Anggaran Dasar Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Mukadimah Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar, Tujuan dan Usaha Usaha) 4. Dasar 5. Visi 6. Misi Bab III (Jenis dan Syarat Keanggotaan) 7. Keanggotaan 8. Hak Hak Anggota 9. Kewajiban Anggota 10. Penerimaan Keanggotaan 11. Pemberhentian Keanggotaan Bab IV (Struktur Organisasi dan Badan Perlengkapan Perhimpunan) 12. Struktur Organisasi 13. Badan Perlengkapan Perhimpunan Bab V (Fungsi dan Tugas Badan Perlengkapan Perhimpunan) 14. Sidang Perwakilan Anggota dan Sidang Perwakilan Anggota Luar Biasa 15. Rapat Cabang 16. Pengurus Pusat 17. Pengurus Cabang 18. Badan Pengawas Kegiatan dan Keuangan Bab VI (Pengambilan Keputusan) 19. Keputusan Sidang Sidang Bab VII (Keuangan) 20. Keuangan Bab VIII (Aturan Tambahan) 21. Perubahan AD/ART 22. Pembubaran Perhimpunan 23. Hal Lain-lain 1
Pembukaan Yakin akan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa serta sadar akan tugas dan kewajiban sebagai pelajar Indonesia untuk menuntut ilmu dan membina diri dalam suasana Bhinneka Tunggal Ika, guna turut serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, kami menghimpun diri dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman. Bab I Tata Organisasi Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan (1) Nama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman, disingkat PPI Jerman. (2) Waktu PPI Jerman didirikan di Bad Godesberg pada tanggal 4 Mei 1956 untuk waktu yang tidak ditentukan. (3) Kedudukan 1. Perhimpunan berkedudukan di tempat ketua terpilih. 2. Terdaftar sebagai Badan Hukum di kota Bonn pada tanggal 22 Oktober 1963, No.2912 Pasal 2 Sifat dan Bentuk PPI Jerman adalah organisasi pelajar yang bersifat ilmiah, sosial, dan independen; berbentuk perhimpunan. Pasal 3 Lambang (1) Lambang perhimpunan berupa obor, tangan dan bola dunia. (2) Makna: semangat berhimpun di dalam dunia kesiswaan. 2
Bab II Dasar, Visi dan Misi PPI Jerman berdasarkan Pancasila. Pasal 4 Dasar Pasal 5 Visi Menghimpun, melindungi dan memperjuangkan kepentingan anggota-anggotanya dalam rangka meningkatkan kualitas dan mempersiapkan diri untuk menjadi warga yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia. Pasal 6 Misi (1) Memupuk rasa persatuan antara anggota-anggotanya dan saling membina dalam suasana kekeluargaan. (2) Menyelenggarakan kegiatan kegiatan yang bersifat kesiswaan. (3) Mengadakan dan mempererat hubungan dengan organisasi organisasi yang relevan terhadap visi PPI Jerman, baik nasional maupun internasional. Bab III Jenis dan Syarat Keanggotaan Pasal 7 Keanggotaan Terdiri dari anggota penuh, anggota luar biasa dan anggota kehormatan. (1) Yang dapat menjadi anggota penuh adalah Warga Negara Indonesia yang terdaftar pada salah satu lembaga pendidikan atau pengajaran dan bertempat tinggal di Jerman. (2) Yang dapat menjadi anggota luar biasa adalah mereka dari segala kebangsaan yang menaruh simpati terhadap PPI Jerman, tetapi tidak memenuhi persyaratan dalam AD pasal 7.1. (3) Yang dapat menjadi anggota kehormatan adalah mereka yang telah berjasa kepada PPI Jerman. 3
