hasil Belajar Berikut adalah definisi hasil belajar menurut Hamalik, 2006: 30: Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Teori taksonomi bloom mengenai hasil belajar dalam rangka studi, dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Ranah hasil belajar tersebut, menurut Munawan (2009: 1-2) dirinci menjadi: a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Adapun kemampuan kognitif yang diharapkan terdapat pada Standar Kompetensi IPA kelas IV yakni Memahami Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda. Dengan Kompetensi Dasar yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak benda. Serta indikator yang dicapai meliputi :

8 1. Menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Kognitif proses/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen LKS). 2. Mendemonstrasikan cara menggerakan benda misalnya ditarik atau didorong (Aspek Psikomotor/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi unjuk kinerja siswa). 3. Menampilkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, berani, bertanya dan kerjasama pada saat menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Afektif/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi sikap siswa) 4. Menuliskan jenis-jenis gaya dan pengaruhnya terhadap gerak benda (Aspek Kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui tes tertulis melalui bentuk uraian terbatas) 5. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dapat mengubah gerak benda (Aspek Kognitif Produk/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen tes tertulis bentuk uraian) 6. Menemutunjukan hubungan gaya dan gerak (Aspek Kognitif proses/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen LKS) 7. Mendemonstrasikan cara menggerakan benda pada model traktor pegas (Aspek Psikomotor/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi unjuk kinerja siswa). 8. Menampilkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, berani, bertanya dan kerjasama pada saat menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Afektif/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi sikap siswa) 9. Menuliskan faktor yang dapat mempengaruhi gerak (Aspek Kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui tes tertulis melalui bentuk uraian terbatas) 10. Menyimpulkan hasil percobaan hubungan gaya dan gerak (Aspek Kognitif Produk/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen tes tertulis bentuk uraian.

9 b. Ranah Afektif Afektif, merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang mencakup watak serta perilaku seperti perasaan, minat, dan emosi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Secara tersirat sikap siswa tersebut dapat tercermin dari karakter siswa yang diharapkan yaitu tanggung jawab atas semua kegiatan pembelajaran dan disiplin dalam melaksanakannya, diharapkan terukur dan teramati melalui lembar observasi sikap siswa. c. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda dan koordinasi neuromuscular (menghubungkan,mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di Sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Perubahan tingkah laku yang diharapkan, dapat terlihat dari proses kemampuan siswa dalam pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Kemampuan tersebut dapat berupa membaca langkah kerja dan bertindak dengan mengindahkan kesesuaian dengan langkah kerja. Hasil belajar tersebut diharapkan dapat teramati dan terukur melalui beberapa instrumen penelitian, baik instrumen yang menilai secara performan (proses) maupun produk (hasil). Instrumen tersebut diantaranya: Lembar kinerja siswa dalam kelompok, lembar observasi aktivitas dan sikap siswa, LKS, penilaian soal evaluasi.

10