BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istiyanto (2014:1) menyatakan, ispring pro merupakan salah satu tool yang

dokumen-dokumen yang mirip
DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24

TUMBUHAN PINUS. Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut :

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

Ciri-ciri Spermatohyta

POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA

TUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE. Oleh : Gabryna Auliya Nugroho

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

Reproduksi Seksual Gymnospermae

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

BAB VIII DUNIA TUMBUHAN

Gymnospermae. Modul 1 PENDAHULUAN

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6. Gamet haploid. Gamet diploid. Spora. Hifa

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku)

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

: kemampuan organisme untuk menghasilkan kembali individu baru

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

A. Struktur Akar dan Fungsinya

Pokok Bahasan. Tambahan

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE)

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)

II. Bagaimana sifat diwariskan

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

Struktur Anatomi Biji

Copyright Provide Free Tests and High Quality

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3.

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

KELOMPOK III PHIKA AINNADYA HASAN ST. HATIJAH IRMAYANTI TENRI SANA WAHID YUSDAR M H H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MISKONSEPSI PADA BUKU PELAJARAN BIOLOGI KELAS 3 SLTP POKOK BAHASAN PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN

Lampiran 1 Peta Kebun Raya Bogor

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

Analisis Artikel Tumbuhan Lumut

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011

POKOK BAHASAN XIV. POLIEMBRIONI, APOMIKSIS DAN EMBRIOLOGI EKSPERIMENTAL

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI

JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN

Bab VII TUJUAN PEMBELAJARAN. Dunia Tumbuhan (Kingdom Dunia Tumbuhan Plantae) 157. Dunia Tumbuhan

TES (ASPEK KOGNITIF)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN

REVISI DAN PROPOSISI MIKRO TEKS DASAR

vii Tinjauan Mata Kuliah

4.5 KONSEP PEMBIAKAN PADA TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik jenis tanamanya.

Makalah Botani Tumbuhan Rendah

BAB 1. PENDAHULUAN. a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan.

PENGHALUSAN TEKS DASAR

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

Kegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang paling

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB X REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

EMBRIOGENESIS IN VIVO PADA BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) DAN PENGARUH ASAM ABSISAT TERHADAP PERKEMBANGAN IN VITRO BAKAL EMBRIO

DUNIA TUMBUHAN. - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN

Pertumbuhan dan Perkembangbiakan pada Tumbuhan

MAKALAH BOTANI TINGKAT TINGGI SYMPETALAE

PENGEMBANGAN MEDIA PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY) PADA MATERI PEMBELAHAN SEL DI SMA

vii Tinjauan Mata Kuliah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

BAB III. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN a. Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif b. Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative...

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BIOLOGI BAB VI REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

Pertemuan IX: DUNIA TUMBUHAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Onrizal. Departemen Kehutanan Universitas Sumatera Utara

ganda, dan sesekali menambahkan soal esai jika siswa dituntut untuk menjelaskan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa miskonsepsi pada

KINGDOM PLANTAE (DUNIA TUMBUHAN)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI

PINOPHYTA BILLYARDI RAMDHAN, S.PD. UMMI-2009

Jurnal Praktikum Phanerogamae Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan Semester IV. TA.2015/

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Konsep Perkembangbiakan Generatif Pada Tumbuhan. jantan dan alat kelamin betina. Baik tumbuhan ataupun hewan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Bab. Peta Konsep. Gambar 6.1 Tumbuhan di taman. Jaringan meristem. Jaringan pada tumbuhan. Jaringan dewasa. terdiri dari. menyusun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB VIII BAGIAN TUBUH TANAMAN

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

PENDAHULUAN Latar Belakang

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA

UNIVERSITAS GADJAH MADA RPKPS STRUKTURR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN. Oleh : Tim S P T Koord : Prof.Dr. Issirep Sumardi FAKULTAS BIOLOGI

