Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehilangan Pada Pasien Hiv/Aids Di Poliklinik Care Support And Treatment (Cst) Rsud Kabupaten Batang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

HUBUNGAN DUKUNGAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN KUALITAS HIDUP ODHA DI YAYASAN LANTERA MINANGKABAU SUPPORT PADANG TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB III METODE PENELITIAN

Public Health Perspective Journal

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN IBU DARI ANAK YANG MENDERITA BRONKOPNEUMONIA DI BKPM KOTA PEKALONGAN

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

ABSTRAK Lazarus Folkman

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

BAB VI PEMBAHASAN. dikaitkan dengan tujuan penelitian maupun penelitian terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANISME KOPING PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR FEMUR DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. dunia (Silalahi, Lampus, dan Akili, 2013). Seseorang yang terinfeksi HIV dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

Transkripsi:

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehilangan Pada Pasien Hiv/Aids Di Poliklinik Care Support And Treatment (Cst) Rsud Kabupaten Batang Rini Sari 1 1. STIKes Karya Husada Semarang Email: rini.sari@gmail.com Abstrak Data statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia sampai bulan September 2014 orang yang meninggal akibat HIV/AIDS sebanyak 9.796 orang. HIV/AIDS tidak hanya memberikan dampak psikologis yang besar bagi penderitanya. Pasien HIV/AIDS perubahan karakter psikososial yaitu : hidup dalam stres, depresi, merasa kurangnya dukungan sosial, dan perubahan perilaku. Tujuan penelitia ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehilangan pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik Care Support and Treatment (CST) RSUD Kabupaten Batang. Metode : desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien HIV/IDS di poliklinik CST RSUD Kabupaten Batang sebanyak 50 orang. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian dengan analisa univariat diperoleh 86% responden mendapatkan dukungan keluarga yang cukup dan 60% responden melalui tingkat kehilangan yang cukup. Analisa bivariat dengan chi square diperoleh ρ value 0,006 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehilangan pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik Care Support and Treatment (CST) RSUD Kabupaten Batang. Saran untuk perawat adalah dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS dengan melibatkan keluarga dalam pemberian konseling pada pasien HIV/AIDS sehingga keluarga dapat mengetahui pentingnya manfaat dukungan keluarga pada pasien HIV/AIDS. Kata Kunci: Dukungan keluarga; Tingkat Kehilangan; HIV/ AIDS Pendahuluan Salah satu masalah kesehatan yang menjadi isu penting bersama masyarakat dunia adalah penyakit AIDS yang disebabkan oleh HIV. Berdasarkan data statistik kasus HIV/AIDS Indonesia sampai bulan September 2014 orang yang meninggal akibat HIV/AIDS www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp(perawat) 85 di sebanyak 9.796 orang. Propinsi Jawa Tengah sampai September 2014 menempati tempat ke empat dengan jumlah penderita HIV sebanyak 13.507 orang dan AIDS sebanyak 4.191 orang (Spiritia, 2015). Di Kabupaten Batang terdapat 681 ODHA, jumlah tersebut kumulatif dari tahun

2007 sampai bulan Desember 2015 ( DKK Batang, 2016). Orang-orang dengan HIV-AIDS atau ODHA mengalami berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun psikologis, akibat infeksi HIV-AIDS tersebut. Diagnosis HIV dan AIDS dapat berdampak pada aspek psikologis dan menimbulkan berbagai masalah, baik dengan penerimaan status diri sebagai seseorang yang positif HIV maupun penerimaan orang terdekat atas status positif HIV tersebut (Gabriella, 2015) Kelelahan secara historis telah menjadi masalah umum di antara orang yang hidup dengan HIV, dengan tingkat prevalensi mendekati 90%. Faktor yang menyebabkan kelelahan yaitu gangguan depresi khususnya gangguan psikologis dan kecemasan (Spiritia, 2010). Dukungan sosial sangat diperlukan terutama pada pasien HIV yang sudah sangat parah. Individu yang termasuk dalam memberikan dukungan sosial meliputi pasangan (suami/ istri), orang tua, anak, sanak keluarga, teman, tim kesehatan, atasan dan konselor (Nursalam & Kurniawati, 2007:28). Stuart dan Sundeen (1998, dalam Tamheer & Noorkasiani, 2009:8) menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah kesehatan. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan movitasi untuk menghadapi masalah kesehatan yang terjadi akan meningkat. Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehilangan pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik Care Support and Treatment (CST) RSUD Kabupaten Batang? Tujuan umum penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehilangan pada pasien HIV/AIDS di poliklinik Care Support and Treatment (CST) RSUD Kabupaten Batang. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelasi, dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien HIV/AIDS di Poliklinik CST RSUD Kabupaten Batang sebanyak 50 orang. Sampel dalam penelitian adalah pasien HIV/IDS di poliklinik CST RSUD Kabupaten Batang sebanyak 50 orang. Pengambilan sampel menggunakan total sampling (sampel jenuh) yaitu seluruh anggota populasi diambil sebagai sampel penelitian (Hidayat, 2007:34). Pengolahan www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp(perawat) 86

