BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN WILAYAH TERHADAP DESA 2.1 Kebijakan Terkait Dengan Kewenangan Di Wilayah ( RTRW Kab) 2.1.1 Karakteristik Wilayah 1. Puncak Merapi, Meliputi Kec. Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan, wilayah ini kaya sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan Gunung Merapi dan ekosistemnya. 2. Timur, meliputi Kec. Prambanan, Kalasan, Berbah, wilayah merupakan pusat wisata budaya, Kondisi lahan kering, memiliki cadangan batu putih. 3. Tengah, meliputi Kec. Mlati, Sleman, Ngaglikm Ngemplak, depok dan Gamping. wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa. 4. Barat, meliputi Kec. Godean, Minggir, Seyegan dan Moyudan, merupakan daerah pertanian lahan basah dan kegiatan Industri Kerajinan. 2.1.2 Rencana Zona BAGIAN UTARA Karakterisrik Khusus Merupakan kawasan hutan lindung yang dalam TNGM, resapan air serta potensi rawan bencana Gunung Cakupan Cangkringan, Turi, Pakem, sebagian Ngaglik, sebagian Ketentuan Pemanfaatan hutan lindung, pertanian lahan kering, pertambangan pasir secara terbatas, permukiman Pembagian Rencana Rencana Agropolitan Merupakan kawasan lindung bagian dari TN Gunung Merapi wilayah sekitarnya menjadi wilayah TIP DESA WONOKERTO II - 1
Merapi. Bagian selatan berbatasan dengan APY. Ngemplak, Sleman, Tempel pedesaan. Kepadatan penduduk diarahkan untuk rendah di kawasan yang sebagai hutan lindung. Kepadatan sedang untuk kawasan yang sebagai sun pusat pengembangan. penyangga yang dapat menjadi kawasan budidaya terbatas. pengembangan produksi pertanian serta desa wisata. Pusat Pelayanan di Desa Margorejo ( Tempel) dan Desa Pakembinangun ( Pakem). Meliputi Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. 2.2 Kebijakan Terkait Rawan Bencana Alam Gunung Merapi 2.2.1 Rawan Bencana (KRB) Peta Rawan Bencana Gunung api adalah peta yang menunjukkan tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi letusan kegiatan gunung api. Peta Rawan Bencana Gunung Merapi disusun berdasarkan geomorfologi, geologi, sejarah kegiatan, distribusi produk erupsi terdahulu, penelitian dan studi lapangan. Jenis potensi bahaya Merapi yang dapat mengancam jiwa manusia dan harta benda terdiri atas : 1. Awan panas 2. Hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) dan 3. Lahar Dalam membagi tingkat kerawanan, mengacu pada Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) 13-4689-1988) tentang penyusunan Peta Rawan Bencana Gunung api. Selanjutnya Peta Rawan Bencana Gunung Merapi dibagi dalam tiga tingkatan dari yaitu : TIP DESA WONOKERTO II - 2
1. Rawan Bencana III 2. Rawan Bencana II dan 3. Rawan Bencana I 2.2.2 Peta Rawan Bencana (KRB) BATASAN ISTILAH Area Terdampak Area yang terdampak erupsi Gunung Merapi (awan panas, material panas), namun tidak atau sedikit berdampak pada manusia, permukiman, dan infrastruktur. Area Terdampak Langsung 1 Area yang terdampak erupsi Gunung Merapi (awan panas dan material panas), yang berdampak pada manusia, rumah, dan infrastruktur. Rumah dan infrastruktur yang terdampak tidak dapat diidentifikasi lagi. Area Terdampak Langsung 2 Area yang terdampak erupsi Gunung Merapi (awan panas dan material panas), yang berdampak pada manusia, rumah, dan infrastruktur. Rumah dan infrastruktur yang terdampak masih dapat diidentifikasi. TIP DESA WONOKERTO II - 3
KRB 3 Adalah kawasan yang letaknya dekat dengan sumber bahaya yang sering terlanda awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Tidak diperkenankan untuk hunian tetap. KRB 2 Terdiri dari 2 bagian yaitu Aliran Massa (awan panas, aliran lava, dan lahar) dan Lontaran (material jatuhan dan lontaran batu (pijar). Di kawasan ini masyarakat diharuskan mengungsi jika terjadi peningkatan kegiatan gunung api. KRB 1 Adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/ banjir. Apabila erupsinya membesar maka kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu dan lontaran batu (pijar). Sumber: Kementerian ESDM ARAHAN AREA TERDAMPAK Area Terdampak Diarahkan untuk hutan lindung dan atau Taman Nasional. Area Terdampak Langsung 1 Diarahkan untuk hutan lindung dan atau Taman Nasional. Dibebaskan dari permukiman. Area Terdampak Langsung 2 Peruntukannya oleh Pemerintah Daerah dengan mempertahankan fungsi lindungnya (KRB). KRB 3 Diarahkan untuk hutan lindung dan atau Taman Nasional. Tidak ada pembangunan hunian baru. Permukiman yang sudah ada (enclave) ijinkan dengan Living in harmony with disaster KRB 2 Peruntukan, disesuaikan dengan RTRW yang ada dengan pengendalian ketat (untuk menekan kerugian bencana). KRB 1 Diarahkan sebagai kawasan sempadan sungai yang lebarnya oleh pemerintah daerah. Sumber: Kesepakatan Pemangku Kepentingan PENJELASAN Taman Nasional Gunung Merapi. TIP DESA WONOKERTO II - 4
Merupakan kawasan lindung yang melalui permen Kehutanan. Penggunaannya sesuai dengan rencana tata ruang TNGM. Hutan lindung. lindung yang berfungsi untuk melindungi fungsi hidrologis, kawasan rawan bencana dan, Kegiatan yang diperbolehkan adalah memanfaatkan hasil hutan dengan tidak mengganggu fungsinya (berburu, mengambil kayu ranting, dan atau mengambil damar) Dibebaskan dari hunian. Dilarang membangun hunian baru. Hunian yang ada dipindahkan (relokasi) Enclave permukiman yang ada : Living in harmony with disaster, Zero growth. Hunian yang ada tetap diijinkan, tetapi tidak ada penambahan luas bangunan maupun bangunan baru. yang ada dipersiapkan untuk peka terhadap adanya bencana, baik ketersediaan infrastruktur maupun perilaku masyarakat serta kelembagaan yang ada. Peruntukan sesuai dengan RTRW/RRTR, sebagai kawasan pengendalian tinggi (hight control). Peruntukan lahan disesuaikan dengan yang telah dalam RTRW yang telah ada, namun dengan intensitas ruang yang lebih rendah (ketinggian bangunan, KDB, KLB, kepadatan penduduk) Dihindari peruntukan lahan yang menimbulkan konsentrasi penduduk, seperti pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan umum, fasilitas umum dan sebagainya. Permukiman perdesaan, perumahan berkepadatan rendah. ketinggian bangunan, KDB, KLB, kepadatan penduduk, kepadatan bangunan yang rendah dan KDH yang tinggi. Lebar sempadan oleh pemerintah daerah. Tergantung pada karakteristik sungai. Misalnya semakin landai, lebar sempadan semakin lebar dan sebaliknya. Peruntukan ruang yang dapat meminimalisir konsentrasi penduduk. Seperti pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan umum, fasilitas umum dan sebagainya. Sumber: Kemen ESDM TIP DESA WONOKERTO II - 5