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ispring Pro Istiyanto (2014:1) menyatakan, ispring pro merupakan salah satu tool yang mengubah file presentasi yang kompatibel dengan power point untuk menjadikan bentuk flash. Ispring pro secara mudah dapat di integrasikan dalam microsoft power point sehingga tidak dibutuhkan keahlian khusus. Beberapa fitur ispring pro adalah : 1. Ispring pro bekerja sebagai add ins power point, untuk menjadikan file power point lebih menarik dan interaktif berbasis flash dan dapat dibuka pada hampir setiap komputer atau platform. 2. Dikembangkan untuk mendukung e-learning ispring pro dapat menyisipkan berbagai bentuk media, sehingga media pembelajaran yang dihasilkan akan lebih menarik, diantaranya adalah dapat merekam dan sinkronisasi video presenter, menambahkan flash dan video youtube, mengimpor atau merekam audio, menambahkan informasi pembuat presentasi dan logo perusahaan, serta membuat navigasi dan desain yang unik. 3. Mudah didistribusikan dalam format flash, yang dapat digunakan dimanapun dan dioptimalkan untuk web. 4. Membuat kuis dengan berbagai jenis pertanyaan/soal yaitu: true/false, multiple choice, multiple response, type in, matching, sequence, numeric, fill in the blank, multiple choice text. 7

8 Pada Gambar dibawah ini menu ispring : Gambar 2.1 Menu Ispring pro. Pada Gambar dibawah ini gambar langkah-langkah dari ispring pro : Gambar 2.2 Langkah-langkah pembuatan Ispring Pro. Power point dan flash memiliki keunggulan masing-masing keduanya tidak bisa dibandingkan, karena keduanya memiliki fungsi yang lebih banyak bedanya. Powerpoint dapat digunakan untuk membuat slide presentasi dengan cepat dan menarik. 2.2 Pengembangan Media Pembelajaran. Sanjaya (2012:105-106) menyatakan, pengembangan media pembelajaran dipengaruhi oleh konsep mengajar dan konsep belajar. Konsep lama diajarkan sebagai proses penyampaian materi pelajaran dari guru/pengajar pada sekelompok

9 siswa/peserta didik. Media yang berfungsi untuk memudahkan guru menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu orientasi penggunaan media adalah guru itu sendiri. Pandangan baru menganggap mengajar sebagai proses mengatur lingkungan siswa belajar, media pembelajaran diorientasikan pada kemudahan siswa merubah perilakunya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Asyhar (2010:3), kata medium yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari si pengirim (sender) kepada si penerima (receiver) pesan, memaknai media sebagai alat yang berfungsi menyampaikan pesan. Adapun macam-macam media sebagai : 2.2.1 Media Sebagai Alat Bantu Mengajar. Menyampaikan materi pelajaran hanya mengandalkan bahasa verbal tidak selamanya berjalan dengan efektif. Bahasa sebagai media utama, bisa terjadi siswa akan terbatas atau tidak akan optimal dalam memahami informasi yang disampaikan guru. Maka perkembangan media difungsikan sebagai alat bantu penyampaian pesan yang kemudian dikenal dengan teaching aid. 2.2.2 Media Sebagai Sumber Belajar. Perubahan paradigma tentang mengajar sebagai proses penyampaian materi pelajaran menjadi mengajar sebagai proses mengatur lingkunga supaya siswa belajar dipengaruhi oleh kemajuan teknologi informasi dan pandangan baru tentang siswa/peserta didik sebagai organisme yang unik. Media pembelajaran tidak lagi difungsikan sebagai penyalur pesan belaka (content oriented), akan tetapi lebih dari

10 itu yakni sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (learning resources). Ada beberapa jenis media pembelajaran diantaranya : 1. Media visual diantaranya : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. 2. Media audial diantaranya : radio, tape recorder, laboratorium bahasa dan seterusnya. 3. Projected still media diantaranya : slide, over head projektor(ohp), In focus. 4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. 2.3 Kerangka Berpikir. Berdasarkan kajian pustaka yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat dibuat sebuah kerangka pikir sebagai berikut : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan Perangkat Pembelajaran Pembelajaran Media Pembelejara Tes Awal Validasi Pelaksanaan Pembelajaran Menurut Kurikulim 2013 Media Ispring Pro pada Materi Reproduksi Tumbuhan Tes Akhir Keefektifan Gambar 2.3 Kerangka Berpikir. Hasil Belajar

