Penelitian ini merupakan penelitian bidang ilmu keperawatan anak,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Fantasi yang terjadi pada anak usia prasekolah dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang tidak jelas, dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan. menekan sistem kekebalan tubuh (Wardhana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB I PENDAHULUAN. emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Mardiyono, 2010). Autisme adalah

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada pasien kanker amputasi dilakukan sebagai prosedur menyelamatkan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang adalah Tuberkulosis Paru (TB paru) (Kemenkes, 2008). Mycobakterium Tuberculosis yang terutama menyerang paru (Kemenkes,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya rumah sakit pemerintah (daerah maupun pusat) menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. di klasifikasikan sesuai dengan jenis kelamin, pada laki laki yaitu kanker paru, kanker prostat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Gangguan jiwa adalah sebuah penyakit dengan. manifestasi dan atau ketidakmampuan psikologis atau perilaku yang

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sehat jasmani dan rohani. Namun pada kenyataannya tidak semua anak lahir

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu. membutuhkan orang lain (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. ketakutan besar dalam kehidupan, dapat berdampak terhadap kualitas kehidupan

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk

Transkripsi:

5 terkait proses penyembukan anak sehingga tidak menimbulkan kecemasan pada orang tua. 2. Bagi Perawat Sebagai gambaran bagi perawat dalam memberikan informasi yang tepat kepada orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit agar dapat mengurangi kecemasannya sehingga dapat mengikuti program-program penyembuhan yang dilakukan oleh rumah sakit secara benar. 3. Bagi Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pustaka untuk menambah wawasan tentang mekanisme koping orang tua dengan anak usia toddler yang dirawat di rumah sakit. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai asuhan keperawatan yang berkaitan dengan masalah tingkat kecemasan dan koping orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit. E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan penelitian bidang ilmu keperawatan anak, khususnya ilmu Keperawatan Jiwa

4 B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini masalah yang dapat dirumuskan adalah adakah hubungan tingkat kecemasan dengan koping orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kota Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Hubungan tingkat kecemasan dengan koping orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan tingkat kecemasan orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kota Semarang. b. Menggambarkan koping orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kota Semarang. c. Menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dengan koping orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kota Semarang D. Manfaat Penelitian 1. Bagi rumah sakit Sebagai masukan bagi rumah sakit untuk dapat menerapkan kebijakan berupa pemberian pemahaman kepada orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit melalui pendampingan oleh para perawat mengenai penyakit serta tindakan-tindakan yang diambil oleh pihak rumah sakit

3 dilakukannya dan masing-masing orang tua tidak sama dalam melakukan kopingnya. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 9 Januari 2009 di ruang Parikesit RSUD Kota Semarang, dari data ruangan diketahui bahwa sebanyak 211 anak yang dirawat pada bulan Januari 2009, ditemukan 30 kasus pulang paksa atau sebesar 3% dari jumlah seluruhnya dengan rata-rata durasi perawatan 3x24 jam. Selain itu diketahui pula sebanyak 945 balita atau anak yang dirawat sejak bulan Agustus sampai Desember 2008, 17 diantaranya pulang dalam kondisi meninggal dunia (94% meninggal kurang dari 48 jam perawatan). (Ka. Ruang Inap Parikesit, 9 Januari 2009). Tindakan pulang paksa oleh orang tua ini dikarenakan koping yang maladaptif orang tua. Banyaknya faktor yang menyebabkan pulang paksa sebagai bentuk koping yang tidak baik oleh orang tua, terutama berkaitan dengan masalah biaya, sehingga pengobatan yang diberikan kepada anak tidak tuntas. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang tua yang sedang menunggui anaknya yang dirawat menyebutkan bahwa mereka merasa gelisah dan khawatir dengan kondisi anaknya. Kekhawatiran-kekhawatiran ini disebabkan oleh beragam sebab, antara lain karena masalah biaya, masalah penanganan penyakit anaknya yang kurang dimengerti, rasa jenuh dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisis hubungan keduanya dengan mengambil judul Hubungan tingkat kecemasan dengan koping orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kota Semarang.

2 Setiap individu akan mengalami stress karena adanya stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan cara berfikir dalam rangka menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat belajar lebih baik atau adaptif (Keliat, 1999). Berdasarkan fenomena pengalaman dari beberapa orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit, maka didapat bahwa keberadaan anak yang dirawat di rumah sakit ini menyebabkan adanya gangguan. Gangguan ini terutama gangguan psikis dan aktivitas, dimana saat anak dirawat di rumah sakit ada dari beberapa orang tua, bahkan hampir semua orang tua harus menunda aktivitasnya karena harus menunggui anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Koping yang digunakan pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustrasi hingga depresi (Abraham, 1997). Keadaan sakit dan harus dirawat di rumah sakit pada anak dapat menimbulkan stress pada orang tua, stress pada orang tua ini dapat menimbulkan respon distress emosional seperti marah, ansietas dan depresi. Untuk mencegah, menghindari atau mengontrol distress emosional orang tua memerlukan koping yang tepat. Dalam mengatasinya beragam cara

BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan peran yang dimiliki sering kali orang tua dihadapkan pada kondisi yang sulit, terlebih lagi apabila ada anggota keluarga yang sakit, sementara pada saat yang bersamaan juga dituntut untuk menjalankan peran penting di tempat lain. Konflik sering muncul, apakah berada di rumah atau menunggui anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit (Supartini, 2004). Cemas merupakan respon yang paling umum yang dialami oleh orang tua ketika ada masalah kesehatan pada anaknya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa sebab, penyakit kronis, perawatan (caring) yang kurang menyenangkan, tingkat ekonomi keluarga, yang semuanya itu berdampak pada proses penyembuhan (Sukoco, 2002). Kecemasan terhadap hospitalisasi anak seharusnya sebagai suatu respon yang wajar terhadap tekanan atau peristiwa yang mengancam kegidupan anaknya karena dianggap sebagai pengalaman emosional yang berlangsung sangat singkat (Ibrahim, 2002). Namun demikian pada beberapa orang tua kecemasan terhadap hospitalisasi ini dapat berkembang menjadi perasaan yang tidak nyaman dan cenderung menakutkan (Kim, McFarlan, dan McLane, 1994).