BAB I PENDAHULUAN. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

I.PENDAHULUAN. perkembangan fisik harus merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas. Keberhasilan proses

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan fisik, psikis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP. Identitas Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara. sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 1

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 1

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJASOR DALAM MENERAPKAN METODE DEMOSTRASI PADA LATIHAN KEBUGARAN JASMANI.

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

1. PENDAHULUAN. Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan polahidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu teknik atau keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri, senam, aktivitas ritmik, aquatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (out door). Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia dan hasil yang diharapkan itu akan dicapai dalam masa yang cukup lama. Karena itu upaya pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan kesabaran, keikhlasan dan pengorbanan sebagai upaya melaksanakan pendidikan jasmani dan olahraga dilembaga pendidikan formal agar dapat berkembang lebih pesat dan mampu menjadi landasan bagi pembinaan olahraga. Proses pembentukan sikap dan pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini. Dijelaskan lebih lanjut 1

2 bahwa pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan serta perilaku pada masaanakanak perlu mendapat prioritas utama, sebab kalau tidak maka perkembangan selanjutnya kurang mendapatkan fondasi yang kokoh.seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik adalah orang yang cukup mempunyai kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan berarti. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani, yang disusun secara sistematis dan bertahap berdasarkan tingkat pertumbuhan serta perkembangan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani, membentuk potensi-potensi yang ada dan membentuk kepribadian individu yang berintelektual dan kepribadian sosial guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk menyiapkan individu bagi kehidupannya di masa depan, tetapi juga untuk kehidupan anak masa sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ke tingkat pendewasaan. Pendidikan berupaya menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan anak agar mampu berkembang secara optimal. Pada proses pendidikan, anak aktif mengembangkan diri dan guru aktif membantu menciptakan kemudahan untuk perkembangan yang optimal tersebut.

3 Enam jenis senam antara lain senam artistik, senam akrobatik, senam ritmik, senam aerobik, senam trampolin dan senam umum. Senam artistik merupakan senam yang memiliki gerakan yang cepat dan eksplosif, menonjolkan gerakan kelentukan dan keseimbangan dengan gerakan yang relatif lambat dan terkontrol dapat menghasilkan gerakan yang indah. Senam akrobatik merupakan jenis senam yang sangat mengandalkan kelentukan dan keseimbangan dan memiliki gerakan yang cepat dan eksplosif, senam akrobatik memiliki gerakan-gerakan yang berbahaya seperti salto dan putaran sehingga untuk melakukan senam akrobatik sangat dianjurkan didampingi oleh instruktur senam akrobatik. Senam ritmik adalah senam yang dilakukan dengan mengikuti tuntunan musik tertentu sehingga menghasilkan gerakan tubuh yang indah, biasanya senam ritmik ini menggunakan peralatan seperti pita agar menambah keindahan gerak pesenam. Senam aerobik adalah senam yang memiliki serangkaian gerak yang telah dipadukan dengan irama musik yang telah dipilih dengan durasi tertentu, senam aerobik mengandung pengertian suatu sistem latihan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen di dalam jaringan tubuh, karena pemasukan oksigen di dalam tubuh ditentukan oleh kapasitas maksimal paru-paru saat mengirup udara. Senam lantai, merupakan gerakan atau bentuk latihannya dilakukan di atas lantai dengan beralaskan matras sebagai alat yang dipergunakan. Unsur-unsur dari senam lantai yaitu mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan dan kaki untuk mempertahankan sikap seimbang.

4 Sedangkan gerakan dalam senam lantai terdiri dari : guling ke depan, guling ke belakang, lompat harimau, hand stand, meroda, lompat jongkok, round off, lompat kangkang, head stand, kayang dan sikap lilin. Salah satu contoh gerakan senam lantai adalah kayang. Sikap senam lantai kayang adalah salah satu bentuk atau sikap badan terlentang dan membusur, bertumpu pada kedua tangan serta kedua kaki dengan siku-siku dan lutut lurus. Kayang merupakan jenis keterampilan yang menuntut kemampuan lentingan yang baik, karena pada saat melenting posisi badan bertumpu pada empat titik dalam keadaan terbalik dengan meregang dan mengankat perut dan pinggang. PPL yang peneliti laksanakan pada 11 Agustus s/d 11 Oktober 2016 untuk kegiatan senam lantai terutama gerak kayang tidak banyak diminati oleh siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Hal ini disebabkan karena pembelajaran senam lantai kayang di kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang lebih memfokuskan kepada gerakangerakan dan keterampilan yang sesuai dengan aturan dalam melakukan gerakan kayang. Berdasarkan pengamatan saat proses pembelajaran penjasorkes dalam materi guling depan, kayang dan sikap lilin di kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, terlihat banyak siswa yang pasif dan kurang antusias dalam proses pembelajaran. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memperlihatkan aktivitas siswa yang banyak duduk, mengobrol, gaduh, dan siswa yang mencoba mempraktikkan materi senam lantai hanya sedikit jumlahnya dapat diartikan bahwa minat siswa terhadap materi senam lantai rendah. Selain itu terdapat beberapa siswa yang sulit

