BAB I PENDAHULUAN. Olson, DeFrain, dan Skogrand mengemukakan bahwa pernikahan (2011)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

Bagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, pernikahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. didambakan tersebut menjadi hukum alam dalam diri tiap manusia. Akan tetapi,

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia dewasa awal. Akan tetapi, hal ini juga tergantung pada kesiapan

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. Tiba diriku di penghujung mencari cinta Hati ini tak lagi sepi Kini aku tak sendiri

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat perceraian di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, antara pria dan

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan romantis. Hubungan romantis (romantic relationship) yang juga

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS CINTA DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy. Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun. Pada masa ini, orang-orang mencari keintiman emosional dan fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perih, mengiris dan melukai hati disebut unforgiveness. Seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Purwadarminta (dalam Walgito, 2004, h. 11) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya senantiasa membutuhkan orang lain.kehadiran orang lain bukan hanya untuk

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. suami-istri yang menjalani hubungan jarak jauh. Pengertian hubungan jarak jauh atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kaum Adam, Jadilah Pria Sejati

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

4.5 Rangkuman Hasil Tabel 4.2 Perbandingan Tema Pengalaman Suami Istri pertama Istri kedua 1. Keadilan Sebelum dipoligami 1. Perasaan diabaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan seperti firman Allah dalam Qur`an Surat Al- Baqarah ayat 36

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar belakang penelitian

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olson, DeFrain, dan Skogrand mengemukakan bahwa pernikahan (2011) merupakan komitmen emosional dan hukum antara dua orang untuk berbagi emosional dan fisik secara intim, berbagi tugas, dan penghasilan untuk kebutuhan ekonomi. Dalam pernikahan suami istri tidak lepas dari konflik. Salah satu konflik yang muncul adalah kecemburuan, terlebih bagi pasangan pada tahun awal pernikahan karena masih dalam tahap penyesuaian. Hurlock (1980) menyatakan bahwa pasangan suami istri melakukan penyesuaian pada tahun pertama dan kedua pernikahan. Pada tahap penyesuaian biasanya muncul ketegangan emosional. Kecemburuan merupakan emosi yang sering dirasakan oleh manusia baik pria maupun wanita, dari anak kecil, remaja hingga dewasa (Az-Zahrani, 2005). Dalam sebuah pernikahan, kecemburuan tidak dapat dihindari baik suami yang cemburu kepada istrinya maupun istri yang cemburu kepada suaminya. VanDijk (2009) mengemukakan bahwa kecemburuan terjadi jika salah satu pihak merasa hubungannya terancam. Kecemburuan melibatkan rasa takut kehilangan, kecemasan, kecurigaan, dan kemarahan tentang pengkhianatan. Harris dan Darby (2010) mengemukakan bahwa terdapat sebuah topik kontroversial yang menarik perhatian yaitu pria dan wanita memiliki 1

kecemburuan yang berbeda ditinjau dari bentuk perselingkuhan. Pria lebih cemburu terhadap perselingkuhan seksual. Hal ini karena pria tidak dapat memastikan 100% secara genetik bahwa keturunanya berasal dari dirinya yang dimulai sejak pembuahan. Sedangkan pada wanita, kecemburuan lebih ke arah perselingkuhan emosional. Wanita dapat memastikan bahwa yang dikandungannya merupakan anaknya, tetapi wanita lebih mengkhawatirkan jika pasangannya memberikan perhatian kepada wanita lain sehingga perhatian kepada dirinya berkurang.buss (2000) juga mengemukakan perbedaan kecemburuan, survei yang dilakukan di Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Jepang, Korea, dan Zimbabwe menunjukkan bahwa kebanyakan wanita lebih merasakan cemburu terhadap perselingkuhan emosional sedangkan kebanyakan pria lebih cemburu terhadap perselingkuhan seksual. Az-Zahrani (2005) mengemukakan bahwa wanita secara umum lebih sering merasakan kecemburuan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan olehdemirtaş dandönmez (2006) bahwa wanita yang telah menikah lebih cemburu dibandingkan pria yang telah menikah. Selain itu, wanita juga lebih menunjukkan respon kecemburuan yang lebih baik secara fisik, emosional, dan kognitif dibanding pria.kartono (1992) mengemukakan bahwa wanita lebih sering menunjukkan tanda emosional dari pria.wanita lebih cepat bereaksi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan emosi, seperti bingung, takut, dan cemas.hal ini membuat wanita lebih sering cemburu. Olson, DeFrain, dan Skogrand (2011) mengemukakan bahwa kecemburuan menandakan bahwa ada yang tidak berjalan dengan baik dan tidak boleh diabaikan sehingga individu yang cemburu sebaiknya berbicara dengan pasangan. Individu dan pasangan harus berbicara

