BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Salah satu tugas

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

Seseorang yang berat badannya 20% lebih tinggi berat badan normal dianggap mengalami obesitas. Metode yang paling berguna dan paling banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga remaja (Depkes RI, 1999). dengan cepat dan berbeda pada setiap individunya (Nanik, 2012) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. ini anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan disekolah dengan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Menurut Renwick dan Brown (1995), seseorang dikatakan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat banyak mendatangi restauran-restauran yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang memiliki bentuk tubuh yang ideal memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dengan

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 1 GORONTALO ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai masa strom and stress karena banyaknya. goncangan-goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh negatif yang secara langsung maupun tidak langsung. yang berperan penting terhadap munculnya overweight (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual. Remaja tidak memiliki tempat yang jelas, karena pada masa ini tidak termasuk golongan anak anak tetapi juga tidak termasuk golongan dewasa. Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan dengan keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan perubahan yang terjadi pada tubuh mereka. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada keadaan psikologis remaja. Akibat dari terjadinya kematangan seksual, akan terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Pada remaja masa ini, mereka mulai memperhatikan apakah tubuhnya terlalu kurus atau terlalu gemuk dan bagaimana caranya untuk mendapatkan bentuh tubuh yang proposional atau ideal, oleh karena itu masalah kegemukan atau obesitas merupakan masalah yang sangat merisaukan dikalangan remaja. Salah satu aspek psikologis dari perubahan fisik di masa remaja adalah, remaja remaja menjadi memiliki perhatian yang lebih bagi citra tubuhnya sendiri. Banyak remaja yang setiap hari menghabikan wakttu ber jam jam untuk berdiri di depan cermin untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada tubuhnya, dan apakah tubuhnya sudah seperti yang ia harapkan. Perhatian yang berlebihan terhadap citra tubuh sendiri, amat kuat pada rmasa remaja ( Hamburg, 1974; Wright, 1989 dalam Santrock, 2003 ). 1

2 Menurut Brooks-Gunn & Paikoff, 1993 ( dalam Santrock, 2003 ) pada umumnya remaja putri lebih merasa kurang puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki citra tubuh yang negatif, dibandingkan dengan remaja putra. Memiliki bentuh tubuh yang ideal adalah impian semua remaja. Bentuk tubuh yang ideal selalu identik dengan tinggi, langsing, dan memiliki badan yang putih. Dari standar cantik ini dapat menimbulkan dampak psikologis tersendiri terutama bagi remaja yang mengalami kegemukan atau obesitas. Oleh karena itu ada sebagian remaja yang ingin melakukan program diit ketat yang salah, minum obat obatan pelangsing dan lain sebagainya, hanya untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal secara instan yang justru terkadang malah membahayakan dirinya dari segi kesehatan. Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar ( Wirakusumah,1994 ). Obesitas atau disebut juga kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan dikalangan remaja. Obesitas terjadi saat badan menjadi gemuk yang disebabkan oleh penumpukan jaringan adipose secara berlebihan. Obesitas adalah keadaan diamana seseorang memeliki berat badan yang lebih berat dibanding dengan berat badan idealnya yang terjadi akibat penumpukan lemak ditubuh. Sedangkan berat badan berlebih ( overweight ) adalah kelebihan berat badan termasuk didalamnya otot, tulang, lemak, dan air (Atikah, 2010 ). Obesitas dalam psikologis menurut Wurtman & Wurtman (1996) adalah simpanan energi yang berlebihan dalam bentuk lemak, yang berdampak

3 buruk bagi kesehatan dan perpanjang usia. Dari penjelasan-penjelasan dapat disimpulkan bahwa obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktorfaktor penyebab obesitas diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak atau olahraga, emosi, dan faktor lingkungan. Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga, terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan oleh fungsi tubuh. Penyebab obesitas secara faktual adalah asupan energi yang melebihi kebutuhn atau pemakaian energi yang kurang. Penggunaan energi yang kurang, terjadi bilamana aktifitas fisik kurang, seperti menonton televisi seharan disertai dengan makanan ringan dan sebagainya. Obesitas menimbulkan bermacam macam efek terhadap pertumbuhan, perkembangan psikososial dan timbulnya penyakit ( IKG, Suwandi, 2007 ). Obesitas telah menjadi masalah epindemik diseluruh dunia tidak hanya terjadi di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh The Word Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 300 juta individu mengalami obesitas ( Kompas, 02.11.2010 ). Menurut data riset kesehatan dasar ( Rikesdas ) tahun 2010, secara nasional berdasarkan IMT ( Indeks Masa Tubuh ) dan jenis kelamin menyebutkan bahwa angka obesitas pada laki-laki sebesar 7,8% dan pada perempuan sebesar 15,5%, dan angka kejadian obesitas di Jawa Tengah adalah 6,2 % pada laki-laki dan 12,7% pada perempuan. Secara umum status gizi pada penduduk dewasa laki-laki dan perempuan cenderung untuk kelebihan berat badan dibandingkan dengan yang kurus, angka obesitas pada perempuan lebih tinggi dibanding dengan laki-laki ( Riskesdas,2010 ).

4 Perubahan dalam penampilan, struktur, atau fungsi bagian tubuh akan membutuhkan perubahan dalam citra tubuh. Meskipun tidak terlihat oleh orang lain, perubahan pada tubuh ininmempunyai efek yang signifikan terhadap individu. Bahkan perubahan tubuh normal akibat proges perkembangan normal pun dapat mempengaruhi citra diri seseorang. Persepsi seseorang terhadap perubahan tubuh dapat dipengaruhi oleh bagaimana perubahan tersebut terjadi. Seseorang dengan perubahan citra diri, seperti mereka yang mengalami obesitas sering merasa ditolak dan terasing. perasaan tidak berdaya ini juga perasaan yang umum. Perasaan isolasi ini sering didasarkan pada realitas : orang takut atau individu yang merasa bersalah karena mengalami perubahan dengan demikian menghindari kontak dengan mereka. Obesitas tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan namun juga berdampak negatif pada keadaan psikologi remaja tersebut, seperti kurang percaya diri,sering bersedih,menarik diri dari pergaulan dan cemas. Bagi remaja yang mengalami obesitas lebih mendapatkan stigma negatif dari lingkungan sekitar, seperti sering diceomoh,susah mendapatkan pasangan hidup,dianggap malas, jorok, tidak mampu melakukan aktifitas fisik (olah raga). Pada masa remaja, mereka mulai lebih sadar akan dirinya dibandingkan pada saat masa anak anak. Remaja akan lebih sadar diri dan memberikan perhatian yang lebih pada citra tubuhnya dan perhatian terhadap citra tubuh tersebut akan lebih terlihat besar pada remaja putri ( Hurlock, 2003 ). Pada saat ini obesitas dianggap sebagai momok tersendiri bagi setiap individu karena selain akan berdampak langsung pada kesehatan maupun akan mengganggu penampilan fisik. Terlebih jika obesitas ini terjadi pada remaja putri, karena pada fase ini remaja putri mulai memperhatikan penampilan fisiknya baik mulai dari penampilan kulit,wajah,dan bentuk badan.

5 Banyak sekali remaja putri yang merasa kurang puas dengan penampilan fisiknya, seperti ingin lebih tinggi,pendek,langsing ataupun ingin yang lebih berisi. Saat ini dengan mudah kita akan dapat menemukan penjualan prodak pelangsing dalam bentuk obat maupun krim yang dijual secara bebas, bahkan iklan-iklan prodak pelangsing atau peluntur lemak ini sering kita jumpai baik di media elektronik,koran,majalah maupun melaluai penjualan secara online. Meningkatnya jumlah penjualan obat-obat peluntur lemak ini dikarenakan meningkatnya pula permintaan konsumen. Terutama bagi individu yang mengalami obesitas langkah ini merupakan jalan keluar yang menyenagkan karena tanpa bersusah payah olah raga mereka dapat mendapatkan bentuk tubuh yang mereka inginkan. Secara psikologis keadaan yang sering muncul beriringan dengan obesitas adalah gangguan konsep diri, seperti gangguan body image (citra diri), dan gangguan harga diri. Bagi remaja putri yang mengalami masalah obesitas dia akan merasa bahwa dirinya aneh, tidak sempuna, tidak disukai sehingga orang lain akan memandangnya dengan negatif. Bagi remaja putri yang mengalami obesitas akan cenderung mengalami krisis percaya diri seperti menarik diri dari lingkungannya, sukar bergaul dengan teman sebaya dan kurang aktif dalam kegiatan kegiatan disekolahnya. Setelah dilakukan studi pendahuluan di kelurahan Jomblang didapatkan data jumlah RW pada Kelurahan Jomblang adalah 15 yang terdiri dari 120 RT, dengan jumlah penduduk total 17.370 warga. Sedangkan, jumlah remaja total adalah 1426 remaja yang terdiri dari 709 remaja putra dan 753 remaja putri. Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14 April 2012 di kelurahan Jomblang, bekerjasama dengan kader dari setiap RW di kelurahan Jomblang didapatkan data remaja putri yang mengalami obesitas adalah 38 remaja.

