PERENCANAAAN ROTARY FRAME DERRICK. Oleh: Sutarno ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN KAPASITOR DALAM PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK. Oleh: Fitrizawati ABSTRACT

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

MEKANISME KERJA JIB CRANE

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Crane With Capacity Of 550 Ton

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

BAB II PEMBAHASAN MATERI

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 5 TON

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M

BAB II PEMBAHASAN MATERI

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II TEORI ELEVATOR

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

RANCANG BANGUN SIMULASI MOBILE CRANE BEBAN ANGKAT MAKSIMAL 200 G DENGAN GERAKAN MEKANIS DAN SLING (PENGUJIAN)

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

III. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK

PENGERTIAN CRANE. 1. Crane Beroda Crawler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

Presentasi Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

Pada bab ini, akan dibahas mengenai landasan teori yang berkaitan dengan analisa untuk mengetahui kerja maksimum pada reach stacker.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN. Ishak Nandika G., Adri Maldi S.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MESIN PELUBUR KERTAS BEKAS. HARRY SUNARDI;

ANALISA TEGANGAN MAKSIMUM WIRE ROPE DAN HOOK PADA OVERHEAD HOISTING CRANE KAPASITAS 7,5 TON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. ANALISA PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

BAB II LADASAN TEORI

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE BERPALANG TUNGGAL KAPASITAS 10 TON

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

Mesin Pencacah Cengkeh

Transkripsi:

PERENCANAAAN ROTARY FRAME DERRICK Oleh: Sutarno ABSTRACT Any crane should be stable in any position in operation and irrespective of its dead and live loads. The cuonter weight for such cranes should be selected to that the resultant of all the vertical force both in a loaded and unloaded crane is inside the bearing of balance. Accuont should also be taken of the area acted on by wind pressure and inertia loads. When the margin of stability is not hight, these additional loads will tend to tip the crane over. Key word: The balance, loads and moment. PENDAHULUAN Rotary Frame Derrick (derek putar) adalah sebuah pesawat pengangkat yang termasuk dalam jenis Kran Tetap (Stationer Crane). Derek ini biasa digunakan untuk membangun konstruksi baja pada struktur ketinggian yang tinggi, tetapi juga dapat dijumpai pada tempattempat seperti penyulingan minyak, konstruksi bangunan pabrik-pabrik kimia dan juga digunakan pada pekerjaan rig pada umumnya. Derek ini dipakai untuk mengangkat material, suku cadang atau struktur bangunan secara terpisah maupun keseluruhan yang akan dipasang pada bangunan atau konstruksi yang sedang dikerjakan. TUJUAN DAN DASAR PERENCANAAN Perencanaan Rotary Frame Derrick ini bertujuan sebagai langkah awal bagi penulis dalam mendisain suatu konstruksi mesin dan mengenal lebih dekat elemen-elemen atau bagian-bagian dan Rotary Frame Derrick. Sebagai dasar perencanaan adalah merencanakan suatu pesawat pengangkat yang effisien dengan unjuk kerja yang paling optimum, dengan tingkat keamanan dan kestabilan yang memenuhi persyaratan, PERMASALAHAN Sebagai permasalahan adalah merencanakan Rotary Frame Derrik yang berkapasitas 15 ton. Konstruksi derek dapat membuat, sudut 30 o 60 o terhadap meja putar, Ketinggian yang dapat dicapai 30 meter. BATASAN PERMASALAHAN Derek dikonstrukel untuk kerja luar gedung, dengan suplai listrik dari PLN dan dianggap tidak pernah mati. Analisa rneliputi analisa kekuatan (gaya, tegangan, pemilihan bahan/elemen-elemen pendukung dan dimensi). Sistem pendukung (keamanan) direncana dengan fasilitas otomatisasi. 54

