BAB II KERANGKA TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. didik secara benar. dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan

PENERAPAN STRATEGI DELIVERY

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB II KAJIAN TEORI. panggal dan puncak proses pembelajaran 12. Setelah proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKn DENGAN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS IV SD NEGERI 010 BANJAR PANJANG KECAMATAN KERUMUTAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

Transkripsi:

7 BAB II KERANGKA TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampialan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 8 Belajar adalah sesuatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap orang dan berlangsung seumur hidup. Semenjak dia lahir sampai keliang lahat nanti, salah satu tanda orang belajar adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (konitif) dan keterampilan( psicomotor) maupaun yang menyangkut nilai dan sikap(afektif). 9 Beberapa pengertian belajar yang dilihat secara mikro, dilihat dalam arti luas ataupun terbatas/khusus. Dalam arti luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksud sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagaian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian. 8 Nana Sudajana, Cara Belajar siswa Aktif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1989). hlm 5 9 S.Sadiman Dkk, Media Pendidikan, (Jakarta : Rinneka Cipta, 2007). hlm 2 7

8 Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa belajar adalah adalah sesuatu proses perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan yaitu dari belum tahu menjadi tahu dan keterampilan dari yang tidak bisa menjadi bisa maupaun yang menyangkut nilai dan sikap yang lebih baik dari sebelumnya. 2. Hasil Belajar Berdasarkan UU No/20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung jawab terhadap kelangsungan penyelenggaraan pendidikan (Dasar, fungsi, dan tujuan, pasal 3) mengatakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sehubungan dengan hal tersebut maka pendidikan merupakan suatu proses belajar yang harus dilalui oleh seseorang agar terjadi perubahan tingkah laku. 10 10 Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2003. hlm 46

9 Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang diingini pada diri siswa-siswa. 11 Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. 12 Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, apektif dan psikomotor, oleh sebab itu seorang guru yang ingin mengetahui apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai atau tidak, maka ia dapat melakukan evaluasi pada bagian akhir dari proses pembelajaran Hasil dari suatu interaksi tindak belajar yaitu diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkait dengan tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transper belajar. 13 Hasil belajar berarti penilaian terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan proses belajar. 14 Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar dari berbagai proses. Hal ini mencakup bidang kognitif dalam bentuk pengetahuan, apektif dalam bentuk keterampilan dan 11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Remaja Rosda Karya, Bandung, 2006). hlm. 3 12 Djamarah,,, Op. Cit, 1994. hlm.35 13 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka CPPKn. Jakarta, 2006 hlm 73 14 Nana Sudjana,,, Op. Cit, 2006, hlm. 27

10 psikomotor, oleh sebab itu seorang guru yang ingin mengetahui apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai atau tidak, maka ia dapat melakukan evaluasi pada bagian akhir dari proses pembelajaran 4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar belajar, yaitu 15 Slameto menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil a. Faktor intern 1. Faktor jasmaniah diantaranya adalah faktor kesehatan, cacat tubuh 2. Faktor Psikologis di antaranya adalah, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motiv, kematangan, kesiapan. 3. Faktor kelelahan b. Faktor ekstern 1. Keluarga di antaranya adalah, cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan 2. Faktor sekolah di antaranya adalah, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah 3. Faktor masyarakat di antaranya adalah, kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Selanjutnya menurut pendapat Hamalik keberhasilan belajar dalam menempuh studi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Faktor kesehatan rohani seperti sabar, percaya diri, tidak mencontoh, disiplin, bekerja keras, tanggung jawab, tidak rendah diri, mudah beradaptasi, suka menghargai tidak mudah tersinggung. 2. Faktor bakat dan minat belajar 3. Faktor motivasi belajar, yaitu mempunyai motif untuk berprestasi, karena hal ini akan mendorong belajar secara maksimal 2010)., hlm, 54 15 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta, Bumi Aksara,

11 4. Faktor kesehatan. 5. Faktor lingkungan keluarga untuk memotivasi belajar 6. Faktor ekonomi yang memadai 7. Faktor lingkungan sosial yang aman dan tentram. 16 5. Pembelajaran PPKn Sesuai dengan amanat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Ata s (SLTA). Model pembelajaran ini pada hakekarnya merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemuka konsep serta prinsip secara holistik atau autentik. 17 Menurut Depdiknas, penyusunan model pembelajaran terpadu ini diantaranya bertujuan. a. Memberikan wawasan bagi guru tentang apa, mengapa, dan bagaimana pembelajaran PPKN terpadu pada tingkat SMP/MTs dan Sekolah Dasar. b. Memberikan bekal keterampilan kepada guru untuk menyusun (RPP) c. Memberikan bekal kemampuan kepada guru agar memiliki kemampuan melakukan pembelajaran PPKN terpadu d. Memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihakpihak terkait sehingga dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pembelajaran PPKN 16 Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bumi Aksara, 2003), hlm. 27 17 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Kencana: Jakarta. 2011) hlm 73

12 6. Pengertian Strategi Menjawab Secara Bergantian Berpola Lingkaran Round Robin Strategi Menjawab Secara Bergantian Berpola Lingkaran Round Robin membantu peserta didik untuk tetap konsentrasi dan fokus dalam proses belajar mengajar. Stratgi ini bertujuan untuk berperan serta saat bekerja dalam kelompok kecil atau besar a. Langkah-Langkah Strategi Menjawab Secara Bergantian Berpola Lingkaran Round Robin Langkah-langkah dalam penerapan atau menggunakan strategi Menjawab Secara Bergantian Berpola Lingkaran Round Robin adalah sebagai berikut: 1) Guru meminta kepada siswa meringkas poin-poin kunci pelajaran 2) Guru meminta siswa untuk berfikir sedikitnya tiga detik, sebelum siswa memberi berbagai tanggapan. 3) Guru meminta perwakilan siswa untuk memberikan tanggapan dan jawaban, selanjutnya dari siswa yang sebelah kiri atau kanan untuk mendapatkan tanggapan kedua seterusnya. 4) Guru membimbing siswa untuk memberikan jawaban yang tepat dan mendorong siswa untuk menjadi aktif. 5) Guru memberikan pertanyaan yang bersifat meminta penjelasan 6) Guru meminta kepada salah satu siswa meringkas jawaban jawaban siswa lainnya. 18 18 James Balianca,, Op. Cit, hlm 70