11 2.4 Penelitian Pengembangan Mulyatiningsih (2013:200) menyatakan, model ADDIE dikembangkan untuk merancang sistem pembelajaran. Setiap tahap pengembangan model atau metode pembelajaran, yaitu : 1. Analisis Pada tahap analysis, kegiatan utamanya adalah menganalisis pengembangan model/metode pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru. Pengembangan metode pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah dalam model/metode pembelajaran yang sudah diterapkan. Masalah dapat terjadi karena model/metode pembelajaran yang ada sekarang sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik, dsb. Setelah analisis berlangsung adanya pengembangan model/metode pembelajaran baru, penelitian juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru tersebut. 2. Design Dalam perancangan model/metode pembelajaran, tahap desain memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan model/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.

12 3. Development Development dalam ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran. 4. Implementation Implementasi rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah penerapan metode kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikut. 5. Evaluation. Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Pada evaluasi sumatif dapat mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan

13 pembelajaran yang ingin dicapai. Dari hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna model/metode. Ravisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru tersebut. Research and Development (R & D) membutuhkan waktu yang relatif panjang. Peneliti sering membagi kegiatan penelitian dalam beberapa tahap. Pada umumnya, dalam kegiatan penelitian tahun pertama dirancang untuk mengidentifikasi masalah dan merancang produk. Pada tahun berikutnya, kegiatan penelitian dilakukan untuk mengimplementasikan rancangan produk pada pengguna. Proses penelitian yang panjang tersebut tentu saja membutuhkan berbagai jenis data, sumber data dan metode analisis data yang berbeda-beda. Peneliti dituntut mampu mengaplikasikan pengetahuan dasar tentang metode penelitian untuk dapat mengatasi masalah pada saat proses pengembangan berlangsung. 2.5 Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Munawwaroh (2014), dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Multimedia Menggunakan Software Ispring Suite 6.2 Untuk SD/MI Kelas V Materi Organ Tubuh Manusia dan Fungsinya melaporkan bahwa media yang sebagai penelitian ini sangat baik sehingga siswa merespon dengan positif, dan penelitian yang digunakan oleh munawwaroh sama-sama menggunakan metode penelitian ADDIE. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sartika (2012), dengan judul Pengembangan Multimedia Interaktif dengan Program Ispring Presenter Pada

14 Pembelajaran Sistem Kekebalan Tubuh Untuk Siswa SMA XI melaporkan bahwa respon siswa terhadap pengguna multimedia dalam pembelajaran sebesar 81,0 persen, penyampaian materi menggunakan media siswa bisa belajar dengan baik sesuai dengan harapan. Dalam penelitian ini sartika menggunakan ispring presenter dengan materi sistem kekebalan tubuh sedangkan peneliti ini yang dikembangkan adalah media ispring pro dengan materi reproduksi tumbuhan. 2.6 Tinjauan Materi 2.6.1 Reproduksi Tumbuhan. Reproduksi tumbuhan adalah suatu proses dimana tumbuhan memperoleh organisme baru sesuai dengan induknya. Reproduksi tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan reproduksi secara seksual (generatif). Reproduksi generatif adalah terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan. Pembuahan (fertilisasi) pada tumbuhan berbiji akan terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan (persarian/polenasi). Reproduksi secara vegetatif diartikan sebagai pembentukan individu baru tanpa adanya peleburan antara gamet jantan dan betina. Reproduksi secara vegetatif dibagi menjadi dua, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan. 1. Tumbuhan Biji (Spermatophyta). Menurut Irnaningtyas (2013:279) Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan yang beradaptasi dengan baik di lingkungan air. Spermatophyta yang hidup

