BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang sebanyak-banyaknya untuk mensejahterakan pemilik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), tetapi juga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Andri dan Hanung (2007) nilai perusahaan adalah nilai jual

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ini para pemegang saham. Di tengah persaingan global dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi perokonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan. Harga-harga saham turun

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan sustainability. Perusahaan yang telah go public akan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan


BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. akuntabel terhadap seluruh stakeholder, bukan hanya terhadap salah satu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Perhatian terhadap praktik tata kelola perusahaan (Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pesatnya perkembangan dunia bisnis menyebabkan perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama dengan mendirikan suatu perusahaan

BAB I. Pendahuluan. keuangan saja (single buttom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda. dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Untuk

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Tendi Haruman, 2008) meningkatkan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2010 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan atas usaha yang dijalankannya. Tujuan-tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. ialah persaingan pasar yangsemakin ketat. Sehingga untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis perusahaan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya yang hakiki, good corporate governance atau GCG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

PENDAHULUAN. perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut, dunia usaha pun semakin menyadari bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan untuk mendapatkan laba yang maksimal dan memperoleh laba yang sebanyak-banyaknya untuk mensejahterakan pemilik perusahaan dan pemilik saham (stockholders). Tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara satu dengan yang lainnya (Harjito & Agus, 2005) dalam (Santoso & Subekti, 2012). Sehingga dalam persaingannya perusahaan-perusahaan berusaha menetapkan dirinya dalam posisi yang stabil dan siap bersaing untuk dapat bertahan dan berkembang (Muliani,Yuniarti dan Sinarwati, 2014). Oleh karena itu, nilai perusahaan menjadi sangat penting sehingga mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Banyak kasus ketidakpuasan publik yang bermuculan, baik yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan, serta eksploitasi besar-besaran terhadap energi dan sumber daya alam yang menyebabkan kerusakan alam. Beberapa perusahaan di Indonesia yang sudah mendapatkan kritikan atau kasus antara lain, PT. Freport Indonesia, TPST Bojong di Bogor, PT Newmont di Buyat, dan PT. Lapindo Brantas. Sedangkan di Asia kasus salah satu perusahaan produsen perlengkapan dan alat-alat olahraga (Nike), pernah menjadi sorotan utama karena dituduh telah mengabaikan etika bisnis dengan memperkerjakan anak dibawah umur (Khitam, 2014). 1

Pada dasarnya corporate social responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkunganya image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik dimasyarakat, karena semakin baik citra perusahaan maka loyalitas konsumen semakin tinggi, sehingga dalam waktu yang lama penjualan perusahaan akan membaik dan profabilitas perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar maka nilai perusahaan juga meningkat (Retno & Priantinah, 2012). Di Indonesia Corporate Soocial Responsibility mulai diterapkan dan menjadi kesadaran perusahaan untuk menjaga lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan, dimana Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Menurut Anwar, Haerani, dan Pegalung (2010) pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunan (annual report) dapat memperkuat citra perusahaan dan menjadi salah satu pertimbangan oleh investor maupun 2

calon investor untuk memilih tempat investasi, dengan menganggap bahwa perusahaan tersebut memberikan citra (image) kepada masyarakat dan perusahaan tidak hanya mengejar profit semata tetapi sudah memperhatikan lingkungan dan masyarakat. Sejalan dengan corporate social responsibility, maka perusahaan juga harus menerapkan good corporate governance. Setiap perusahaan tentu menginginkan nilai perusahaan yang tinggi, hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan kemakmuran pemegang saham lebih tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). Menurut Setyaningsih, Atmaja dan Yuniarti (2014). Good Corporate Governance (GCG) merupakan bentuk pengelolaan perusahaan yang baik, dimana didalamnya tercakup suatu bentuk perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham (publik) sebagai pemilik perusahaan dan kreditor sebagai penyandang dana eksternal. Focus dari akuntabilitas perusahaan yang semula masih terkonsentrasikan atau berorientasi pada para pemegang saham (stakeholder), sekarang menjadi lebih luas dan untuk tata kelola perusahaan juga harus memperhatikan kepentingan stakeholder. Akibat yang muncul dari pergeseran paradigma ini, tata kelola perusahaan harus mempertimbangkan masalah seperti corporate social responsibility (CSR). Kebijakan dan tata kelola 3