secara terbuka terkait apa yang dirasakan. Selain itu, perlu juga memilih waktu dan tempat agar tidak terganggu saat berbicara. Salah satu kasus istri yang cemburu pada suaminya (Syihabuddin, 2018) yaitu istri yang menabrak mobil yang dikendarai oleh suaminya. Istri tersebut merasa cemburu karena melihat suaminya bersama wanita lain di dalam mobil. Kasus lainnya (Halimatussadiya, 2004) yaitu seorang istri yang cemburu ketika melisyihat suaminya keluar dari rumah mantan pacar suami. Istri marah, takut kehilangan, dan khawatir jika suami kembali berhubungan dengan mantan pacar suami. Selain itu, ketika suami ingin keluar rumah menggunakan pakaian yang rapi dan wangi, istri akan menganggap suami akan bertemu wanita lain. Ketika suami pulang terlambat maka istri akan menutup semua pintu dan jendela agar suami tidak dapat masuk rumah. Istri juga tidak langsung membukakan pintu namun akan membukakan pintu saat suami sudah berkali-kali mengetuk pintu. Kasus yang lainnya yaitu istri yang cemburu pada suaminya ketika mengetahui bahwa suami mengundang mantan pacarnya ketika mereka menikah, namun setelah suami menjelaskan alas an karena untuk menjaga silaturahim maka istri merasa tenang. Ketika suami menghadiri acara pernikahan teman dan menceritakan kepada istri bahwa suami bertemu dengan mantan pacarnya, istri merasa kesal dan takut tapi suami berusaha menjelaskan dan merayu sehingga istri tidak kesal lagi.saat ada acara di rumah, istri melihat ada wanita yang sering melihat ke arah suaminya tetapi suami tidak melihat wanita itu.pada suatu waktu ternyata suami melihat ke arah wanita tersebut.hal ini membuat istri marah sehingga masuk ke kamar dan disusul oleh suami.istri sampai tidak ingin memberi bungkusan yang telah disiapkan kepada wanita tersebut. Selain itu, setiap suami melihat wanita yang lebih cantik, istri akan mencubit suami.

Olson, DeFrain, dan Skogrand (2011) mengemukakan bahwa kecemburuan mendorong individu untuk berpikir tentang hubungannya agar lebih intim dan mencari cara untuk mengembangkan hubungan untuk menjadi lebih kuat. Kecemburuan dapat menjadi masalah ketika muncul secara terus menerus. Dampak dari kecemburuan yang terus menerus yaitu dapat menyakitkan dan merusak hubungan karena lebih banyak muncul kecurigaan. Dampak yang lebih parah yaitu penganiayaan dan kekerasan dalam pernikahan. Kecemburuan dapat menyebabkan perpisahan, dalam pernikahan berarti perceraian. Data yang diperoleh dari Pengadilan Agama Kelas IA Makassar (laporan tahunan pengadilan agama makassar), jumlah perceraian karena faktor kecemburuan pada tahun 2011 terdapat 66 perkara dari 1454 perkara, tahun 2012 terdapat 45 perkara dari 1321 perkara, tahun 2013 terdapat 56 perkara dari 1467 perkara, dan tahun 2014 terdapat 30 perkara dari 1568 perkara. Hasil data awal menggunakan angket dengan empat pertanyaan pada 19 sampai dengan 21 Ferbruari 2017 diberikan kepada 15 subjek yaitu semua subjek pernah merasa cemburu pada suami. Subjek paling banyak merasa cemburu karena wanita lain, baik mantan pacar suami, teman wanita, dan wanita lain yang tidak istri kenal. Terbanyak selanjutnya yaitu karena teman (lebih mementingkan teman, menghabiskan banyak waktu dengan teman, dan lebih merespon teman), sibuk dengan pekerjaan, bermain ponsel dan menggunakan ponsel secara sembunyi-sembunyi, keluar saat bukan waktu kerja, suami tidak menegur, suami tidak angkat telpon, suami tidak memberi kabar, terlambat pulang kerja, dan ketika suami menggunakan media sosial. Alasan-alasan subjek cemburu yaitu menjalin hubungan dengan wanita lain, baik mantan pacar ataupun wanita lainnya, waktu suami yang berkurang untuk keluarga, rasa sayang dan cinta istri yang tidak ingin jika suaminya lebih mementingkan teman-temannya atau melirik

