BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihancurkan atau dihaluskan ditambah dengan bahan tambahan kemudian di cetak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

I. TINJAUAN PUSTAKA. dari sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

I. PENDAHULUAN. lemak dan kolesterol tinggi (Astiti dkk., 2008). Bahan pangan hewani sebagai

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

MEMBUAT BISNIS KECIL DAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. 21,97% (db) (Kramlich,1973). Daging dikenal mengandung kolesterol (50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat. pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I. PENDAHULUAN. tubuh buah lumayan besar dengan bagian-bagian berupa stipa, gill, pileus dan margin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

I. PENDAHULUAN. fotosintesis. Oleh karena itu, didalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. yang berbentuk tabung bersekat-sekat atau tidak bersekat, hidup pada bahan atau

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Taksonomi Jamur Tiram Putih. seperti tiram atau oyster mushroom (Sumarmi, 2006). Jamur tersebut merupakan

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

Lampiran 1. Syarat Mutu Sosis Daging Menurut SNI

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. gizi dalam jamur hampir mengimbangi nutrisi pada daging sapi dan daging ayam.

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sosis Ayam Sosis ayam merupakan salah satu olahan daging ayam berbahan dasar daging ayam yang dihancurkan atau dihaluskan ditambah dengan bahan tambahan kemudian di cetak menggunakan selongsong dan termasuk ke dalam golongan restructure food atau pangan restorasi (Risnajati, 2010). Sosis ayam berbahan dasar daging ayam yang dihaluskan sebagai bahan utamanya dan ditambahkan dengan bumbu, bahan pengisi (filler) serta bahan pengikat (binder) sebagai bahan tambahan, kemudian dicetak ke dalam selongsong yang dapat dimakan maupun tidak dapat dimakan (Meliasari et al., 2016). Daging broiler mempunyai sifat daging berwarna keputih-putihan, memiliki serat yang halus dan panjang, kulit berlemak, tulang rawan dada belum menjadi tulang keras dengan bentuk melebar ke samping dan padat berisi, tekstur kenyal, serta berat hidup mencapai lebih dari 3 kg/ekor (Rasyaf, 2004). Daging ayam yang digunakan dalam pembuatan sosis harus bermutu baik sebab sangat menentukan kualitas dan kuantitas produk sosis yang dihasilkan. Oleh karena itu, penanganan sebelum dan sesudah pemotongan ayam harus diperhatikan dengan baik (Soeparno, 2004). Komponen daging yang sangat penting dalam pembuatan sosis adalah protein. Protein ini dikenal dengan actin-myosin daging berperan dalam peningkatan hancuran daging selama pemasakan sehingga membentuk tekstur yang kompak dan tidak pecah.

5 Peranan lainnya adalah sebagai pengemulsi lemak (Irawati et al., 2015). Emulsifier merupakan zat yang dapat menjaga kestabilan tekstur, adonan lebih homogen, mudah mengikat air, kemampuan koagulasi yang baik ditandai dengan perubahan bentuk cair ke gel dan perubahan warna dari bening menjadi putih keruh (Rahardjo, 2003). Syarat mutu sosis daging dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Syarat Mutu Sosis Daging Kombinasi (SNI, 2015) No. Kriteria Satuan Persyaratan 1. Protein % Min. 8 2. Kadar air % Maks. 67 3. Abu % Maks. 3,0 4. Lemak % Maks. 20 5. Keadaan Bau - Normal 2.2.Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Rasa - Normal Warna - Normal Pada saat ini, jamur tiram putih sangat popular dan diminati oleh masyarakat dengan beberapa faktor seperti kaya nutrisi, rendah lemak, tinggi protein, dan mudah diaplikasikan untuk semua jenis olahan (Puspitasari et al., 2014). Budidaya jamur sekarang banyak dilakukan untuk menyediakan kebutuhan pasar yang terus meningkat. Biasanya jenis jamur tersebut banyak tumbuh di media kayu gelondong maupun serbuk kayu akan tetapi para petani lebih sering menggunakan media tanam berupa serbuk kayu sebab nutrisi yang berasal dari kayu lebih mudah diserap selama petumbuhan jamur (Cahyana et al., 1997). Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dinamakan demikian karena bentuknya seperti tiram atau oyster mushroom yang berwarna putih susu mempunyai struktur bagian utama seperti tudung dan tangkai serta struktur bagian lainnya (Sumarni, 2006). Struktur utama

