FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SIMTIM KECAMATAN SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE JURNAL KARYA TULIS ILMIAH Jurnal KTI ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan SIKes U Budiyah Banda Aceh Oleh : TRIA NOVITA NIM : 10010098 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SIMTIM KECAMATAN SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE TRIA NOVITA Mahasisiwi Program Studi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh Abstract Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Aceh mencapai 209/1000 Kelahiran Hidup (KH), Angka Kematian Bayi (AKB) berada di atas rata-rata nasional yitu mencapai 40/1000 KH. Akibat yang dapat ditimbulkan dari pemerikasaan kehamilan yang tidak sesuai dengan standar minimal yaitu komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan tidak dapat di deteksi sedini mungkin serta di tangani secara memadai. Didapatkan data hasil cakupan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) januari s/d Desember 2012, jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 716 orang, dengan cakupan K1 sebanyak 643 orang (88,78%) dan cakupan K4 sebanyak 532 orang (75,1%) sehingga didapatkan cakupan K4 dengan jumlah yg rendah dari cakupan K1. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang berhubungan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Simeulue tahun 2013. Bersifat analitik, dengan teknik pengambilan sampel total sampling yang berjumlah 25 responden di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue pada tanggal 27-30 Mei 2013. Pengetahuan bidan kurang dan pelaksanaan 10T kurang (84,6%) dengan p=0,015 (p<0,05), fasilitas bidan tidak lengkap dan pelaksanaan 10T kurang (85,7%) dengan p=0,005 (p<0,05), sikap bidan negatif dan pelaksanaan 10T kurang (80,0%) dengan p=0,034 (p<0,05). Pengetahuan bidan kurang dengan fasilitas bidan tidak lengkap serta sikap bidan yang negatif, dan diharapkan dapat menjadi bahan masukan khususnya kepada bidan untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan dalam menerapkan standar pelayanan 10T pada ibu hamil agar tercapai pelayanan yang berkualitas dan professional. Kata Kunci : 10T, Pengetahuan, Fasilitas, Sikap, Bidan PENDAHULUAN WHO (world health organization) tahun 1996, terjadi kematian maternal sekitar 585.000 orang/tahun, sedangkan kematian perinatal adalah sekitar 10 juta jiwa. Sekitar 90% kematian terjadi di Negara berkembang, dan sekitar sepertiga kematian terjadi akibat pertolongan gugur kandung yang tidak aman dan tidak bersih. Penyebab utama kematian tetap trias yaitu berupa perdarahan 60%, infeksi 25%, gestosisi 15%, penyebab lainnya hanya 5%. Oleh karena itulah maka sejak tahun 1990 sampai 1991 Departemen Kesehatan dibantu oleh WHO, UNICEF dan UNDP melaksanakan assessment safe mother hood sampai saat ini. Hasil kegiatan dari assessment safe mother hood adalah rekomendasi rencana kegiatan 5 (lima) tahun (Manuaba,dkk.2007). Seiring berjalannya waktu pasti tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan asuhan kebidanan. Salah satunya adalah pada beberapa wilayah standar minimal pemeriksaan asuhan kebidanan tidak lagi 7T tetapi menjadi 10T, meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas (nilai status gizi), ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium, tatalaksana kasus, temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan (DepKes RI, 2010). Listiyaningsih (2010) menjelaskan akibat yang dapat ditimbulkan dari pemerikasaan kehamilan yang tidak sesuai dengan standar minimal yaitu komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan tidak dapat di deteksi sedini mungkin serta di tangani secara memadai. Komplikasi obstetri itu antara lain : komplikasi obstetri langsung (perdarahan, preeklamsi/eklamsi, kelainan letak, anak besar, kehamilan kembar, ketuban pecah dini), komplikasi obstetri tidak langsung (sakit jantung, hepatitis, tuberkulosa, anemia, diabetes melitus) dan komplikasi yang berhubungan dengan obstetric (cedera akibat kecelakaan kendaraan, keracunan, kebakaran). Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Aceh mencapai 209/1000 Kelahiran Hidup (KH), Angka Kematian Bayi (AKB) berada di atas rata-rata nasional yitu mencapai 40/1000 KH (Dinkes Prov Aceh, 2009). Berdasarkan data terakhir Desember 2011, jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Aceh berkisar 190/100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) berkisar 30/1.000 Kelahiran Hidup (KH). Maka dari itu upaya pengurangan terus dilakukan oleh Pemerintah Aceh sebagai salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan (Dinkes Prov Aceh, 2011). Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah adalah Adakah Faktor-Faktor Penghambat Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan 10T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim-Tim Simeulue? Tujuan penelitian a. Tujuan umum Untuk mengetahui Faktor-faktor penghambat yang berhubungan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2013. b. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan bidan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2013. 2. Untuk mengetahui hubungan antara fasilitas dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim- Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2013. 3. Untuk mengetahui hubungan antara sikap bidan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2013. Manfaat penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat mengetahui secara langsung penerapan standar asuhan antenatal serta melatih peneliti dalam mengembangkan berfikir secara objektif sehingga menjadi pengalaman yang berguna bagi peneliti dalam
bidang penulisan dan Karya Tulis Ilmiah (KTI). 2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memberikan manfaat terhadap kemajuan ilmu dan penulisan ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dari perpustakaan program studi D-III Kebidanan U Budiyah Banda Aceh. 3. Bagi Responden Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dalam penerapan standar asuhan antenatal. METODE PENELITIAN Kerangka Teoritis Menurut Timpel (2007) yang dapat mempengaruhi kinerja atau penerapan dari suatu standar yaitu faktor internal yang dihubungkan dengan kemampuan atau pengetahuan seseorang, sedangkan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan seperti sikap, tindakan dan fasilitas kerja. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu ( Timple, 2007). Faktor internal -Kemampuan -Pengetahuan Faktor eksternal -Sikap -Tindakan -Fasilitas Variabel Penelitian Penghambat yang mempengaruhi 10T pada ibu hamil Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Penghambat dalam pelaksanaan 10T pada ibu hamil : Tindakan yang menghambat standar asuhan yang dilakukan bidan pada pemeriksanaan kehamilan. 2. Pengetahuan : merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. 3. Fasilitas : segala sesuatu yang dipakai dalam melaksanakan 10T. 4. Sikap : tanggapan bidan tentang pelaksanaan 10T. Hipotesa 1. Ada hubungan antara pengetahuan bidan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Tahun 2013. 2. Ada hubungan antara fasilitas bidan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Tahun 2013. 3. Ada hubungan antara sikap bidan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Tahun 2013. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang berada di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan yaitu sebanyak 25 orang 2. Sampel Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode total sampling, dengan jumlah sampel 25 orang Jenis Penelitian Adapun penelitian ini adalah bersifat analitik dengan jenis pendekatan cross sectional, yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, fasilitas dan sikap dengan Faktor-Faktor
Penghambat Yang Berhubungan Pelaksanaan 10T pada ibu hamil di puskesmas sim-tim kecamatan simeulue timur kabupaten simeulue tahun 2013. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 27 Mei-30 Mei 2013 di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2013. Pengumpulan data Peneliti dibantu oleh satu orang enumorator yang mana data tersebut langsung diperoleh dari lapangan dengan melakukan observasi pada saat bidan memberikan pelayanan asuhan kehamilan tentang pelaksanaan 10T pada Asuhan Kehamilan di Puskesmas Sim-Tim Simeulue Tahun 2013. Analisa Data a. Analisa univariat Dilakukan untuk mengetahui distribusi pada tiap variabel dalam penelitian b. Analisa bivariat Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Pengetahuan, Fasilitas dan Sikap dengan Faktor-Faktor Penghambat yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan 10T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim-Tim Simeulue menggunakan uji statistik Chi-Square( x). Analisa dilakukan pada tingkat kemaknaan 95% (α=0,05) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik menggunakan uji SPSS versi 17. