Dewi Arum Anandita 12213286 Manajemen Ekonomi 2016 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS PADA PT. BANK MANDIRI Tbk
Pendahuluan Latar Belakang Kinerja keuangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung rasio rasio keuangan sehingga dapat diukur prestasi suatu perbankan. Alat yang biasa digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan tersebut adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yang terdiri dari rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya maksimal satu tahun dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki, solvabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan rentabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba.
Pendahuluan Rumusan masalah Bagaimana Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada tahun 2012-2014 jika ditinjau dari Rasio Likuiditas. Bagaimana Kinerja Keuangan PT. Bank mandiri Tbk pada tahun 2012-2014 jika ditinjau dari Rasio Solvabilitas. Bagaimana Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada tahun 2012-2014 jika ditinjau dari Rasio Profitabilitas. Batasan Masalah Dikarenakan luasnya masalah yang akan diteliti, maka penulis akan membatasi penelitian ini hanya pada Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas perusahaan dengan menggunakan Laporan Keuangan yaitu Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas PT. Bank Mandiri yang berada pada kisaran tahun 2012 2014 saja.
Pendahuluan Alat Analisis Yang Digunakan 1. Rasio Likuditas A. Current Ratio = Total Aktiva Lancar Total Hutang Lancar x 100% B. Cash Ratio = Kas Hutang Lancar 2. Ratio Solvabilitas x x 100% A. Debt To Equity Ratio = Total Hutang Modal Sendiri B. Debt to Asset Ratio = Total Hutang Total Aktiva
3. Ratio Rentabilitas A. Return on Asset = Laba Bersih Total Aktiva B. Return on Equity = Laba Bersih Modal Sendiri
Pembahasan Rasio Likuiditas Adalah rasio dimana terdapat kemampuan bank untuk membayar semua hutang hutangnya seperti tabungan, giro, deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi permohonan kredit. 1.Current Ratio Tahun 2012 Current Ratio = Rp. 563.105.056.000.000 2. Current Ratio Tahun 2013 Rp. 492.453.869.000.000 = 1,14 114 % Current Ratio = Rp. 648.250.177.000.000 3. Current Ratio Tahun 2014 Rp. 565.688.861.000.000 =1,14 114 % Current Ratio = Rp.757.039.212.000.000 Rp. 659.707.664.000.000 = 1,14 114 %
1. Cash Ratio Tahun 2012 Cash Ratio Tahun 2012 = Rp. 14.131.136.000.000 Rp. 492.453.869.000.000 = 0,028 2,8% 2. Cash Ratio Tahun 2013 Cash Ration Tahun 2013 = Rp. 17.226.616.000.000 Rp. 565.688.861.000.000 = 0,030 3% 3. Cash Ratio Tahun 2014 Cash Ratio Tahun 2014 = Rp. 18.719.445.000.000 Rp. 659.707.664.000.000 = 0,028 2,8 %
Rasio Solvabilitas Merupakan suatu indikator untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditur perusahaan (dibelanjai dari hutang). 1. Debt to Equity Ratio Tahun 2012 Debt to Equity Ratio Tahun 2012 = Rp. 492.453.869.000.000 2. Debt to Equity Ratio Tahun 2013 Rp. 70.651.187.000.000 = 6,970 697 % Debt to Equity Ratio Tahun 2013 = Rp.565.688.861.000.000 3. Debt to Equity Ratio Tahun 2014 Rp. 82.561.316.000.000 = 6,851 685,1 % Debt to Equity Ratio Tahun 2014 = Rp. 659.707.664.000.000 Rp. 97.331.548.000.000 = 6,777 677,7%
1.Debt to Asset Ratio Tahun 2012 Debt to Asset Ratio Tahun 2012 = Rp. 492.453.869.000.000 Rp. 563.105.056.000.000 = 0,874 87,4 % 2.Debt to Asset Ratio Tahun 2013 Debt to Asset Ratio Tahun 2013 = Rp. 565.688.861.000.000 Rp. 648.250.177.000.000 = 0,872 87,2 % 3.Debt to Asset Ratio Tahun 2014 Debt to Asset Ratio Tahun 2014 = Rp. 659.707.664.000.000 Rp. 757.039.212.000.000 = 0,871 87,1 %
Ratio Rentabilitas Merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. 1. Return on Asset Tahun 2012 Return on Asset Tahun 2012 = Rp. 14.301.901.000.000 2. Return on Asset Tahun 2013 Rp. 563.105.056.000.000 = 0,025 2,5 % Return on Asset Tahun 2013 = Rp. 17.212.968.000.000 3. Return on Asset Tahun 2014 Rp. 648.250.177.000.000 = 0,026 2,6 Return on Asset Tahun 2014 = Rp. 19.428.328.000.000 Rp. 757.039.212.000.000 = 0,025 2,5 %
1.Return on Equity Tahun 2012 Return on Euity Tahun 2012 = Rp. 14.301.901.000.000 Rp. 70.651.187.000.000 = 0,202 20,2 % 2.Return on Equity Tahun 2013 Return on Equiy Tahun 2013 = Rp. 17.212.968.000.000 Rp. 82.561.316.000.000 = 0,208 20,8 % 3.Return on Equity Tahun 2014 Return on Equity Tahun 2014 = Rp. 19.428.328.000.000 Rp. 97.331.548.000.000 = 0,199 19,9 %
Pembahasan Analisa Perhitungan Penelitian 1.Current Ratio Berdasarkan hasil perhitungan current rasio pada tahun 2012-2014, diperoleh data current rasio tahun 2012 hingga 2014 menunjukan hasil yang stabil ini berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada tiga tahun terakhir karena disaat current rasio, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan belum bisa dikatakan baik karena disini, kenaikan jumlah hutang lancar lebih besar atau sama besarnya dengan jumlah aktiva lancar dengan kata lain kinerja perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar di periode selanjutnya dapat menghasilkan aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancar. Sebaliknya jika current rasio mengalami kenaikan, maka kinerja perusahaannya sudah ada peningkatan karena dapat menghasilkan aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar serta dapat memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan.
