PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pada tahun 2006, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I. P E N D A H U L U A N. empat bibit kelapa sawit dibawa dari Afrika dan ditanam di Kebun Raya Bogor

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana lazimnya makhluk hidup, tak terkecuali tumbuhan, tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

I. TINJAUAN PUSTAKA. toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik.

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara produsen kopi ke-empat terbesar di dunia. Data

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan penurunan hasil pertanian, perkebunan maupun sayursayuran.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. komoditi tanaman perkebunan yang menghasilkan minyak dan sebagai komoditi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau

TINJAUAN PUSTAKA. transparan (Gambar 1). Telur diletakkan berderet 3 4 baris sejajar dengan

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Kelapa Sawit Botani Tanaman Kelapa sawit Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

Oleh : Irianto Budi Santosa, SP POPT KABUPATEN JOMBANG

EFEKTIVITAS ISOLAT DAN METODE PAPARAN Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin TERHADAP MORTALITAS DAN MIKOSIS Spodoptera litura Fabricius

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

TINJAUAN PUSTAKA. spesies, komposisi genetiknya, dan komunitas, ekosistem dan bentang alam di

I. PENDAHULUAN. Kepik hijau (Nezara viridula L.) merupakan salah satu hama penting pengisap

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

Oleh Syahnen dan Ida Roma Tio Uli Siahaan. Gambar 1. Ulat api Setothosea asigna Sumber : Purba, dkk. (2005)

BAB I PENDAHULUAN. Serangga merupakan hewan yang paling banyak jumlah dan ragamnya di


TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Ulat Api Setothosea asigna Eecke (Lepidoptera: Limacodidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa Sawit. Deskripsi Tumbuhan

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu bahan pangan yang sangat penting bagi masyarakat

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Hama Ulat Api (Setothosea asigna) Ulat api Setothosea Asigna dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. polifagus. Pada fase larva, serangga ini menjadi hama yang menyerang lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi pada lahan basah dan lahan kering. Hasil produksi tomat di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tradisional hingga pasar modern. Selain itu, jambu biji juga penting sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkebunan kakao merupakan kegiatan ekonomi yang dapat dijadikan andalan

I. PENDAHULUAN. Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan

PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK DAN PENGENDALI HAYATI HAMA TANAMAN KELAPA RAKYAT DI KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER 1)

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan tropis

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

TINGKAT SERANGAN ULAT KANTONG

I. PENDAHULUAN. diantaranya yaitu adanya gangguan hama dan penyakit. Beberapa jenis hama penting

Potensi Heterorhabditis sp. Dalam Mengendalikan Oryctes rhinoceros. Weiser (1991) mengemukakan bahwa Steinernematidae dan Heterorhabditidae

n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman yang berasal dari Nigeria, Afiika Barat, akan tetapi

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Kumbang Bubuk Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Pracaya (2007), kumbang penggerek buah kopi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan

Bedanya Serangan Kwangwung atau Ulah Manusia pada Tanaman Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan

Diselenggarakan Oleh LPPM UPN Veteran Jawa Timur

Asam Klorogenat Alternatif Atraktan Hama PBK

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

I. PENDAHULUAN. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi paling besar

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap larva Spodoptera litura. Isolat lokal yang digunakan untuk adalah DKS-

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal

DAMPAK PENERAPAN RSPO (ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL) TERHADAP VOLUME PENJUALAN EKSPOR CPO DAN PENDAPATAN DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA SKRIPSI

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM

TANGGAP FUNGSI SERANGGA PERBANYAKAN TERHADAP KELIMPAHAN JUVENIL INFEKTIF SECARA IN VIVO Oleh: Erna Zahro in

I. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

POTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA KELAPA SAWIT DI LAMPUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

(biologically based tactics) Modul 1. Pengendalian Hayati Untuk Pengelolaan Hama Kegiatan Belajar 1

BAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu langkah yang diperlukan sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya yang diusahakan oleh perusahaan Negara, tetapi juga perkebunan swasta dan rakyat. Di Indonesia luas areal perkebunan kelapa sawit dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pada tahun 2006, Indonesia menggeser Malaysia dari tahta produsen minyak sawit terbesar dunia. Saat ini Indonesia memiliki 7,5 juta hektar perkebunan kelapa sawit dengan 40 persen diantaranya milik rakyat (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009). Budidaya kelapa sawit pada saat ini menghadapi berbagai kendala, salah satu diantaranya yaitu adanya gangguan hama dan penyakit. Beberapa jenis hama penting yang menyerang tanaman kelapa sawit misalnya hama babi, tikus, kumbang tanduk, maupun hama ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) (Hakim, 2007). Ulat pemakan daun kelapa sawit merupakan hama utama pada perkebunan kelapa sawit. Ada dua kelompok UPDKS yang penting yaitu ulat api dan ulat kantong. Beberapa jenis hama ulat api yang menyerang tanaman kelapa sawit sehingga dapat menurunkan produksi secara signifikan antara lain ulat api Setathosea asigna, Darna trima, Setora nitens, ulat kantong Mahasena corbetti dan Metisa plana (Prawirosukarto dkk, 1997).

