PENDAHULUAN. Industri tekstil merupakan industri di bidang sandang dan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PEWARNA SINTETIS DENGAN MENGGUNAKAN REAGEN FENTON

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

PENGANTAR PENGOLAHAN AIR LIMBAH (1) Prayatni Soewondo, Edwan Kardena dan Marisa Handajani Prodi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung 2009

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol, No (2017)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE ADVANCED OXIDATION PROCESSES UNTUK MENURUNKAN KADAR METHYL ORANGE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peternakan semakin pesat. Daging yang merupakan salah satu produk

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

Didik Setiyo Widodo, Ismiyarto, Fithri Noorikhlas Jurusan Kimia FMIPA Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi modern selain menguntungkan. manusia juga dapat menimbulkan dampak negatif yang meru-

DEGRADASI ZAT WARNA RHODAMIN B SECARA Advanced Oxidation Processes METODE FENTON BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI H 2 O 2

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

Pokok Bahasan XI PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya (2014), menyatakan bahwa udang vannamei (Litopenaeus vannamei) tertinggi sehingga paling berpotensi menjadi sumber limbah.

I. PENDAHULUAN. Industri batik memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

DAFTAR ISI ABSTRAK...

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Penurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

Jurnal Kimia Indonesia

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Transkripsi:

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan industri di bidang sandang dan salah satu bahan ekspor dari sektor nonmigas yang dapat bertahan serta berkembang industrinya. Industri tekstil memiliki beberapa tahapan proses dimulai dari pemintalan sampai kain siap di produksi, tahapan produksi yang memerlukan perhatian ialah pewarnaan disebabkan beberapa industri tekstil menggunakan bahan pewarna sintetik. Kelebihan zat warna sintetik seperti Remazol red daripada pewarna bahan alam ialah harganya lebih murah, mudah larut dalam air, serta memiliki sifat tidak terdegradasi pada kondisi aerob (Pavlostathis, 2001). Namun demikian pewarna sintetik memiliki kelebihan yang lain berupa kemampuan tahan terhadap pengaruh lingkungan seperti pengaruh dari ph, suhu, dan mikroba (Qodri, 2011). Berdasarkan sifat pewarna sintetik tersebut jika di buang ke lingkungan akan menyebabkan pencemaran lingkungan, hal ini tertulis pada Undang - Undang Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 14 yang menjelaskan pencemaran lingkungan, zat pencemar yang terdapat di limbah cair dibagi menjadi tiga sifat yaitu zat pencemar yang terapung, tersuspensi, dan terlarut. Beberapa faktor lainnya dari segi fisik atau kimia yang dimiliki zat pencemar berupa panas, warna, bau, dan zat radioaktif (Prapto,1980). Oleh karena sifat zat pencemar yang ada di perairan menyebabkan pengolahannya dibagi menjadi tiga yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan/atau biologi. Pengolahan

limbah cair berdasarkan tahapan/pengolahan terbagi menjadi empat tahapan mulai dari pretreatment, primary, secondary, dan tertiary treatment. Hasil pengolahan limbah cair harus memenuhi baku mutu pengolahan limbah cair yang berdasarkan peraturan pemerintah ataupun peraturan daerah. Zuhria (2014) melakukan penelitian menunjukkan bahwa limbah hasil pewarnaan dari produksi batik memilki tiga parameter yang perlu diperhatikan yaitu konsentrasi TSS, konsentrasi BOD, dan konsentrasi COD yang berbeda sebelum dan sesudah dilakukan pencucian menyebabkan pengolahan limbah baik secara fisika, kimia, dan biologi kurang efektif. Contoh pengolahan limbah yang kurang baik ialah menggunakan metode adsorpsi karena adsorben yang digunakan memiliki umur guna yang mengakibatkan limbah baru setelah melewati umur guna atau lewat jenuh (Henze, Harremoes, la Cour Jansen, & Arvin, 2001). Metode yang selama ini digunakan dalam pengolahan limbah cair menunjukan rasio BOD/COD kurang dari 0,1 dengan beberapa kekurangan lain seperti sludge yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair yang mengakibatkan kebutuhan lahan yang luas, kondisi limbah tertentu, dan biaya operasional yang dikeluarkan (Hudaya, Stefanus, dan Agustina, 2011). Advance Oxidation Processes merupakan alternatif teknologi pengolahan limbah terkini yang mampu mengubah senyawa organik yang kompleks menjadi senyawa lain yang lebih ramah lingkungan. Keuntungan dari Advance Oxidation Processes memiliki selektivitas rendah, kapasitas dan rate process tinggi dan hasil samping yang sangat kecil sehingga tidak memerlukan lahan yang luas, limbah lumpur (sludge) sangat