15 di air, misalnya teratai dan eceng gondok. Spermatophyta yang hidup di darat dapat hidup bebas di tanah, epifit di pohon, atau parasit pada tumbuhan lainnya. Spermatophyta yang hidup epifit. Ciri-ciri dari Spermatophyta : (1) Bentuk dan ukuran tubuh Spermatophyta yang meliputi akar, batang dan daun. (2) struktur dan fungsi tubuh Spermatophyta, tumbuhan berbiji yang merupakan generasi sporofit (2n). Sementara generasi gametofit (n) sudah tereduksi dan terikat pada sporofitnya atau dikelilingi oleh jaringan sporofit. Bentuk sporofit tumbuhan berbiji meliputi akar, batang dan daun. Akar dapat membentuk serabut atau tunggang. Batang ada yang berkambium ada pula yang tidak berkambium. Daun memiliki bentuk dan ukuran bervariasi. Tulang daun berbentuk lurus, menyirip atau menjari. Tumbuhan berbiji memiliki pembuluh angkut baik xilem maupun floem, pada akar, batang maupun daun. Spermatophyta memiliki alat perkembangbiakan generatif berupa strobilus atau bunga. Strobilus dimiliki oleh Gymnospermae tumbuhan berbiji terbuka, sedangkan bunga dimiliki oleh Angiospermae tumbuhan berbiji tertutup. 2. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae). Menurut Irnaningtyas (2013:279) Gymnospermae (Yunani, gymnos = terbuka, sperma = biji) yang banyak dikenal yaitu tumbuhan konifer atau pinus yang memiliki konus (strobilus atau rujung), istilah konifer berasal dari struktur reproduktif pada tumbuhan tersebut yang merupakan kumpulan sporofil berbentuk sisik. Generasi pada Gymnospermae adalah sporofit. Pohon pinus merupakan sporofit yang berkromosom diploid (2n). Gymnospermae bereproduksi secara generatif

16 (seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa. Penyerbukan pada umumnya terjadi dengan bantuan angin. Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal, siklus hidup tumbuhan berbiji terbuka sebagai berikut : 1. Pohon pinus (sporofit) berkromosom diploid (2n) yang sudah dewasa membentuk strobilus jantan (serbuk sari) dan strobilus betina (ovulasi). 2. Strobilus jantan memiliki sporofil berupa daun reproduktif kecil yang mengandung ratusan mikrosporangia. Sel-sel di dalam mikrosporangia mengalami pembelahan meiosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk sari yang haploid (n). 3. Strobilus betina memiliki sporofil berbentuk sisik. Setiap sisik memiliki dua bakal biji. Masing-masing bakal biji memiliki megasporangium yang terlindungi oleh lapisan integumen, dengan sebuah bukaan berbentuk lobang kecil yang disebut mikrofil. 4. Penyerbukan terjadi bila serbuk sari jatuh pada strobilus betina, kemudian terisap masuk kedalam bakal biji melalui mikropil. Proses pembuahan ovum oleh sel sperma baru akan terjadi sekitar satu tahun setelah terjadinya penyerbukan. 5. Di dalam strobilus betina terjadi pembelahan meiosis sel induk megaspora (2n) yang terdapat di dalam nuselus, dihasilkan empat sel haploid (n), hanya satu sel yang bertahan hidup dan tumbuh menjadi megaspora (n), sedangkan tiga sel lainnya mengalami reduksi lalu mati. 6. Megaspora (n) membelah secara mitosis berulang-ulang dan tumbuh menjadi jaringan gametofit betina (n). Jaringan gametofit betina yang berdekatan dengan