2. Cash Ratio Berdasarkan hasil perhitungan cash ratio pada tahun 2012-2014, diperoleh data bahwa tingkat cash ratio dari tahun 2012 sampai 2014 terjadinya penurunan dan kenaikan cash ratio pada tiga tahun ini sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena menurunnya cash ratio mengakibatkan kinerja perusahaan tidak maksimal, kenaikan hutang lancar yang jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan kas nya membuat perusahaan harus meningkatkan kinerjanya agar dapat memperoleh kas yang lebih besar dibandingkan hutang lancar.
3. Debt to Equity Ratio Berdasarkan hasil perhitungan debt to equity ratio pada tahun 2012-2014 Terjadinya penurunan tingkat debt to equity ratio pada tiga tahun terakhir ini, menggambarkan bahwa perusahaan memiliki total hutang yang tidak satabil dimana kewajiban jangka pendek serta jangka panjang yang harus dibayar perusahaan melebihi kekayaan perusahaan atau total modalnya. Keadaan seperti ini menjadikan perusahaan harus memperbaiki kinerja perusahaannya sesegera mungkin. Pengaruhnya terhadap kinerja perusahan ialah menjadikan hal ini sebagai pelajaran dan dorongan agar kinerja perusahaan dapat berintropeksi menjadi lebih baik. Sehingga ditahun berikutnya beban hutang yang ditanggung perusahaan lebih sedikit dari aktivanya.
4. Debt to Asset Ratio Berdasarkan hasil perhitungan debt to assets ratio pada tahun 2012-2014 Terjadinya kenaikan tingkat debt to assets ratio pada tiga tahun terakhir ini, menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar total hutang lancar lebih kecil dari total aktiva yang dimiliki. Keadaan seperti ini menunjukan kinerja perusahaan yang baik karena perusahaan mampu membayar kewajiban kewajibannya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
5. Return on Asset Berdasarkan hasil perhitungan return on asset pada tahun 2012-2014, ROA PT. Bank Mandiri Tbk. Adalah 2,6% - 2,5% menunjukan hasil yang baik dan memenuhi standart Bank Indonesia untuk ROA yaitu 1,215% > 1,5%. Hasil analisis ROA lebih besar dari 2%, hal ini mengindikasikan tingkat keuntungan yang dicapai bank semakin baik, juga posisi bank semakin diuntungkan dari segi penggunaan asset.
6. Return on Equtiy Berdasarkan hasil perhitungan return on equity pada tahun 2012-2014, diperoleh data bahwa tingkat return on equity dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami penurunan dan kenaikan sebesar 20,8 % di tahun 2013 dan 19,9 % di tahun 2014, hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah laba bersih sebesar Rp.5.126.427.000.000 pada tahun 2012-2014, dan meningkatnya modal sebesar Rp.26.680.361.000.000 dari tahun 2012-2014. Berdasarkan kondisi yang diperoleh karena mengalami penurunan di tiga tahun terakhir, perusahaan harus terus meningkatkan kinerja nya. Hal ini berpengaruh karena jika saja kinerja perusahaan dapat lebih baik maka jumlah laba bersih yang dihasilkan perusahaan akan lebih besar, walaupun dari segi modal meningkat, namun pada total akhirnya laba bersih yang dapat memberikan keuntungan lebih banyak untuk perusahaan.
Kesimpulan Ditinjau dari sisi likuiditas berdasarkan current ratio, cash ratio pada tahun 2012 s/d 2014 selalu mengalami penurunan dan kenaikan rasio secara bergantian. Namun dapat dikatakan likuid karena aktiva lancar dan kas yang dimiliki masih dapat menjamin hutang lancarnya, walaupun mengalami penurunan. Dilihat dari sisi solvabilitas berdasarkan debt to assets ratio tidak dapat dikatakan baik walaupun sempat mengalami penurunan. Sedangkan solvabilitas berdasarkan debt to equity ratio dapat dikatakan baik walaupun sempat mengalami penurunan. Dilihat dari sisi profitabilitas berdasarkan 2 indikator yaitu return on asset dan return on equity maka dapat penulis simpulkan bahwa kondisi perusahaan tidak cukup baik dan terus mengalami penurunan selama periode 2012-2014.
Saran PT. Bank Mandiri Tbk. Sebaiknya meningkatkan asset likuidnya baik dalam bentuk kas dan giro pada Bank Indonesia sehingga mengalami peningkatan dalam memenuhi kewajibannya yakni membayar kembali simpanan nasabah pada saat penarikan tunai maupun jatuh tempo pengambilan. PT. Bank Mandiri Tbk. Sebaiknya meningkatkan modalnya baik dalam bentuk modal inti maupun modal pelengkap. Sehingga dengan begitu Bank Mandiri mengalami peningkatan dalam menutupi aktivanya sebagai akibat dari kerugian kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko dan juga hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek. PT. Bank Mandiri Tbk. Sebaiknya mempertahankan atau bahkan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapainya, guna meningkatkan tingkat kepercayaan nasabah dan juga investor.