HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PAUD MATUARI KEMBES KECAMATAN TOMBULU KABUPATEN MINAHASA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

KEJADIAN DIARE PADA BALITA DITINJAU DARI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

Lesy Lailatul Hikmati 1) Siti Novianti dan Andik Setiyono 2)

HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Oleh : Tresna Komalasari

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

KETERSEDIAAN SUMBER AIR BERSIH DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA KELUARGA BAYI YANG MENGALAMI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Purbo Tahun 2014 Page 1

ABSTRACT. Keywords: Diarrhea, PHBS indicators

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SD NEGERI TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN

sampel probability propotional to size. Hasil penelitian dianalisa data baik univariat

STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

Transkripsi:

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PAUD MATUARI KEMBES KECAMATAN TOMBULU KABUPATEN MINAHASA Windy I. Pasiowan*, Angela F. C. Kalesaran*, Woodford B. S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Diare menyebabkan 1,7 miliar kasus diare setiap tahun dan telah membunuh 760.000 anak setiap tahun. Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia terjadi 8 kejadian luar biasa yang tersebar di 6 provinsi, 8 kabupaten dengan jumlah penderita 2549 orang dengan kematian 29 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Balita di Pendidikan Anak Usia Dini Matuari Kembes Kecamtan Tombulu Kabupaten Minahasa. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancanganpotonglintang(crosssectional study). Jumlah sampel sebanyak 50 balita dan seluruh orang tua atau wali balita, pengumpulan data penelitian pada bulan November 2017. Instrumen yang digunakan kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat yang menggunakan uji chi square (CI=95%; α=5%). Hasil penelitian dengan uji chi square pada 2 variabel menunjukkan bahwa ada hubungan antara mencuci tangan pakai sabun (p=0,007), penggunaan jamban bersih dan sehat (p=0,375) dengan kejadian diare pada balita. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian Diare dan tidak terdapat hubungan antara menggunakan jamban bersih dan sehat dengan kejadian Diare. Kata Kunci : PHBS, Diare, Balita ABSTRACT Diarrhea causes 1.7 billion cases each year and has killed 760,000 childrens. According to from Indonesia Health Profile there were 8 extraordinary events that spread in 6 provinces, 8 district and 2549 people with 29 deaths. This study aims to analyze the relationship between Clean and Healthy Behavior for Toddlers in Early Childhood Education in Matuari Kembes Tombulu Minahasa Regency. This research is an analytical survey with cross-sectional study. The number of samples are 50 toddlers and all parents, research data collection in November 2017. Instruments used questionnaire. Data analysis included univariate and bivariate analysis using chi square test (CI = 95%; α = 5%). The result of the research with chi square test on 2 variables showed that there was a relationship between hand washing with soap (p = 0,007), use of clean and healthy toilet (p = 0,375) with diarrhea occurrence for toddler. The conclusion of this research is the relationship between washing hands by using soapwith Diarrhea and there is no relationship between using clean and healthy latrine with Diarrhea. Keywords:Clean and healthy behavior, diarrhea, children under five year PENDAHULUAN Diare merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita. Diare telah membunuh 760.000 anak setiap tahun. Di dunia terdapat 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap tahun. Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau sistem imun yang kurang baik seperti pada penderita HIV/AIDS sangat rentan terserang penyakit diare. (WHO, 2013). Prevalensi tertinggi penyakit diare diderita oleh balita 6,7% sedangkan, period prevalence diare berdasarkan gejala sebesar 7% (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2013 terjadi 8 kejadian luar biasa yang tersebar di 6 provinsi, 8 kabupaten 1