17 mikrofil akan membentuk arkegonium. Arkegonia yang terbentuk berjumlah dua atau tiga yang masing-masing mengandung satu ovum. 7. Serbuk sari yang jatuh pada liang bakal biji mikrofil akan berkecambah membentuk tabung atau buluh serbuk sari, menembus nuselus menuju ke ruang arkegonium. Di dalam buluh serbuk sari terdapat satu sel generatif yang membelah menjadi dua sel, yaitu sel steril (dislokator) dan sel spermatogen. Sel spermatogen membelah menjadi dua sel spermatozoid dengan ukuran yang berbeda. Saat mencapai ovum, sel steril (diskolator) dan sel spermatozoid yang berukuran kecil mati, sedangkan sel spermatozoid (n) yang berukuran besar membuahi salah satu ovum (n) sehingga terbentuk zigot (2n). 8. Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio yang merupakan sporofit baru. Embrio tersebut memiliki akar yang belum sempurna dengan beberapa daun embrionik. Embrio mendapatkan makanan dari jaringan gametofit (n). Embrio mendapatkan makanan dari jaringan gametofit. Embrio dan cadangan makanan dikelilingi oleh selaput biji yang berasal dari integumen sporofit induk. Menurut Tjitrosoepomo (1993:11-29), Gymnospermae dibagi dalam tujuh kelas yang telah punah : 1. Pteridospermae. Ciri-ciri dari Pteridospermae sebagai berikut : Daunnya menyerupai daun tumbuhan paku, sporofil menyerupai daun biasa tetapi belum terkumpul menjadi bunga, batangnya kecil seperti liana atau tumbuh tegak mempunyai xilem yang eksark atau endark dengan pertumbuhan menebal, kayu

18 sekunder mempunyai trakeid dengan noktah-noktah dan jari-jari teras yang lebar, pembentukan biji dari makrosporangium adalah suatu sifat yang menentukan untuk menampatkan golongan tumbuhan biji. 2. Cycadinae. Reproduksi dari Cycadinae sebagai berikut : Strobilus jantan besar, terdiri atas sporofil yang terbentuk sisik dengan banyak mikrosporangium, strobilus betina besar, sporofil berbentuk sisik dengan dua bakal biji, makrosporofil Cycas menyirip dengan 2-5 bakal biji hanya mempunyai satu integumen yang tebal, nuselus di bawah mikropil terdapat sebuah ruang serbuk sari, makroprotalium besar, pada bagian yang menghadap mikrofil terdapat ruang arkegonium yang mempunyai sel telur, inti saluran perut yang segera lenyap dan dua sel dinding leher, penyerbukan bakal biji mengeluarkan tetes penyerbukan untuk menengkap serbuk sari yang telah membentuk sel protalium dengan sel generatif. Tetesan penyerbukan menjadi kering, serbuk sari seakan diisap kedalam dan masuk ke dalam ruang serbuk sari yang berhasil menangkap serbuk sari lalu menutup, ruang serbuk sari yang membuat hubungan dengan ruang arkegonium melarut dengan sel-sel nuselus. eksin serbuk sari pecah dan serbuk sari berkecambah menjadi buluh serbuk sari yang lalu masuk dengan mendesak jaringan nuselus. mikroprotalium membawa inti generatif ke sel telur. Untuk memberi kekuatan dan makanan kepada gametofit jantan dalam ruang serbuk sari, pembentukan buluh serbuk sari sel generatif membelah menjadi sel tangkai dan sel spermatogen membelah menjadi dua sel sperma, yang menjadi

19 spermatozoid yang dapat bergerak dengan bebas, kedua spermatozoid keluar dari buluh serbuk sari, spermatozoid itu tergolong sel yang besar. Bulu-bulu cambuk yang melingkar seperti spiral, yang dapat berenang menuju ke arkegonium dikeluarkan oleh buluh serbuk sari ke dalam ruang arkegonium. Spermatozoid melepas kulitnya serta bulu cambuknya, masuk ke dalam sel telur dan intinya bersatu dengan inti sel telur. Zigot tumbuh menjadi pro-embrio, ujung bawah bersel banyak dan bagian bawah sel merupakan sel embrio, bagian atas dinamakan pendukung embrio dan suspensor, yang memanjang dan mendesak embrio ke dalam protalium. 3. Bennettitinae. Ciri - ciri dari Bennettitinae sebagai berikut : Tumbuhan berkayu, batang pendek seperti umbi, dan ada yang panjang bercabang seperti anak payung menggarpu memiliki daun yang menyirip, strobilusn dalam ketiak daun, strobilus kadang pada tangkai yang panjang diantara daun, kadang strobilus pada tangkai yang pendek dan keluar di bagian batang yang telah tua, kadang strobilus diujung terminal, strobilus hanya terdiri dari mikrosporofil atau makrosporofil. Mikrosporofil menyerupai daun, menyirip ganda dan tersusun merupakan suatu karangan dengan signangium berbentuk kantong, dapat juga makrosporofil utuh dan mempunyai signangium kecil. Makrosporofil banyak terdapat dibagian atas strobilus. Sebagian bentuk tangkai dengan suatu bakal biji pada ujungnya, sebagian mandul dan berbentuk sisik di antara bakal biji dengan 1 integumen dan ruang serbuk sari.

