BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BLOOD GAS ANALYZER. Disusun oleh: 1.Fachri Adriansyah 2.Fadhlul Hadi 3.Fahmy Sulthonuddin 4.Fajar Indar POLTEKKES JAKARTA II TEKNIK ELEKTROMEDIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

SISTEM HEMATOLOGI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

HASIL DAN PEMBAHASAN

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

Sistem Peredaran Darah Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

MEDAN, 15 DESEMBER Oleh : ERNAWATI SEMBIRING DORRA RIBTA ALAM MARA IMAM TAUFIQ SIREGAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah merupakan alat utama transportasi, distribusi, dan sirkulasi dalam tubuh. Volume darah manusia sekitar 7% dan 10% berat normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap tiap orang tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembulu darah (Handayani & Sulistyo, 2008). Fungsi utama darah dalam siklus adalah transport internal, menghantarkan berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme darah, sebagai transport internal, menghantarkan berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme darah. Proteksi terhadap cidera dan pendarahan, pencegahan pendarahan merupakan fungsi dari trombosit karena adanya pembekuan, fibrinolitik yang ada pada plasma. Mempertahankan temperatur tubuh yaitu darah membawa panas dan bersikulasi keseluruh tubuh. Hasil metabolisme juga menghasilkan energi dalam bentuk panas (Tarwoto, 2008). Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berati darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasi oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembulu arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan 6

7 keseluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen keseluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cara inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni (Carascallo, 2012). Komponen darah terdiri atas 2 komponen darah yaitu : a. Plasma darah adalah bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. b. Butir-Butir darah yang terdiri atas komponen-komponen antara lain eritrosit atau sel darah merah (SDM-Red Blood cell), lekosit atau sel darah putih (SDP-White blood cell) dan trombosit atau butir pembeku darah-pletelet (Handayani & Sulistyo, 2008). 2.2 Eritrosit 2.2.1 Definisi Eritrosit Eritrosit merupakan sel darah yang tidak berinti, bulat atau agak oval tampak seperti cakram bikonfaf dengan ukuran 7-8 µm. Sel ini merupakan bagian terbesar dari sel sel dalam darah jumlahnya sekitar 4,5 5,0 juta per mm3. Eritrosit merupakan kantung untuk hemoglobin. Eritrosit itu sendiri mengandung hemoglobin yang mengikat dan mengangkut oksigen dari paru paru ke berbagai sel atau jaringan tubuh. Jumlah eritrosit yang tinggi terjadi karena adanya hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi (kekurangan cairan), sesak nafas, PPOK,

8 perokok, luka bakar, orang yang tinggal pada dataran tinggi. Penurunan jumlah eritrosit dapat berkaitan dengan masalah klinis seperti anemia (Apriliani, 2014). Sel darah merah tidak memilik inti sel, mitokondria dan ribosom serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis dan pembentukan protein. Komponen eritrosit di antaranya: a. Membran eritrosit b. Sistem enzim : Enzim G6PD (Glucose 6- Phosphatedehydrogenase). c. Hemoglobin (Handayani & Sulistyo, 2008). 2.2.2 Fungsi Eritrosit Fungsi utama sel darah merah adalah membawa oksigen (O2) dari paru-paru kejaringan untuk melakukan metabolisme tubuh. Eritrosit mempunyai kemampuan yang khusus karena hemoglobin tinggi, apabila tidak ada hemoglobin kapasitas pembawa oksigen darah dapat berkurang sampai 99%. Fungsi penting hemoglobin ini adalah mengikat dengan mudah dan reverbel, akibatnya oksigen yang langsung terikat dalam paru-paru diangkut sebagai oksihemoglobin dalam darah dan langsung terurai dari hemoglobin dalam jaringan (Muttaqin, 2008). 2.2.3 Pembentukan Eritrosit Pembentukan eritrosit adalah eritropoisis merupakan proses yang diregulasi ketat melalui kendali umpan balik. Pembentukan eritrosit dihambat oleh kadar hemoglobin diatas normal dan dirangsang oleh keadaan anemia dan hipoksia. Eritropoises pada masa awal janin terjadi dalam yolk sac, pada bulan kehamilan kedua eritropoisis berpindah ke liver dan pada saat bayi lahir eritropoisis