dengan jumlah penderita 2549 orang dengan kematian 29 orang (CFR 1,14%) (Kemenkes, 2014). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 diare merupakan penyakit ketiga tertinggi dengan jumlah 15859 kasus. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa tahun 2015 sebanyak 2.408 jiwa yang ditangani dan di Puskesmas Tombulu sebanyak 191 jiwa yang ditangani. Lebih lanjut menurut data Puskesmas Tombulu tahun 2016 terjadi kejadian diare sebanyak 195 pada balita dan pada tahun 2017 sampai bulan November terdapat 42 kasus kejadian diare pada balita khususnya di Desa Kembes. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan potong lintang (cross-sectional study). Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden, diambil dengan cara total sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Umur Balita di Paud Matuari Kembes Umur Balita (Tahun) 2 11 22 3 16 32 4 23 46 Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah balita paling banyak terdapat pada kelompok umur 4 tahun yaitu sebanyak 23 (46%) balita, kemudian pada kategori 3 tahun yaitu sebanyak 16 (32%) balita, kategori 2 tahun yaitu sebanyak 11 (22%) balita. Umur balita termuda 2 tahun 5 bulan dan yang tertua berumur 4 tahun 11 bulan, dengan rata-rat umur yaitu 3.24. Tabel 2. Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin Balita di Paud Matuari Kembes Jenis Kelamin Laki-laki 32 64 Perempuan 18 36 Tabel 2 menunjukan bahwa proporsi balita laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan proporsi balita perempuan. Proporsi balita laki-laki sebanyak 32 (64%) sedangkan proporsi perempuan 18 (36%). 2

Tabel 3. Distribusi Kriteria Mencuci Tangan Pakai Sabun pada Balita di PAUD Matuari Kembes No Mencuci Tangan Pakai Sabun 1. Apakah adik/ ibu selalu mencuci tangan dengan sabun? 2. Apakah adik/ ibu selalu mencuci tangan dengan air mengalir? 3. Apakah ibu menyiapkan sabun di rumah untuk cuci tangan? 4. Apakah adik/ ibu selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum makan? 5. Apakah ibu selalu mencuci tangan pakai sabun setelah menceboki anak BAB? 6. Apakah ibu selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum menceboki anak? 7. Apakah setelah bermain dengan tanah adik mencuci tangan? Ya Tidak n % 34 68.0 16 32,0 35 70.0 15 30.0 39 78.0 11 22.0 37 74.0 13 26.0 42 84.0 8 16.0 32 64.0 18 36.0 37 74.0 13 26.0 Dari tabel 3 diatas, dilakukan pengkodean tiap jawaban dan diperoleh nilai median dan jika hasil dibawah nilai median maka mencuci tangan pakai sabun tersebut dikategorikan kurang baik. Jadi, didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Cuci Tangan pada Balita di Paud Matuari Kembes Kurang baik 24 48 Baik 26 52 Tabel 4 menunjukan bahwa proporsi balita dengan cuci tangan yang baik lebih banyak dibandingkan dengan proporsi balita dengan cuci tangan yang kurang baik. Proporsi balita dengan cuci tangan yang baik sebanyak 52% (26 balita), sedangkan proporsi balita dengan cuci tangan yang kurang baik sebanyak 48% (24 balita). Tabel 5. Distribusi Kriteria Jamban Bersih dan Sehat pada Balita di PAUD Matuari Kembes No. Jamban Bersih dan Sehat 1. Apakah jamban/ wc mempunyai septic tank? 2. Apakah jarak antara sumber air bersih dengan septic tank minimal 10 meter? 3. Apakah jamban/wc mempunyai ventilasi dan penerangan yang cukup? 4. Apakah jamban berbau? 5. Apakah jamban menjadi menjadi tempat hidup serangga, tikus, atau kecoa? Apakah jamban mencemari 6. tanah permukaan? 7. Apakah jamban mudah dibersihkan? 8. Apakah jamban mempunyai dinding dan atap pelindung? 9. Apakah jamban mempunyai lantai kedap air? 10. Apakah jamban tersedia sabun, alat pembersih, dan selalu tersedia air? Ya Tidak n % n % 47 94.0 3 6.0 45 90.0 5 10.0 44 88.0 6 12.0 9 18.0 41 82.0 8 16.0 42 84.0 6 12.0 44 88.0 45 90.0 5 10.0 47 94.0 3 6.0 45 90.0 5 10.0 44 88.0 6 12.0 Dari tabel diatas, dilakukan pengkodean tiap jawaban dan diperoleh nilai median 3

