1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)* ) Lamusu Djemin, Fauzan Zakaria, Suyono Dude ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Mengetahui pengaruh terbaik pupuk kotoran ayam dosis tertentu terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Penelitian ini dilakukan di Desa Reksonegoro Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo, dimulai pada bulan April 2013 dan selesai pada bulan Juni 2013. Alat yang digunakan pada penelitian ini seperti meter, parang, sekop, cangkul, tanah, sendok, ember, tong penampung air, semprotan atau sprayer, bambu dan patok untuk pagar, kamera untuk dokumentasi, timbangan dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini benih jagung manis, pupuk kotoran ayam. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 4 taraf perlakuan yakni A (kotoran ayam 5 ton/hektar), B (kotoran ayam 10 ton/hektar), C (kotoran ayam 15 ton/hektar), D (kotoran ayam 20 ton/hektar). Setiap perlakuan diulang 3 kali sebagai kelompok sehingga terdapat 12 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jaging manis baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah baris per tongkol, panjang tongkol per tanaman, berat tongkol per petak. Kata kunci : pupuk, kotoran ayam, jagung manis. PENDAHULUAN Tanaman jagung manis (Zea Mays SaccharataSturt) merupakan salah satu komoditi pangan yang dibudidayakan karena harga jagung manis dipasaran relativ lebih tinggi dari jagung biasa baik dipasaran tradisional dan modern, Jagung manis merupakan salah satu jagung yang digolonkan berdasarkan sifat endospermanya, dimana endosperma jagung manis memiliki kadar gula (pati) yang lebih tinggi dan keriput pada saat kering (Setiawan, 2003). Jagung juga merupakan komoditi andalan Daerah Gorontalo, salah satu produk pangan pilihan para petani adalah jagung manis untuk dibudidayakan. Hal ini disebabkan harga jagung manis dipasaran relativ tinggi dari jagung biasa dan lebih disukai konsumen untuk dikonsumsi segar. Jagung manis siap dipanen ketika tanaman berumur 60 70 hari. Jagung manis tidak tahan lama dalam penyimpanan. Kurang lebih 48 jam setelah panen, sukrosa dalam biji akan berubah perlahanlahan. Menurut Harsono (2009), kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk berbagai komoditas tanaman. Salah satunya adalah tanaman jagung
2 manis karena dapat merangsang pertumbuhan tanaman jagung manis serta menambah kesuburan tanah yang akan berdampak pada kesuburan tanaman itu sendiri. Menurut Subroto (2009 ) bahwa pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah yang sangat kekurangan unsur organik serta dapat memperkuat akar tanaman jagung manis. Itulah sebabnya pemberian pupuk organic kedalam tanah sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah itu dapat tumbuh dengan baik. Dari kenyataan yang ada bahwa banyak masyarakat yang berpendapat khususnya petani bahwa kotoran ayam sangat baik jika diberikan pada tanaman jagung manis namun harus menggunakan dosis dan tata cara tertentu.menurut banyak orang, selain manfaat manfaatnya yang besar kotoran ayam sangat mudah diperoleh karena tidak sebanyak orang yang memelihara sapi ataupun kambing yang kotoranya sama-sama dijadikan pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, mengetahui pengaruh terbaik dosis kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Reksonegoro Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dimulai bulan April sampai dengan bulan Juli tahun 2013. Alat dan bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini seperti meter, parang, sekop, cangkul, sendok, ember, tong penampung air, semprotan atau sprayer, bambu dan patok untuk pagar, kamera untuk dokumentasi, timbangan dan alat tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan pada penelitiam ini seperti benih jagung Manis, pupuk kotoran ayam, dan label. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK ) yang terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu: A = Pemberian pupuk kotoran ayam 5 ton per hektar B = Pemberian pupuk kotoran ayam 10 ton per hektar C = Pemberian pupuk kotoran ayam 15 ton per hektar D = Pemberian pupuk kotoran ayam 20 ton per hektar Setiap perlakuan di ulang tiga kali sebagai kelompok. Pelaksanaan Penelitian Lahan dibersihkan, selanjutnya dilakukan pengolahan tanah sebanyak 2 kali. Pengelahan tanah yang pertama bertujuan untuk membalikkan tanah dan menghancurkan bengkahan-bengkahan tanah agar lebih gembur. Pengelahan tanah yang kedua bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah, sehingga kehidupan mikroorganisme tanah menjadi lebih baik.