2 Ulat kantong termasuk dalam famili Psychidae. Tujuh spesies yang pernah ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah M. plana, M. corbetti, Cremastopsyche pendula, Brachycyttarus griseus, Manatha albipes, Amatissa sp. dan Cryptothelea cardiophaga Jenis ulat kantong yang paling merugikan di perkebunan kelapa sawit adalah M. plana dan M. corbetti (Norman dkk, 1998). Secara umum ulat kantong merupakan serangga perusak yang memakan daun tanaman, terutama tanaman kelapa sawit. Salah satu ciri khas dari ulat kantong yaitu hidup pada sarang yang berbentuk kantong yang terbuat dari potongan-potongan daun yang berada di daerah sekitar serangan (Purba dkk, 2005). Kerusakan yang diakibatkan oleh hama M. plana yaitu adanya lubanglubang transparan berwarna putih kekuningan sampai kecoklatan. Apabila populasi larva tinggi maka menunjukkan gejala daun seperti terbakar (Prawirosukarto dkk, 2007). Pengendalian yang digunakan selama ini adalah dengan menggunakan bahan kimia. Insektisida kimia selain mengganggu kelangsungan hidup musuh alami, bahan ini juga memberikan efek yang buruk terhadap kesehatan pekerja perkebunan dan lingkungan. Pengendalian hama secara kimiawi akan lebih berbahaya lagi jika pihak perkebunan menerapkan pengendalian ulat dengan metode pengasapan menggunakan sintetik piretroid pada populasi yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan populasi hama semakin meningkat baik frekuensi maupun tingkat kerusakannya (Wood, 2008). Selain menyebabkan resistensi terhadap hama sasaran, penggunaan insektisida kimia yang non selektif secara

3 terus menerus dapat menyebabkan munculnya hama sekunder yang bukan sasaran sehingga pengendalian akan semakin rumit dan menyebabkan peningkatan biaya pengendalian (Lisanti dan Wood, 2009). Pengendalian secara terpadu dengan menekankan pada pengendalian hayati merupakan pilihan yang terbaik sesuai dengan konsep Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Konsep pengendalian ini berbasis ramah lingkungan dan merupakan konservasi alam yang selama ini sedang gencar dicanangkan oleh dunia internasional (Lisanti dan Wood, 2009). Berbagai agensia hayati dapat digunakan untuk pengendalian hayati guna mendukung konsep RSPO, salah satunya adalah nematoda patogen serangga Steinernema sp. Nematoda Steinernema sp. mempunyai beberapa keunggulan sebagai agensia hayati serangga hama dibandingkan dengan musuh alami lain. Keunggulan tersebut adalah daya bunuhnya sangat cepat, kisaran inangnya luas, aktif mencari inang sehingga efektif untuk mengendalikan serangga dalam jaringan, tidak menimbulkan resistensi, dan mudah diperbanyak. Berbagai penelitian tentang pemanfaatan Steinernema sp. sebagai agens hayati untuk mengendalikan serangga hama telah banyak dilakukan (Mahmoud dan Osman, 2007; Ebsa dkk, 2001; Head dkk, 2004). Namun pemanfaatannya untuk mengendalikan ulat kantong pada tanaman kelapa sawit masih terbatas. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang uji efektifitas nematoda Steinernema sp. isolat lokal untuk mengendalikan larva M. plana di laboratorium maupun di lapangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan harapan untuk melengkapi komponen pengendalian hama ulat kantong secara terpadu pada budidaya kelapa sawit.

4 Perumusan Masalah Budidaya tanaman kelapa sawit sering kali mengalami gangguan dari serangan hama, seperti misalnya ulat kantong (M. plana). Basri dkk, (1993) menyatakan akibat serangan ini kehilangan daun oleh hama ini dapat mencapai 46,6%. Semua umur tanaman rentan terhadap serangan ulat kantong khususnya pada tanaman yang berumur lebih dari 8 tahun. Selama ini pengendalian M. plana dilakukan dengan menggunakan bahan kimia. Secara teknis penggunaan insektisida kimiawi cukup sederhana, tetapi selain harganya mahal, insektisida kimia memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan sehingga perlu dicari alternatif pengendalian yang lain seperti dengan menggunakan nematoda entomopatogen Steinernema sp. Pada banyak literatur disebutkan bahwa nematoda Steinernema sp. dapat menginfeksi serangga hama dari ordo Lepidoptera, Coleoptera, Orthoptera, Hemiptera, dan beberapa ordo lainnya sehingga menjadi salah satu kandidat yang potensial untuk dikembangkan sebagai bioinsektisida untuk mengendalikan hama ulat kantong. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengidentifikasi nematoda dari tiga lokasi yang berbeda (Kabupaten Langkat, Deli Serdang dan Serdang Bedagai). 2. Untuk menguji efektifitas nematoda Steinernema sp. dari lokasi yang terpilih. 3. Untuk mendapatkan dosis Steinernema sp. yang tepat untuk mengendalikan larva M. plana.

4. Untuk membandingkan keefektifan Steinernema sp. pada aplikasi pagi dan sore hari. 5 Hipotesis 1. Diduga terdapat lebih dari satu nematoda dari tiga lokasi yang berbeda. 2. Diduga terdapat perbedaan efektifitas nematoda Steinernema yang bersumber dari Kabupaten Langkat, Deli Serdang dan Serdang Bedagai sebagai agens hayati M. plana. 3. Dosis Steinernema sp. yang berbeda memberikan perbedaan pada tingkat mortalitas larva M. plana. 4. Diduga aplikasi sore lebih efektif dari pagi hari. Manfaat Penelitian Hasil penelitian akan berguna bagi dunia perkebunan khususnya kelapa sawit dalam pengendalian M. plana secara hayati dengan menggunakan nematoda Steinernema sp.