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Puskesmas Sim-Tim Simeulue pada tanggal 27 Mei-30 Mei 2013 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan 10T Oleh Bidan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim- Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue No Pelaksanaan 10T f % 1 Baik 10 40% 2 Kurang 15 60% Jumlah 25 100% Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa dari 25 responden yang diteliti, sebagian besar pelaksanaan 10T bidan pada ibu hamil dengan kategori kurang sebanyak 15 orang (60%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Dalam Penerapan Standar 10T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan No Pengetahuan f % 1 Baik 12 48% 2 Kurang 13 52% Jumlah 25 100% Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 25 responden yang diteliti, sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang dalam melaksanakan 10T pada ibu hamil sebanyak 13 orang (52%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Fasilitas Bidan Dalam Penerapan Standar 10T Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sim-Tim Simeulue No Fasilitas f % 1 Lengkap 11 44% 2 Tidak Lengkap 14 56% Jumlah 85 100% Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 25 responden yang diteliti, sebagian besar responden mengatakan fasilitas Tidak lengkap dalam melaksanakan 10T pada ibu hamil sebanyak 14 orang (56%). Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sikap Bidan Dalam Penerapan Standar 10T Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sim-Tim Simeulue No Sikap F % 1 Positif 10 40% 2 Negatif 15 60% Jumlah 25 100% Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 25 responden yang diteliti, sebagian besar responden memiliki sikap negatif dalam melaksanakan 10T pada ibu hamil sebanyak 15 orang (60%). Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Di Tinjau Dari Pelaksanaan 10T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan NO Pengetahuan Pelaksanaan Jumlah Baik Kurang f % f % f % 1 Baik 8 66,7 4 33,3 12 100 2 Kurang 2 15,4 11 84,6 13 100 NO Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa 13 responden yang pengetahuannya kurang dengan penatalaksanaan 10T juga kurang sebanyak (84,6%) sedangkan dengan pengetahuan kurang dengan penatalaksanaan 10T baik ada 11 responden (15,4%). Setelah diuji statistik dengan chi-square tes diperoleh nilai p=0,015 lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian hipotesa mengatakan ada hubungan antara Pengetahuan dengan Puskesmas Sim-Tim- Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue.. 1 2 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Fasilitas Bidan Di Tinjau Dari Pelaksanaan 10T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Fasilitas Lengkap Tidak Lengkap Baik Pelaksanaan Kurang Jumlah f % F % F % 8 72,7 3 27,3 11 100 2 14,3 12 85,7 14 100 P 0,015 P 0.005 Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa 12 responden yang fasilitasnya tidak lengkap dengan penatalaksanaan 10T
juga kurang sebanyak (85,7%) sedangkan dengan fasilitas lengkap dengan penatalaksanaan 10T baik ada 8 responden (72,7%). Setelah diuji statistik dengan chisquare tes diperoleh nilai p=0,005 lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian hipotesa mengatakan ada hubungan antara Fasilitas dengan Pelaksanaan 10T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim-Tim- Kecamatan. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Sikap Bidan Di Tinjau Dari Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue NO Pelaksanaan Sikap Baik Kurang Jumlah f % F % F % 1 Positif 7 70,0 3 30,0 10 100 2 Negatif 3 20,0 12 80,0 15 100 Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa 12 responden yang sikapnya negatif dengan penatalaksanaan 10T juga kurang sebanyak (80,0%) sedangkan dengan sikap positif dengan penatalaksanaan 10T baik ada 7 responden (70,0%). Setelah diuji statistik dengan chi-square tes diperoleh nilai p=0,034 lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian hipotesa mengatakan ada hubungan antara Sikap dengan Puskesmas Sim-Tim- Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. PEMBAHASAN 1. Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Puskesmas Sim-Tim Kecamatan. P 0,034 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa 13 responden yang pengetahuannya kurang dengan penatalaksanaan 10T juga kurang sebanyak (84,6%) sedangkan dengan pengetahuan kurang dengan penatalaksanaan 10T baik ada 11 responden (15,4%). Setelah diuji statistik dengan chi-square tes diperoleh nilai p=0,015 lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian hipotesa mengatakan ada hubungan antara Pengetahuan dengan Pelaksanaan 10T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim-Tim- Simeulue. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2007), pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang perpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non-formal. Pengetahuan menjadi landasan penting untuk menentukan suatu tindakan, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin baik pula seseorang mampu bertindak dan mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya. Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Anisah (2010) dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan 10T Pada Asuhan Kehamilan Di Puskesmas Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar Tahun 2010, diperoleh hasil bahwa dari 30 responden yang diteliti, terdapat 13 responden (56,5%) memiliki
pengetahuan dengan kategori baik dan melaksanakan 10T pada asuhan kehamilan, sedangkan 10 responden (43,5%) memiliki pengetahuan dengan kategori baik namun tidak melaksanakan 10T pada asuhan kehamilan dengan p = 0,045 (p < 0,05). Menurut peneliti sebagian besar responden berpengetahuan Kurang di karenakan belum sepenuhnya memahami tentang penerapan standar 10T pada ibu hamil, hal ini juga disebabkan karena kurangnya bimbingan, minat untuk menggali ilmu pengetahuan serta informasi tentang pelaksanaan penerapan standar 10T pada ibu hamil dari IBI (Ikatan Bidan Indonesia). 2. Hubungan Fasilitas Bidan Tentang Puskesmas Sim-Tim Kecamatan. Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa 12 responden yang fasilitasnya tidak lengkap dengan penatalaksanaan 10T juga kurang sebanyak (85,7%) sedangkan dengan fasilitas lengkap dengan penatalaksanaan 10T baik ada 8 responden (72,7%). Setelah diuji statistik dengan chi-square tes diperoleh nilai p=0,005 lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian hipotesa mengatakan ada hubungan antara Fasilitas dengan Puskesmas Sim-Tim- Kecamatan. Fasilitas dan peralatan berguna untuk mendukung tercapainya tujuan asuhan kehamilan sesuai dengan beban tugas bidan dan fungsi institusi pelayanan. Ketersediaan fasilitas kesehatan antara lain: tersedianya kelengkapan peralatan medis, bukubuku pedoman pemeriksaan kehamilan dan buku pedoman kesehatan lainnya serta tersedianya tempat untuk pemeriksaan (DepKes, 2002). Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Herlisa (2011) dengan judul Gambaran Faktor Penghambat 7T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya, diperoleh hasil bahwa dari 35 responden yang diteliti terdapat 16 responden (45,7%) yang mengatakan fasilitas lengkap sedangkan 19 responden (54,3%) mengatakan fasilitas tidak lengkap. Menurut peneliti fasilitas yang ada di Puskesmas Sim-Tim tergolong tidak lengkap, hal ini dikarenakan kurangnya partisipasi atau kepedulian pemerintah terhadap penerapan standar 10T sehingga menyebabkan petugas tidak dapat melaksanakan 10T akibat fasilitas yang kurang dari standar yang telah ditetapkan. Padahal fasilitas tidak bisa dipisahkan dalam memberikan pelayanan untuk mencapai tujuan bidan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, oleh sebab itu fasilitas sangat penting perannya dalam memberikan pelayanan serta untuk mendapatkan hasil yang baik dalam suatu pelayanan 3. Hubungan Sikap Bidan Tentang Puskesmas Sim-Tim Kecamatan. Berdasarkan tabel.7 menunjukkan bahwa 12 responden yang sikapnya negatif dengan penatalaksanaan 10T juga kurang sebanyak (80,0%) sedangkan dengan sikap positif dengan penatalaksanaan 10T baik ada 7 responden (70,0%). Setelah diuji statistik dengan chi-square tes diperoleh nilai p=0,034 lebih kecil dari α = 0,05
