BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian televisi Dalam bukunya Mass Communication,Wilbur Schram memberikan pengertian televisi sebagai berikut: Television is essentially a working group organized around some device for circulating the some message at about the same time to large number of people. Televisi sebagai media komunikasi massa mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya pada saat yang bersamaan dan ditunjukan kepada sejumlah orang atau masyarakat dengan tujuan agar pesan tersebut dapat diterima dan diadopsi oleh masyarakat selaku komunikan. Jadi televisi sebagai media komunikasi massa merupakan salah satu sumber informasi dari komunikan apabila komunikan tersebut menginginkan untuk memperoleh pesan atau informasi. Menurut Kuswandi Seiring dengan perkembangannya, televisi bukanlah lagi merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat melainkan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari. Setidaknya sekitar dua jam per hari, setiap orang menyempatkan waktunya untuk menonton acara televisi. Kebutuhan khalayak akan hiburan yang simpel dan murah bisa diperoleh hanya dengan menonton televisi. Dengan berbagai alasan tersebut televisi memang sangat cocok dijadikan 1
2 tujuan utama bagi setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi. (Kuswandi;2008:99). Keberadaan televisi semakin pesat karena fungsi dan sifatnya yang nyaris sempurna dalam memenuhi kebutuhan manusia akan informasi. Tidak hanya di dunia begitu pula yang terjadi di dalam pertelevisian Indonesia saat ini, dalam kurun waktu hampir 20 tahun di Indonesia sudah terdapat sekitar 14 televisi nasional yaitu TVRI, RCTI, SCTV, INDOSIAR, TPI, dan lain sebagainya. Khusus TVRI sebagai televisi pemerintah, saat ini juga tidak ketinggalan terus melengkapi programnya, dengan harapan dapat tetap menjadi tolok ukur industri televisi di Indonesia. Selain itu, dalam beberapa tahun ini pertelevisian Indonesia semakin kreatif dengan bermunculannya beberapa televisi lokal seperti JAK TV, O CHANNEL, ELSHINTA, B TV, dan beberapa tv lokal lainnya. Seiring dengan semakin pesatnya persaingan diantara statiun televisi, tentunya membuat mereka harus lebih kreatif dan meningkatkan programprogram yang akan ditayangkan dari masing-masing statiun televisi tersebut sesuai dengan target audience mereka. Perkembangan televisi (TV) di Indonesia selama 10 tahun terakhir sampai 2005, mengalami peningkatan yang signifikan. Terutama adanya penambahan secara bertahap stasiun TV baru yang kini mencapai sekitar 86 stasiun tersebar di lebih 50 kota besar dan di hampir semua provinsi di indonesia. Jumlah itu dipastikan akan bertambah lagi, menyusul adanya 218 stasiun TV baru lainnya yang telah mengajukan izin beroperasi. Daerah operasinya pun tersebar, mulai di Jakarta, kota-kota besar seperti ibukota provinsi, sampai tingkat kabupaten. Itu belum termasuk TV kabel (via parabola atau sinyal
3 berlangganan), dan sejumlah stasiun TV Komunitas, yang jarak pancaran siarannya terbatas di suatu area dalam satu kota saja. Dari catatan yang ada, stasiun TV kabel tidak saja tersebar di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang juga di sejumlah kota di luar Pulau Jawa, antara lain di Denpasar, Medan, Makassar, Palu, dan Manado. Sementara sebelas stasiun TV yang telah dikenal luas saat ini dan adalah jangkauan sasaran pemirsanya di seluruh Indonesia, antara lain TVRI, RCTI, Indosiar, TPI, Anteve, TransTV, Trans 7, SCTV, MetroTV, TVOne dan GlobalTV.(http://www.opensubscriber.com/message/bizzcomm@yahoogroups.co m/2952689.html) diakses pada tanggal 10 juli 2011. Program acara yang disiarkan oleh statiun televisi beragam mulai dari berita, talkshow, variety show, sinetron, film, drama, reality show, infotainment, dan iklan. Dengan program yang variatif tersebut, diharapkan akan memberikan tontotan yang layak dan menarik bagi pemirsanya. Salah satu program acara televisi yang sangat diminati dari berbagai kalangan dan mendapat rating yang tinggi adalah program tayangan talkshow. Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Kadangkala, Talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari
4 berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun ditempat lain. (http://www.hendra.ws/pengertian-talkshow/) diakses pada tanggal 10 juli 2011. Salah satu acara dialog talkshow yang disiarkan oleh TVRI Nasional adalah acara Minggu Malam Bersama Slamet Raharjo yang ditayangkan setiap hari minggu jam 20.30-22.00 WIB. Acara ini ditayangkan selama satu setengah jam, ini rentang waktu yang sangat lama untuk sebuah acara dialog, apalagi acara ini memiliki sisipan iklan yang sedikit dan rentang waktu yang pendek. Penyajian acara ini dibuat secara santai tapi serius, untuk itu format panggung dibentuk menjadi sebuah cafe, yang diharapkan menjadikan suasana tidak formal dan tidak kaku. 1.2 Ruang Lingkup Dialog talkshow yang disiarkan oleh TVRI Nasional adalah acara Minggu Malam Bersama Slamet Raharjo yang ditayangkan setiap hari minggu jam 20.30-22.00 WIB. Menurut Rakhmat persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi merupakan proses aktif dan kreatif dimana manusia dalam menafsirkan benda, situasi, orang ataupun peristiwa, melalui beberapa tahapan hingga akhirnya diperoleh sebuah penilaian. Dimulai dari pengindraan
5 (sensasi) melalui alat-alat indra manusia, dalam sebuah penelitian indra penglihatan dan indra pendengaran diberikan stimulus, lalu dikirim ke otak untuk akhirnya ditafsirkan hingga memperoleh persepsi.(rakhmat ; 2001 :75 ). Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian bolak balik dalam proses komunikasi. Hal ini jelas tampak pada definisi John R.Wenburg dan William W. Wilmot : Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna, Rudolph F.Verderber: Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi, atau Menurut J.Cohen : Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative objek eksternal. Persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana. Persepsi disebut inti Komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang membuat kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. (Deddy Mulyana; 2002 : 179). Dalam menonton televisi, pada hakikatnya akan menghasilkan sebuah persepsi dari tayangan program yang telah ditonton pemirsanya. Untuk itu persepsi seseorang dalam menyaksikan sebuah tayangan bisa dijadikan bahan penelitian. Pemahaman yaitu usaha khalayak untuk mengartikan atau memberikan penilaian terhadap stimulus.pada tahap ini bisa disebut juga tahapan
6 memberikan makna. Makna ini tergantung kepada bagaiman stimulus diklasifikasikan dan dielaborasi dalam kaitannya dengan pengetahuan khalayak. (Sumarwan; 2003: 100). Seseorang bisa dengan berbeda-beda mempersepsikan apa yang didengar dan dilihat, oleh karena itu sebuah program acara televisi harus dikemas dan dikonsep sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian pemirsanya sehingga orang mau menonton program acara tersebut. Tayangan yang menarik diharapkan bisa dipersepsikan sebagai tayangan yang mampu membuat pemirsanya ingin terus menonton program tersebut, sehingga persepsi yang timbul dari hasil mereka menonton sebuah program televisi bisa menjadi baik. Misalnya pada program berita kriminal yang menayangkan kasus pembunuhan atau penculikan, penonton akan mempersepsikan tayangan ini sangat mengerikan. Pada program acara humor atau komedi, penonton mempersepsikan program ini dengan acara yang menghibur dan penghilang stres. Begitu pula pada program tayangan talkshow, penonton akan mempersepsikan berbeda-beda sebuah tayangan talkshow karena penyajiannya ada yang formal, semi formal, dan juga non formal digabung dengan obrolanobrolan santai. Bagi pemirsa yang tidak suka dengan program talkshow yang dibawakan secara formal pasti akan sangat terpenuhi kebutuhannya dengan tayangan talkshow yang lebih santai, begitu pula sebaliknya. Hal penulis yang akan dibuat adalah dengan cara membagikan kuesioner kepada warga kelurahan cipondoh tangerang, yang menyaksikan program Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo di TVRI mulai dari usia 20 tahun keatas.