dan jika hasil dibawah nilai median maka jamban tersebut dikategorikan kurang baik. Jadi, didapat hasil sebagai berikut: Tabel 6. Distribusi Jamban Bersih dan Sehat pada Balita di Paud Matuari Kembes Kurang 16 32 baik Baik 34 68 Tabel 6 menunjukan bahwa proporsi balita dengan menggunakan jamban bersih dan sehat yang baik lebih banyak dibandingkan dengan kurang baik. Proporsi penggunanan jamban bersih dan sehat yang baik sebanyak 34 (68%), sedangkan proporsi yang buruk sebanyak 16 (32%). Distribusi kejadian Diare pada balita dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Distribusi Kejadian Diare pada Balita di Paud Matuari Kembes Ya 31 62 Tidak 19 38 Tabel 7 menunjukan bahwa balita yang menderita diare berjumlah 31 (62%) balita, sedangkan balita yang tidak menderita diare pada 3 bulan terakhir ini berjumlah 19 (38%) balita. HUBUNGAN MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan Antara Mencuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare pada Balita di PAUD Matuari Kembes November- Desember 2017. Menc uci Tanga n Pakai Sabun Kuran g Baik Kejadian Diare RP Ya (95 P Tidak %) val CI ue 2 4 4 8. 1.97 0 0. 0 0 0 Baik 1 2 1 3 (1.21 1 2. 0 5 0. 0 0,0 07 5-3.19 3) Total 3 6 1 3 1 2. 9 8. 0 0 Tabel 8 menunjukan bahwa mencuci tangan pakai sabun dalam kategori kurang baik dengan kejadian Diare sebanyak 20 (40,0%) balita sedangkan yang tidak Diare hanya 4 (8,0%) balita. Balita pada kategori yang baik dengan kejadian Diare sebanyak 11 (22,0%) balita sedangkan yang tidak Diare 15 (30,0) balita. Jumlah keseluruhan kejadian Diare pada kategori kurang 4

baik sebanyak 24 balita sedangkan pada kategoti baik sebanyak 26 balita. Perhitungan dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai probabilitas (pvalue) sebesar 0,007 dengan tingkat kesalahan 0,05 dan Rasio Prevalens (RP) sebesar 1.970. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian Diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. Mencuci tangan dimata masyarakat hanyalah hal kecil yang kadang tidak diutamakan, padahal semua yang masuk ke dalam mulut sampai ke perut itu semua melalui tangan. Dari penelitian ini bisa dilihat bahwa dikatakan berhubungan karena kurang memperhatikan dan tidak memperbiasakan diri mencuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah melakukan hal tertentu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra P, D, A, dkk (2017) di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa hasil nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,005), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara personal hygiene dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu. Selain itu juga uji yang digunakan ada kesamaan dengan uji yang peneliti gunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Hamzah dkk (2012) di Belawan Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa mencuci tangan memiliki hubungan dengan hasil probabilitas sebesar 0,009 (p <0,005) hal ini menjukkan terdapat hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Belawan Kabupaten Wajo. Penelitian lain dilakukan oleh Kusmawati, dkk (2012) di Tegowan Wetan Grobogan menunjukkan bahwa hasil probabilitas sebesar 0,007 (p <0,005) hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita usia 1-3 tahun studi kasus di desa Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu Grobogan. Menurut teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012), Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian diare yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam hal ini yaitu mencuci tangan pakai sabun. Teori tersebut didukung juga dengan teori yang dikemukakan oleh Rahmawati (2012) bahwa kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan, karena dengan mencuci 5

tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran debu secara mekanis dari permukaan kulit yang dapat mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya. Tetapi pada penelitian ini, peneliti mendapatkan bahwa terdapat 26 reponden yang mencuci tangan pakai sabun tetapi masih terdapat 15 responden yang mengalami diare. Tabel 9. Hasil Analisis Jamban Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare pada Balita di PAUD Matuari Kembes November-Desember 2017. Jamban Bersih dan Sehat Kurang Baik Kejadian Diare P Ya Tidak valu e 8 16.0 8 16.0 Baik 23 46.0 11 22.0 Total 31 62.0 19 38.0 0,375 Tabel 9 menunjukan bahwa jamban bersih dan sehat dalam kategori kurang baik dengan kejadian Diare sebanyak 8 (16,0%) balita sedangkan yang tidak diare sebanyak 8 (16,0%) balita. Balita pada kategori baik dengan kejadian Diare sebanyak 23 (46,0%) balita sedangkan yang tidak diare 11 (22,0%) balita. Jumlah keseluruhan kejadian Diare pada kategori kurang baik sebanyak 16 balita sedangkan pada kategori baik sebanyak 34 balita. Perhitungan dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai probabilitas (pvalue) sebesar 0,375 dengan tingkat kesalahan 0,05 tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jamban bersih dan sehat dengan kejadian Diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa.Jamban dikatakan tidak berhubungan dengan kejadian diare karena di Desa Kembes kebanyakkan telah menggunakan jamban sesuai dengan syarat-syarat jamban bersih dan sehat. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganyar karena penelitian tersebut menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,025, hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kondisi bangunan jamban dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu. Sementara penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jamban bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa, ini bisa dikarenakan di Tasikmadu banyak warga yang belum mengetahui syaratsyarat jamban bersih dan sehat atau tidak mempunyai dana untuk membangun jamban sehingga masih 6

menggunakan jamban/ wc umum bahkan menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan air besar. Hasil penelitian ini tidak dapat mendukung teori yang dikemukakan` oleh Rahmawati (2012) karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 45 responden yang menggunakan jamban bersih dan sehat tetapi terdapat 27 orang (54%) yang mengalami diare. Sementara teori yang dikemukakan tersebut mengatakan bahwa penularan penyakit bisa teratasi jika adanya jamban karena tidak mengundang lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan, ISPA, penyakit kulit, dan keracunan. KESIMPULAN 1. Terdapathubunganantaramencucita ngan pakai sabun dengan kejadian diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. 2. Tidak terdapat hubungan antara penggunaan jamban bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di PAUD Matuari Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa. SARAN 1. Bagi Ibu/ wali dari balita Jika belum berperilaku hidup bersih dan sehat agar lebih memperhatikan lagi kebersihan anak-anak ketika bermain dengan tanah, sebelum makanan, sehabis buang air besar, juga bagi ibu-ibu yang menyiapkan makanan untuk lebih membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan hal-hal tersebut. 2. Bagi PAUD Matuari Kembes Tetap melalakukan kerjasama dengan pelayanan kesehatan yang ada untuk melakukan penyuluhan tentang berperilaku hidup bersih dansehat dengan baik kepada anak balita danpadaibu/ wali dari balita di PAUD Matuari Kembes. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2015. ProfilDinas Kesehatan KabupatenMinahasa. Anonimous. 2016. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Anonimous. 2016. Profil Kesehatan Puskesmas Tombulu. Hamzah. 2012. Hubungan Perilaku Hidup Besih dan Sehat dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Belawan Kabupaten Wajo. Jurnal. Makasar: UNHAS Kementrian Kesehatan RI. 2014. 7

Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Kusmawati. 2012. Hubungan PerilakuHidupBersihdanSehatd engankejadian DiarepadaBalitaUsia 1-3 tahunstudikasus di DesaTegowanuWetanKecamtan TegowanuGrobogan. Jurnal.Jawa Tengah: STIKES Telogorejo Semarang Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Putra. 2017. HubunganSanitasi dasardan Personal Hygiene dengankejadiandiarepadaanak Balita di Wilayah KerjaPuskesmasTasikMaduKab upatenkaranganyar. JurnalVol 5 No. 1.Jawa Tengah: UniversitasDiponegoro Rahmawati, Proverawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga 8