BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif dimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau. penelitian sampel besar (Azwar, 2013, h. 5).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numeral atau angka-angka. Menurut Arikunto (2004) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. menggunakan metode penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian Yang digunakan Metode penelitian merupakan unsur penting di dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. teman sebaya pada siswa SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif dimana penelitian kuantitatif ditandai dengan pengumpulan data numerik dari sejumlah besar orang dengan menggunakan berbagai instrumen dengan pertanyaan dan respon yang telah ditentukan sebelumnya. Penelitian ini berhubungan dengan angka atau skor yang didapatkan melalui instrumen. Selain itu, penelitian kuantitatif juga menganalisis atau menghubungkan variabel dengan menggunakan analisis statistik dan menginterpretasi hasil serta membandingkannya dengan prediksi sebelumnya dan penelitian terdahulu (Creswell, 2015, h.24). B. Variabel Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dalam bagian sebelumnya dimana kajian dalam penelitan ini untuk menyelidiki hubungan kompetensi guru dan pola asuh otoriter orangtua dengan perilaku menyontek siswa, maka variabel penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas adalah kompetensi guru dan pola asuh otoriter. 2. Variabel tergantung adalah perilaku menyontek. 58

59 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Definisi Operasional Perilaku Menyontek Perilaku menyontek adalah perbuatan atau tindakan curang dan tidak jujur untuk mendapatkan keberhasilan dengan menggunakan caracara tidak sah seperti meniru, mengutip atau menjiplak pekerjaan orang lain untuk kepentingan pribadi khususnya dalam konteks akademik. Perilaku menyontek siswa diukur dengan skala perilaku menyontek. Skala perilaku menyontek disusun berdasarkan bentuk perilaku menyontek antara lain menggunakan konsep, buku teks atau Hand Phone saat tes, mencontoh jawaban siswa lain, memberikan jawaban kepada teman, meminta jawaban pada teman saat tes, bekerjasama mengerjakan tugas individu serta memanfaatkan kelengahan guru. Kuat lemahnya perilaku menyontek dapat dilihat dari tinggi rendahnya skor skala. Semakin tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi perilaku menyonteknya, demikian sebaliknya. 2. Definisi Operasional Kompetensi Guru Kompetensi guru adalah kemampuan menggunakan keterampilan, daya, dan pengetahuan yang diwujudkan dalam tindakan yang rasional untuk mencapai target sebagai pendidik dalam menyelenggarakan tugastugas pembelajaran. Adapun kompetensi guru terbagi atas empat yakni pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Kompetensi guru dapat diukur dengan skala kompetensi guru. Penyusunan skala didasarkan pada indikator setiap kompetensi.

60 Kompetensi pedagogik ialah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan mengelola pembelajaran seperti mengenal anak didik dari segi kognitif dan kepribadian, menguasai/ menerapkan model dan metode pembelajaran yang bervariasi, melaksanakan evaluasi, kompetensi kepribadian ialah kompetensi yang berkaitan dengan sikap dan kepribadian yakni guru berwibawa, arif dan dapat menjadi teladan, kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan penguasaan materi bidang ilmu yang diampu serta kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan bergaul dan berkomunikasi secara efektif dan berlaku inklusif. Semakin tinggi skor berarti guru tersebut memiliki kompetensi yang tinggi demikian sebaliknya. Kompetensi guru didasarkan atas persepsi siswa. 3. Definisi Operasional Pola Asuh Ororiter Orangtua Pola asuh otoriter adalah pola perlakuan yang tegas dan keras tanpa melibatkan anak dalam pengambilan keputusan atau hanya terjadi komunikasi satu arah. Ciri pola asuh otoriter antara lain orangtua terlihat jarang menampilkan kehangatan emosional, menerapkan ekspekatasi dan standar yang tinggi dalam berperilaku, menegakkan aturan-aturan berperilaku tanpa mempertimbangkan kebutuhan anak serta orangtua bersifat menghukum. Ciri tersebutlah yang menjadi aspek pengukuran dalam penelitian ini. Kuat lemahnya pola asuh otoriter dapat dilihat dari tinggi dan rendahnya skor skala. Semakin tinggi skor yang didapat maka

