BAB I PENDAHULUAN. dunia terus berkembang. Diawali dengan jaman pertanian, diikuti jaman

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.

Disusun oleh : Putri Setya Wardani A

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan bagi setiap orang tua untuk dapat meneruskan cita-cita

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sering disebut sebagai human resource, tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. isu persaingan global. Artinya, isu utama era globalisasi adalah kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai yang bagus dan

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak pada terjadinya persaingan di segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan dan pengembangan serta menjadi faktor kunci yang harus. merupakan suatu langkah utama dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa saat ini diharapkan menjadi sosok manusia yang berintelektual

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tinggi memberikan kontribusi dalam menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu unsur sosial yang paling awal mendapat dampak dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan jumlah sekolah luar biasa di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan sudah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

LEADER CLASS SEBAGAI PENDIDIKAN PEMBENTUK GENERASI TANGGUH PEMBANGUN BANGSA Oleh : Rifa Atun Mahmudah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

PROPOSAL MAGANG PERIODE 17 JULI 16 SEPTEMBER 2017 DIAJUKAN KEPADA BURSA EFEK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Roda jaman terus melaju, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, dunia terus berkembang. Diawali dengan jaman pertanian, diikuti jaman industrialisasi, selanjutnya memasuki era informasi. Periodisasi tersebut bersifat umum dan dialami oleh semua negara belahan dunia, baik negara kaya maupun negara miskin, baik disadari maupun tidak. Ibarat gelombang air, terus mengalir menuju ke muara, menyeret dan menerjang apapun yang dilalui. Menghentikan gelombang perubahan tidaklah mungkin dan bahkan tidak ada alasan untuk mencegahnya. Gelombang perubahan telah berjalan dan perubahan yang semakin besar dan semakin cepat akan terus terjadi. Tiada alasan untuk mengelak kecuali hanya berpikir bagaimana menghadapinya. Manusia diciptakan Tuhan sesungguhnya dibekali dengan berbagai potensi. Pada dasarnya manusia mempunyai kekuatan dan kemampuan luar biasa untuk menghadapi segala tantangan. Hanya apakah potensi yang telah diberikan tersebut dapat diaktualisasikan dan dimanfaatkan dengan baik atau tidak. Manusia juga diberikan kemampuan otak yang luar biasa, bahkan sebenarnya mampu melebihi kehebatan komputer. Namun sungguh sangat disayangkan, kemampuan tersebut pada umumnya tidak disadari sehingga manusia hanya sedikit sekali memanfaatkan potensi yang dimiliki, itupun telah merasa optimal.

Rahman (2003: 3) menyatakan pendidikan merupakan jalan yang paling efektif dalam pengembangan kemampuan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dibina untuk menjadi dirinya sendiri yaitu diri yang memiliki potensi yang luar biasa. Melalui kurikulum yang terbaru, peserta didik diarahkan untuk menjadi manusia yang berkualitas, yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan jaman, bahkan mampu mengendalikannya. Namun pada kenyataannya pendidikan belum mampu memerankan tugas dan fungsinya secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya prestasi peserta didik secara umum serta masih banyaknya kenakalan siswa dan penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan. Tingginya tingkat kenakalan dan penyimpangan itulah yang menjadikan pendidikan belum optimal terutama di Indonesia. Rahman (2003: 4) menyatakan bahwa salah satu yang menjadi kendala terbesar di dunia pendidikan adalah peserta didik belum mampu mengaktualisasikan segenap potensi yang dimiliki. Dengan kata lain prestasi di bawah kemampuan. Sungguh luar biasa seandainya para peserta didik menyadari potensi sesungguhnya yang dimiliki dan kemudian mampu memanfaatkannya. Niscaya globalisasi dengan segala aspeknya bukanlah sesuatu hambatan dan ancaman melainkan tantangan yang menarik untuk dihadapi. Dewa Ketut Sukardi (1988: 18) pendidikan terjadi di dalam diri individu dan merupakan sesuatu yang esensial. Sesuatu yang terjadi di dalam diri individu tersebut merupakan suatu proses perubahan. Pada saat dilahirkan, manusia adalah insan yang paling tidak berdaya. Manusia bergantung pada orang lain saat diberi makan, minum, dirawat serta dilindungi untuk mempertahankan hidupnya dan menjamin

