BAB II GAMBARAN UMUM BUDAYA ANTRI DI JEPANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Budaya antre dalam kehidupan masyarakat di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi oleh manusia. Kegiatan berbelanja merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri

METODE DAN TEKNIK MENGAJARKAN BUDAYA ANTRI PADA ANAK USIA DINI

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terbiasa dengan perilaku yang bersifat individual atau lebih

Hasil Wawancara dengan Siswa. 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas?

BAB I PENDAHULUAN. sekolah adalah hasil belajar matematika. Pada umumnya, hasil belajar matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMANYA.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

4 TIPE POKOK KEPRIBADIAN MANUSIA DAN CARA BERGAUL DENGAN MEREKA 1. TIPE KOLERIS 2. TIPE SANGUIN 3. TIPE MELANKOLIS 4.

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

Telaah Budi Pekerti dalam Pembelajaran di Sekolah (Implementasi Konsep dan Prinsip Tatakrama dalam Kehidupan Berbasis Akademis) Oleh: Yaya S.

BAB 4 BERPIKIR POSITIF


BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

MENGUKIR KARAKTER DALAM DIRI ANAK

LEMBAR ANGKET DISIPLIN BELAJAR SISWA

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beranjak dewasa. Selain tugas-tugas akademis yang dikerjakan, mahasiswa juga

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER FIS UNY

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BAB II KERANGKA KONSEP KEGIATAN. penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

CONTOH INSTRUMEN BESERTA RUBRIK PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

UNIVERSITAS NAROTAMA termasuk Kriteria Perguruan Tinggi yang Pantas Menjadi Idaman

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan angkutan umum. SD Negeri Minomartani I terletak dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Meta Nurlaela, 2014 Meningkatkan kedisiplinan anak melalui pemberian teknik token

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Kecakapan Antar Personal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dewasa ini sangat dominan, di negara-negara yang sedang

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama)

SIKAP MENTAL. BA-MKU Kwu UNS- Solo MEDIA PRESENTASI MK. KEWIRAUSAHAAN Universitas Sebelas Maret Solo 2008

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

I. PENDAHULUAN. Sesungguhnya di dalam diri manusia mempunyai rasa ingin tahu secara alami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB IV SIMPULAN. "Dasar Cina lu." "Eh Cina lu! Cina lu!" "Woi Cina ngapain disini?"

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

tidak akan pernah mau dengan sengaja menceritakan rahasia itu kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

Pengembangan Kepribadian Mahasiswa. Oleh: Poerwanti Hadi Pratiwi, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

KOMPILASI 25 CONTOH JAWABAN PERTANYAAN TES WAWANCARA KERJA (JOB INTERVIEW)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

Setelah beberapa lama, Kau mengerti bahwa sinar mentari pun akan membakarmu kalau berlebihan,

Menumbuhkan Kemandirian Anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM BUDAYA ANTRI DI JEPANG 2.1 Pengertian Budaya Antri Seringkali kita mendengar kata antri dimana-mana, di kantor, di sekolah, di kampus, bahkan di rumah makan. Antri menurut Heizer dan Render(2006:418) dalam bukunya Operation Manajemen yang diterjemahkan oleh Setyoningsih dan Almahdy, Antrian adalah orang-orang atau barang dalam sebuah barisan yang sedang menunggu untuk dilayani. Menurut Siagian antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Dari pengertian antri dari beberapa tokoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa antri adalah sebuah proses dimana seseorang maupun sebuah barang yang berada disebuah garis tunggu untuk mendapatkan pelayanan. Budaya antri adalah kebiasaan dimana seseorang atau sekelompok orang yang berada di garis tunggu untuk mendapat pelayanan. Budaya antri adalah suatu hal dan sifat yang harus ditanam sejak dini, karena pada saat ini kita sering sekali melihat dibeberapa kesempatan masyarakat tidak mau lagi mengantri. Semuanya ingin selalu mendahului dan ingin berada diposisi depan tentu kebiasaan tidak sabar ini bisa membahayakan jika berada dikerumunan orang banyak.contohnya seperti pembagian sembako dibeberapa daerah karena tidak ada yang mau mengantri akibatnya banyak yang menjadi korban terjepit dikerumunan, terinjak-injak, hingga menyebabkan korban tewas 5