13 b. Kelebihan dan Kelemahan 1) Kelebihan Kelebihan strategi ini dapat mempertinggi partisifasi siswa secara individual, dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, konsentrasi dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, karena bisa saling membantu dalam memecahkan soal, mendorong siswa memiliki rasa kesatuan dan membantu mengembangkan kemampuannya. 2) Kelemahan Proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Menjawab Secara Bergantian Berpola Lingkaran Round Robin banyak membutuhkan waktu untuk meringkas dan menjawab pertanyaan yang diberikan. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang terdahulu yang penulis baca, penulis belum menemukan penelitian tentang judul penelitiannya sama dengan penelitian penulis. Penulis hanya menemukan penelitian yang mempunyai relevansi dengan judul penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Gamasraini (2007) yaitu Penerapan Pembelajaran Model Webbed Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PPKn di SD Negeri 021 Sendayan Kecamatan Kampar Utara dengan kesimpulan (1) Penerapan Pembelajaran Model Webbed dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 021 Sendayan Kecamatan Kampar Utara dalam mata pelajaran

14 PPKn (2) Penerapan Pembelajaran Model Webbed meningkatkan keatipan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran PPKn. 19 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui 2 siklus, pada siklus I diketahui bahwa hasil belajar PPKn siswa hanya mencapai 65,00 setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua maka meningkat dan telah mencapai 75,00. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu samasama dalam upaya peningkatan hasil belajar PPKn Siswa. Sedangkan perbedaannya adalah pada strategi dan kelas yang berbeda. C. Kerangka Berfikir Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap orang dan berlangsung seumur hidup. Semenjak dia lahir sampai keliang lahat nanti, salah satu tanda orang belajar adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupaun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Hasil dari suatu interaksi tindak belajar yaitu diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari si si siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkait dengan tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran 19 Gamas Raini, Penerapan Pembelajaran Model Webbed Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PPKn di SD Negeri 021 Sendayan Kecamatan Kampar Utara, Tahun 2007.

15 adalah hasil dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transper belajar. 20 Hasil belajar berarti penilaian terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan proses belajar. Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis, dibandingkan, dan disimpulkan dalam usaha mencari pemecahan atau suatu jawaban. Pembelajaran Model Webbed ini adalah suatu model yang digunakan untuk menumbuhkan partisifasi yang efektif pada para peserta didik dalam merumuskan dan membuat prioritas tujuan. Diharapkan hasil belajar PPKn siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan Pembelajaran Model Webbed D. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan merupakan kriteria yang ditetapkan sebagai dasar menentukan apakah tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak. 21 Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua aspek yaitu indikator kerja/proses dan indikator hasil. 1.Indikator kinerja/proses a. Indikator Aktivitas Guru 1) Guru meminta kepada siswa meringkas poin-poin kunci pelajaran 2) Guru meminta siswa untuk berfikir sedikitnya tiga detik, sebelum siswa memberi berbagai tanggapan. hlm. 36 20 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Rineka Cipa. Jakarta, 2006) hal 73 21 Helmiati dkk. Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas. (Zanafa Publishing 2012),

16 3) Guru meminta perwakilan siswa untuk memberikan tanggapan dan jawaban, selanjutnya dari siswa yang sebelah kiri atau kanan untuk mendapatkan tanggapan kedua seterusnya. 4) Guru membimbing siswa untuk memberikan jawaban yang tepat dan mendorong siswa untuk menjadi aktif. 5) Guru memberikan pertanyaan yang bersifat meminta penjelasan 6) Guru meminta kepada salah satu siswa meringkas jawaban jawaban siswa lainnya Aktivitas guru dikatakan berhasil apabila mencapai kategori baik, yaitu sekitar 60%-75%. 22 b. Aktivitas Siswa 1) Siswa meringkas poin-poin kunci pelajaran 2) Siswa berfikir sedikitnya tiga detik, sebelum siswa memberi berbagai tanggapan. 3) Perwakilan siswa untuk memberikan tanggapan dan jawaban, selanjutnya dari siswa yang sebelah kiri atau kanan untuk mendapatkan tanggapan kedua seterusnya. 4) Siswa untuk memberikan jawaban yang tepat dan mendorong siswa untuk menjadi aktif. 5) Siswa menjawab pertanyaan yang bersifat meminta penjelasan 6) Siswa meringkas jawaban jawaban siswa lainnya 22 Djamrah. Op. Cit.,Tahun 2005, hlm. 107

17 Aktivitas siswa dikatakan berhasil apabila mencapai kategori baik, yaitu sekitar 60%-75%. 2. Indikator Hasil Penelitian ini dikatakan berhasil apabila setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran Strategi Menjawab Secara Bergantian Berpola Lingkaran Round Robin, siswa yang mempunyai hasil belajar tinggi dalam belajar mencapai 75% dari keseluruhan siswa atau di atas ketuntasan kelas yang telah ditetapkan dengan KKM 65. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoretis yang dikemukakan, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Penerapan Strategi Menjawab Secara Bergantian Berpola Lingkaran Round Robin dapat Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas IV SD Negeri 021 Air Tiris Kecamatan Kampar.

18