pertumbuhan yang optimal. Pertumbuhan manusia yang optimal akan berpotensi memunculkan bibit-bibit manusia unggul atau sumber daya manusia yang berkualitas. Peran dan tanggungjawab guru sebagai komponen sekolah sangat menentukan keberhasilan mewujudkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Sekolah merupakan institusi sebagai penjabaran undang-undang di atas yang di dalamnya tempat mempersiapkan dan mewujudkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Hal ini dapat dipahami, karena sekolah mempunyai tujuan dan perencanaan yang jelas, dapat dilihat dengan adanya kurikulum, metode, media pendidikan dan lain-lain. Pendidikan yang diterapkan melalui lembaga pendidikan seperti sekolah, mempunyai fungsi yang amat penting dalam mengubah human asset (manusia sebagai aset) menjadi human capital (manusia sebagai modal). Pada umumnya manusia adalah aset penting berdirinya suatu negara, akan tetapi seiring perkembangan jaman, sekolah dituntut untuk mengubah manusia itu menjadi suatu modal yang berharga bagi perkembangan negaranya (Schultz, dalam Tingkilisan, 2004: 229). Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang dibuat oleh pemerintah maupun mitra pemerintah melalui kebijakan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini berkaitan dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang di dalam pembukaan UUD 1945. (Tingkilisan, 2004: 230). Pada umumnya setiap peserta didik menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolahnya dengan tujuan mencapai suatu hasil yang maksimal. Namun bukan berarti

para peserta didik akan terhindar dari masalah yang mungkin akan muncul saat mereka mengikuti proses belajar- mengajar. Masalah itu dapat berupa kesulitan belajar, masalah ekonomi keluarga, masalah dengan teman sekolah dan masalah penyesuaian dengan peraturan yang berlaku. Hallen (2005: 4) menyatakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan masalah-masalah adalah melalui kegiatan bimbingan. Oleh karena itu, selayaknya setiap bentuk dan jenis bimbingan terdapat di sekolah sebagai wadah para peserta didik mengikuti belajar-mengajar. Pelayanan bimbingan secara profesional di Indonesia difokuskan pada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah dan inipun paling terealisasi pada tahap sekolah lanjutan. Sekolah lanjutan yang dimaksud adalah sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas atau sekarang disebut sekolah menengah atas. Alasan yang mendukung bahwa program bimbingan lebih dikembangkan di jenjang pendidikan menengah dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya karena peserta didik di jenjang pendidikan menengah lebih berperan sendiri dalam menentukan masa depan, dengan memilih program studi yang nantinya selaras di perguruan tinggi. Dari perguruan tinggi akan berlanjut hingga penentuan karir selanjutnya di dunia kerja (Winkel, 1997: 21). Siswa sekolah menengah atas akan dibantu untuk mengenal dunia kerja dan dirinya sendir dalam kaitan satu sama lain, sejauh mereka cenderung untuk memilih bidang atau golongan jabatan tertentu dan memulai memandang dirinya sendiri

sebagai calon pemegang jabatan yang harus memiliki tingkat kualifikasi tertentu. Siswa juga akan dibantu dalam hal gaya hidup (life style) dalam berbagai dimensi yang didambakan bagi dirinya sendiri yang kerap berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang menjadi pegangan dalam hidup. Masih banyak jenis masalah yang bisa dan mampu untuk diselesaikan bersama dalam kegiatan bimbingan ini. Siswa di sekolah lanjutan tentu telah lebih paham akan tuntutan pembangunan negara di masa modern ini dan lebih siap untuk berpartisipasi sebagai manusia pembangunan dalam pengembangan bangsa dibandingkan dengan siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Dimana siswa di sekolah menengah atas mulai sadar akan dirinya sendiri dan mulai mengalami banyak tantangan yang menyangkut dirinya sendiri. SMA Cahaya Medan merupakan sekolah swasta yang berada dalam naungan yayasan Seri Amal. Pada umumnya seorang siswa menengah atas berusia antara 13 hingga 20 tahun. Pada rentang usia ini, mereka tergolong ke masa remaja dimana seorang remaja sudah pasti dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Akan tetapi tidak semua remaja mampu untu k memprediksikan atau meramalkan masa depannya (Winkel dan Hastuti, 2006: 676). Penyelesaian masalah remaja biasanya berdampak terhadap kebahagiaan di masa dewasanya kelak. Masalah yang sering dihadapi oleh seorang remaja pada umumnya datang dari lingkungan bergaulnya dalam hal ini lingkungan sekolah. Oleh karena itu pelayanan bimbingan di SMA Cahaya Medan diperlukan bagi siswa atau peserta didik yang menuntut ilmu disana. Layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan di SMA Cahaya Medan terhadap kaum remaja yang bersekolah diharapkan