6 berupa tudung (Pileus) berbentuk cangkang tiram berdiameter 4 16 cm, permukaan bagian bawah tudung berbentuk berlapis-lapis seperti insang ikan(lamella), pelekatan lamella sampai ke tangkai disebut dicdirent dan ukuran tangkai sekitar 2 7 cm tergantung iklim serta kondisi lingkungan sekitar (Widodo, 2007). Ditinjau berdasarkan taksonomi jamur tiram putih ini berasal dari Super Kingdom Eukaryote, Kingdom Myceteae, Division Amastigomycota, Subdivision Eumycota, Kelas Basidiomycetes, Sub Kelas Holobasidiomycetidae, Ordo Agaricales, Familia Agacaceae, Genus Pleurotus dan Spesies Pleurotus ostreatus (Alexopoulos et al., 1996). Sedangkan ditinjau berdasarkan komposisi kimianya, Jamur tiram putih kaya akan asam amino essensial yang dibutuhkan oleh manusia dalam metabolisme seperti leusin, isoleusin, triptofan, valin, lisin, metionin, fenilalanin, histidin dan threonin serta vitamin B, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, vitamin D, ergosterol dan berbagai macam mineral terutama sodium, kalsium, potassium, posfor dan magnesium serta lovastatin mencapai 56-71% dari total abu yang dapat menghambat terbentuknya kolestrol (Achmad et al., 2011). Kandungan nutrisi tersebut, serat yang dihasilkan oleh jamur tiram putih ini cukup tinggi yang berasal dari dinding sel sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan terutama dalam proses pencernaan, menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan kadar kolesterol, memperlambat rasa lapar dan melancarkan proses pencernaan (Marsono, 1995). Selain itu, asam lemak tidak jenuh yang terdapat pada jamur tiram putih mencapai 72% sehingga aman dikonsumsi oleh penderita penyakit kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lemak lainnya sedangkan kandungan asam lemak jenuh serta polisakarida kitin sebanyak 28% diduga memberi rasa enak (Sumarni, 2006). Komposisi kimia dan kandungan zat gizi jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 2.

7 Tabel 2. Komposisi Kimia dan Kandungan Zat Gizi Jamur Tiram Putih (Sumarmi, 2006) No. Zat gizi per 100 gram Kandungan 1. Protein 10,5 30,4 % 2. Karbohidrat 56,6 % 3. Lemak 1,7 2,2 % 4. Riboflavin 4,7 4,9 mg 5. Tianin 0,2 mg 6. Kalsium 314 mg 7. Posfor 717 mg 8. Kalium 3,793 mg 9. Natrium 837 mg 10. Serat 7,5 8,8% 2.3. Pengasapan dengan Briket Tempurung Kelapa Pengasapan merupakan proses penguraian senyawa volatile yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar berupa tempurung kelapa memberi efek rasa, aroma spesifik dan memberi umur simpan yang lebih lama karena menghambat aktivitas enzimatis maupun bakteri pembusuk sehingga akan menghasilkan kualitas produk asap yang tinggi (Palm, 2011). Faktor yang penting dalam menentukan kualitas pengasapan adalah waktu dan suhu pengasapan. Faktor tersebut apabila terlalu tinggi dalam penggunaan suhu dan waktu yang lama akan menyebabkan perubahan fisik serta perubahan kandungan kimia yang merugikan seperti menurunkan fungsi protein, perubahan warna dan rasa (Prasetyo et al., 2015). Teknologi pengasapan di masyarakat masih menggunakan cara tradisional dengan pengasapan di tempat terbuka maupun ruangan khusus yang dinilai banyak kekurangan seperti efisiensi dan efektifitas produk yang berkualitas rendah. Oleh karena itu pengembangan model alat pengasapan perlu dilakukan salah satunya smoking cabinet sebagai alat pengasapan yang ramah lingkungan, efisiensi dan efektifitas yang tinggi dengan pengaturan suhu dan waktu yang dapat ditentukan akan menghasilkan produk

8 berkualitas tinggi (Marasabessy dan Royani, 2014). Model alat pengasapan dengan cabinet sekarang ini menjadi inovasi terbaru dalam pengembangan pengasapan secara tertutup dan terkendali (Jamilatun, 2008). Tempurung kelapa merupakan bahan yang menghasilkan karbon aktif dengan kualitas yang cukup tinggi untuk dijadikan bahan baku pembakaran. Secara fisik, bagian tempurung kelapa adalah bahan yang keras disebabkan kandungan kadar silica (SiO 2 ) yang tinggi, lignin yang tinggi, kadar selulosa yang lebih rendah, dan kadar air sekitar 6-9% (Pranata, 2008). Senyawa kimia yang dihasilkan dalam pengasapan menggunakan bahan bakar tempurung kelapa berupa fenol, karbonil, aldehid, keton, nitrogen, hidrokarbon, ester dan eter yang nantinya akan menempel pada pemukaan produk yang berfungsi sebagai antioksidan dn antibakti kemudian akan menembus ke dalam membuat total mikroba menurun sehingga membuat daya simpan meningkat (Bower et al., 2009). Kadar fenol mempunyai proporsi yang paling tinggi sebesar 14,86%, sehingga pengaplikasian pada produk dapat menguntungkan dalam mencegah dan memperlambat reaksi oksidasi serta daya simpan yang lebih lama (Guillen et al., 2009). Berikut ini adalah komposisi kimia yang terdapat pada tempurung kelapa dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa (Rusdianto, 2011) No. Komposisi Persentase (%) 1. Selulosa 26,60 2. Lignin 29,40 3. Air 8,00 4. Pentosan 27,70 5. Abu 0,60 6. Nitrogen 0,10 7. Solvent ekstraktif 4,20 8. Uronat anhidrat 3,50