akibat kerumunan yang tidak tertib. Hal itu membuat keprihatinan karena mereka berniat untuk mencari sedikit rezeki tetapi berujung dengan suatu musibah.kalau sudah seperti itu lalu dimana sifat menghormati orang lain, dengan suatu hal yang kecil saja misalnya dengan antri dengan begitu kita bisa merasakan bahwa budaya antri ditengah masyarakat mulai pudar. Biasanya orang selalu merasa malas untuk menunggu, seperti membuangbuang waktu. Padahal akan lebih aman jika selalu membiasakan mengantri, dimana pun kita berada. Karena kita akan mendapatkan banyak manfaat, seperti: 1. Belajar manajemen waktu. Jika kita tidak ingin mengantri terlalu panjang, lebih baik datang lebih awal. Dan selalu membiasakan mengatur waktu yang kita punya sedemikian rupa, supaya tidak terburu-buru. 2. Belajar menghormati hak orang lain. Sebagai manusia sekali lagi seharusnya menyadari, hidup di dunia tidaklah sendirian. Setiap orang memiliki haknya masing-masing, dan hak kita pun sama. Semua ingin mendapatkan pelayanan yang layak, sama-sama juga ingin mendapatkan kenyamanan. 3. Belajar disiplin. Kita dapat belajar mendisiplinkan diri atas waktu yang kita punya, sehingga hidup menjadi lebih teratur. 4. Belajar jujur pada diri sendiri dan orang lain. Mungkin terkesan sepele, tetapi seharusnya diterapkan dari hal terkecil. Saat orang lain lebih dulu mengantri, kita harus bersedia berada di belakangnya. Karena kita harus jujur, mereka memang lebih dulu daripada kita. Jujur dalam menerima keadaan. 6

Namun jika kita lihat disuatu masalah pasti ada suatu penyebabnya, selama ini alasan orang tidak mau mengantri misalnya karena terburu-buru ingin mendapatkan sesuatu dan tidak mau didahului oleh orang lain, serta juga karena takut tidak mendapatkan apa-apa tetapi semua itu justru menyebabkan banyak korban jiwa yang berjatuhan. Kehidupan dimasyarakat akan tertib apabila segenap individunya dapat mengendalikan ego dan lebih mementingkan kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi. Di tengah kehidupan masyarakat juga sudah ada berbagai aturan baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi yang berfungsi untuk mengatur perilaku dan tindakan kita. Selain peraturan yang telah ada juga diperlukan kedewasaan dari setiap individu untuk dapat memahami dan menerapkan budaya antri dalam berbagai hal, contohnya misalnya antri dalam pembagian sembako, antri dalam membeli tiket/karcis, atupun dalam mengantri toilet. Aspek-Aspek Budaya Antri Terdapat alasan yang kuat mengapa budaya antri yang baik di negaranegara maju, khususnya negara barat dan Jepang dapat membuat kagum bangsa lain. Hal itu dikarenakan tidak lain karena terdapat aspek-aspek istimewa yang terkandung dalam budaya antri tersebut. Aspek-aspek dalam budaya antri tersebut menunjang kemajuan pola pikir dan kemajuan kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa. Dalam budaya antri mengandung aspek kedisiplinan. Tentu saja dalam antri kita dituntut bersikap disiplin. Tidak ragu terhadap keputusannya dan mantap menjalani antrian. Aspek kedisiplinan juga ditunjang dengan aspek tanggung 7

jawab. Artinya orang antri harus dapat mempertanggungjawabkan posisinya. Mampu mempertahankan posisi dan berusaha keluar dari pengaruh buruk yang dapat sewaktu-waktu terjadi. Selain kedisiplinan dan tanggung jawab, budaya antri juga mengajari kita menjadi dewasa. Dewasa dalam arti kita dibimbing untuk berpikir bahwa masalah tidak benar-benar selesai dengan jalan curang. Kita dipaksa berpikir dewasa bahwa dengan sedikit menunggu dan sedikit belajar, pasti akan datang juga waktunya bagi kita. Dengan kata lain, belajar menjadi dewasa sama dengan memajukan pola pikir dan intelegensi. Selain itu aspek yang lainnya adalah respek. Dalam budaya antri kita diajari untuk toleransi terhadap yang lainnya. Kita harus belajar respek. Dengan adanya respek maka akan muncul perasaan iba dengan penderitaan orang lain. Dengan toleransi maka akan tumbuh perasaan saling memahami bahwa semua dihadapkan dalam kondisi yang sama. Dengan respek pula kita dapat menilai bahwa dengan antrian yang baik maka proses menggapai tujuan akan berjalan lancar. Apabila membicarakan budaya antri maka terasa kurang apabila tidak membahas kesabaran. Antri sangat erat kaitannya dengan kesabaran. Orang yang tidak mau antri maka dapat dikatakan dia orang yang tidak sabar. Dalam hal ini tidak sabar dapat disebabkan oleh berbagai alasan, mungkin karena situasi pikiran yang kondusif, namun bisa juga karena memang sedang dikejar-kejar waktu dan dalam jadwal yang padat. Banyak sekali aspek atau nilai yang dapat kita ambil dari budaya antri. Namun nilai utama dan yang paling utama adalah bahwa budaya antri mengajari 8