perusahaan harus lebih memperhatikan kebutuhan para stakeholder (Aziz, 2014). Beberapa mekanisme corporate governance meliputi banyak hal, contohnya komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keberadaan komite audit. Dengan adanya salah satu mekanisme good corporate governance (GCG) ini diharapkan memonitoring kepada manajer perusahaan, sehingga lebih efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Jadi perusahaan yang menerapkan sistem good corporate governance diharapkan kinerja perusahaan tersebut akan meningkat menjadi lebih baik, dengan meningkatnya kinerja perusahaan diharapkan juga dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Wardoyo, Veronica & Martina, 2013). Menurut BPKP, latar belakang kebutuhan atas good corporate governance dapat dilihat dari pengalaman Amerika Serikat yang melakukan restrukturisasi corporate governance akibat market Cash pada tahun 1929. Dari latar belakang akademis, kebutuhans GCG berkaitan dengan principal agency theory (Retno M & Priantinah, 2012). Implementasi CSR juga menjadi salah satu prinsip pelaksanaan GCG, sehingga perusahaan yang melaksanakan GCG sudah seharusnya melakukan pelaksanaan CSR. Namun dengan adanya hubungan antara GCG dan CSR juga dapat membuktikan bahwa perusahaan tidak hanya mementingkan tanggung jawab keuangan saja tetapi juga memberikan perhatian, kepedulian dan tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (steakholder), karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi baik secara 4

langsung maupun tidak langsung atas aktivitas yang diambil dan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, informasi mengenai kinerja keuangan juga kerap diinformasikan oleh perusahaan. Kinerja keuangan adalah hasil keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh pihak manajemen perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien (Anwar dkk, 2010). Banyak hal yang menjadi tolak ukur kinerja keuangan suatu perusahaan, contohya adalah kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Laba perusahaan merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban para pemilik modal, sedangkan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang (Wardoyo dkk, 2013). Terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, antara lain penelitian Wardoyo dan Veronica (2013) menunjukan bahwa independen dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Lestari dan Chalifah (2014) menunjukan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahanan. Menurut Setyaningsih (2014) menunjukan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Menurut Sukirni (2012) menunjukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh postif terhadap nilai perusahaan. Menurut Nuraina (2013) kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 5

Menurut Perdana dan Raharja (2014) kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Anggraini (2013) menunjukan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006) menunjukan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Menurut Wardoyo dan Veronica (2013) menunjukan bahwa jumlah komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan menurut Raharja & Perdana (2012) komite audit berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) menunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Menurut Sukirni (2012) menunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Setyaningsih (2014) menunjukan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Menurut Agustine (2014) menunjukan bahwa corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Menurut Retno dan Priantinah (2012) pengungkapan corporate social responsibility tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Agustine (2014) menunjukan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Dewi (2011) return on asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pertiwi dan Pratama (2012) menunjukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap 6

nilai perusahaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian Retno M dan Priantinah (2012) tentang pengaruh good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan menambahkan variabel bebas yaitu kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on asset, karena fluktuasi return on asset lebih lambat daripada return on equity. Penelitian sebelumnya menggunakan objek seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian ini menggunakan objek perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan pertambangan yang dipilih karena perusahaan pertambangan memanfaatkan alam untuk melakukan bisnisnya. Dengan menggunakan sumber alam tersebut akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan dalam proses pengolahannya. Penelitian ini penting dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 2015. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 7

3. Apakah komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 6. Apakah return on asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dalam perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk menemukan bukti empiris adanya pengaruh positif komisaris independen terhadap nilai perusahaan. b. Untuk menemukan bukti empiris adanya pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. c. Untuk menemukan bukti empiris adanya pengaruh positif komite audit terhadap nilai perusahaan. d. Untuk menemukan bukti empiris adanya pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. e. Untuk menemukan bukti empiris adanya pengaruh positif pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. 8

f. Untuk menemukan bukti empiris adanya pengaruh positif return on asset terhadap nilai perusahaan. 2. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak, yaitu : a. Bagi penulis Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan penelitian khususnya mengenai good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. b. Bagi perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan atau panduan kepada perusahaan mengenai good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. c. Bagi investor 1) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. 2) Perusahaan dapat mengambil keputusan dalam berinvestasi. d. Bagi dunia pendidikan Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai topik yang sejenis. 9