HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PAUD MATUARI KEMBES KECAMATAN TOMBULU KABUPATEN MINAHASA Windy I. Pasiowan*, Angela F. C. Kalesaran*, Woodford B. S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Diare menyebabkan 1,7 miliar kasus diare setiap tahun dan telah membunuh 760.000 anak setiap tahun. Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia terjadi 8 kejadian luar biasa yang tersebar di 6 provinsi, 8 kabupaten dengan jumlah penderita 2549 orang dengan kematian 29 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Balita di Pendidikan Anak Usia Dini Matuari Kembes Kecamtan Tombulu Kabupaten Minahasa. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancanganpotonglintang(crosssectional study). Jumlah sampel sebanyak 50 balita dan seluruh orang tua atau wali balita, pengumpulan data penelitian pada bulan November 2017. Instrumen yang digunakan kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat yang menggunakan uji chi square (CI=95%; α=5%). Hasil penelitian dengan uji chi square pada 2 variabel menunjukkan bahwa ada hubungan antara mencuci tangan pakai sabun (p=0,007), penggunaan jamban bersih dan sehat (p=0,375) dengan kejadian diare pada balita. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian Diare dan tidak terdapat hubungan antara menggunakan jamban bersih dan sehat dengan kejadian Diare. Kata Kunci : PHBS, Diare, Balita ABSTRACT Diarrhea causes 1.7 billion cases each year and has killed 760,000 childrens. According to from Indonesia Health Profile there were 8 extraordinary events that spread in 6 provinces, 8 district and 2549 people with 29 deaths. This study aims to analyze the relationship between Clean and Healthy Behavior for Toddlers in Early Childhood Education in Matuari Kembes Tombulu Minahasa Regency. This research is an analytical survey with cross-sectional study. The number of samples are 50 toddlers and all parents, research data collection in November 2017. Instruments used questionnaire. Data analysis included univariate and bivariate analysis using chi square test (CI = 95%; α = 5%). The result of the research with chi square test on 2 variables showed that there was a relationship between hand washing with soap (p = 0,007), use of clean and healthy toilet (p = 0,375) with diarrhea occurrence for toddler. The conclusion of this research is the relationship between washing hands by using soapwith Diarrhea and there is no relationship between using clean and healthy latrine with Diarrhea. Keywords:Clean and healthy behavior, diarrhea, children under five year PENDAHULUAN Diare merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita. Diare telah membunuh 760.000 anak setiap tahun. Di dunia terdapat 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap tahun. Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau sistem imun yang kurang baik seperti pada penderita HIV/AIDS sangat rentan terserang penyakit diare. (WHO, 2013). Prevalensi tertinggi penyakit diare diderita oleh balita 6,7% sedangkan, period prevalence diare berdasarkan gejala sebesar 7% (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2013 terjadi 8 kejadian luar biasa yang tersebar di 6 provinsi, 8 kabupaten 1
dengan jumlah penderita 2549 orang dengan kematian 29 orang (CFR 1,14%) (Kemenkes, 2014). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 diare merupakan penyakit ketiga tertinggi dengan jumlah 15859 kasus. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa tahun 2015 sebanyak 2.408 jiwa yang ditangani dan di Puskesmas Tombulu sebanyak 191 jiwa yang ditangani. Lebih lanjut menurut data Puskesmas Tombulu tahun 2016 terjadi kejadian diare sebanyak 195 pada balita dan pada tahun 2017 sampai bulan November terdapat 42 kasus kejadian diare pada balita khususnya di Desa Kembes. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan potong lintang (cross-sectional study). Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden, diambil dengan cara total sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Umur Balita di Paud Matuari Kembes Umur Balita (Tahun) 2 11 22 3 16 32 4 23 46 Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah balita paling banyak terdapat pada kelompok umur 4 tahun yaitu sebanyak 23 (46%) balita, kemudian pada kategori 3 tahun yaitu sebanyak 16 (32%) balita, kategori 2 tahun yaitu sebanyak 11 (22%) balita. Umur balita termuda 2 tahun 5 bulan dan yang tertua berumur 4 tahun 11 bulan, dengan rata-rat umur yaitu 3.24. Tabel 2. Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin Balita di Paud Matuari Kembes Jenis Kelamin Laki-laki 32 64 Perempuan 18 36 Tabel 2 menunjukan bahwa proporsi balita laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan proporsi balita perempuan. Proporsi balita laki-laki sebanyak 32 (64%) sedangkan proporsi perempuan 18 (36%). 2