5 melakukan gerakan senam lantai,hal ini disebabkan karena siswa merasa malu dan takut, merasa berpikir terlalu sulit untuk melakukannya, serta tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya. Ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah akan sangat membantu keefektifan dalam pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi dari pelajaran tersebut. Hasil belajar dari ranah kognitif didapat hasil rerata skor sebesar 62,7, rerata skor nilai ranah afektif siswa sebesar 63,5, dan rerata skor hasil belajar pada ranah psikomotor sebesar 64,8. Penilaian gerak kayang diperoleh dari hasil nilai terbaik siswa adalah 90 dan nilai terendah 60. Nilai rata-rata kelas untuk materi kayang hanya sebesar (70,46), dengan jumlah siswa yang tuntas hanya sebanyak 10 siswa (38,46%) dari jumlah siswa seluruhnya. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak (61,54%) dari jumlah seluruhnya. Sehingga disimpulkan bahwa nilai siswa kelas XI dalam pembelajaran senam lantai materi guling depan, kayang dan sikap lilin di semester I tahun pelajaran 2016/2017 masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan belajar siswa. Indikator keberhasilan pembelajaran siswa yang diterapkan di kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah minimal sebesar 75%dari total siswa dalam satu kelas telah mencapai kriteria tuntas. Faktor intern yang berupa adanya keterbatasan dari guru, meliputi: (1) Pada proses pembelajaran kayang guru hanya menggunakan metode konvensional, yaitu menggunakan metode demontrasi atau ceramah. Rutinitas gaya/metode tersebut tentu saja akan mengakibatkan kejenuhan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. (2) Kondisi fisik guru yang mengakibatkan guru

6 kurang maksimal dalam memberikan contoh bagi siswa dalam melakukan gerakan mengguling kayang. Kesimpulannya bahwa sebagai guru penjasorkes harusdapat mengatasi kekurangan dalam mengajar dengan penerapan model pembelajaran dan penggunaan media yang bersifat kreatif dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik siswa. Penerapan media gymballakan membantu para siswanya untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga saat suasana proses pembelajaran berlangsung akan terlihat para siswa mampu dan timbul rasa suka untuk melakukan gerakan senam lantai. Maka peneliti untuk tertarik menggali bagaimana cara tersebut dapat diaplikasikan dan diperoleh hasil yang maksimal, sehingga peneliti memilih judul penelitian Upaya Peningkatan Keterampilan Kayang Menggunakan Media Gymball Pada Pembelajaran Olahraga Senam Lantai Kelas XI Di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pelajaran dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam pembelajaran gerak dasar senam lantai yaitu kayang. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Sebagian siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang kesulitan dalam melakukan pembelajaran senam lantai gerak kayang.

7 2. Secara umum dalam mempraktikkan senam lantai melalui media gymball masih belum diterapkan dalam pembelajaran penjasorkes di kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 3. Kurangnya antusias siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, terhadap pembelajaran senam lantai. 4. Proses pembelajaran penjasorkes di kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, khususnya dalam pembelajaran senam lantai kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang ada. 5. Nilai siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam pembelajaran senam lantai gerak kayang di semester I tahun pelajaran 2016/2017 masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan siswa. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, serta untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka dibuat batasan permasalahan. Permasalahan dalam penelitian ini hanya membahas pengaruh media gymball dalam peningkatan gerak senam lantai kayang siswa kelas XISMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuska masalah pokok penelitian ini adalah : Apakah Melalui Penerapan Media Gymball Dapat Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Keterampilan Kayang Senam Lantai Pada Siswa KelasXI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang?

8 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah : untuk mengetahui apakah dengan penerapan media gymball dapat meningkatkan keterampilan kayang senam lantai pada siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 1.6 Manfaat Penelitian Adanya penelitian diharapkan dapat mengetahui metode pembelajaran manakah yang lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar senam lantai kayang siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para guru untuk memberikan pembelajaran terutama untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar senam lantai kayang. 1.6.1 Manfaat Teoritis Penggunaan media gymball untuk meningkatkan kemampuan senam lantai kayang akan memberikan sumbangan pada khasanah pengembangan metode pembelajaran pendidikan jasmani di kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi Guru Membantu memecahkan permasalahan dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan profesionalisme sebagai guru penjasorkes. b. Bagi Sekolah Dapat membantu meningkatkan efektivitas dalam proses belajar mengajar, sehingga SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang mampu mencapai tujuan prestasi yang diharapkan.

9 c. Bagi Siswa Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam praktek melakukan gerak senam lantai kayang dan mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis dalam proses pembelajaran penjasorkes.