BAB I PENDAHULUAN. diciptakan pengarang sebagai teks yang diresepsi oleh pembaca (Sugihastuti, 2005

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah film adalah film (Ajidarma, 2002:56). Film merupakan bentuk seni

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengubah sebuah karya ke lain media merupakan proses pemindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal mau pun non verbal antara si

KAJIAN EKRANISASI TERHADAP NOVEL DAN FILM SABTU BERSAMA BAPAK ECRANIZATION ANALYSIS OF NOVEL AND MOVIE ENTITLED SABTU BERSAMA BAPAK

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir.

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. tahun 70-an film mulai banyak mengambil inspirasi karya-karya sastra yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Novel ini pun tercatat sebagai novel best seller islami di Indonesia. Ikatan Penerbit

EKRANISASI NOVEL KE BENTUK FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA. Skripsi

2015 KONSEP CINTA DALAM EKRANISASI CERPEN CINTA DI SAKU BELAKANG CELANA KARYA FAJAR NUGROS: SEBUAH KAJIAN SASTRA BANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2013:1). Memahami, menikmati, menghayati, dan memanfaatkan karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan khazanah sastra Indonesia menunjukkan peningkatan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara

2015 MAKNA PERUBAHAN FAKTA CERITA PADA FILMISASI CERPEN JENDELA RARA KARYA ASMA NADIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengalihan sebuah karya sastra ke bentuk atau media lain telah lama

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Adaptasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyesuaian

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang yang dijalani pengarang. Faktor sosio-budaya, ideologi dan pembaca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

I. PENDAHULUAN. sebagai medianya. Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. adalah pengubahan karya sastra atau kesenian menjadi bentuk kesenian yang

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB II LANDASAN TEORI. Almahendra serta film 99 Cahaya di Langit Eropa arahan sutradara Guntur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 1. Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

Film yang mengupas proses pelestarian lingkungan. Film yang menceritakan pengabdian seorang pelestari bumi. Cara melestarikan lingkungan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan sosial masyarakat. Karya sastra berarti

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa seniman maka tidak akan ada karya seni dan tanpa ada penikmat,

Jurnal Sastra Indonesia

DAFTAR ISI ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL..

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

TRANSFORMASI NOVEL REMEMBER WHEN KARYA WINNA EFFENDI, SKENARIO KE DALAM FILM: SEBUAH KAJIAN EKRANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan gagasannya, sebagai media karya sastra menjadi jembatan yang menghubungkan pikiran pikiran pengarang yang disampaikan kepada pembaca. Dalam hubungan antara pembaca dan pengarang, karya sastra menduduki peran yang berbeda, selain berperan dalam proses transfer informasi dari pengarang ke pembaca, karya sastra juga berperan sebagai teks yang diciptakan pengarang sebagai teks yang diresepsi oleh pembaca (Sugihastuti, 2005 : 81). Penciptaan sastra selalu bersumber dari kenyataan-kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Dalam karya sastra hal-hal yang digambarkan tentang masyarakat berupa struktur sosial masyarakat, fungsi, dan peran masing-masing anggota masyarakat, maupun interaksi yang terjalin diantara seluruh anggotanya. Secara sederhana, karya sastra menggambarkan unsur-unsur masyarakat yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Interaksi yang terjalin antara keduanya merupakan persoalan yang menarik untuk dikaji sebab menyangkut hubungan antara dua jenis kelamin yang berbeda, yang membentuk tatanan kehidupan masyarakat,baik secara sosial maupun budaya (Sugihastuti dan Saptiawan 2005:82) 1

2 Secara umum, karya sastra dikelompokkan atas drama, puisi, dan prosa. Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian, tujuan drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel atau puisi. Drama yang sebenarnya adalah kalau naskah sastra tadi telah dipentaskan. Tetapi bagaimana pun, Naskah drama selalu dimasukkan sebagai karya sastra. Kemudian yang kedua adalah puisi, puisi adalah rangkaian kata yang sangat padu. Oleh karena itu, kejelasan sebuah puisi sangat bergantung pada ketepatan penggunaan kata serta kepaduan yang membentuknya. Prosa adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan dan bersifat bebas, yang dimaksud dengan bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan karya sastra lainnya seperti rima, irama, diksi, dan lain-lain. Novel merupakan salah satu karya sastra yang di dalamnya terkandung cerita yang diungkapkan oleh pengarang dengan mengembangkan kisah yang terjadi dalam masyarakat. Pada era modernisasi saat ini, sastra sangat berkembang pesat. Melihat perkembangan teknologi yang semakin meningkat yang berdampak pula pada dunia sastra. Fenomena perubahan karya sastra ke dalam bentuk film telah terjadi sejak beberapa dekade. Sejumlah film yang sukses, khususnya dari segi jumlah penonton dan apresiasi masyarakat merupakan film yang diangkat dari karya sastra seperti novel ataupun kumpulan cerita. Ada berbagai alasan yang mendasari proses transformasi dari novel ke film, antara lain karena sebuah novel