PEPENCANAAN/PEMBAHASAN 1. Pandangan umum Rotary Frarie Derrick dapat digambarkan seperti sebuah Chicago boom tetapi mempunyai integral colum tersendiri, yang disebut menara (mast), yang ditegakan oleh empat atau lebih tali-tali penyanggah (guy ropes). Tali-tali penyanggah itu dipancangkan dalam bentuk lingkaran horisontal terhadap derek dan ditambatkan sesual dengan kondisi bangunan atau dudukan yang diijinkan/sesuai. Gambar 1. Rotary Frame Derrick Pada umumnya panjang menara sekitar 38 meter dan panjang boom (lengan) adalah sekitar 30 meter. Namun begitu derek yang lebih panjang ataupun lebih pendek dapat juga dijumpai. Kapasitas dapat berkisar dari 10 sampai 200 ton. Rotary Frame Derrick terdiri dari sebuah menara (mast) dan sebuah penopang atau lengan (boom) yang dilengkapi dengan mekanisme pengangkat (hoisting mechanism), mekanisme penjungkat/pengangkat boom (luffing mechanism) dan mekanisme pemutar (slewing mechanism). Prinsip kerja dari derek ini adalah seperti prinsip kerja derek pada umumnya, yaitu mengangkat beban secara tegak (vertikal), menahannya pada rest dan menurunkannya (pada kedudukan dan ketinggian yang diinginkan). Menara derek (mast) berfungsi sebagai pusat pendukung yang mendukung lengan (boom) serta sistem penjungkat. Untuk menjaga keseimbangan dan kestabilannya maka di sisi atas dari menara diikat dengan 4 sampai 8 buah tali penyangga, yang ditarik sampai di luar jalur kerja sedemikian rupa sehingga menara akan selalu berdiri tegak dan tidak mudah goyah. Menara harus dipancangkan dengan tegak untuk menjaga gaya pengayunan/penjungkatan pada batas-batas yang diijinkan. Di sisi bawah, menara dipasangkan pada alas (footblock) dengan dilengkapi pivot. Boom berfungsi sebagai tangan derek untuk menjangkau dan menaikkan/menurunkan beban menurut sistem pengangkatan (hoisting system). 55

Karena boom berfungai sebagai tangan derek, maka jika dalam keadaan mendatar jangkauannya akan jauh tetapi bila boom meninggi jangkauannya akan menjadi pendek, ini tergantung dari sudut elevasinya. Pada Rotary Frame Derrick, jangkauan boom memberikan suatu jalur kerja yang berbentuk gelang (diarsir), sedang ruang kerja atau ruang geraknya merupakan sebuah silinder dengan tinggi yang sama dengan tinggi angkat (lifting height) maksimum. Gambar 2. Ruang gerak 2. Bagian bagian pokok Derek. 1. Menara dan boom 2. Mekanisme pengangkatan beban (hoisting) 3. Mekanisme pengangkatan boom (luffing) 4. Mekanisme perputaran (slewing) 2.1. Boom dan menara. Boom dan menara pada derek ini dikonstruksi dalam bentuk frame (rangka) dan profil baja konstruksi, dengan demikian akan dihasilkan suatu konstruksi boom/menara yang ringan, kuat, kompak dan aman sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. 2.2. Mekanisme pengangkatan beban/load (hoisting) Mekanisme ini terdiri dari: Kait (hook), Puli dan sistem puli, Tali baja (Steel wire rope), Tromol / drum, Sistem transmisi roda gigi, Kopling dan Motor listrik sebagai penggerak. 3.3. Mekanisme pengangkat boom (luffing) Mekanisme ini terdiri daei : Pull dan sistern pull untuk luffing, tali baja, Tromol, Sistem transmisi roda gigi, Kopling dan Motor listrik. 3.4. Mekanisme perputaran (slewing) Mekanisme ini terdiri dari Sistem transmisi roda gigi, Kopling, Motor listrik, meja putar dan unit perputaran (centricular track dan roda-rodanya) sebagai lintasan perputaran, 56