3 Penanaman benih secara tugal dengan kedalaman ± 3 cm dengan jarak tanam 75 x 20 cm. Setiap lubang tanam di masukkan 2 benih, lalu ditutup dengan sedikit tanah setelah tumbuh dibiarkan 1 tanaman tiap lubang tanam diamati. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan, penyiraman di lakukan setiap 1 minggu 3 kali penyiraman. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhan abnormal dengan tanaman cadangan dengan perlakuan yang sama, penyulaman pada minggu ke 2 setelah tanam. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang ada di plot untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah, Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Pemetikan Jagung manis sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Udara panas cenderung dapat mengurangi kandungan gula pada biji jagung manis. Ciri jagung dapat dipanen: Kelobot (bungkus janggel jagung) berwarna cokelat muda dan kering serta bijinya mengilat. Untuk mempertahankan kadar gula lebih lama, selepas panen dari kebun harus segera masuk ke ruang pendingin pada temperature 1 5 C, ini akan mempertahankan kemanisan hingga 10 hari, yang paling ideal yaitu dengan perlakuan khusus, setelah panen jagung langsung diangkut ke gudang atau ruang pendingin dan langsung dilaksanakan penyortiran dan pengemasan dengan plastik roping film. Plastik ini berfungsi sebagai penjaga kelembaban, mencegah kehilangan air, memperpanjang kesegaran jagung manis. Pengamatan dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif dan generatif disetiap tanaman sampel berdasarkan parameter yang diamati. Parameter Pengamatan Parameter yang diamati dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut. Tinggi Tanaman (cm). Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi diamati pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST dan 8 MST serta dinyatakan dalam satuan centi meter (cm). Jumlah Daun (helai). Dihitung jumlah daun yang terbentuk diamati pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST dan 8 MST serta dinyatakan dalam satuan helai. Jumlah Baris Tongkol. Dihitung jumlah baris pada tongkol, di amati pada saat panen serta dinyatakan dalam satuan baris. Panjang Tongkol Per tanaman (gr) Pengukuran panjang tongkol pertanam diamati saat panen, yaitu setelah tongkol dipisahkan dari kelobotnya (dikelupas). Pengukuran dilakukan dari pangkal sampai ujung tongkol dengan menggunakan mistar. Berat Tongkol Per petak (kg) Berat tongkol per petak damati saat panen, yaitu setelah tongkol dipisahkan dari kelobotnya (dikelupas). Analisis data Data hasil penelitian ini analisis dengan menggunakan Analisis Of Variance (ANOVA). Selanjutnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan Uji F. Jika F hitung berbeda nyata F tabel maka dilakukan Uji Lanjut BNT 5%.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Rekapitulasi sidik ragam pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman. Tabel 1. Hasil Analisis Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman pada Pengamatan 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam (MST). Tinggi Tanaman (cm) 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST 5 27,92 tn 55,79 tn 103,67 tn 267,63 tn 10 32,17 tn 56,58 tn 122,00 tn 201,04 tn 15 34,58 tn 67,50 tn 131,83 tn 210,63 tn 20 33,88 tn 68,46 tn 138,96 tn 218,17 tn BNT 5 % - - - - Dari hasil analisis sidik ragam pada tabel di atas menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam tidak berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman. Tinggi tanaman jagung manis umur 8 minggu setelah tanam mencapai 267,63 cm pada perlakuan pemberian kotoran ayam 5 ton/hektar. Pada perlakuan pemberian 20 ton per hektar kotoran ayam menyebabkan tinggi tanaman menjadi 218,17 cm. Namun pada pengamatan 6 minggu setelah tanam tinggi tanaman 103,67 cm pada pemberian kotoran ayam 5 ton/hektar, sedangkan pada pemberian kotoran ayam 20 ton/hektar tinggi tanaman menjadi 138,96 cm. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam pada dosis 5 20 ton/hektar tidak memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman jagung manis. Pemberian pupuk kotoran ayam sampai 20 ton/hektar hanya cenderung meningkatkan tinggi tanaman. Jumlah Daun Rekapitulasi sidik ragam pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap perkembangan jumlah daun. Tabel 2. Hasil Analisis Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun pada Pengamatan 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam (MST) Jumlah Daun (helai) 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST 5 4,63 tn 6,50 tn 8,25 tn 9,75 tn 10 5,00 tn 6,83 tn 8,96 tn 9,83 tn 15 5,46 tn 7,75 tn 9,21 tn 9,96 tn 20 5,25 tn 7,67 tn 9,38 tn 10,46 tn BNT 5 % - - - - Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada tabel di atas terlihat bahwa pemberian pupuk kotoran ayam tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun pada setiap perlakuan. Jumlah daun terbanyak dicapai pada perlakuan pemberian dosis hingga 20 ton/hektar yaitu 10,46 helai pada umur tanaman 8 minggu setelah tanam. Dosis kotoran ayam yang diberikan sampai 20 ton/hektar hanya cenderung