(4) Anggota PPI Jerman adalah mereka yang terdaftar sebagai anggota di PPI cabang. Pasal 8 Hak Hak Anggota (1) Anggota penuh: 1. Ikut berbicara dan mempunyai hak memilih dan dipilih dalam rapat perhimpunan. 2. Memegang jabatan dalam perhimpunan. 3. Ikut berbicara dan meminta pertanggung-jawaban dari pengurus pusat dalam SPA 4. Berhak mengusulkan seseorang menjadi anggota kehormatan melalui SPA. (2) Anggota luar biasa: 1. Hadir dan ikut berbicara dalam rapat perhimpunan. 2. Mengikuti kegiatan-kegiatan perhimpunan yang bersifat umum, kecuali memegang jabatan dalam perhimpunan. 3. Berhak mengusulkan seseorang menjadi anggota kehormatan melalui SPA. (3) Anggota kehormatan: 1.Hadir dan ikut berbicara dalam rapat perhimpunan. 2.Mengikuti kegiatan-kegiatan perhimpunan yang bersifat umum, kecuali memegang jabatan dalam perhimpunan. Pasal 9 Kewajiban Anggota (1) Anggota penuh: 1. Taat pada AD/ART PPI Jerman. 2. Melaksanakan hasil-hasil rapat perhimpunan. 3. Melaksanakan misi perhimpunan sesuai dengan AD pasal 6. (2) Anggota luar biasa: Seperti halnya anggota penuh, kecuali AD pasal 9.1.1. Pasal 10 Penerimaan Keanggotaan (1) Penerimaan keanggotaan penuh dan luar biasa ditentukan oleh peraturan cabang. (2) Keanggotan kehormatan sah, apabila: 1. Yang bersangkutan telah menyatakan kesediaanya untuk menjadi anggota PPI Jerman dengan segala hak-haknya seperti yang tertulis dalam AD pasal 8.3. 2. Yang bersangkutan telah diperkenalkan dalam SPA. 3. Pengangkatannya telah disetujui oleh SPA. Pasal 11 Pemberhentian Keanggotaan (1) Keanggotaan seseorang diberhentikan, apabila ia: 1. Mengingkari AD/ART PPI Jerman. 2. Menjadi anggota perhimpunan atau alat yang memusuhi bangsa dan negara 4
Indonesia dan/atau PPI Jerman. 3. Ikut aktif dalam wadah lain yang merugikan aktivitas PPI Jerman. (2) Pemberhentian keanggotaan diputuskan dalam rapat cabang, kecuali pemberhentian anggota kehormatan diputuskan dalam SPA. (3) Seseorang dengan sendirinya tidak lagi menjadi anggota, apabila ia: 1. Meninggal dunia. 2. Berhenti menjadi anggota atas permintaan sendiri. 3. Tidak lagi bertempat tinggal di Jerman, kecuali anggota kehormatan. Bab IV Struktur Organisasi dan Badan Perlengkapan Perhimpunan Pasal 12 Struktur Organisasi Struktur organisasi perhimpunan dijelaskan dengan bagian seperti lampiran 1 AD/ART dan terdiri dari: (1) Pusat adalah badan koordinasi cabang perhimpunan yang berkedudukan di tempat pengurus pusat dan merupakan penanggung jawab hukum perhimpunan. (2) Cabang adalah badan otonom dari perhimpunan yang berkedudukan di daerah. (3) Badan Pengawas Kegiatan dan Keuangan (BPKK) adalah badan dari perhimpunan yang mengontrol kegiatan dan keuangan pengurus pusat yang bersifat independen. Pasal 13 Badan Perlengkapan Perhimpunan (1) Sidang Perwakilan Anggota atau SPA. adalah musyawarah tertinggi yang terdiri dari wakil-wakil anggota. (2) Sidang Perwakilan Anggota Luar Biasa atau SPA-LB. adalah musyawarah tertinggi yang terdiri dari wakil-wakil anggota yang dilaksanakan dalam keadaan darurat. (3) Rapat Cabang. adalah musyawarah anggota di cabang. (4) Pengurus Pusat. adalah badan pekerja harian yang ketuanya dipilih dalam SPA atau SPA-LB. 5
(5) Pengurus Cabang adalah badan pekerja harian di cabang yang ketuanya dipilih dalam rapat cabang. Bab V Fungsi dan Tugas Badan Perlengkapan Perhimpunan Pasal 14 Sidang Perwakilan Anggota dan Sidang Perwakilan Anggota Luar Biasa (1) Sidang Perwakilan Anggota atau SPA. 1. SPA memiliki kekuatan hukum tertinggi dalam perhimpunan. 2. SPA bersidang satu kali dalam setahun. 3. SPA berfungsi untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua Pengurus Pusat dan anggota BPKK 4. SPA memiliki wewenang untuk mengubah AD/ART, jika dianggap perlu. 