61 semakin tinggi pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter orangtua didasarkan atas persepsi siswa. D. Subjek Penelitian 1. Populasi Menurut Winarsunu (2004, h.12) populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu cara pengambilan kesimpulan terhadap kelompok individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok individu yang sedikit jumlahnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 2 Rantepao tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 10 kelas. Berikut adalah rincian jumlah siswa dari tiap-tiap jurusan. Tabel 1 Jumlah populasi kelas XI SMAN. 2 Rantepao No. Jurusan Jumlah Kelas 2. Sampling Jumlah Siswa 1. Bahasa 1 14 2. IPA 6 300 3. IPS 3 96 Jumlah 10 410 Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional sampling. Teknik ini mengambil sampel dengan cara memilih sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Total sampel yang akan diambil

62 berjumlah 150 siswa dari 410 populasi siswa kelas XI dari tiga jurusan. Siswa kelas XI merupakan tipe remaja menengah yang diharapkan mampu memberikan jawaban jujur tentang perilaku menyontek yang sering atau pernah dilakukan. Pada kelas tersebut siswa diharapkan sudah mampu memberikan penilaian akan kemampuan guru dalam menyampaikan pengajaran serta kemampuan guru yang lain seperti kepribadian dan keterampilan sosial guru. Secara objektif juga siswa diindikasikan mampu menilai corak perlakuan yang diterapkan orangtua terhadap dirinya. Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi jumlah siswa tiap jurusan dengan total populasi kemudian dikalikan dengan jumlah sampel yang ditargetkan. Jumlah sampel tiap jurusan diuraikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2 Jumlah Sampel Tiap Jurusan No. Jurusan Jumah Kelas Sampel 1. Bahasa 1 5 2. IPA 6 101 3. IPS 3 44 Jumlah 10 150 E. Metode Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan skala psikologi. Skala psikologi adalah alat ukur penelitian psikologi yang digunakan untuk mengungkapkan atribut non-kognitif yang disajikan

63 dalam format tulis (Azwar, 2005). Skala psikologi yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini ada tiga yaitu skala perilaku menyontek, skala kompetensi guru dan skala pola asuh otoriter. Skala ini disusun berdasarkan Skala Likert yang terdiri dari butir-butir dengan pernyataan yang mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). 2. Instrumen Penelitian Instrumen adalah suatu alat untuk mengukur, mengobservasi atau mendokumentasikan data kuantitatif (Creswell, 2015, h.27). Berikut kisi kisi dalam penyusunan instrumen penelitian yang dimuat dalam bentuk blue print. No. Tabel 3 Blue print skala perilaku menyontek Keterangan Ciri Ciri 1. Menggunakan konsep, buku teks atau Hand Phone saat tes. 2. Mencontoh jawaban siswa lain. 3. Memberikan jawaban kepada teman. 4. Meminta jawaban pada teman saat tes. 5. Bekerjasama mengerjakan tugas individu 6. Memanfaatkan kelengahan guru Total Favorable Unfavorable total Jumlah 12 12 24 Opsi jawaban pada tiap item perilaku menyontek terdiri dari empat yakni Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (J), Tidak Pernah (TP). Skor berjenjang mulai dari 0 3. Pada pernyataan favorable subjek akan

64 mendapat nilai 3 untuk jawaban Sangat Sering (SS), skor 2 bila menjawab Sering (S), skor 1 bila menjawab Jarang (J) dan skor 0 bila menjawab Tidak Pernah (TP). Pada pernyataan unfavorable, subjek akan mendapat nilai 0 apabila menjawab Sangat Sering (SS), subjek akan mendapat nilai 1 bila menjawab Sering (S), nilai 2 bila menjawab Jarang (J), dan skor 3 bila menjawab Tidak Pernah (TP). Tabel 4 Blue print skala kompetensi guru Keterangan No. Indikator Favorable Unfavorable Total 1. Kompetensi Pedagogik mengenal anak didik dari segi kognitif dan kepribadian, menguasai/ menerapkan model dan metode pembelajaran yang 3 3 6 bervariasi, melaksanakan evaluasi. 2. Kompetensi Kepribadian Guru berwibawa, arif dan dapat menjadi teladan 3 3 6 3. Kompetensi Profesional Menguasai materi dan struktur keilmuan pelajaran yang diampu. 3 3 6 4. Kompetensi Sosial Berkomunikasi dan bergaul 3 3 6 secara efektif dan berlaku inklusif. Jumlah 12 12 24 Opsi pilihan terhadap setiap item kompetensi guru terdiri dari empat yakni Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skoring mulai dari 1 4. Pada pernyataan favorable subjek akan mendapat nilai 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 bila menjawab Sesuai (S), skor 2 bila menjawab Tidak Sesuai (TS) dan