5 meningkatkan jumlah daun tanaman jagung manis. Hal ini diduga disebabkan karena rentang dosis perlakuan yang diberikan kurang lebar sehingga pengaruhnya tidak berbeda nyata. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dosis kotoran ayam yang diberikan belum mampu menopang ketersediaan unsur hara dalam tanah terutama nitrogen, yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan merangsang perkembangan daun dalam membantu proses fotosintesis. Jumlah Baris Per Tongkol Pada Tabel 3 terlihat bahwa pemberian pupuk kotoran ayam tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap parameter jumlah baris setiap tongkol tanaman jagung manis. Tabel 3. Hasil Analisis Sidik Ragam Parameter Jumlah Baris Per Tongkol Jumlah Baris Tongkol (baris) 5 13,58 tn 10 14,21 tn 15 15,00 tn 20 14,25 tn Dari hasil analisis sidik ragam pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dosis pupuk kotoran ayam yang diberikan tidak berbeda nyata terhadap jumlah baris per tongkol pada setiap perlakuan. Jumlah baris per tongkol terbanyak yaitu 15,00 baris pada dosis 15 ton/hektar. Pemberian kotoran ayam hingga 20 ton/hektar hanya mempengaruhi jumlah baris per tongkol tanaman jagung manis menjadi 14,25 baris per tongkol. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dosis kotoran ayam yang diberikan hanya akan menurunkan jumlah baris per tongkol jagung manis. Panjang Tongkol Per Tanaman Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa pemberian pupuk kotoran ayam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol tanaman jagung manis. Tabel 4. Hasil Analisis Sidik Ragam Parameter Panjang Tongkol 5 16,17 tn 10 15,67 tn 15 16,63 tn 20 16,63 tn Panjang Tongkol (cm) Hasil analisis sidik ragam pada tabel di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kotoran ayam tidak berbeda nyata terhadap panjang tongkol jagung manis. Dosis kotoran ayam yang diberikan menghasilkan panjang tongkol sebesar 16,63 cm pada perlakuan 15 ton/hektar dan 20 ton/hektar. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kotoran ayam sampai 20 ton/hektar belum mampu berkontribusi terhadap panjang tongkol jagung manis. Dosis kotoran ayam hingga 20 ton/hektar diduga belum memberikan pengaruh yang cukup
6 signifikan bagi peningkatan panjang tongkol, sebaliknya pemberian kotoran ayam dengan dosis tinggi diduga hanya akan menyebabkan panjang tongkol berkurang. Berat Tongkol Per Petak Pada Tabel 5 di bawah terlihat bahwa pemberian pupuk kotoran ayam tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap berat tongkol per petak pada tanaman jagung manis. Tabel 5. Hasil Analisis Sidik Ragam Parameter Berat Tongkol Per Petak Berat Tongkol (gram) 5 526,67 tn 10 543,33 tn 15 616,67 tn 20 603,33 tn Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang dilakukan menunjukkan bahwa pemberian kotoran ayam tidak berbeda nyata terhadap berat tongkol per petak. Pemberian pupuk kotoran ayam menyebabkan berat tongkol per petak 616,67 gram pada dosis 15 ton/hektar. Nilai tersebut tidak berbeda nyata dengan berat tongkol per petak pada perlakuan kotoran ayam 20 ton/hektar yang hanya bernilai 603,33 gram. Dosis kotoran ayam yang diberikan hingga 20 ton/hektar hanya cenderung menurunkan berat tongkol per petak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dosis kotoran ayam yang diberikan pada tanaman jagung manis tidak mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah baris per tongkol, panjang tongkol per tanaman dan berat tongkol per petak. pemberian kotoran ayam dengan dosis tertentu dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah baris per tongkol, panjang tongkol per tanaman dan berat tongkol per petak tanaman jagung manis. Saran 1. Dari hasil penelitian ini dapat disarankan untuk megggunakan perlakuann C (pemberian pupuk kotoran ayam 15 ton/ha). 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pupuk kotoran ayam dengan dosis yang lebih tepat pada tanaman jagung manis guna untuk peningkatan produktivitas tanaman jagung manis.