5. Peninjauan dan pencabutan keputusan-keputusan SPA hanya dapat dilakukan di SPA. 6. SPA mengesahkan anggota kehormatan. 7. Keputusan SPA mengikat setiap anggota dan berlaku dalam segala badan perlengkapan perhimpunan. (2) Sidang Perwakilan Anggota Luar Biasa atau SPA-LB SPA-LB memiliki kekuatan hukum yang sama seperti SPA. Berhak dan berwenang untuk: Pasal 15 Rapat Cabang (1) Menetapkan peraturan peraturan yang bersifat independen dan berlaku bagi cabang yang bersangkutan dan tidak bertentangan dengan AD/ART PPI Jerman. (2) Menentukan wakil wakilnya untuk SPA. (3) Mengusulkan SPA-LB dan perubahan AD/ART. 6
Pasal 16 Pengurus Pusat (1) Pengurus Pusat mempunyai hak: 1. Mewakili perhimpunan ke luar seperti yang tercantum dalam AD pasal 6.3. 2. Mengusulkan SPA-LB. (2) Pengurus Pusat mempunyai kewajiban: 1. Melaksanakan keputusan-keputusan SPA. 2. Mengkoordinir PPI Cabang. 3. Melaksanakan misi seperti yang tercantum dalam AD pasal 6. 4. Menyelesaikan persoalan-persoalan PPI Jerman baik ke luar dan ke dalam, jika dianggap perlu. Pasal 17 Pengurus Cabang (1) Menjalankan misi perhimpunan sesuai dengan AD pasal 6. (2) Melaksanakan keputusan keputusan SPA. (3) Melaksanakan keputusan keputusan Rapat Cabang. Pasal 18 Badan Pengawas Kegiatan dan Keuangan (1) Menjalankan fungsi kontrol terhadap pengurus pusat sesuai dengan AD pasal 12.3. (2) Mengambil langkah langkah yang dianggap perlu dan sesuai dengan fungsi kontrol pada AD pasal 18.1. (3) Berhak mengusulkan SPA-LB. Bab VI Pengambilan Keputusan Pasal 19 Keputusan Sidang Sidang (1) Setiap keputusan dalam perhimpunan dibuat dari permufakatan yang dicapai dengan musyawarah. (2) Musyawarah dilaksanakan berdasarkan gotong royong dengan sikap saling memberi dan menerima dalam suasana kekeluargaan dan toleransi antara segenap peserta musyawarah. (3) Musyawarah bertujuan untuk mencari kesatuan pendapat atau kesadaran dan rasa tanggung jawab di antara segenap peserta musyawarah. (4) Apabila musyawarah tidak menghasilkan mufakat, maka diadakan pemungutan suara. 7
Keputusan diambil dengan suara terbanyak, blanko tidak dihitung. Bab VII Keuangan Pasal 20 Keuangan (1) Keuangan perhimpunan didapatkan dari: 1. Hasil hasil usaha yang tidak bertentangan dengan AD/ART. 2. Sumbangan sumbangan yang tidak merugikan PPI Jerman. (2) Keuangan dipergunakan untuk membiayai keperluan di perhimpunan dalam misi perhimpunan. (3) Pengawasan keuangan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Bab VIII Aturan Tambahan Pasal 21 Perubahan AD/ART (1) Perubahan AD/ART harus dilaksanakan dalam SPA dengan persetujuan dari sekurangkurangnya 2/3 mandat yang ada di SPA dan minimal ½ +1 dari jumlah mandat yang hadir. (2) Kehendak tersebut harus sudah dicantumkan sebagai acara SPA serta telah diberitahukan kepada segenap anggota perhimpunan melalui cabang masing masing selambat lambatnya 2 bulan sebelum SPA itu dilaksanakan. Pasal 22 Pembubaran Perhimpunan (1) Pembubaran perhimpunan dapat dilakukan dalam SPA yang acara pembubarannya harus diberitahukan kepada segenap anggota perhimpunan setahun sebelumnya. (2) Pembubaran harus disetujui oleh seluruh anggota PPI Jerman. (3) Apabila perhimpunan dibubarkan, maka segala hak milik perhimpunan diserahkan kepada Palang Merah Indonesia. 8
Pasal 23 Hal Lain lain Hal lain lain yang tidak tercantum dalam Anggaran Dasar, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan peraturan yang diputuskan oleh SPA. Berlin, 10 Desember 2006. 9