3 sudah terkenal yang pada akhirnya mendukung aspek komersil, ide cerita novel yang inspiratif sehingga akan sangat bernilai edukatif bila difilmkan. Dunia perfilman saat ini semakin bervariasi, baik di luar maupun di dalam negeri semakin banyak jenis film yang diadaptasi dari karya sastra. Hal itu disebabkan karena semakin banyak juga orang yang gemar membaca karya sastra seperti novel. Banyak novel yang memiliki jalan cerita serta alur yang menarik, kemudian sutradara melihat fenomena tersebut sebagai sesuatu yang bisa dikembangkan menjadi film. Penikmat film adaptasi juga memiliki bangsa pasarnya tersendiri, seiring dengan kegemaran masyarakat terhadap novel yang difilmkan. Secara garis besar, film merupakan cara baru masyarakat untuk menikmati karya seni baru sekaligus memanfaatkan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang. Film mulanya berkembang pada abad ke-18 ketika revolusi industri di dunia Eropa muncul, saat novel-novel klasik bertebaran menceritakan kisah yang bertemakan kehidupan. Film yang pada waktu itu muncul sebagai cara berbeda untuk menikmati kisah kehidupan yang telah ada sebelumnya pada media novel, cerpen, puisi, dan lain sebagainya. Sederet film maupun sinetron lain yang juga transformasi dari karya sastra antara lain: zaman film kuno disutradari oleh Usmar Ismail tahun 1962, Anak Perawan di Sarang Penjamun yang mengadaptasi karya pengarang Sutan Takdir Alisjahbana, sinetron Sengsara Membawa Nikmat karya Sutan Sati yang diproduksi dan tanyang di TVRI tahun 1991, film Roro Mendut karya sutradara

4 Ami Prijono yang diangkat dari novel karya Y.B. Mangunwijaya, film Atheis karya sutradara Sumandjaja yang diangkat dari novel karya Achdiat K. Mihardja, film dan sinetron Si Doel Anak Betawi karya sutradara Sumandjaja yang diangkat dari novel karya Aman Datuk Madjoindo, Laskar Pelangi karya sutradara Riri Riza yang diangkat dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, film Jomblo garapan Hanung Bramantyo diangkat dari karya Adhitya Mulya, film Ayat-Ayat Cinta karya Hanung Bramantyo yang diangkat dari novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, dan sebagainya. Film Air Mata Terakhir Bunda yang dirilis tanggal 3 oktober 2013 Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata, yang menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga miskin yang hidup di tempat yang di kenal dengan "Tanah Lumpur", Sidoarjo sebuah desa kecil Renokenongo. Delta Santoso adalah nama yang diberikan oleh Sriyani untuk anak keduanya yang berharap nama tersebut akan menjadi do'a. Delta yang maksudnya adalah sebuah kota Delta Sidoarjo dan Santoso yang diharapkan bisa mensentosakan bangsa dan negaranya. Film ini diambil dari kisah nyata dan pengorbanan serta kasih sayang seorang ibu. banyak kejadian yang membuat kita terinspirasi.pada tokoh yang memainkan perannya mendalami karakter. kisah pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya begitu kuat sehingga membuat kita terhanyut dan tersentuh. dalam film itu menanamkan budaya kepada anak- anak sejak kecil serta memberikan kesan kuat terhadap budaya Jawa. ditambah pula dengan penggambaran setting waktu dan tempat pula yang sangat detail tetapi tidak berlebihan seakan membuat kita ikut didalamnya. Setelah membaca novel dan