kita tentang persamaan. Budaya antri tidak mengenal gender, jabatan, agama, ras atau warna kulit. Budaya antri membuka mata kita bahwa semua orang itu sama, memiliki hak dan kewajiban untuk memperoleh sesuatu, tidak peduli latar belakangnya. Sikap menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persamaan inilah yang sangat jarang kita temui di negeri tercinta ini. Selain mengajari kita pentingnya memahami persamaan, budaya antri mengajari kita tahap demi tahap. Artinya bahwa dengan antri kita dapat memahami bahwa untuk menggapai sebuah tujuan tidak bisa secara instan. Dalam sebuah antrian ada orang yang berada didepan dan juga berada di belakang. Dalam hidup kita harus melalui rintangan demi rintangan, sedikit demi sedikit, dan dengan kesabaran dan ketekunan yang baik maka kita akan dapat meraih tujuan yang kita inginkan. Namun jangan lupa bahwa ada orang dibelakang kita. Artinya bahwa ada orang yang memiliki hak yang sama namun belum memperoleh kesempatan yang sama dengan kita. 2.2. Sejarah Budaya Antri Di Jepang Negara yang memiliki sebutan Negeri Matahari Terbit ini memiliki nama resmi 大日本帝國 (Dai Nippon Teikoku/Kerajaan Agung Jepang) sampai akhir Perang Dunia II. Sekarang nama resmi Negara ini adalah 日本国 (Nippon Koku/Nihon Koku/Negara Jepang). Kata Nihon/Nippon berarti Negeri Matahari Terbit. Jepang bertetangga dengan Republik Rakyat Tiongkok, Korea dan Rusia. Negara Jepang menggunakan Bahasa Jepang sebagai bahasa resmi mereka. Jepang menggunakan empat jenis huruf; Huruf Kanji; Huruf Hiragana; Huruf 9

Katakan; Huruf Romanji. Huruf kanji jepang mengadaptasi huruf kanji China, tetapi dengan cara baca dan arti yang berbeda. Salah satu hal yang paling orang Jepang banggakan dengan kehidupan di Jepang adalah penduduknya yang sangat disiplin dan tertib ketika mengantri. Hal ini sudah menjadi budaya di Jepang. Di dalam antrian yang sangat panjang sekalipun, tidak ada, atau sangat jarang ditemukan ada yang menerobos antrian. Tidak seperti di Negara-Negara lain yang masih belum tahu bagaimana sistem antrian yang sebenarnya. Semua orang ingin berada di antrian terdepan tanpa memperdulikan orang disekitarnya. Sikap disipilin sudah diajarkan sejak dini di Jepang. Di Sekolah Dasar, siswa di Jepang tidak akan menerima ujian hingga mereka kelas 4. Di tiga tingkat pertama, mereka akan diajarkan tentang pendidikan moral. Mereka akan dididik untuk menjadi pribadi jujur dan disiplin. Antrian adalah salah satu nilai yang ditanamkan di Sekolah Dasar. Menurut pengajar di Jepang, dari antrian akan dapat banyak pelajaran yang didapat yang nantinya akan mempengaruhi ke nilainilai positif lainnya dalam kehidupan sehari-hari.para guru mereka lebih khawatir jika anak-anak didiknya tidak bisa mengantri daripada tidak bisa Matematika. Jika ingin berada dalam antrian terdepan. Mereka harus bangun lebih awal, dan berangkat lebih cepat. Hal ini juga jadi salah satu alasan kenapa orang Jepang tepat waktu.saat berada di dalam antrian, pelajaran yang didapat adalah untuk sabar. Menunggu memang salah satu hal yang paling tidak enak, namun mereka sudah dibiasakan untuk bersabar.melalui antrian mereka juga diajarkan untuk menghormati hak orang lain. Orang yang berada di depan mereka dalam antrian 10

berarti mereka datang lebih awal. Menerobos antrian sama saja mengambil hak mereka yang sudah datang lebih cepat. Selain sudah diajarkan untuk disiplin sejak dini, orang Jepang memiliki budaya malu yang sangat tinggi. Bagi mereka, menyelak atau menerobos antrian adalah salah satu hal yang memalukan. Tak perduli masih anak-anak atau sudah berumur, mereka akan tetap disipilin dalam hal mengantri.orang Jepang juga percaya dengan tertib ketika mengantri akan membuat proses antrian menjadi lebih cepat. Dengan antrian yang teratur, tidak akan ada waktu yang terbuang percuma Jika banyak yang menerobos sehingga menimbulkan kekacauan, proses antrian justru akan semakin lama. Orang Jepang sangat tidak suka membuang waktu dengan cuma-cuma.tertib dan disipilin dalam antrian terlihat memang sepele. Namun tanpa disadari, budaya antri yang tertib, jadi salah satu faktor yang mendukung Jepang menjadi negara yang maju. Mengantri salah satu situasi yang membuat semua orang jenuh dan bosan tetapi orang jepang biasanya dapat menyibukan diri dengan membaca buku ataupun membaca surat kabar. karena walaupun sedang mengantri kita pun tidak tertinggal berita dan menambah pengetahuan ataupun menyibukan diri berbincang-bicang dengan orang yang juga ikut mengantri dan kita pun dapat mempunyai banyak teman baru dengan mengantri. Budaya mengantri sangatlah banyak keuntungannya karena dapat merubah kepribadian seseorang. Dengan mengantri kita mendapatkan banyak keuntungan seperti kita lebih sabar, sopan santun, selalu menahan emosi, menghargai orang lain, jujur karena mengantri sesuai urutan yang didapat, mengurangi keegoisan, 11

dapat mengatur waktu, meningkatkan kesadaran akan kepentingan bersama, dapat bersosialisasi dan mendapat pengetahuan baru. 12