Kopling untuk seluruh rnokanisme di atas dipilih dari jenis Kopling Karet Ban. Sedang motor litrik dipakai yang khusus untuk motor kran atau derek, yang sudah dilengkapi dengan pengendali mampu dibalikkan dan rem elektromagnetik. 3. Peninjauan Kestabilitasan Derek Setiap kran atau derek harus dalam keadaan stabil pada kedudukan apapun saat beroperasi dan tidak terpengaruh beban mati dan beban geraknya. Beberapa jenis kran/derek tidak memerlukan pemeriksaan terhadap kestabilannya secara khusus, misalnya, kran yang batang penumpunya diatur sedemikian rupa sehinga tidak mudah terjungkal. IJntuk Rotary Frame Derrick, karena termasuk dalam jenis Derek Putar Stasioner dengan Meja Putar maka kestabilitasannya perlu ditinjau untuk memastikan keamanannya. 3.1. Stabi1an pada kondis berbeban: Pada kondisi ini, resultante seluruh gaya vertikal harus berada di depan ujung keseimbangan I. Dalazn α Q a + Q1 e1 Gcw eg e = < e Q + G + G 1 cw r dimana : α Q a G 1 e 1 G cw dan e g e r = koefisien yang memperhitungkan pembebanan lebih, biasanya = 1,25 = Bobot muatan = jangkauan Derek = Bobot bagian derek yang berputar (tanpa pengimbang). = lengan gaya G 1 relatif terhadap sumbu putar, dan = bobot pengimbang dan lengannya = jari-jari roda putar = 1,5 m (direncanakan) II I Gambar 3. Kestabilan 57

3.2. Kestabilan pada kondisi tak_berbeban: Pada kondisi ini, resultante seluruh gays vertikal harus berada di depan ujung keseimbangan belakang II. Maka Gcw eg G1 e1 e o = < e G + G cw 1 r Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan : e = 1,35 m dan e o = 0,95 m (stabil) 4. Alat alat Pengaman Walaupun derek sudah relatif aman dan stabil dalam beroperasi, tetapi untuk rnenghindari hal-hal yang tidak diinginkan, masih harus diberi suatu alat pengamanan demi keselamatan kerja yang harus selalu dijaga. 4.1. Pengaman untuk over-1oad (beban lebih) Untuk mengatasi over-load, maka dipakai suatu alat otomatis yang bernama MCB yang mempunyai prinsip kerja seperti sekering pada listrik PLN. Alat tersebut dihuburgkan dengan motor listrik dan dipasang pada ruang operator. 4.2. Penganian untuk over luffing (penjungkatan lebih) Karena derek ini bekerja pada sudut 30 o sampai 60, maka untuk mengatasi agar boom tidak bekerja diluar batas sudut itu, perlu dipasang alat otomatis yang bernama Kontak Geser. Dimana bila boom bekerja melewati batas sudut kerja tersebut alat tersebut akan memutus supplai arus sehingga motor akan berhenti. KESIMPULAN Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka perencanaan Rotary Frame Derrick ini dapat disimpulkan dengan karakteristik sebagai berikut : 1. Kapasitas angkat maksimuni = 15,5 ton 2. Tinggi angkat maksimum = 30 meter 3. Penggerak : Motor kran a. Motor hoisting : N 24 Hp ; n = 960 rpm b. Motor luffing ; N = 10 Hp ; n = 965 rpm C. Motor slewing ; N = 32 Hp ; n = 450 rpm 4. Kecepatan gerakan a. Kecepatan angkat beban = 6 m/menit b, Kecepatan angkat boom = 5 ni/menit c. Kecepatan putar = 3 rpm 5. Ukuran geometris kerangka a. Menaraa : panjang max = 39,14 m ; lebar = 0,8 m. b. Boom : panjang max = 33,14 m ; lebaar = 0,8 m. PENUTUP Dengan adanya berbagaai bentuk konstruksi dari bagian Rotary Frame Derriek ini, maka perlu kemampuan dan ketelitian dalam perhitungan kekuatan dan keamanan serta ekonomis dalam memilih bentuk konstruksi. Dalam pengambilan dan penentuan batasan standaart perlu mendapat perhatian, guna memperhitungakan konstruksi yang dalam 58

perencanan, selalu berkaitan. Dan selalu menggunakan sistem try and error, guna mendapatkan kestabilan yang aman, yang akan mempengaruhi perhitungan selanjutnya. Pentingnya literature, observasai sebagai acuan dalam perencanaan ini, untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dan selau mengadakan diskusi dengan para ahli dibidang konstruksi. DAFTAR PUSTAKA Howard I. Shapiro, P.E, Cranes and Derrick, McGraw-Hill Book Company New York. N. Rudenko, Materials Handling Equipmentt Sularso dan Kiyokatsu Suga, Elemen Mesin, Pradnya Paramita Jakarta, 1983. TS. MHD. Soelaiman, Mesin Tak Serempak, Pradnya Paramita, 1984. 59