7 DAFTAR PUSTAKA Ali,Lukman. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional Arsoh, Ardi. 2010. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Inteval Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Linn). Agronomis. Vol 2. No 4. Hal. 1-6 Anonymous a,2012. Fertilizer. http://www.madehow.com/volume- 3/Fertilizer.html. diakses tanggal 14 juni 2012 Badan Pusat Statistik. 2010. Gorontalo Dalam Angka. BPS, Gorontalo Derna, H. 2007. Jagung manis. Diakses di http://www.scribd.com/doc/ 38158723/ jagung manis-no4. Pdf Etika, Y.V. 2007. Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Kopi, Kotoran Ayam dan Kombinasinya Terhadap Ketersediaan Unsur N, P, dan K pada Tanah Inceptisol. Skripsi. Universitas Brawijaya: Malang Foth,. (1990) dalam Havlin (2005), Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik. Penebar Swadaya: Jakarta. Goenadi,P.H.2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan Berbasis Hayati. Yayasan John. Hitech: Jakarta Harizamrry, 2007. Artikel Jagung Manis. Diakses di http://harizamry.com/2007 // Tanaman-Jagung Manis-Sweet-Corn. Harsono, Aryanto 2009. Pupuk Organik Untuk Merangsang Pertumbuhan (http://isroi.wordpress.com) Iskandar, D., 2006. Pengaruh Dosis Pupuk N, P. dan K terhadap pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Lahan Kering. Jurnal Sains dan Teknologi. IPTEK net. Hal 1-12 Lutfi, Achmad. 2009. Asal-usul Tanaman Jagung Manis Kaya Akan Karbohidrat (http://www.chem-is-try.org diakses 12 Maret 2009) Marzuki, R., 2002. Betanam Jagung Manis. Penebar swadaya. Jakarta Purwanto, Hartono. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta. Penebar Swadaya Prambudi,Agus 2008. Wikipedia Bahasa Indonesia Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://wikipedia.co.id)
8 Setiawan, Anggara. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam Terhadap Populasi dan Mutu Benih Jagung Manis. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Surtina., 2007. Menguji 5 Macam Pupuk Daun dengan Mengukur Kadar Gula Total Biji Jagung Manis. (Zea mayas saccharata). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 3 No. 2 ; 1 6 Sitepoe, Mangku. 2008. Corat-Coret Anak Desa Berprofesi Ganda. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta Sugiarti,2008. Pupuk organik. Reaksi Atau Respon Tanaman Terhadap Pemberian Pupuk Organik. diakses tanggal 14 juni 2012. Subroto., 2009. Pemberian Pupuk Kotoran Ayam Dapat Memperbaiki Struktur Tanah.diaksestanggal 11 April 2013. Subrto, 2009. Kesuburan dan Pemanfaatan Lahan. Bayumedia Publishing. Malang Jawa Timur. Surtina, 2008. Menentukan Umur Panen yang tepat dengan Menguji Kadar Gula Biji Jagung Manis. J. Ilmu Pertanian 4(2): hal. 15-12. Riau Suprapto Dan Marzuki, 2005. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays Saccharata). Zuklkifli, et.al. 2009. Aplikasi Kotoran Ayam dan Em1 Pada Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans poir). STPP Gowa: Vol. 5 No. 1, hal. 48 (47-54)