BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tuntutan masyarakat untuk menempatkan pelayanan terbaik. humanistik yang ada dengan program-program

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1945, yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Caring. Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai. dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian praktik keperawatan dan caring melalui laporan perawat ahli.

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien. Pelayanan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap objek-objek, penilaian moral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asuhan yang bersifat humanistik, profesional, dan holistik berdasarkan ilmu

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multidisiplin

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memilliki peran strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat. Tuntutan masyarakat untuk menempatkan pelayanan terbaik semakin meningkat, sehingga setiap rumah sakit baik swasta maupun rumah sakit pemerintah harus terus melakukan perbaikan yang terus menerus (continous improvement) dalam memberikan pelayanan yang terbaik (Hasibuan, 2010). Rumah sakit yang baik memiliki kemampuan dalam menghubungkan sisi humanistik yang ada dengan program-program pelayanan kesehatan (Wulan dan Hastuti, 2011). Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan perorangan, keluarga kelompok dan masyarakat, Lovely&Loobam (1973) dalam Hidayati (2014). Perawat merupakan bagian dari tim yang berada di lini terdepan untuk melayani karena menangani pasien selama 24 jam. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional merupakan pelayanan yang bersifat humanistik yang dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat yang berorientasi kepada kebutuhan pasien, baik secara individu, keluarga, kelompok maupun komunitas yang dilandasi etika profesi keperawatan

(Dwidiyanti, 2014). Sejalan dengan hal tersebut, Huber (2011) menyatakan bahwa 90% layanan di rumah sakit diberikan oleh perawat, oleh sebab itu peran perawat sangat besar dalam menentukan kualitas pelayanan rumah sakit. Seorang perawat harus selalu mengembangkan sikap, perilaku dan pengetahuan dalam melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi hingga evaluasi dalam praktiknya. Sikap dan perilaku yang harus dikembangkan oleh perawat salah satunya yaitu perilaku caring (De Wit, 2011). Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan jantung profesi, artinya sebagai komponen yang unik, fundamental dan menjadi fokus sentral dari keperawatan. Caring merupakan esensi dari keperawatan yang membedakan perawat dengan profesi lain, Watson (2009) dalam Kusmiran (2015). Caring merupakan suatu proses yang memberikan kesempatan kepada perawat baik sebagai memberi asuhan (care) maupun sebagai pribadi yang berempati atas orang lain dan bersama-sama berinteraksi dalam hubungan interpersonal Kusmiran (2015). Perilaku caring perawat merupakan kinerja perawat yang dipengaruhi oleh demografi perawat itu sendiri seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, latar belakang keluarga dan masa kerja (Hidayati, 2013). Perilaku caring dapat berupa membantu, menolong, sikap peduli kepada pasien, menenangkan, memberikan perlindungan terhadap kerugian, memelihara martabat pasien dan melayani pasien yang membutuhkan pelayanan khususnya pemenuhan kebutuhan dasar. Caring yang diberikan kepada pasien dapat memberikan rasa aman, nyaman,

terpenuhinya kebutuhan fisik, emosi dan spiritual yang dapat mengurangi kecemasan sehingga mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan dampak sikap noncaring perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan bagi pasien yaitu perasaan dipermalukan, takut, putus asa, ketidakberdayaan, keterasingan, kerentanan, kenangan buruk, kehilangan kendali diri dan memperlambat proses penyembuhan (Kusmiran, 2015). Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa, di lapangan ada kecenderungan perawat tidak caring dalam memberikan asuhan keperawatan. Salah satu hasil penelitian Fadillah (2012) di RSUP Dr.M.Djamil Padang di ruang Irna Non Bedah Penyakit Dalam menyebutkan separuh perawat dinilai tidak caring (55,0%), sementara hasil penelitian Mardesci (2012) di RSUD Pariaman didapatkan lebih dari separuh perawat pelaksana (60,3 %) termasuk kategori perilaku caring kurang baik. Sedangkan Cahyono (2011) di RS Bhakti Wira 80,7% dinilai perilaku caring perawat kurang baik. Caring sangat cocok diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien, salah satunya dapat digunakan dalam asuhan psikologis pasien (Burnard & Morrison, 2009). Salah satu aspek psikis yang perlu dikaji oleh perawat mencakup kecemasan sehingga diperlukan perencanaan asuhan keperawatan yang efektif untuk mengatasi masalah psikologis pasien (Hidayati, 2013). Cemas menurut Hawari (2011) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan takut atau hawatir yang mendalam dan berkelanjutan, namun tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas ( reality testing/rta) masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality),