data melalui langkah- langkah editing, scoring, coding, processing dan cleaning Notoatmodjo (2010, hh. 176-177). Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (86%) responden mendapatkan dukungan keluarga yang cukup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (86%) responden mendapatkan dukungan keluarga yang cukup. Dukungan keluarga yang cukup dapat dilihat dari distribusi frekuensi yaitu 90% responden menyatakan bahwa keluarga tetap memperlakukan pasien HIV/AIDS sebagai bagian dari keluarga dan 78% responden menyatakan bahwa keluarga mendoakan agar pasien HIV/AIDS segera mendapatkan kesehatan. Terdapat 72% responden yang menyatakan bahwa keluarga menerima pasien HIV/AIDS dengan iklas dan 72% responden menyatakan bahwa keluarga berperan aktif dalam pengobatan. Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam memelihara kesehatan pasien HIV/AIDS. Peran keluarga dapat diberikan dalam bentuk dukungan keluarga pada pasien HIV/AIDS. Menurut Friedmen (2010) peran keluarga sangat dibutuhkan untuk memelihara kesehatan anggota keluarganya yang sakit. Pasien HIV/AIDS yang mendapatkan dukungan cukup disebabkan keluarga mengetahui dan memahami bahwa pemberian dukungan pada pasien HIV/AIDS oleh anggota keluarga seperti suami, istri, orang tua dan anak dapat membangkitkan semangat dalam menjalani pengobatan. Dukungan lebih efektif jika diberikan oleh orang terdekat seperti keluarga. Hal ini sesuai dengan Ratna (2010) yang menyatakan bahwa pemberian dukungan keluarga, lebih efektif dari orang- orang terdekat yang mempunyai arti dalam hidup individu. Tingkat Kehilangan pada Pasien HIV/AIDS Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) responden melalui tingkat kehilangan yang cukup. Tingkat kehilangan yang cukup dapat dilihat dari distribusi frekuensi yaitu 74% responden menyatakan bahwa akan melakukan apa saja buat keluarga seandainya dapat sehat seperti sebelum sakit dan 70% responden menyataan bahwa kesehatannya saat ini baik-baik saja. Pasien HIV/AIDS setelah didiagnosis menderita penyakit HIV/AIDS akan www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp(perawat) 87

memberikan reaksi yang berbeda- beda sebagai bentuk adaptasi terhadap penyakit yang dideritanya. Pasien yang mendapatkan diagnosa bahwa dirinya menderita penyakit HIV/AIDS merupakan suatu pengalaman yang tidak menyenangkan yang berpotensi menimbulkan suatu reaksi stres, cemas dan sebagainya. Pasien setelah didiagnosis menderita HIV/ADIS akan memasuki suatu proses adaptasi baik secara fisik, psikologis dan sosial budaya. Salah satu dimensi dalam proses adaptasi adalah dimensi psikologis. Pasien HIV/AIDS harus dapat mengatasi perubahan dimensi psikologis yang ditandai dengan berubahnya sikap perilaku individu, oleh karena adanya upaya yang terus menerus dilakukan setelah didiagnosis HIV/AIDS seperti penyangkalan, marah, depresi hingga tahap menerima. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehilangan pada Pasien HIV/AIDS Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang baik pada pasien HIV/AIDS dapat membantu pasien untuk berdaptasi dan menjalani proses tahap kehilangan dengan adaptif. Dukungan keluarga ini sangat dibutuhkan oleh pasien HIV/AIDS untuk mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya. Pasien HIV/AIDS yang mendapatkan dukungan yang baik dapat mengelola penyakit dan masalah psikologis yang dialaminya dengan baik. Hal ini sesuai dengan Pudjiastuti & Utomo (2003) menyatakan bahwa dukungan sosial terutama keluarga dan cara mengatasi masalah merupakan mediator dalam mengatasi penyakit yang berhubungan dengan stres. Responden yang mendapatkan dukungan kurang dapat disebabkan keluarga kurang memahami pentingnya dukungan keluarga bagi pasien dalam menghadapi penyakitnya. Effendi dan Makhfudli (2009) menyatakan bahwa dukungan keluarga sangat diperlukan oleh setiap individu di dalam setiap siklus kehidupannya. Dukungan keluarga dibutuhkan oleh pasien HIV/AIDS dalam mengatasi dampak psikologis setelah pasien terdiagnosa menderita HIV/AIDS. Kesimpulan Karakteristik responden diketahui 54% responden berusia 35-47 tahun, 62% responden berjenis kelamin perempuan, 64% responden berpendidikan dasar, 50% responden berdasarkan lama menderita berusia 44-59 bulan. Dukungan keluarga menunjukkan bahwa 86% responden mendapatkan dukungan keluarga yang cukup dan Tingkat kehilangan menunjukkan bahwa 60% responden melalui tingkat kehilangan yang cukup. Ada hubungan dukungan keluarga dengan www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp(perawat) 88

tingkat kehilangan pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik Care Support and Treatment (CST) RSUD Kabupaten Batang dengan ρ value 0,006 < 0,05. Saran Bagi Keluarga dari Pasien HIV/AIDS Keluarga pasien HIV/AIDS disarankan untuk lebih memperhatikan anggota keluarga yang menderita sakit HIV/AIDS dengan menanyakan keadaan pasien jika pasien terlihat tidak sehat. Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS dengan melibatkan keluarga dalam pemberian konseling pada pasien HIV/AIDS sehingga keluarga dapat mengetahui pentingnya manfaat dukungan keluarga pada pasien HIV/AIDS. Daftar Pustaka Gabriella. (2015). Kebutuhan Layanan Psikologis dan Kesehatan Jiwa Dalam Penganggulangan HIV dan AIDS. http:// http://www.kebijakanaidsindonesia.net/i Notoatmodjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Triwibowo. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Respon Berduka Pada Klien Kanker Di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto. STIKES PPNI Bina Sehat. Mojokerto WHO. (2015). HIV/AIDS. http://www.who.int/mediacentre www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp(perawat) 89