BAB I PENDAHULUAN. dunia yaitu km menurut data World Resources Institute tahun 2001.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. makmur. Untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara material dan

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peternak sebelumnya dari pembangunan jangka panjang. Pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ekonomi yang rendah, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan peran

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

merniliki areal perairan yang sangat luas dengan garis pantai sekitar Km,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

PENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENGANTAR. sudah dimekarkan menjadi 11 kecamatan. Kabupaten Kepulauan Mentawai yang

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan Indonesia, telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan nasibnya bekerja disektor pertanian (Husodo, dkk, 2004:23- meningkatnya peranan sektor-sektor industri.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

1 Pengukuran dan analisa..., Ivan Adhiwena, FT UI, 2008 Universitas Indonesia

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan/bahari. Dua pertiga luas wilayah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung. Bangka dan Pulau Belitung yang beribukotakan Pangkalpinang.

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

demikian potensi yang dimiliki Indonesia dalam bidang kelautan sangat besar, utamanya antara lain perikanan (tangkap) laut dan biota laut,

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TANGLOK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN SAMPANG TUGAS AKHIR (TKP 481)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Indonesia mempakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari. dapat pulih seperti minyak bumi dan gas mineral atau bahan tambang lainnya

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kedua didunia. Wilayah pesisir Indonesia yang luas memiliki garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. daratannya. Selain itu, Indonesia juga merupakan Negara dengan garis

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan dimana sekitar 75 persen wilayahnya berupa laut dengan lebih dari 17.000 pulau, serta panjang garis pantai nomor 4 di dunia yaitu 95.181 km menurut data World Resources Institute tahun 2001. Kondisi ini juga didukung jumlah nelayan di Indonesia mencapai lebih dari 2 juta nelayan sesuai data Kementerian Kelautan dan Perikanan. Produksi perikanan nasional tahun 2010 mencapai 10,83 juta ton dan perhitungan tahun 2005 menunjukkan sektor perikanan memiliki daya serap tenaga kerja yakni 14,02 persen. Jika dilihat dari sumberdaya tidak pulih, sektor kelautan juga memiliki aset yang besar dalam pendapatan negara, begitu juga pariwisata bahari, jasa kelautan dan potensi laut lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa sektor perikanan dengan segenap potensi yang besar memiliki peluang menjadi tulang punggung pembangunan Indonesia. Pembangunan sektor kelautan dan perikanan selama ini selalu menjadi sektor pinggiran dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan posisi semacam ini sektor kelautan dan perikanan bukanlah menjadi penentu utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi nasional. Kondisi ini menjadi ironis mengingat perikanan dan kelautan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Sehingga sangat logis jika kelautan dijadikan tumpuan dalam perekonomian nasional. Peranan sektor kelautan dan perikanan dalam pembangunan nasional terutama adalah mendorong pertumbuhan agroindustri melalui penyediaan bahan baku, meningkatkan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produk kelautan dan perikanan, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan 1

2 kesejahteraan petani atau nelayan serta menunjang pembangunan nasional. Sejalan dengan itu, maka kebijaksanaan umum pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus berorientasi pada peningkatan produktivitas, nilai tambah, perluasan kesempatan kerja dan efisiensi usaha serta peningkatan pendapatan usaha sektor kelautan dan perikanan ( http://esk.ipb.ac.id). Provinsi Aceh merupakan salah satu bagian Indonesia yang miliki potensi yang sangat besar dibidang perikanan hal ini dikarenakan hampir seluruh daerah Kabupaten/kota di Provinsi Aceh memiliki ketersedian laut yang luas. Termasuk salah satunya adalah Kabupaten Aceh Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar. Jumlah produksi perikanan laut di Kabupaten Aceh Barat terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1.1 Jumlah Produksi Perikanan Laut di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2011-2013 No Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp) 1 2011 12. 723,73 311.714.500.000 2 2012 14. 239,85 369.021.450.000 3 2013 15. 663,83 405.923.520.000 Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat Tahun (2014) Berdasarkan Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan produksi perikanan laut di Kabupaten Aceh Barat dimana tahun 2011 jumlah produksi perikanan di Kabupaten Aceh Barat sebesar 12.723,73 ton angka ini meningkat drastis pada tahun 2012-2013 dimana masing-masing sebesar 14.239,85 ton dan 15.663,83 ton.

3 Sumber daya perikanan di Kabupaten Aceh Barat sebenarnya secara potensial dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, namun pada kenyataannya masih cukup banyak nelayan di Kabupaten Aceh Barat khususnya Kecamatan Samatiga yang belum dapat meningkatkan hasil tangkapannya, sehingga tingkat pendapatan nelayan masih rendah. Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Banyaknya tangkapan tercermin pula besar pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterima. Permasalahan yang sering dialami oleh nelayan di Kabupaten Aceh Barat adalah minimnya pendapatan yang mereka peroleh. Hingga saat ini permasalahan tersebut masih belum juga teratasi. Latar belakang masalah tersebut adalah mahalnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan minimnya peralatan melaut serta modal usaha yang diperlukan dalam kegiatan penangkapan ikan di laut. Disisi lain nelayan perlu memenuhi kebutuhan sehari-harinya, hal tersebut mengakibatkan banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan berada dalam garis kemiskinan karena pendapatannya yang tidak sebanding dengan tingkat konsumsinya. Nelayan melakukan pekerjaan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup. Untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan. Faktor-fakor tersebut bisa berupa modal, hasil tangkapan ikan (produksi) dan harga jual ikan tangkap tersebut (Jamal 2014, h. 1)

4 Berdasarkan uraian diatas penulis menarik untuk melakukan penenlitan yang bejudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh 1.2 Rumusan Masalah Sehubungan dengan uraian diatas, maka rumusan masalah yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Menambah wawasan penulis dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan pengetahuan untuk pihak akademik baik secara langsung maupun tidak langsung serta sebagai acuan untuk para mahasiswa/i faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh

5 1.4.2. Manfaat Praktis Hasil analisis dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh 1.5. Sistematika Pembahasan Bagian pertama diuraikan tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika pembahasan Bagian kedua tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai acuan penelitian, penelitian terdahulu dan perumusan hipotesis. Bagian ketiga menguraikan tentang populasi dan sampel, data penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, model analisis data, definisi operasional variabel dan pengujian hipotesis. Bagian keempat hasil dan pembahasan yang berisi tentang gambaran umum daerah penelitian, karakteristik responden, tingkat produksi, harga jual dan pendapatan nelayan, hasil regresi linier berganda, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Bagian kelima kesimpulan dan saran yang berisi tentang simpulan mengenai hasil penelitian dan saran yang diajukan.