5 menonton filmnya ada beberapa hal yang membuat film dan novel ini agak berbeda, maka dari itu penulis memilih kajian ekranisasi untuk menganalisisnya. Dalam penelitian ini, teori yang digunakan untuk menganalisis proses ekranisasi novel ke dalam bentuk film adalah teori ekranisasi. Eneste (1991:60-61) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan/pengangkatan sebuah novel ke dalam film (ecran dalam bahasa Prancis berarti layar). Perubahan yang terjadi antara lain perubahan pada alat-alat yang dipakai, perubahan pada proses penggarapan, juga perubahan pada proses penikmatan Dengan perubahan-perubahan tersebut, pada umumnya penonton akan membandingkan antara film dengan novel aslinya. Dengan membandingkan antara novel dan film, seringkali menimbulkan kekecewaan atau bisa juga kepuasan dalam hati penonton termasuk di dalamnya para penulis novel aslinya. Lalu dari pandangan penonton, walaupun mereka sudah mendapat inti atau garis besar dari film tersebut, tetapi pasti akan ada adegan atau istilah yang mereka belum mengerti dari film itu sehingga mereka membutuhkan alur cerita yang jelas dari film itu. Tetapi banyak juga yang merasa senang bahkan puas setalah menonton film-film tersebut. Penelitian dengan objek novel Air Mata Terakhir Bunda yang ditransformasikan ke film belum pernah diteliti sebelumnya. Namun penelitian dengan objek novel Air Mata Terakhir Bunda pernah diteliti sebelumnya oleh Puspa Wijayanti mahasiswi program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia

6 dengan judul Analisis sosiologi sastra novel air mata terakhir bunda karya kirana kejora dan relevansi pembelajaran di SMA dan penelitian yang menggunakan kajiana yang sama dengan penelitian ini yaitu, pertama penelitian dengan judul Ekranisasi Novel ke Bentuk Film 99 Cahaya di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra oleh Devi Shyviana Arry Yanti pada tahun 2016 dari Universitas Negeri Yogyakarta. Kedua penelitian dengan judul Transformasi Novel ke Film Bidadari-Bidadari Surga: Kajian Ekranisasi oleh Putri Nadia Afri dkk dari Universitas Negeri Padang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian relevan sebelumnya terletak pada objek material berupa novel yang diteliti. Sedangkan persamaan penelitian yang dilakukan terletak pada teori yang digunakan, yaitu fokus menggunakan kajian ekranisasi dalam melakukan penelitian karya sastra. Dengan demikian, pengubahan dari bentuk novel ke transformasinya dalam bentuk film dapat diketahui. Dengan melihat respon dari para penikmat karya sastra setelah menonton film yang mereka tonton di bioskop ataupun di media sosial yang tersedia. Maka peneliti memilih judul penelitian Analisis Novel dan Film Air Mata Terakhir Bunda Menggunakan Kajian Ekranisasi karena saya menemukan data yang tidak sesuai dengan apa yang diceritakan didalam novel dan berbeda dengan yang ada di film.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penciutan dari novel ke film Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora? 2. Bagaimana penambahan dari novel ke film Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora? 3. Bagaimana pengubahan Variasi dari novel ke film Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora? C. Tujuan Penelitian Sesuai Rumusan Masalah diatas, penelitian ini bertujuan : 1. Mendeskripsikan proses penciutan yang muncul dalam novel dan film Air Mata Terakhir Bunda. 2. Mendeskripsikan proses penambahan yang muncul dalam novel dan film Air Mata Terakhir Bunda. 3. Mendeskripsikan proses pengubahan Variasi yang muncul dalam novel dan film Air Mata Terakhir Bunda.

8 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini digolongkan menjadi dua bagian, yakni manfaat praktis dan manfaat teoretis. 1. Manfaat Teoretis Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai studi sastra indonesia khususnya melalui pendekatan ekranisasi. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan teori ekranisasi dalam mengungkap novel dan film Air Mata Terakhir Bunda. 2. Manfaat Praktis a. Secara Praktis dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami isi cerita dalam novel dan film Air Mata Terakhir Bunda terutama dalam bentuk perbandingan cerita dalam kajian Ekranisasi. b. Bagi mahasiswa sastra Indonesia memberikan pemahaman mengenai langkah menganalisis novel dan film menggunakan pendekatan ekranisasi. c. Bagi peneliti lainnya yang penelitiannya relevan dengan penelitian analisis novel dan film Air Mata Terakhir Bunda diharapkan mampu memotivasi untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi.