SALINAN BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK TENGAH NOMOR 18.a TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TENGAH, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Lombok Tengah, perlu adanya penyediaan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten yang merupakan bagian dari sub sistem Cadangan Nasional; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan : Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Udang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4254);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 8. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4844 ); 10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan Kabupaten dan Kabupaten/kota; 11. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016 Nomor 6); 12. Peraturan Bupati Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Tengah; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah; 3. Bupati adalah Bupati Lombok Tengah; 4. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas yang membidangi ketahanan pangan di Kabupaten Lombok Tengah; 5. Kepala Dinas Ketahanan Pangan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah; 6. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan/ atau pembuatan makanan atau minuman; 7. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten yang selanjutnya disebut Cadangan Pangan adalah persediaan pangan yang dikelola atau dikuasai oleh pemerintah kabupaten, untuk di konsumsi masyarakat, bahan baku industri, dan untuk menghadapi keadaan darurat, rawan pangan (Transien dan kronis) gejolak harga pangan; 8. Keadaan darurat adalah terjadinya peristiwa bencana alam, paceklik yang hebat dan kejadian yang terjadi diluar kemampuan manusia untuk mencegah atau menghindarinya, meskipun dapat diperkirakan; 9. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam, maupun faktor manusia sehingga dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis; 10. Rawan pangan adalah kondisi suatu daerah, masyarakat atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisikologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat;
11. Rawan pangan transien adalah keadaan kerawanan pangan yang disebabkan oleh kondisi yang tidak terduga, antara lain berbagai musibah, bencana alam, kerusuhan, musim yang menyimpang dan keadaan lain yang bersifat mendadak; 12. Rawan pangan kronis adalah keadaan rawan pangan yang berkelanjutan yang terjadi sepanjang waktu yang dapat disebabkan oleh keterbatasan sumberdaya alam dan keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia sehingga menyebabkan kondisi masyarakat menjadi miskin; 13. Paceklik yang berkepanjangan adalah musim kekurangan pangan yang berkepanjangan sehingga merupakan masa sulit dalam penyediaan bahan pangan di suatu wilayah tertentu, termasuk pada periode terjadinya ketidakseimbangan yang besar antara penyediaan dan kebutuhan; BAB II PENYALURAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH Pasal 3 Sasaran penyaluran Cadangan Pangan adalah masyarakat yang mengalami : 1. Kerawanan pangan pasca bencana sebagai akibat bencana alam atau keadaaan darurat; 2. Penurunan akses pangan akibat gejolak harga yang signifikan yaitu kenaikan lebih dari 25 % (dua puluh lima persen) dari Harga Pembelian pemerintah selama dua bulan berturut-turut; 3. Rawan pangan transien khususnya pada daerah terisolir dan/atau dalam kondisi akibat bencana maupun masyarakat rawan pangan kronis karena kemiskinan sesuai hasil analisis SKPG dan/atau keadaan tertentu yang ditetapkan oleh Bupati; Pasal 4 Penyaluran Cadangan Pangan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan untuk penanganan keadaan darurat pasca bencana, pengendalian harga pangan tertentu bersifat pokok, bantuan pangan untuk masyarakat miskin dan rawan pangan. Pasal 5 1) Titik bagi penyaluran bantuan beras Cadangan Pangan dilaksanakan sesuai dengan kelompok sasaran; 2) Biaya penyaluran/biaya angkutan bantuan beras sebagai Cadangan Pangan dari gudang Cadangan Pangan ketitik bagi penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah; 3) Jumlah bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang disalurkan kepada masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan dan indeks 330 (tiga ratus tiga puluh) gram per kapita per hari paling lama 60 (enam puluh) hari dan /atau sesuai dengan hasil investigasi oleh Tim Pelaksana