BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal inilah keberadaan orang lain sangat dibutuhkan. Adapun adanya



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

I. PENDAHULUAN. Dengan adanya hukum, hak-hak serta kewajiban-kewajiban anggota masyarakat

BAB I P E N D A H U L U A N. Hukum sebagai suatu dasar pengikat nilai-nilai dalam kehidupan ini

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu terjadilah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembatalan akta..., Rony Fauzi, FH UI, Aditya Bakti, 2001), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mereka harus

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tugas dan Wewenang Hakim dalam Proses Peradilan Pidana. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari masalah-masalah kecil dan sepele sampai kepada hal yang dianggap serius dan

HAK GUGAT ORGANISASI (LEGAL STANDING) PADA PERKARA HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI NDONESIA ABSTRAK

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi hal yang tidak terelakkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN (K-3)

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

I. PENDAHULUAN. Kejahatan yang berlangsung ditengah-tengah masyarakat semakin hari kian. sehingga berakibat semakin melunturnya nilai-nilai kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian perkawinan telah diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang undang No.

I. PENDAHULUAN. pembangunan. Saat ini, kebutuhan akan bangunan gedung yang dipergunakan

Perbuatan Melanggar Hukum Oleh: Parwoto Wingjosumarto, SH*

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kejadian yang sakral bagi manusia yang menjalaninya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I. Eksekusi pada hakekatnya tidak lain ialah realisasi daripada kewajiban pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 28 huruf H ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN IZIN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (human traficking) terutama terhadap perempuan dan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan

I. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal

I. PENDAHULUAN. rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas, faktor yang menyebabkan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN YANG DIPEKERJAKAN PADA MALAM HARI Oleh Gede Kurnia Uttara Wungsu I Ketut Wirawan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

hukum terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial (zoon politicon), yaitu makhluk yang pada

KETENTUAN-KETENTUAN PENTING TENTANG WANPRESTASI DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM (PMH) OLEH: Drs. H. MASRUM, M.H. (Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten)

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

TINJAUAN YURIDIS PEMBUKTIAN TURUT SERTA DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan No. 51/Pid.B/2009 /PN.PL) MOH. HARYONO / D

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus. AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL DARI KELALAIAN DEBITUR DALAM JUAL BELI TANAH 1 Oleh : Rael Wongkar 2

BAB I PENDAHULUAN. mahkluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan

PUTUSAN. Nomor : 0510/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PROSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Adanya hukum dan di buat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Keberadaan manusia sebagai makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi sesuai dengan sudut tinjauan dalam mempelajari manusia itu sendiri. Oleh karena itu tinjauan mengenai manusia dapat bermacam-macam, misalnya manusia sebagai makhluk budaya, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk individu dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk individu, maka dalam tindakan-tindakan yang mereka lakukan terkadang menjurus pada kepentingan pribadi. Namun disisi lain manusia juga sebagai makhluk sosial, oleh karena itu manusia dituntut untuk tidak hanya mengabdi kepada dirinya sendiri melainkan juga harus mengabdi kepada masyarakat dan lingkungan sosialnya. Dalam hal inilah keberadaan orang lain sangat dibutuhkan. Adapun adanya manusia, bahkan orang yang kaya raya sekalipun butuh orang lain. Apalagi dalam kehidupan bermasyarakat, manusia butuh yang namanya tetangga. Tetangga sangat penting sekali keberadaanya dalam lingkungan masyarakat. Tetangga adalah bagian kehidupan manusia yang hampir tidak bisa dipisahkan. Dalam kehidupan bertetangga selalu terdapat interaksi antara individu dengan individu lainnya. Kehidupan bertetangga tidak selalu berjalan searah, dalam arti tidak selalu sesuai dengan keinginan masing-masing individu. Terkadang antara individu satu dengan yang lainnya dapat sejalan atau sependapat dalam sesuatu hal, tetapi tidak jarang terjadi suatu pertentangan di dalam kehidupan bertetangga. 1