65 skor 1 bila menjawab Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada pernyataan unfavorable, subjek akan mendapat nilai 1 apabila menjawab Sangat Sesuai (SS), subjek akan mendapat nilai 2 bila menjawab Sesuai (S), nilai 3 bila menjawab Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 bila menjawab Sangat Tidak Sesuai (STS). Tabel 5 Blue print skala pola asuh otoriter Keterangan No. Ciri Ciri Favorable Unfavorable Total 1. Jarang menampilkan kehangatan emosional. 3 3 6 2. Menerapkan ekspekatasi dan standar yang tinggi dalam berperilaku 3 3 6 3. Menegakkan aturan-aturan berperilaku tanpa 3 3 6 mempertimbangkan kebutuhan anak atau disiplin yang ketat. 4. Cenderung menghukum 3 3 6 Jumlah 12 12 24 Opsi pilihan dan skoring terhadap setiap item skala pola asuh otoriter sama dengan skala kompetensi guru. F. Uji Coba Skala Penelitian 1. Validitas Alat Ukur Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Alat ukur yang valid tidak hanya mampu mengungkap data dengan tepat tetapi juga memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti pengukuran tersebut mampu memberikan gambaran mengenai

66 perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek penelitian (Aswar, 2005, h.5-6). Sebelum kisi-kisi dijadikan pedoman penyusunan butir-butir soal, instrumen terlebih dahulu harus ditelaah dan dinyatakan baik maka perlu dilakukan validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan masalah yang akan diteliti. Penguji validitas isi dalam penelitian ini dengan professional judgment yakni instrumen dinilai oleh orang yang profesional. Penguji validitas adalah pembimbing tesis pertama dan pembimbing kedua. Langkah selanjutnya adalah prosedur seleksi item. Sukardi (2003, h.126) menyatakan bahwa dalam suatu penelitian validitas suatu alat ukur diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor dari setiap butir pernyataan dengan skor total dari keseluruhan butir. Korelasi yang tinggi dan positif menunjukkan kesesuaian antara fungsi item dengan skala keseluruhan. Koefisen korelasi antara item dengan skor totalnya tersebut dipergunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Supaya koefisien korelasinya tidak over-estimate, maka perlu dikoreksi dengan melakukan part-whole correlation atau korelasi bagian (butir) dengan total koefisien korelasinya. Penentuan kesahihan item digunakan taraf signifikansi 5 % atau peluang kesalahan 0,05. Apabila peluang kesalahannya lebih besar dari 0,05 berarti item instrumen yang dinilai harus digugurkan dan tidak boleh dipakai sebagai bahan analisis penelitian.

67 2. Reliabilitas Alat Ukur Pengujian reliabilitas alat ukur menggunakan teknik koefisien alpha dari Cronbach untuk menghasilkan estimasi reliabilitas yang cermat. Semakin besar koefisien reliabilitas berarti semakin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur yang digunakan, namun sebaliknya apabila semakin kecil koefisien korelasi maka semakin besar kesalahan pengukuran dan semakin tidak reliabel alat ukur yang digunakan (Aswar, 2005). G. Metode Analisis Data 1. Pengujian Hipotesis Mayor Berdasarkan pada hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka teknik yang digunakan dalam pengujian hipotesis mayor adalah uji regresi ganda. Analisis ini digunakan untuk menguji variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Creswell, 2015). Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis mayor yaitu untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Melalui analisis regresi dapat diketahui koefisien regresi variabel terhadap variabel terikat, koefisien determinasi, sumbangan relatif serta sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat.

68 Analisis regresi ganda dapat menjawab hipotesis apakah kompetensi guru dan pola asuh otoriter secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku menyontek siswa. 2. Pengujian Hipotesis Minor Hipotesis minor dalam penelitian ini akan diuji menggunakan uji korelasi product moment. Penggunaan analisis korelasional dalam rangka untuk menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat apakah mereka saling memengaruhi (Creswell, 2015). Pengujian hipotesis minor dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kompetensi guru berkorelasi terhadap perilaku menyontek siswa. Demikian pula untuk menguji korelasi apakah semakin otoriter pola asuh orangtua akan berkorelasi dengan perlaku menyontek siswa.