wanita lain. Alasan lainnya yaitu perhatian suami yang berkurang dan rasa takut kehilangan. Reaksi subjek ketika cemburu paling banyak yaitu diam. Reaksi lainnya yaitu marah, cuek, tidak memerhatikan, melihat ponsel suami, mengutarakan yang dirasakan, menegur suami, menyombongkan diri dan tidak menyapa wanita yang membuat cemburu, dan cemberut. Muise, Christofides, dan Desmarais (2009) mengemukakan bahwa salah satu yang dapat mempredikasi kecemburuan adalah kepercayaan. Rempel (2003) mengemukakan bahwa kepercayaan merupakan salah satu komponen yang sangat mendasar pada setiap interaksi sosial. Pada hubungan dekat, kepercayaan mengacu pada tingkat keyakinan individu terhadap pasangan yang bertindak untuk memenuhi harapan individu. Keyakinan yang dimaksud juga melibatkan rasa aman, kepastian perilaku dan motif pasangan. Sehingga dalam menjalani hubungan pernikahan kepercayaan sangatlah penting.olson, DeFrain, dan Skogrand (2011) mengemukakan bahwa kepercayaan salah satu yang mendukung kebahagian pernikahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauzia dan Nu man (2008) yaitu adanya hubungan positif antara kepercayaan pada pasangan dengan kepuasan pernikahan. Semakin tinggi kepercayaan pada pasangan maka semakin tinggi pula kepuasan pernikahan yang dirasakan individu. Sebaliknya, jika kepercayaan pada pasangan rendah maka kepuasan pernikahan yang dirasakan individu juga rendah. Stone dan Shackelford (2007) mengemukakan bahwa kepuasan pernikahan merupakan salah satu komponen yang dipertimbangkan dalam pernikahan jangka panjang. Rempel (2003) mengemukakan bahwa dalam menjalin hubungan kepercayaan dan ketidakpercayaan berkembang dalam waktu bersamaan. Ketika terjadi konflik, individu dan pasangan akan merasakan penolakan dan hubungan dalam bahaya. Namun disaat yang sama

masing-masing individu memperoleh kesempatan untuk menunjukkan kasih sayang dan kepedulian terhadap pasangan. Ketika konflik terselesaikan maka tidak hanya kepercayaan yang akan meningkat, namun keyakinan untuk menyelesaikan konflik yang akan terjadi di masa depan juga semakin meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh McCray (2015) yaitu bahwa istri dengan memiliki tingkat merasakan kemungkinan perselingkuhan suami yang lebih tinggi maka memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah. Ketika perasaan kemungkinan perselingkuhan yang dilakukan pasangan menurun maka kepercayaan terhadap pasangan meningkat. Kepercayaan dengan komitmen pernikahan memiliki hubungan positif signifikan, jadi ketika kepercayaan meningkat maka komitmen pernikahan akan semakin tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara merasakan kemungkinan perselingkuhan dengan kepercayaan dan komitmen pernikahan sehingga memengaruhi kepuasan pernikahan. Rydell dan Bringle (2007) mengemukakan bahwa kecemburuan berhubungan dengan kepercayaan. Kurangnya kepercayaan terhadap pasangan dapat menimbulkan ancaman dalam hubungan. Kurang percaya dapat terjadi karena adanya pihak ketiga. Harris dan Darby (2010) mengemukakan bahwa kecemburuan terjadi ketika individu merasakan adanya pihak ketika, baik nyata maupun khayalan yang memiliki potensi sebagai ancaman bagi hubungan.muise, Christofides, dan Desmarais (2009) mengemukakan bahwa tingkat kepercayaan berkaitan dengan kecemburuan. Individu dengan tingkat kepercayaan yang rendah berarti kecemburuan yang dirasakan semakin intens atau sering. B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara kepercayaan dengan kecemburuan istri terhadap suami? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan dengan kecemburuan istri terhadap suami. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat dan menjadi tambahan sumber acuan di bidang psikologi khususnya psikologi sosial dan psikologi keluarga terutama yang berhubungan dengan kepercayaan dan kecemburuan istri terhadap suami. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti, di harapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan pemahaman yang berkaitan dengan topik penelitian. b. Bagi subjek, diharapkan dapat membangun serta meningkatkan kepercayaan kepada pasangan dan sebagai acuan untuk mengendalikan kecemburuan. c. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadi tambahan referensi tentang hubungan kepercayaan dengan kecemburuan istri terhadap suami dalam hubungan pernikahan.