dengan demikian hipotesa mengatakan ada hubungan antara Sikap dengan Puskesmas Sim-Tim- Kecamatan. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus sosial, sikap mengandung unsur menerima, merespon, menghargai, dan bertanggungjawab (Notoatmodjo,2005). Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Anisah (2010) dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan 10T Pada Asuhan Kehamilan Di Puskesmas Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar Tahun 2010, diperoleh hasil bahwa dari 30 responden yang diteliti, dimana sebanyak 8 responden (53,3%) memiliki sikap positif yang melaksanakan 10T pada asuhan kehamilan, sedangkan 7 responden (46,7%) memiliki sikap positif tetapi tidak melaksanakan 10T pada asuhan kehamilan dengan p = 0,023 (p < 0,05). Menurut peneliti sikap bidan merupakan unsur yang penting dalam memberikan pelayanan, karena pelayanan yang baik bukan hanya didapatkan dari tindakan, ketelitian petugas, juga perilaku, tetapi sikap petugas sopan santun serta keramahtamahan dalam memberikan pelayanan sehingga masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih terhadap pelaksanaan pelayanan khususnya bidan. Kesimpulan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sim-Tim Simeulue Tahun 2013, peneliti mengambil kesimpulan : 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 25 responden yang diteliti terdapat 11 responden (84,6%) yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang dan juga kurang melaksanakan 10T pada asuhan kehamilan sehingga ada hubungannya antara pengetahuan bidan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue dengan p = 0,015 (p < 0,05). 2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 25 responden yang diteliti terdapat 12 responden (85,7%) yang memiliki fasilitas dengan kategori tidak lengkap dan juga kurang melaksanakan 10T pada asuhan kehamilan sehingga ada hubungannya antara fasilitas bidan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue dengan p = 0,005 (p < 0,05). 3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 25 responden yang diteliti terdapat 12 responden (80,0%) yang memiliki sikap dengan kategori negatif dan juga kurang melaksanakan 10T pada asuhan kehamilan sehingga ada hubungannya antara sikap bidan dengan pelaksanaan 10T pada ibu hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue dengan p = 0,034 (p < 0,05). Setelah dilakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Penghambat yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan 10T
Saran 1. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti sehingga dapat menjadikan teori sebagai pemahaman dalam penerapan pelaksanaan standar 10T pada ibu hamil yang didapat kedalam praktik lapangan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dan menambah wawasan khasanah perpustakaan Akbid STIKes U Budiyah Banda Aceh serta meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pelaksanaan standar 10T pada ibu hamil. 3. Bagi Responden Diharapkan untuk meningkatkan reaksi atau respon bagi bidan untuk bertindak dalam memberikan pelayanan antenatal agar dapat tercapai peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi. DAFTAR PUSTAKA Anisah, (2010). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan 10T Pada Asuhan Kehamilan Di Puskesmas Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar, Banda Aceh. Depkes RI, (2002). Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinas Kesehatan Prov Aceh,(2009), Profil Kesehatan Provinsi Aceh. Banda Aceh. Dinas Kesehatan Prov Aceh,(2011), Profil Kesehatan Provinsi Aceh. Banda Aceh Herlisa, (2011), Gambaran Faktor Penghambat 7T Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya, Banda Aceh Listyaningsih, (2010). Antenatal Care. Diakses tanggal 15 Februari 2013,http://midwiferyeducator.w ordpress.com/2010/10/08. Manuaba, dkk, (2007). Pengantar Kuliah Obstetric. Jakarta, ECG. Notoatmodjo, S, (2005). Pendidikan Prilaku Kesehatan, Jakarta, Rhineka Cipta., (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta,, Rhineka Cipta. Timple, (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Diakses tanggal 23 januari 2013. http://manajemensumberdayama nusia.com., (2010). Pedoman pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan ibu dan Anak (PWS-KIA), Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.