Tabel 3. Distribusi Kriteria Mencuci Tangan Pakai Sabun pada Balita di PAUD Matuari Kembes No Mencuci Tangan Pakai Sabun 1. Apakah adik/ ibu selalu mencuci tangan dengan sabun? 2. Apakah adik/ ibu selalu mencuci tangan dengan air mengalir? 3. Apakah ibu menyiapkan sabun di rumah untuk cuci tangan? 4. Apakah adik/ ibu selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum makan? 5. Apakah ibu selalu mencuci tangan pakai sabun setelah menceboki anak BAB? 6. Apakah ibu selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum menceboki anak? 7. Apakah setelah bermain dengan tanah adik mencuci tangan? Ya Tidak n % 34 68.0 16 32,0 35 70.0 15 30.0 39 78.0 11 22.0 37 74.0 13 26.0 42 84.0 8 16.0 32 64.0 18 36.0 37 74.0 13 26.0 Dari tabel 3 diatas, dilakukan pengkodean tiap jawaban dan diperoleh nilai median dan jika hasil dibawah nilai median maka mencuci tangan pakai sabun tersebut dikategorikan kurang baik. Jadi, didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Cuci Tangan pada Balita di Paud Matuari Kembes Kurang baik 24 48 Baik 26 52 Tabel 4 menunjukan bahwa proporsi balita dengan cuci tangan yang baik lebih banyak dibandingkan dengan proporsi balita dengan cuci tangan yang kurang baik. Proporsi balita dengan cuci tangan yang baik sebanyak 52% (26 balita), sedangkan proporsi balita dengan cuci tangan yang kurang baik sebanyak 48% (24 balita). Tabel 5. Distribusi Kriteria Jamban Bersih dan Sehat pada Balita di PAUD Matuari Kembes No. Jamban Bersih dan Sehat 1. Apakah jamban/ wc mempunyai septic tank? 2. Apakah jarak antara sumber air bersih dengan septic tank minimal 10 meter? 3. Apakah jamban/wc mempunyai ventilasi dan penerangan yang cukup? 4. Apakah jamban berbau? 5. Apakah jamban menjadi menjadi tempat hidup serangga, tikus, atau kecoa? Apakah jamban mencemari 6. tanah permukaan? 7. Apakah jamban mudah dibersihkan? 8. Apakah jamban mempunyai dinding dan atap pelindung? 9. Apakah jamban mempunyai lantai kedap air? 10. Apakah jamban tersedia sabun, alat pembersih, dan selalu tersedia air? Ya Tidak n % n % 47 94.0 3 6.0 45 90.0 5 10.0 44 88.0 6 12.0 9 18.0 41 82.0 8 16.0 42 84.0 6 12.0 44 88.0 45 90.0 5 10.0 47 94.0 3 6.0 45 90.0 5 10.0 44 88.0 6 12.0 Dari tabel diatas, dilakukan pengkodean tiap jawaban dan diperoleh nilai median 3
dan jika hasil dibawah nilai median maka jamban tersebut dikategorikan kurang baik. Jadi, didapat hasil sebagai berikut: Tabel 6. Distribusi Jamban Bersih dan Sehat pada Balita di Paud Matuari Kembes Kurang 16 32 baik Baik 34 68 Tabel 6 menunjukan bahwa proporsi balita dengan menggunakan jamban bersih dan sehat yang baik lebih banyak dibandingkan dengan kurang baik. Proporsi penggunanan jamban bersih dan sehat yang baik sebanyak 34 (68%), sedangkan proporsi yang buruk sebanyak 16 (32%). Distribusi kejadian Diare pada balita dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Distribusi Kejadian Diare pada Balita di Paud Matuari Kembes Ya 31 62 Tidak 19 38 Tabel 7 menunjukan bahwa balita yang menderita diare berjumlah 31 (62%) balita, sedangkan balita yang tidak menderita diare pada 3 bulan terakhir ini berjumlah 19 (38%) balita. HUBUNGAN MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan Antara Mencuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare pada Balita di PAUD Matuari Kembes November- Desember 2017. Menc uci Tanga n Pakai Sabun Kuran g Baik Kejadian Diare RP Ya (95 P Tidak %) val CI ue 2 4 4 8. 1.97 0 0. 0 0 0 Baik 1 2 1 3 (1.21 1 2. 0 5 0. 0 0,0 07 5-3.19 3) Total 3 6 1 3 1 2. 9 8. 0 0 Tabel 8 menunjukan bahwa mencuci tangan pakai sabun dalam kategori kurang baik dengan kejadian Diare sebanyak 20 (40,0%) balita sedangkan yang tidak Diare hanya 4 (8,0%) balita. Balita pada kategori yang baik dengan kejadian Diare sebanyak 11 (22,0%) balita sedangkan yang tidak Diare 15 (30,0) balita. Jumlah keseluruhan kejadian Diare pada kategori kurang 4
baik sebanyak 24 balita sedangkan pada kategoti baik sebanyak 26 balita. Perhitungan dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai probabilitas (pvalue) sebesar 0,007 dengan tingkat kesalahan 0,05 dan Rasio Prevalens (RP) sebesar 1.970. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian Diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. Mencuci tangan dimata masyarakat hanyalah hal kecil yang kadang tidak diutamakan, padahal semua yang masuk ke dalam mulut sampai ke perut itu semua melalui tangan. Dari penelitian ini bisa dilihat bahwa dikatakan berhubungan karena kurang memperhatikan dan tidak memperbiasakan diri mencuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah melakukan hal tertentu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra P, D, A, dkk (2017) di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa hasil nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,005), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara personal hygiene dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu. Selain itu juga uji yang digunakan ada kesamaan dengan uji yang peneliti gunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Hamzah dkk (2012) di Belawan Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa mencuci tangan memiliki hubungan dengan hasil probabilitas sebesar 0,009 (p <0,005) hal ini menjukkan terdapat hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Belawan Kabupaten Wajo. Penelitian lain dilakukan oleh Kusmawati, dkk (2012) di Tegowan Wetan Grobogan menunjukkan bahwa hasil probabilitas sebesar 0,007 (p <0,005) hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita usia 1-3 tahun studi kasus di desa Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu Grobogan. Menurut teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012), Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian diare yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam hal ini yaitu mencuci tangan pakai sabun. Teori tersebut didukung juga dengan teori yang dikemukakan oleh Rahmawati (2012) bahwa kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan, karena dengan mencuci 5
tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran debu secara mekanis dari permukaan kulit yang dapat mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya. Tetapi pada penelitian ini, peneliti mendapatkan bahwa terdapat 26 reponden yang mencuci tangan pakai sabun tetapi masih terdapat 15 responden yang mengalami diare. Tabel 9. Hasil Analisis Jamban Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare pada Balita di PAUD Matuari Kembes November-Desember 2017. Jamban Bersih dan Sehat Kurang Baik Kejadian Diare P Ya Tidak valu e 8 16.0 8 16.0 Baik 23 46.0 11 22.0 Total 31 62.0 19 38.0 0,375 Tabel 9 menunjukan bahwa jamban bersih dan sehat dalam kategori kurang baik dengan kejadian Diare sebanyak 8 (16,0%) balita sedangkan yang tidak diare sebanyak 8 (16,0%) balita. Balita pada kategori baik dengan kejadian Diare sebanyak 23 (46,0%) balita sedangkan yang tidak diare 11 (22,0%) balita. Jumlah keseluruhan kejadian Diare pada kategori kurang baik sebanyak 16 balita sedangkan pada kategori baik sebanyak 34 balita. Perhitungan dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai probabilitas (pvalue) sebesar 0,375 dengan tingkat kesalahan 0,05 tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jamban bersih dan sehat dengan kejadian Diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa.Jamban dikatakan tidak berhubungan dengan kejadian diare karena di Desa Kembes kebanyakkan telah menggunakan jamban sesuai dengan syarat-syarat jamban bersih dan sehat. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganyar karena penelitian tersebut menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,025, hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kondisi bangunan jamban dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu. Sementara penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jamban bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa, ini bisa dikarenakan di Tasikmadu banyak warga yang belum mengetahui syaratsyarat jamban bersih dan sehat atau tidak mempunyai dana untuk membangun jamban sehingga masih 6
menggunakan jamban/ wc umum bahkan menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan air besar. Hasil penelitian ini tidak dapat mendukung teori yang dikemukakan` oleh Rahmawati (2012) karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 45 responden yang menggunakan jamban bersih dan sehat tetapi terdapat 27 orang (54%) yang mengalami diare. Sementara teori yang dikemukakan tersebut mengatakan bahwa penularan penyakit bisa teratasi jika adanya jamban karena tidak mengundang lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan, ISPA, penyakit kulit, dan keracunan. KESIMPULAN 1. Terdapathubunganantaramencucita ngan pakai sabun dengan kejadian diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. 2. Tidak terdapat hubungan antara penggunaan jamban bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. SARAN 1. Bagi Ibu/ wali dari balita Jika belum berperilaku hidup bersih dan sehat agar lebih memperhatikan lagi kebersihan anak-anak ketika bermain dengan tanah, sebelum makanan, sehabis buang air besar, juga bagi ibu-ibu yang menyiapkan makanan untuk lebih membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan hal-hal tersebut. 2. Bagi PAUD Matuari Kembes Tetap melalakukan kerjasama dengan pelayanan kesehatan yang ada untuk melakukan penyuluhan tentang berperilaku hidup bersih dansehat dengan baik kepada anak balita danpadaibu/ wali dari balita di PAUD Matuari Kembes. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2015. ProfilDinas Kesehatan KabupatenMinahasa. Anonimous. 2016. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Anonimous. 2016. Profil Kesehatan Puskesmas Tombulu. Hamzah. 2012. Hubungan Perilaku Hidup Besih dan Sehat dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Belawan Kabupaten Wajo. Jurnal. Makasar: UNHAS Kementrian Kesehatan RI. 2014. 7
Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Kusmawati. 2012. Hubungan PerilakuHidupBersihdanSehatd engankejadian DiarepadaBalitaUsia 1-3 tahunstudikasus di DesaTegowanuWetanKecamtan TegowanuGrobogan. Jurnal.Jawa Tengah: STIKES Telogorejo Semarang Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Putra. 2017. HubunganSanitasi dasardan Personal Hygiene dengankejadiandiarepadaanak Balita di Wilayah KerjaPuskesmasTasikMaduKab upatenkaranganyar. JurnalVol 5 No. 1.Jawa Tengah: UniversitasDiponegoro Rahmawati, Proverawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga 8