Pengaruh Variasi Sudu Kipas Radiator Terhadap Performasi Mesin Pendingin Pada Mobil K3-VI, 1300 CC

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI SUDU KIPAS RADIATOR TERHADAP PERFORMASI MESIN PENDINGIN PADA MOBIL TOYOTA K3-VI, 1300 CC. Mastur 1, Nugroho Aji

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

OPTIMASI DESAIN FAN PENDINGIN TERHADAP PENDINGINAN RADIATOR

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang teknologi mesin sekarang ini, khususnya otomotif


I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH PENDINGINAN OLI DENGAN SISTEM RADIATOR PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SHOGUN 110 CC

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif, perkembangan dari bidang otomotif sendiri sangat pesat

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

PENGARUH PERUBAHAN DIMENSI DIAMETER PULI POMPA AIR TERHADAP KERJA SISTEM PENDINGIN PADA MESIN KIJANG TIPE 5K 4 SILINDER

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16.

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

PENGARUH PEMAKAIAN COOLING FAN PADA PROSES PENDINGINAN MESIN SEPEDA MOTOR MATIC HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT EFISIENSI BAHAN BAKAR DAN TEMPERATUR MESIN

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II TINJAUAN LITERATUR

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP TORSI

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT

ANALISIS VARIASI MEDIA PENDINGINAN PADA RADIATOR TERHADAP KINERJA LAJU PEMBUANGAN PANAS DENGAN KONVEKSI PAKSA

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

BAB I. Pendahuluan. Daihatsu Charade pada generasi pertama yaitu Daihatsu Charade G10

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN MITSUBISHI GALANT 2500 CC

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini mobil telah menjadi lebih penting, mobil telah menjadi faktor

BAB II DASAR TEORI Sistem Pendingin. Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya overheating

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

ANALISIS VOLUME AIR RADIATOR TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR PADA MOTOR DIESEL CHEVROLET ABSTRAK

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN ENERGI BAHAN BAKAR GASOLINE DENGAN BAHAN BAKAR GAS (CNG) PADA KENDARAAN BERMOTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

PENGARUH PENGAPLIKASIAN OIL COOLER TERHADAP SUHU OLI DAN PEFORMA MESIN PADA KENDARAAN SEPEDA MOTOR MEGA PRO TAHUN 2011

ANALISA DAN PEMBUATAN SISTEM WATER COOLANT INJECTION PADA MOTOR BENSIN TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG

KAJIAN TENTANG JUMLAH SUDU DAN JARAK KIPAS PENDINGIN TERHADAP UNJUK KERJA PENDINGINAN RADIATOR. Oleh : Suhartoyo 1), Joko Yunianto Prihatin 2)

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

JURNAL ANALISIS SISTEM PENDINGIN YAMAHA VIXION ANALYSIS OF COOLING SYSTEM YAMAHA VIXION

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Pengaruh Variasi Sudu Kipas Radiator Terhadap Performasi Mesin Pendingin Pada Mobil K3-VI, 1300 CC Mastur 1, Nugroho Aji 2 1,2) Program Studi Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto Jl. Sumingkir No. 1 Tlp. (0281)626266 Fax. (0281)632870 Purwokerto Barat Abstrak Seiring dengan makin banyaknya kendaraan saat ini sebagai alat transportasi utama, sehingga membuat sebagian orang terpacu untuk melakukan modifikasi yang berkaitan dengan unjuk kerja atau performa motor bakar. Salah satunya adalah memodifikasi pada sistem pendinginan radiator pada untuk menstabilkan temperatur pada motor bakar. Peneliti memodifikasi bagian kipas radiator dengan mengganti jumlah sudu standar yaitu 4 sudu dan kipas variasi dengan menggunakan 5 sudu. Kipas radiator merupakan salah satu alat dari sistem radiator yang berfungsi menghisap panas pada radiator sehingga panas yang dihasilkan oleh proses kerja pada silinder dapat diturunkan sehingga terhindar dari terbakarnya cairan pelumas. Pengujian terhadap daya dan torsi dilakukan dengan sistem tuning pada chasis dyno meter yang di pacu dari 2000 rpm sampai 9000 rpm dan di dapat kenaikan daya sebesar 2,37% dan pada torsi mengalami kenaikan sebesar 6,293%. Kata Kunci : Fan Radiator, Heat Exchanger, Daya, Torsi. 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu mengalami kemajuan yang pesat terutama dalam bidang transportasi. Dalam bidang ini manusia terus melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan alat- alat transportasi guna memenuhi mobilitas mereka. Alat transportasi yang hemat bahan bakar, ramah lingkungan serta mempunyai desain eksterior dan interior yang bagus. Disamping harga beli kemudahan dalam penyediaan spare parts dan service menjadi satu pertimbanagn sendiri bagi konsumen dalam membeli produk otomotif. Untuk memaksimalkan performa motor tidak terlepas dari unjuk kerja pendinginan motor karena apabila unjuk kerja pendingin motor begus maka akan terdapat penghematan bahan bakar yang terbuang karena proses pendiginan [1]. Pendinginan pada motor sangat penting dilakukan, hal ini dikarenakan pendinginan itu memiliki beberapa manfaat. Manfaat itu antara lain mencegah panas yang berlebihan dalam mesin, mengurangi keausan pada mesin dan sebagai media pendingin mesin. Sistem pendinginan dalam sebuah mesin mobil merupakan peralatan yang vital karena sistem pendinginan akan menjaga kondisi elemen mesin agar tidak over heating yang mengakibatkan elemen tersebut bisa rusak [2]. Sistem pendinginan sangat berpengaruh terhadap kinerja engine. Pengendalian laju panas yang baik dapat mengurangi terjadinya overheating. Dari perhitungan panas yang dilakukan bahwa radiator tidak dapat mengakomodasi panas yang dihasilkan engine sehingga dibutuhkan alat tambahan untuk mengurangi panas sisa yang tak terambil oleh sistem pendingin. Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin besar putaran semakin besar juga kalor yang di hasilkan oleh engine [3]. Penambahan heat excharger atau radiator utama sangat menunjang untuk mengurangi laju panas pada sistem utama setelah dibandingkan terhadap spesifikasi pabrik untuk engine.dari perhitungan penambahan perangkat diketahui penambahan heat excharger lebih efektif dengan kerugian panas yang kecil dibanding dengan penambahan radiator [4]. 73