2 Dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat tidak lepas dari kehidupan bertetagga dan dapat dipastikan selalu diatur oleh hukum. Seperti dikatakan Wiryono Prodjodikoro, Hukum adalah rangkaian peraturan-peraturan mengenai tingkah laku orang-orang sebagai anggota masyarakat, sedangkan satu-satunya tujuan dari hukum ialah mengadakan keselamatan, kebahagiaan dan tata tertib dalam masyarakat. 1 Orang-orang ini dalam kehidupannya sehari-sehari selalu bergaul satu sama lain. Sebagai contoh pergaulan ini terlihat diantara orang-orang pemilik pekarangan yang merupakan tetangga satu dari yang lain. Orang-orang dalam lingkup tetangga ini masing-masing mempunyai bermacam-macam kepentingan dalam mempergunakan pekarangannya. Berbagai kepentingan ini tidak selalu dapat dipuaskan dengan tidak memperkosa kepentingan tetangga lain. Oleh karena itu, dengan sendirinya harus diakui bahwa adanya kepentingan orang tertentu seharusnya dibatasi dalam hal memuaskannya. Disinilah diperlukan suatu pedoman untuk bertingkah laku agar menjadi acuan masyarakat dalam kehidupan bertetangga. Kehidupan masyarakat yang semakin beragam dapat menimbulkan aspek positif dan aspek negatif. Aspek positif dapat menjadi faktor peningkatan kesadaran untuk hidup rukun antara sesama tetangga, saling peduli dan saling pengertian mengatasi masalah lingkungan bersama serta membentuk pola hidup tertib dan aman sebagai embrio terbentuknya kehidupan bertetangga yang sehat. Sedangkan aspek negatif dapat menjadi pemicu konflik tetangga karena pemanfaatan hak milik dan fasilitas lingkungan serta tidak saling peduli dan tidak 1 Wiryono Prodjodikoro, 1992, Perbuatan Melanggar Hukum, Bandung, Sumur Bandung, hlm.9.

3 saling toleransi. Kondisi masyarakat yang demikian itu dapat menjadi sumber konflik dan sekaligus menjadi pendorong untuk terbentuknya kehidupan bertetangga yang tidak sehat antar sesama tetangga. Beberapa contoh kondisi hidup bertetangga yang tidak sehat antar sesama tetangga yaitu sebagai berikut : 1. Tanaman pagar yang tidak terawat baik, tumbuh merembet ke tetangga sebelah dan dipampas tanpa izin tetangganya dan pemiliknya marah. 2. Pohon peliharaan yang dahannya menjorok ke halaman tetangga, daunnya ikut mengotori halaman. Tetangga sebelah memotong dahannya yang menjorok ke halamannya sehingga pemiliknya marah. 3. Selokan yang tidak dirawat dan penuh kotoran menimbulkan bau busuk sekitarnya, tidak mau membersihkan sendiri sehingga timbul omelan. 4. Pemilik rumah diajak membersihkan bersama selokan sekitar rumah mereka supaya bersih dan tidak bau, tetapi tetangga sebelah tidak peduli. 2 Keadaan seperti diatas tidak disadari telah menimbulkan gangguan dan ketidaknyamanan bagi tetangga sekitar. Walaupun sepertinya ini masalah sepele, tetapi apabila ada tetangga yang secara sengaja atau kealpaan telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban si pelaku, atau kesusilaan, atau kepatutan dalam masyarakat baik terhadap diri atau benda orang lain dan perbuatan itu merugikan orang lain, maka 2 Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum Perdata Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, hlm.190.

4 orang tersebut sudah bisa dikatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum dan hal ini dapat digugat di depan Hakim berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata tentang perbuatan melawan hukum. Melihat banyaknya kasus-kasus mengenai perbuatan melawan hukum yang sering terjadi dalam kehidupan bertetangga, maka hal ini menarik bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam dan dalam skripsi ini penulis mengambil judul Perbuatan Melawan Hukum Dalam Kehidupan Bertetangga (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Sleman Nomor : 04/Pdt.G/2008/PN.Slmn). Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : Apakah dasar pertimbangan hakim dalam putusan Nomor : 04/Pdt.G/2008/PN.Slmn mengenai perbuatan melawan hukum dalam kehidupan bertetangga telah memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum? Secara konkrit, pembahasan ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim yang digunakan untuk memutus perkara Nomor : 04/Pdt.G/2008/PN.Slmn tentang Perbuatan Melawan Hukum yang terjadi dalam kehidupan bertetangga. Suatu penelitian akan mempunyai nilai apabila penelitian tersebut memberikan manfaat bagi para pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian terhadap perkembangan hukum sebagai acuan dan sumber informasi

5 tentang perbuatan melawan hukum khususnya berkenaan dengan kehidupan bertetangga. 2. Secara praktis, penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi masyarakat secara luas agar bisa lebih memahami permasalahan dalam kehidupan bertetangga sehingga diharapkan bisa tercipta kehidupan bertetangga yang harmonis.