20 Lembaga mempunyai dua daun lembaga, strobilus pangkal mempunyai sisik dalam bentuk spiral dan Gametofit tidak dikenal. 4. Cordaitinae. Reproduksi Cordaitinae : Strobilus jantan tersusun dalam dua baris pada tangkai yang tebal diantara daun. Strobilus mempunyai sumbu yang tebal, penuh dengan sisik diantara mikrosporofil, yang mempunyai 3-6 kantong sari. Srobilus betina mempunyai susunan yang sama. Tiap strobilus mempunyai sisik dengan diantaranya terdapat bakal biji terpisah, tiap bakal biji terdapat tangkai menyerupai daun. Masing-masing daun mempunyai satu integumen dan ruang serbuk sari yang panjang. 5. Ginkyoinae. Reproduksi dari Ginkyoinae : Sporofil terdapat pada tunas pendek dalam ketiak daun peralihan atau ketiak daun biasa. Strobilus jantan terpisah dalam ketiak sisik pada tunas pendek. Mikrosporofil (benang sari) tidak banyak dan duduknya tidak teratur dengan 2-4 kantong sari. Serbuk sari tanpa gelembung udara. Perkecambahan membentuk dua sel mikroprotalium. Buluh serbuk berkembang seperti akar hisap dengan gamet yang mempunyai rambut getar. Makrosporofil tidak terang susunannya mempunyai dua bakal biji yang terletak pada suatu tangkai yang panjang. Pada pangkalnya dikelilingi oleh suatu tonjolan yang melingkar. Nuselus terdapat sebuah ruang serbuk sari, biji mempunyai kulit luar

21 yang berdaging dan kulit dalam yang keras. Lembaga mempunyai dua daun lembaga. Ruang resin (damar) dan terjadi secara lisigen. 6. Coniferae. Ciri - ciri dari Corniferae : Semak, perdu, pohon dengan tajuk yang kebanyakan berbentuk kerucut. Terbagi dalam beberapa ordo yaitu :Ordo Taxales, Araucariales, Podocarpales, Pinales Cupressales. 7. Gnetinae. Ciri - ciri dari Gnetinae : Tumbuhan berkayu, batang bercabang-cabang tidak hanya terdiri dari hipokotil yang menebal. Dalam kayu sekunder terdapat vasa (trakea), saluran resin tidak ada. Daun tunggal, berhadapan, bunga berkelamin tunggal, majemuk, terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar, memiliki tenda bunga, bunga betina mempunyai bakal biji yang tegak (atrop). Pembuahan dengan perantaraan buluh serbuk dengan dua inti generatif yang tidak sama besar didalamnya, lembaga mempunyai dua daun lembaga. Berikut ini gambar 2.4 siklus hidup tumbuhan Gymnospermae : Gambar 2.4 Siklus Hidup Gymnospermae.