Penambahanperangkat seperti heat exchanger atau radiator dilapangan diserahkan sepenuhnya kepada keputusan pengguna atau pemilik berdasarkan pada kondisi serta faktor faktor yang mempengaruhinya. Hukum thermodinamika pertama tentang keseimbangan energi, bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat di konversikan dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Pada motor bakar hanya akan diperoleh ± 25 % hasil pembakaran bakar yang dapat diubah menjadi energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas buang (± 34 %), melalui sistem pendinginan (± 32 %) dan sisanya akan melalui kerugian pemompaan dan gesekan [5]. Gambar.1.1 Neraca Panas Pada Mesin [5] Berdasarkan neraca panas di atas maka fungsi pendinginan pada motor menjadi penting, karena panas yang akan terserap oleh sistem pendinginan dapat mencapai 32 persen. Sistem pendinginan air menggunakan fluida pendingin untuk membantu proses pendinginan pada mesin. Fluida tersebut dialirkan melalui mantel air (water jacket) yang terdapat pada blok silinder mesin. Fluida menyerap panas kemudian dialirkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas. System pendingin air biasanya dilengkapi dengan pengontrol suhu dan tekanan agar suhu mesin selalu stabil sesuai dengan suhu kerja mesin. Pada sistem pendingin air ini air harus bersikulasi. Adapun sirkulasi air dapat berupa yaitu sirkulasi alamiah/thermo-syphon. Gambar.1.2. Sirkulasi Pendinginan [6] 74

Sirkulasi dengan tekanan.pada prinsipnya hampir sama dengan sirkulasi alami, tetapi untuk mempercepat terjadinya sirkulasi maka pada sistim ini dipasangkan pompa air. Pada sistem pendingn air dengan sirkulasi alamiah air pendingin akan mengalir dengan sendirinya yang di bedakan oleh perbedaan masa jenis air yang telah panas dan air yang masih dingin. Air yang berada dalam mantel dipanaskan oleh hasil pembakaran sehingga suhunya naik, sehingga maasa janisnya akan turun dan air ini didesak ke atas oleh air yang masih dingin dari radiator. Agar pembuangan panas dari radiator terjadi sebesar mungkin maka pada sistem pendingin di lengkapi juga dengan kipas yang berfungsi mengalirkan udara pada radiator agar panas pada radiator dapat di buang atau diserap oleh udara [7]. Sistem pendinginan mesin mobil dipengaruhi banyak hal antara lain desain pompa pendingin, desain kipas pendingin, desain radiator serta cairan pendingin yang ditambahkan pada radiator itu sendiri. Satu variabel dengan yang lain saling berkaitan, sehingga untuk mendapatkan satu sistem pendinginan yang optimal maka semua variable harus dilihat. Berbagi penelitia telah dilakukan untuk mendapatkan satu system pendinginan yang optimal dari barbagai segi antara lain dimensi pompa pendingin, dimensi radiator, fluida pengisi radiator, dan masalah letak kipas pendingin. 2. Metodologi Penelitian 1. Bahan Penelitian a. Spesifikasi mobil Tipe mesin :IL, 4 cylinder, 16 V, DOHC, VVT-i Bahan bakar : Bensin Sistem :Electronic Full Injection (EFI) Kapasitas tangki BBM: 45 liter Kode mesin: 3SZ-VE Displacement : 1.298 cc Daya : 92 PS di 6.000 rpm Torsi :12,2 kgm di 4.400 rpm Transmisi : 5-speed manual. b. Kipas Standar 4 sudu Variasi menggunakan 5 sudu 3. Analisa Data Dan Pembahasan 1. Hubungan Daya dan Putaran ( rpm ) Dari data hasil pengujian dengan variasi jumlah sudu kipas pendingin dapat dibuat grafik hubungan Daya dan Putaran ( rpm ) sebagai berikut : 75