perilaku dapat terganggu namun masih dalam batas-batas normal. Burnard & Morrison (2009) menyatakan rasa cemas atau ansietas dimiliki oleh setiap pasien maupun keluarga pasien yang sedang berada di rumah sakit, rasa cemas ini dapat berbeda-beda antara setiap orang. Implikasi dari rasa cemas dapat menimbulkan berbagai dampak seperti gangguan psikologis dan perilaku seseorang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) prevalensi penduduk Indonesia yang mengalami gangguan mental emosional secara nasional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 6%. Kecemasan merupakan gangguan mental terbesar, diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan, Gail (2002, dalam Hidayati, 2013). Data penelitian Garvin dalam Hidayati (2013) mengungkapkan bahwa 33% responden berfikir bahwa kecemasan dapat mengancam kehidupan dan hampir setengah responden 49,5% menyatakan sangat berbahaya bila kecemasan tidak ditangani dengan baik. Potter & Perry (2011) menyatakan apabila rasa cemas tidak mendapat perhatian oleh suatu lingkungan, maka rasa cemas itu dapat menimbulkan suatu masalah yang serius. Sisi negatif ansietas atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial, hal ini ditandai dengan tingkat kecemasan yang tinggi, yang terlihat pada perilaku yang tidak lazim, misalnya khawatir, panik, pikiran dan tindakan obsesif, takut terhadap objek atau peristiwa yang tidak sesuai dengan realitas situasi (Videbeck, 2008). Para pakar keperawatan menempatkan caring sebagai pusat perhatian yang sangat mendasar dalam praktek keperawatan, kerena banyak

peneliti tentang kepedulian mengungkapkan bahwa harapan pasien yang tidak terpenuhi jarang berhubungan dengan kompetensi, tetapi lebih sering karena pasien merasa perawat tidak peka terhadap kebutuhan mereka atau kurang menghargai sudut pandang mereka singkatnya kurang peduli, Binshop (2006, dalam Widodo, 2011). Penelitian yang dilakukan Sulistyanto (2009), menunjukkan bahwa adanya hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien, yaitu semakin tinggi caring perawat maka kecemasan pasien akan semakin menurun. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien, dimana semakin baik caring perawat maka kecemasan pasien semakin turun. Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka Kabupaten Solok merupakan rumah sakit Tipe C, berlokasi di Jalan Lintas Sumatera Arosuka Kabupaten Solok, rumah sakit ini sudah teregistrasi sejak 25 Desember 2009 dan tanggal izin beroperasi sejak 4 Januari 2010. RSUD dilengkapi tenaga dokter spesialis sesuai dengan bidang keahliannya, serta tenaga-tenaga medis lainnya yang profesional. RSUD Arosuka mempunyai beberapa instalasi rawat inap diantaranya adalah instalasi rawat interne, instalasi rawat bedah, instalasi kebidanan, instalasi anak, perinatologi, dan ICU. Kapasitas tempat tidur pada intalasi rawat interne ada 26 tempat tidur, intalasi rawat bedah ada 26 tempat tidur, instalasi anak 20 tempat tidur, perinatologi ada 6, instalasi kebidanan 22 tempat tidur dan icu ada 2 tempat tidur. Berdasarkan laporan data rekam medik, pasien yang telah menjalani rawat inap pada tahun 2015 sebanyak 1.773 orang. Sementara pada bulan Agustus tahun 2016 pasien yang telah

menjalani rawat inap sebanyak 206 orang. Berdasarkan studi pendahuluan peneliti lakukan dengan melakukan wawancara, 10 pasien yang menjalani rawat inap diruangan bedah dengan diagnosis medis yang berbeda-beda. 3 pasien mengungkapkan bahwa sebagian perawat berperilaku sopan dan ramah, bersedia menyediakan keperluan pasien, memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan pasien, sehingga pasien merasa tenang dan nyaman selama menjalani rawat inap. Namun juga terdapat beberapa perawat yang menunjukkan sikap kurang caring terhadap pasien. 5 pasien mengatakan putus asa terhadap penyakitnya, tidak mengetahui tentang kondisi penyakit karena kurangnya penjelasan tentang penyakit yang dialami, jika pasien bertanya mengenai penyakitnya perawat tidak memberikan jawaban yang sesuai dengan maksud pasien sehingga kadang menimbulkan kegelisahan pada diri pasien. 2 pasien mengatakan cemas dan takut akan prosedur pengobatan karena perawat jarang memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan yang diberikan kepada pasien (seperti saat pengukuran tanda-tanda vital, saat pemasangan infus serta pada saat pemasangan kateter), merasa tidak nyaman dengan pelayanan perawat yang kurang senyum, seringkali melayani pasien dengan seadanya tanpa melakukan komunikasi dengan pasien dan perawat jarang sekali bertanya apa yang dibutuhkan pasien selama dirawat. Terkait fenomena yang peneliti temukan dari perilaku caring perawat dan kecemasan pasien di RSUD Arosuka Kabupaten Solok, penulis tertarik untuk menganalisa hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien di ruang rawat inap RSUD Arosuka Kabupaten Solok.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah Apakah terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien rawat inap di RSUD Arosuka Kabupaten Solok. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku Caring perawat dengan kecemasan pasien rawat inap di RSUD Arosuka Kabupaten Solok. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi perilaku caring perawat pada pasien rawat inap di RSUD Arosuka Kabupaten Solok. b. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat kecemasan pasien rawat inap di RSUD Arosuka Kabupaten Solok. c. Diketahuinya hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka Kabupaten Solok. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit RSUD Arosuka Kabupaten Solok Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan masukan bagi pengelola rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan dengan

perilaku caring kepada pasien yang mengalamai kecemasan saat menjalani rawat inap. 2. Bagi Pendidikan Sumbangan ilmiah dan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya hubungan perilaku caring perawat terhadap kecemasan pasien di ruang rawat inap, serta dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat meningkatkan, wawasan dan pengalaman untuk bisa dikembangkan dalam bidang penelitian keperawatan mengenai perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien di ruang rawat inap.