9 berpindah ke liver berhenti dan pusat pembentukan eritrosit berpindah ke sumsum tulang (Apriliani, 2014). Eritrosit sel yang kompleks, membrannya terdiri dari lipid protein, sedangkan bagian dalam sel merupakan mekanisme yang mempertahankan sel selama 120 hari. Proses eritropoises diatur oleh glikoprotein bernama eritropoiten yang diproduksi oleh ginjal 85% dan hati 15%. Pada janin dan neonatus pembentukan eritropoietin bersiklus dalam darah dan menunjukan peningkatan menetap pada penderita anemia, regulasi kadar eritropoietin ini berhubungan eksklusif dengan keadaan hipoksia (Apriliani,2014). Nilai normal jumlah eritrosit eritrosit tergantung pada umur dan jenis kelamin. Pada pria 4,4-5,6 x 106sel/mm3 dan pada wanita 3,8-5,0 x 106sel/mm3 (DEPKES, 2011). 2.3 Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit 2.3.1 Hitung Jumlah Eritrosit a. Metode dengan Bilik Hitung Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan. Sebagai larutan pengencer dipakai larutan Hayem: natrium sulfat (berair kristal) 5 g, natrium chlorida 1 g, merkurichlorida 0,5 g dan aquadest 200 ml. Juga boleh dipakai larutan Gowers : natrium sulfat 12,5 g, asam asetat glasial 33,3 ml dan aquadest 200 ml.

10 Keuntungan metode ini adalah hitung cara manual menggunakan hemositometer adalah bentuk bentuk eritrosit terlihat jelas sedangkan lekosit dan trombosit tidak tampak. Kerugian metode ini adalah, jumlah darah yang diisap tidak tepat, pengenceran dalam pipet salah, menghitung jumlah eritrosit memakai lensa objektif 10x sehingga dapat menyebabkan hasil tidak teliti. (Gandasoebrata, 2007). b. Metode automatis Pemeriksaan jumlah eritrosit secara otomatis menggunakan alat hematologi analyzer. Keuntungan metode ini adalah pemeriksaan hitung jumlah eritrosit lebih cepat, tepat, dan efisien waktu. Pengenceran dalam pemeriksaan hitung jumlah eritrosit tepat sehingga diperoleh hasil yang akurat. Kerugian metode ini adalah harga alat penghitung elektronik mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang sangat cermat, dan perlu ada upaya untuk menjamin kecepatan alat bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control). (Gandasoebrata, 2007) 2.4 Antikoagulan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) Sebagai garam natrium atau kaliumnya yaitu Dinatrium EDTA (Na2EDTA), Dipotasium EDTA (K2EDTA) dan Tripotassium EDTA (K2EDTA). Garam-garam itu mengubah ion calcium dari darah menjadi bentuk bukan ion. (Gandasubrata, 2007). Semua garam EDTA bersifat hiperosmolar yang dapat menyebabkan eritrosit mengkerut. Na2EDTA dan K2EDTA bersifat lebih asam

11 dibandingkan K3EDTA. Penggunaan antikoagulan K3EDTA menunjukkan stabilitas yang lebih baik dari garam EDTA lain karena darah dengan antikoagulan ini menunjukkan ph yang mendekati ph darah. (Wirawan R, 2002) EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10%. Namun, apabila ingin menghindarkan terjadinya pengenceran darah, zat kering pun bisa dipakai karena K2EDTA lambat melarut sehingga eritrosit tidak menyusut. (Gandasubrata, 2007). Eritrosit dihitung per satuan volume darah dengan terlebih dahulu membuat pengenceran dari darah yang diperiksa. Pada laboratorium besar yang beban kerjanya besar pula, upaya itu biasanya dilakukan dengan menggunakan alat hitung elektronik. Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat pengencer otomatik memberi hasil yang sangat teliti dan tepat. Alat penghitung elektronik sering dikaitkan dengan komputer kecil yang dapat memberi data mengenai volume eritrosit rata rata dan nilai hemoglobin rata rata (Gandasoebrata, 2007). The International Council for Standardization in Haematology and NCCLS telah merekomendasikan K2EDTA sebagai antikoagulan pilihan untuk menghitung sel darah dan ukuran dengan alasan K3EDTA memberikan jumlah WBC lebih rendah bila digunakan pada konsentrasi tinggi. Brunson, et al., (1995) mengatakan bahwa tabung plastik yang berisi K2EDTA memberikan hitung darah lengkap dengan hasil yang sangat baik dibandingkan dengan tabung kaca yang berisi K3EDTA, meskipun mereka menegaskan hasil sebelumnya 1-2% lebih tinggi WBC, RBC, hemoglobin, dan hasil jumlah trombosit, karena pengenceran dengan K3EDTA. (Patel N. 2009).