Torsi (N.m) Daya (kw) Edisi 7 No 2 Nopember 2015 80 70 60 50 Rpm VS Daya 40 30 20 10 0 Sudu 4 Sudu 5 Rpm Grafik 3.1 Hubungan Daya dan Putaran Berdasarkan Grafik Hubungan Daya dan Putaran dapat diambil kesimpulan : a. Sudu standart menghasilkan daya sebesar 65,6 KW pada putaran 7500 rpm b. Sudu 5 menghasilkan daya maksimal sebesar 67,2 KW pada putaran 7500 rpm 2. Hubungan Torsi dan Putaran ( rpm ) Dari data hasil pengujian penggunaan variasi jumlah sudu kipas pendingin dapat dibuat grafik hubungan Torsi dan Putaran ( rpm ) sebagai berikut : Torsi VS Rpm 140 120 100 80 60 40 20 0 Sudu 4 Sudu 5 Rpm Grafik 3.2 Hubungan Torsi dan Putaran 76

Berdasarkan Grafik Hubungan Daya dan Putaran dapat diambil kesimpulan : a. Pada sudu standart menghasilkan Torsi maksimal sebesar 107,2 Nm pada putaran 5500 rpm b. Pada sudu 5 menghasilkan Torsi maksimal sebesar 114,4 Nm pada putaran 4500 rpm 4. Kesimpulan Dan Saran 4.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, dan dengan mengacu pada perumusah masalah maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a. Ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan perubahan jumlah sudu kipas pendingin radiator terhadap Daya yang dihasilkan motor bensin khususnya pada mobil Toyota Avanza. Dibuktikan dengan grafik hubungan Daya terhadap Putaran, dimana daya yang dihasilkan pada penggunaan sudu 5 menghasilkan Daya terbesar senilai 67,2 KW dibandingkan dengan Daya yang dihasilkan pada sudu 4 atau standart senilai 65,6 KW. b. Ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan perubahan jumlah sudu kipas pendingin radiator terhadap Torsi yang dihasilkan motor bensin khususnya pada mobil Toyota Avanza. Dibuktikan dengan grafik hubungan Torsi terhadap Putaran, dimana Torsi yang dihasilkan pada penggunaan sudu 5 menghasilkan Torsi terbesar senilai 114,4 Nm dibandingkan dengan Torsi yang dihasilkan pada sudu 4 atau standart senilai 107,2 Nm. 4.2. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan beberapa hal-hal sebagai berikut: c. Melakukan penelitian lebih lanjut pada performa engine misalnya seperti emisi gas buang, BMEP, konsumsi bahan bakar. d. Perlu Melakukan penelitian lebih lanjut pada variasi jumlah sudu dan sudut sudu. e. Perlu Melakukan varisai pada jarak fan dengan radiator. 5.Daftar Pustaka [1] Muhammad Yusuf Nurfani. Optimasi Panas Kendaraan (Mobil). SMTM-01 (sarmag mesin), Universitas Gunadarma. Google.com [2] Toyota Training Centre. 1995. New Step 1 Training Manual: PT Toyota Astra Motor [3] Sistem Pendinginan, Pelumasan, Pemasukkan,& Pembuangan. Google.com [4] Pengaruh Penambahan Radiator Coolant Dan Jarak Bebas Radiator Terhadap Temperatur Mesin Pada Mobil Toyota Kijang 5k Tahun 2000. Jurnal di ambil di http://www. scribd.com/doc/ 60865834/ Radiator [5] Modul OPKR-20-010B. Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Google.com [6] Okto dinaryanto. Optimasi Desain Fan Pendingin Terhadap Pendinginan Radiator. STT Adisutjipto Yogyakarta. Google.com [7] Fatah Maulana Siregar, tahun 2009, penelitian dengan judul kajian teoritis performansi mesin non stasioner (mobil) berteknologo VVT-i dan non VVT-i. 77