sedikit, air hasil proses dapat didaur ulang dan digunakan kembali dalam kegiatan industri. Advanced oxidation procesess menggunakan beberapa bahan kimia seperti ozon, hidrogen peroksida, reagen fenton dan lain sebagainya untuk membentuk radikal hidroksil, radikal hidroksil memiliki potensial oksidasi tinggi yang mampu menyerang molekul organik dengan mengikat atom hidrogen atau bergabung membentuk ikatan rangkap. Radikal hidroksil mampu mendemineralisasi komponen organik yang memiliki sifat non-biodegrable menjadi biodegrable ataupun komponen yang tidak beracun seperti karbon dioksida dan air (Arslan, 2000). Oleh karena pengolahan limbah menggunakan Advance Oxidation Processes sangat mahal jika digunakan untuk memenuhi baku mutu air buangan maka perlu dipelajari biodegradabilitas dari Advance Oxidation Processes sehingga penelitian ini tentang Peningkatan biodegradabilitas limbah Remazol Red Rb133 menggunakan reagen fenton yang bertujuan mengetahui pengaruh dari variasi massa reagen fenton untuk peningkatan biodegradabilitas, dan mengetahui perubahan komposisi senyawa hasil advanced oxidation procesess. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu : 1. Bagaimana pengaruh dari variasi rasio reagen fenton terhadap rasio BOD/COD?

2. Bagaimana perubahan senyawa kimia hasil advanced oxidation procesess? 3. Bagaimana analisis ekonomi dari metode advance oxidation processes yang menggunakan reagen fenton? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah serta latar belakang permasalahan maka perlu adanya batasan masalah berikut : 1. Zat warna yang digunakan ialah remazol red rb133 2. Reagen yang digunakan reagen fenton berupa FeSO 4 dan H 2 O 2 3. Peningkatan biodegradabilitas ditunjukkan oleh rasio BOD/COD 4. Pengujian perubahan struktur pewarna sintetik hasil advanced oxidation procesess menggunakan alat GC-MS 1.4 Tujuan penelitian Tujuan penelitian yang didasarkan pada rumusan masalah dan latar belakang ialah: 1. Mengetahui pengaruh variasi perbandingan dari reagen fenton terhadap peningkatan rasio BOD/COD. 2. Mengetahui perubahan senyawa hasil advanced oxidation procesess. 3. Mengetahui nilai ekonomis dari metode advance oxidation processes menggunakna reagen fenton

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini berupa : 1. Memberikan informasi tentang peningkatan biodegradabilitas berdasarkan rasio BOD/COD. 2. Memberikan informasi komposisi senyawa yang dapat didegradasi secara biologi. 1.6 Keaslian Penelitian Peneliti melakukan studi literatur untuk mengetahui letak keterbaruan penelitian yang dilakukan dan mengurangi terjadi plagiasi terhadap penelitian sebelumnya sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasil penelitian. Karena itu peneliti menunjukkan beberapa hasil studi literatur untuk penelitian tentang zat warna, reagen fenton, ataupun advanced oxidation procesess yang telah dilakukan pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian Barbusiński, 2005 The Modified Baja swarf diguakan sebagai katalis Fenton Procesess heterogen pengganti garam besi yang For Decolorization digunakan untuk reaksi fenton terhadap Of Dye Wastewater zat warna acid red 18 yang menunjukkan hasil sangat efektif dengan konsentrasi zat warna yang digunakan 100 mg/dm 3 Agustina Amir, 2012 dan Pengaruh Temperatur Dan Waktu Pada Pengolahan Pewarna Sintesis Procion Menggunakan Reagen Fenton Reagen fenton untuk degradasi zat warna sintetik procion dan limbah cair zat warna jumputan yang menunjukkan degradasi zat warna sebesar 100% dan penurunan kadar COD sebesar 66% dalam waktu 120 menit dengan suhu 55 o C.

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian Li, Gong, Huang, Degradation of Degradasi zat warna orange II dengan dan Zhang, 2013 Orange II by UV- reagen fenton dengan memanfaatkan Assisted Advanced sinar uv untuk meningkatkan Fenton Process: dekolorisasi pada waktu 30 menit yang Response Surface menghasilkan berupa penurunan kadar Approach, COD sebesar 68,3 persen sehingga Degradation Pathway, and meningkat rasio BOD 5 /COD sekitar 0,019-0,41 yang dapat diproses dengan Yadav,Mukherji, and Garg, 2013 Biodegradability Removal of Chemical Oxygen Demand and Color from Simulated Textile Wastewater Using a Combination of Chemical/Physicoch emical Processes biodegradasi untuk tahap selanjutnya. Pengolahan air limbah simulasi tekstil dengan indikator berupa COD yang menggunakan proses kimia / fisika berupa koagulan, oksidasi fenton, dan adsorpsi. Hasil pengolahan limbah tekstil yang terbaik menggunakan koagulan dan oksidasi fenton menunjukkan hasil penurunan COD sebesar 83% yang menyebabkan peningkatan rasio BOD 5 /COD menjadi 0,51 walaupun tidak dicerminkan dari degradasi warna.