6 Kelurahan Jomblang memiliki tingkat sosial ekonomi yang beragam mulai dari kelas ekonomi menengah ke bawah sampai ekonomi kelas menengah keatas. Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Gita Handayani, 2008 yang membahas tentang hubungan antara harga diri dan citra tubuh pada remaja putri yang mengalami obesitas dikalangan sosial menengah ke atas mendapatkan hasil tidak ada hubungan antara harga diri dan citra tubuh pada remaja putri yang mengalami obesitas dikalangan menengah ke atas. Setelah bertemu dengan beberapa remaja putri yang mengalamii obesitas di kelurahan Jomblang, mereka cenderung merasa rendah diri saat di ajak berkomunikasi dan mereka pun secara terus terang mengeluh terkait dengan bentuk tubuhnya dan merasa tidak nyaman saat bergaul atau berteman dengan teman sebayanya. Dari fenomena tersebut diatas maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelurahan Jombalang, Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut diatas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut Hubungan Obesitas dengan Citra Diri dan Harga Diri pada Remaja Putri di Kelurahan Jomblang, Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan obesitas dengan citra diri dan harga diri pada remaja putri. 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan obesitas pada remaja putri b. Mendiskripsikan citra diri pada remaja putri c. Mendiskripsikan harga diri pada remaja putri d. Menganalisis hubungan obesitas dengan citra diri pada remaja putri e. Menganalisis hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja putri

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan jiwa komunitas. b. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya ilmu keperawatan dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan terhadap masyarakat. 2. Manfaat Praktis a. Layanan Keperawatan Memberikan informasi terkait terapi diet yang sesuai pada remaja putri yang mengalami obesitas. b. Manfaat Bagi Remaja Menambah pengetahuan dan informasi mengenai pentingnya citra diri dan harga diri pada remaja sehingga dapat membantu memberikan informasi mengenai citra diri dan harga diri yang positif. c. Manfaat Bagi Peneliti dan Peneliti Selanjutnya. Peneliti akan memperoleh tambahan pengetahuan dengan hasil penelitian ini, dimungkinkan untuk dapat lebih didalami lagi dan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya tentang citra diri dan harga diri pada remaja. E. Bidang Ilmu Sesuai dengan lingkup penelitian ini termasuk ke dalam penelitian di bidang ilmu keperawatan jiwa komunitas.

8 F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Desain penelitian 1 Gita Handayani Hubungan Fieled Study Ermanza,2008 Antara Harga Diri Dan Citra Tubuh Pada Remaja Putri Yang Mengalami Obesitas Dari Sosial Ekonomi Menengah Keatas 2 Kinanti Indika,2010 Gambaran tubuh remaja obesitas citra pada yang Study Diskriptif Variable Harga diri dan citra tubuh remaja putri yang mengalami obesitas dikalangan sosek menengah keatas Citra tubuh pada remaja obesitas Hasil Tidak terdapat huungan antara harga diri dan citra tubuh pada remaja putri dikalangan sosek menengah ke atas. Citra tubuh remaja obesitas berada dalam rentang normal Perbedaan penelitian yang akan dilakukan penulis dengan penelelitian sebelumnya adalah terletak pada aspek variabelnya. Penelitian yang akan dilakukan penulis menggunakan variabel independen : obesitas dan variabel dependen : citra diri dan harga diri remaja putri. Selain itu, juga terdapat perbedaan pada aspek desain penelitian dengan penelitian sebelumnya, desain penelitian yang digunakan peneliti adalah Deskripfif Korelasi.