Kabupaten; BAB III BAB PENCADANGAN PANGAN Pasal 6 (1) Penyaluran Cadangan Pangan untuk tujuan pengamanan harga pangan beras melalui operasi pasar dan semacamnya, hasil penjualan beras tersebut wajib disetorkan ke kas daerah sebagai pendapatan daerah lainnya yang sah; (2) Apabila sejumlah beras Cadangan Pangan sebagaimana dimaksud pada pasal (4), ternyata tidak habis disalurkan seratus persen sampai akhir tahun anggaran berjalan, (Iron Stock) Cadangan Pangan pada tahun berikutnya, dan dilaporkan sebagai persediaan; (3) Untuk menjaga kualitas beras cadangan pangan, maka setiap 3 bulan sekali dilakukan restocking (penggantian cadangan pangan dengan yang baru) dan hasilnya dilaporkan kepada Bupati melalui Kepala Dinas; (4) Untuk menjaga kualitas beras Cadanga Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam menjaga kualitas beras cadangan pangan dengan cara penitipan dengan pihak ketiga dan jika diperlukan dapat diambil sesuai kebutuhan;
Pasal 7 (1) Tim Pelaksana melakukan identifikasi dan verifikasi lokasi dan kelompok sasaran masyarakat calon penerima bantuan cadangan pangan untuk disampaikan kepada Bupati; (2) Kepala Dinas mengeluarkan Delivery order (DO) kepada Pengelola Cadangan Pangan tentang volume beras yang akan disalurkan dan lokasi sasaran sesuai dengan hasil verifikasi Tim Pelaksana kabupaten; (3) Kepala Dinas mengeluarkan Perintah Logistic (Prinlog) kepada Pengelola Cadangan Pangan untuk mengeluarkan beras bagi lokasi yang dimohon untuk keperluan tanggap darurat pasca bencana dan paceklik berkepanjangan, pengendalian harga pangan untuk masyarakat miskin dan rawan pangan atas perintah Bupati; (4) Kepala Dinas selaku Ketua Pelaksana Pengelola Cadangan Pangan membuat laporan tentang penyaluran beras kepada Bupati dengan tembusan kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat serta pihak terkait lainny; BAB III PENGANGGARAN Pasal 4 (1) Anggaran untuk pengadaan Cadangan Pangan dialokasikan setiap tahunnya pada Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Tengah; (2) Anggaran pengolahan Cadangan Pangan dapat juga bersumber dari luar anggaran APBD; (3) Besaran anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit untuk pemenuhan cadangan pangan sebanyak 100 (seratus) ton setara beras; BAB IV ORGANISASI PELAKSANAAN Pasal 5 (1) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditugaskan untuk mengelola Cadangan Pangan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi ketahanan pangan; (2) Dalam rangka menunjang kelancaran pengelolaan Cadangan Pangan dibentuk Tim Pelaksana dan Pengelola Cadangan Pangan; (3) Tim Pelaksana ditetapkan dengan Keputusan Bupati; (4) Pengelola Cadangan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas; Pasal 6 Pelaksaaan pengadaan Cadangan Pangan dapat dilakukan secara bertahap maupun sekaligus pada Tahun Anggaran berkenaan. BAB V PELAPORAN Pasal 12 (1) Setiap penyaluran bantuan Cadangan Pangan, dilaporkan oleh Kepala Dinas kepada Bupati disertai dengan berita acara penyerahan bantuan, paling lama 15 (lima belas) hari setelah penyaluran; (2) Penggunaan Cadangan Pangan adalah untuk penanggulangan rawan pangan pasca bencana atau keadaan darurat akibat paceklik berkepanjangan, pengendlian harga pangan tertentu bersifat pokok, bantuan pangan untuk masyarakat miskin dan rawan pangan; (3) Penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan oleh Kepala Dinas kepada Bupati yang memuat jumlah penggunaan di Kecamatan, Desa dan Kelurahan, serta sisa cadangan beras di gudang Cadangan Pangan secara Periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan;
BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 Pada saat peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Lombok Tengah Nomor 4.a Tahun 2014 tanggal 20 Januari 2014 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi; BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Ketentuan teknis mengenai Pelaksaaan Peraturan Pemerintah Bupati ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah. Pasal 15 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Ditetapkan di Praya pada tanggal 9 Juni 2017 BUPATI LOMBOK TENGAH, TTD H. MOH. SUHAILI FT Diundangkan dipraya pada tanggal 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH, H. NURSIAH BERITA DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017 NOMOR 18.a 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);