7 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengetahui bagaimana Persepsi khalayak tentang program Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo di TVRI. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang akan dilakukan ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu, manfaat akademis dan manfaat praktis. a. Manfaat Akademis Berdasarkan penelitian yang akan dibuat penulis, diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi terhadap bidang Ilmu Komunikasi. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap studi ilmu komunikasi terutama di bidang broadcast yaitu studi mengenai persepsi khalayak mengenai tayangan program talkshow Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo di TVRI.. b. Manfaat untuk Praktisi Berdasarkan penelitian ini yang akan dibuat penulis, diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi terhadap Praktisi Broadcasting maupun insan pertelevisian Indonesia khususnya pada Stasiun TV TVRI. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para praktisi media massa khususnya bagi praktisi program talkshow Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo di TVRI. dan agar dapat mengetahui Bagaimana persepsi khalayak mengenai tayangan program Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo di TVRI.
8 1.4 Metodologi Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Kuantitatif yang memiliki tujuan untuk mencari kebenaran secara objektif, empiris, sistematis, dan terorganisir. Karena dalam penelitian Kuantitatif lebih bersifat konkret yang dapat di kuantitaskan berupa angka-angka sehingga penelitian ini bersifat objektif yang hasilnya dapat digeneralisasikan terhadap populasi dan bisa ditafsirkan sama oleh setiap orang. Penelitian Kuantitatif yaitu sebuah desain survei yang memberikan uraian kuantitatif maupun numerik sejumlah pecahan populasi sampel, melalui proses pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada sampel, melalui proses pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seseorang. (Cresswell, 2002:111) Metode yang digunakan adalah Survei, yaitu meneliti populasi yang relatif luas dengan cara menentukan sampel yang mewakili (representative) dari populasi yang diteliti. Metode survei ini dilakukan dengan menyebarkan Kuesioner. Secara umum penelitian kuantitatif mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : 1. Hubungan peneliti dengan subjek: jauh. peneliti menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. 2. Penelitian bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data.
9 3. Penelitian harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut banyak sampel yang representative dari seluruh populasi,operasionalisasi serta alat ukur yang valid dan reliebel. Metode kuantitatif yang meliputi metode survey dan eksperimen yang dikemukakan oleh Sugiyono dapat digunakan apabila masalah yang diteliti merupakan tolak penelitian yang jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukan dengan data, baik data berupa hasil penelitian itu sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah yang harus diteliti. Metode Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang beridiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variable itu pada sample yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Metode penelitian ini peneliti menggunakan dengan survey dengan cara membagikan kuesioner kemudian dihubungkan dengan teori S-O-R, Analisis Univariat dengan tabel distribusi frekuensi.
10 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam mendapatkan gambaran ringkas keseluruhan dari penelitian ini, maka diberikan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan merupakan awal bab yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan masalah. Selain itu dalam pendahuluan ini penulis menuliskan manfaat akademis dan manfaat untuk MarComm dari penelitian, dan tak lupa sistematika penulisan ini juga dicantumkan oleh penulis. Bab II Landasan Teoritis yaitu yang berisi kajian terhadap teori teori dan studi studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, disertakan definisi-definisi konsep yang tercantum di dalamnya. Adapun tinjauan pustaka dari bab ini adalah mengenai Komunikasi massa, persepsi, infotainment. Bab III Ruang Lingkup Penelitian, berisi ini menguraikan gambaran umum perusahaan atau organisasi yang dibahas dalam penelitian ini. Bab IV Hasil Penelitian program Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo di TVRI., yaitu menganalisis dan interpretasi data dari temuan data lapangan, kemudian dilakukan pembahasan dengan menelaah konsep-konsep yang diuraikan pada bab.iii dengan data yang diperoleh di lapangan, sehingga menjadi hasil penelitian yang relevan dengan teori yang ada. Penjelasan perspektif atau pendekatan metodologi yang digunakan, mendefinisikan unit-unit analisa, metode pengukuran, teknik analisa data, keabsahan penelitian dan keterbatasan penelitian.
11 Bab V Penutup, menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran-saran atau rekomendasi yang ditujukan khususnya untuk program tayangan program Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo di TVRI.