12 Tabel 2. Perbedaan antara antikoagulan K3EDTA dan K3EDTA NO K2EDTA K EDTA tidak terjadi penyusutan dari RBC K3EDTA 2 1. 2. 3. 4. (Red Blood Cell) Sel darah merah dengan meningkatnya konsentrasi EDTA (11% penyusutan perbandingan 7,5 mg/ml darah). K2EDTA tidak meningkatan volume sel (1,6% kenaikan setelah 4 jam). K2EDTA karena berbentuk serbuk kering sehingga tidak aditif. Pengukuran pemeriksaan Hb, RBC, WBC, dan jumlah trombosit telah diteliti 1-2% lebih rendah dari hasil yang diperoleh dengan K2EDTA K3EDTA menyebabkan penyusutan eritrosit karena terjadinya pengenceran sampel. K3EDTA meningkatan volume sel. K3EDTA karena berbentuk cair sehingga aditif Pengukuran pemeriksaan Hb, RBC, WBC, dan jumlah trombosit telah diteliti 1-2% lebih tinggi dari hasil yang diperoleh dengan K3EDTA 2.5 Sysmex XN 1000 Hematology Analyzer Sysmex XN-1000 merupakan alat pemeriksaan darah lengkap otomatis di laboratorium klinik yang menghitung beberapa parameter penting dalam pemeriksaan darah lengkap menggunakan prinsip flow cytometry. Sysmex XN-1000 memiliki dimensi 25.4 w (width/lebar) x 33.7 h (height/tinggi) x 29.7 d (depth/kedalaman). Alat ini dapat melakukan pemeriksaan maksimal sebanyak 100 sampel/jam untuk sampel whole blood dan 40 sampel/jam untuk sampel cairan tubuh. Volume sampel yang diperlukan untuk sample whole blood dan cairan tubuh sebanyak 88μL. Sysmex XN 1000 juga memiliki beberapa mode analisis pemeriksaan yang dapat disesuaikan (Himawati, 2016). Hydro Dynamic Focusing Method adalah suatu metode impedansi elektrik disebut juga metode Direct Current (DC) pada prinsipnya mengukur suatu hambatan yang secara spesifik mewakili volume dari suatu sel. Proses pemeriksaannya, sampel darah dihisap dan diencerkan dengan perbandingan tertentu, kemudian masuk ke dalam transducer. Pada transducer terdapat suatu

13 lubang yang disebut aperture. Pada kedua sisi aperture, terdapat electrode yang mengalirkan diluent. Sel - sel darah sampel yang telah mengalami imodifikasi oleh reagensia yang mempunyai konduktivitas tertentu akan melewati aperture dalam transducer. Sinyal yang ditimbulkan oleh sel sel tersebut (berupa hambatan listrik) secara spesifik mewakili ukuran dari masing masing sel. Besarnya hambatan yang dihasilkan adalah proposional dengan volume sel yang melewati aperture (Sysmex, 2014). 2.6 Kerangka Teori Pengambilan Darah Vena Menggunakan Antikoagulan : 1. Tabung K2EDTA 2. Tabung K3EDTA Hematolgy Analyser Sysmex XN 1000 Jumlah Eritrosit Metode Pemeriksaan Reagen

14 2.7 Kerangka Konsep Antikoagulan K2EDTA Jumlah Eritrosit Antikoagulan K3EDTA 2.8 Hipotesis Ada perbedaan jumlah eritrosit dengan menggunakan K2EDTA dan K3EDTA.