mampu menciptakan kesempatan yang luas untuk mendampingi mereka dalam perkembangan supaya berlangsung seoptimal mungkin. Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya memperoleh pendidikan yang baik dari sekolahnya. Berawal dari bimbingan orangtua di rumah dan belajar di sekolah hingga akhirnya lulus dengan nilai baik dan memiliki arah dan tujuan bagi masa depannya. Untuk mencapai masa depan yang terjamin, tidak cukup hanya dengan mengikuti proses belajar mengajar di sekolah, melainkan juga dengan mengikuti kegiatan lain yang diselenggarakan pihak sekolah, seperti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan kegiatan bimbingan konseling. Tingginya tingkat pembangunan akhir-akhir ini menuntut generasi muda untuk lebih berkompeten dalam menjajaki dunia kerja. Tahap awal sebelum seorang individu mendalami dunia kerja atau dunia karir yaitu melalui dunia pendidikan seperti sekolah. Hal ini tergantung bagaimana sekolah sebagai lembaga pendidikan dan peserta didik sebagai calon SDM berkualitas menjalani perannya masing-masing dengan sebaik mungkin (Gunawan, 1992: 35). Di sini SMA Cahaya Medan menawarkan bantuan bagi para peserta didiknya dalam memberikan solusi menghadapi kemungkinan sulitnya peserta didik dalam menentukan posisi mereka di dunia karir. Oleh karena itu, peneliti ingin mengangkat masalah karir dengan judul penelitian Efektivitas Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Masalah Kesulitan Pemilihan Karir Siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Cahaya Medan.

1.2 Perumusan Masalah Masalah merupakan bagian yang sangat penting atau bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian (Arikunto, 1992: 47). Untuk lebih memperjelas permasalahan yang akan diteliti, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana efektivitas bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah kesulitan pemilihan karir siswa di sekolah menengah atas (SMA) Cahaya Medan? 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis bermaksud mengidentifikasi masalah yang ada yaitu : 1. Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan guru pembimbing sangat penting bagi siswa khususnya bimbingan karir. 2. Layanan bimbingan keberadaannya sangat dibutuhkan dalam memilih karir siswa. 3. Pemilihan karir merupakan masalah yang perlu dicari segera pemecahannya. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Setiap orang yang melakukan penelitian tentu saja mempunyai tujuan yang hendak dicapai atau yang ditargetkan untuk apa suatu penelitian itu dilakukan. Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas bimbingan konseling dalam mengatasi masalah kesulitan pemilihan karir siswa di SMA Cahaya Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan gambaran dan harapan-harapan peneliti akan hasil akhir dari penelitian tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru bimbingan dan konseling dapat dijadikan bahan masukan program layanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa dalam memilih karir yang sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki. 2. Bagi sekolah dapat dijadikan bahan masukan dalam merencanakan program layanan bimbingan dan konseling di masa yang akan datang, khususnya layanan bimbingan dan konseling karir. 3. Bagi peneliti, untuk dapat pengalaman dan pemahaman tentang bimbingan dan konseling karir, dan dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana sosial.

1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian dan teknik pengumpulan serta teknik analisis data. BAB 4 : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang semua gambaran umum mengenai lokasi dimana peneliti melakukan penelitian. BAB 5 : ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian dan data dari hasil penelitian dan analisanya. BAB 6 : PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat dari hasil penelitian.