22 Berikut ini gambar 2.5 Contoh Tumbuhan Gymnospermae : Gambar 2.5 Contoh Tumbuhan Gymnospermae. 3. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae). Menurut Irnaningtyas (2013:286), Angiospermae (Yunani, angeion = wadah, sperma = biji), yang memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan secara generatif. Adapun tumbuhan berbunga merupakan generasi sporofit (2n) yang dominan. Angiospermae bersifat heterospora, bunga sporofit akan menghasilkan megaspora dan mikrospora. Siklus hidup Angiospermae adalah sebagai berikut : 1. Bunga sporofit (2n) memiliki kepala sari yang didalamnya terdapat sel induk mikrospora (2n). 2. Sel induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan mikrospora yang haploid (n). 3. Mikrospora (n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk sari yang haploid (n).

23 4. Pada bakal biji terdapat sel induk mengaspora (2n). Sel induk megaspora membelah secara meiosis menghasilkan empat sel megaspora (n). Hanya satu sel megaspora yang hidup, sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi (mati). 5. Megaspora yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga atau sel kantung embrio). Inti kandung lembaga membelah secara mitosis tiga kali berturut-turut. Pembelahan inti tersebut tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Menghasilkan 8 inti nuselus yang akan tumbuh menjadi satu ovum (n), dua sinergid (n), tiga antipoda (n) dan dua inti polar yang bersatu disebut inti kandung lembaga sekunder. 6. Bila penyerbukan terjadi, maka serbuk sari akan berkecambah membentuk buluh (tabung) serbuk sari yang intinya akan mengalami kariokinesis dan menghasilkan dua inti, yaitu satu inti vegetatif (n) dan satu inti generatif (n). Inti generatif (n) membelah lagi secara karionesis sehingga menghasilkan dua inti, yaitu satu inti sperma I (n) dan satu inti sperma II (n). 7. Setelah buluh serbuk sari sampai di mikrofil, inti vegetatif megalami degenerasi. Inti sperma I membuahi ovum dan menghasilkan zigot. Inti sperma II membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) dan menghasilkan endosperma (3n), pembuahan (fertilisasi). 8. Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio. Struktur yang meliputi embrio, endosperma, dan selaput biji disebut biji. Ketika bakal biji tumbuh menjadi biji. Ovarium akan

24 berkembang menjadi buah, biji jatuh di tempat yang cocok, biji akan menjadi tumbuhan sporofit baru. Menurut Tjitrosoepomo (1993:99), Angiospermae terbagi dalam dua kelas : 1. Dicotyledoneae. Ciri ciri morfologi Dicotyledoneae : Mempunyai lembaga dengan daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung khusus. Akar lembaga tumbuhan menjadi akar pokok yang bercabang dan membentuk sistem akar tunggang. Batang berbentuk kerucut panjang, bercabang-cabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas, duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang berseling. Daun tunggal atau majemuk disertai oleh daun penumpu, jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari. Pada cabang sering terdapat 2 daun pertama yang letak tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang, bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer-. Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun batang memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal. Batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem disebelah dalam dan floem disebelah luar, di antaranya terdapat kambium, berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral. 2. Monocotyledoneae. Ciri ciri morfologi Monocotyledoneae :

25 Berupa terna, semak atau pohon yang mempunyai sistem akar serabut, batang berkayu atau tidak, tidak bercabang-cabang, buku-buku dan ruas-ruas dan tampak jelas, daun tunggal, jarang berdaun majemuk, buah dan biji mempunyai endosperm, jarang tidak. Lembaga mempunyai daun lembaga yang berubah menjadi alat penghisap makanan dari endosperm. Pelindung akar lembaga disebut koleoriza, pelindung pucuk lembaga dinamakan koleoptil. Ciri ciri Anatomi Monocotyledoneae : Akar mempunyai struktur yang terdiri atas jaringan primer dengan silinder pusat yang tergolong aktinostele dan endodermis, tidak adanya kambium, akar tidak bertambah besar. Tidak ada pembentukan jaringan baru, sehingga tetap mempunyai struktur primer. Berikut gambar 2.6 siklus hidup Angiospermae : Gambar 2.6 Siklus Hidup Angiospermae. Berikut Gambar 2.7 morfologi bunga Angiospermae : Gambar 2.7 Morfologi Bunga Angiospermae.