BAB IV ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP PENERAPAN AKAD BAY AL-WAFA> DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG PEMBANTU SEPANJANG SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001). Pasar modal memegang

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB III TRANSAKSI SERTIFIKAT INVESTASI MUD}A<RABAH ANTARBANK

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan dimiliki

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PANDANGAN TOKOH AGAMA TERHADAP UTANG-PIUTANG BERSYARAT

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB III IMPLEMENTASI AKAD QARD} YANG DIRANGKAI DENGAN AKAD IJA<RAH TEMPAT PENYIMPANAN BARANG JAMINAN QARD} DI KJKS BMT NUSYA, SUKODADI, LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

BAB II LANDASAN TEORI. orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan. memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP PENERAPAN AKAD BAY AL-WAFA> DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG PEMBANTU SEPANJANG SIDOARJO A. Analisis Terhadap Penerapan Akad Bay al-wafa di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo Dalam bank syariah di dalam memberikan modal kepada nasabah tidak memakai kata pinjam karena disebabkan dua hal. Pertama, pinjaman merupakan salah satu metode hubungan financial dalam Islam. Masih banyak metode yang diajarkan oleh syariah selain pinjaman. Seperti jual beli, bagi hasil, sewa dan sebagainya. Kedua, dalam Islam pinjam meminjam adalah akad sosial bukan komersial, artinya bila seseorang meminjam sesuatu, ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok pinjamannya. Oleh sebab itu, dalam bank syariah pinjaman tidak disebut kredit, tetapi pembiayaan (financing). 1 Pembiayaan Bay al-wafa> merupakan produk baru bagi perbankan Syariah (termasuk BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo). Bay al- Wafa> merupakan akad jual beli bersyarat, dimana penjual (nasabah) enjual 1 Muhammad Syafi i Antonio, Bank syariah dari teori ke praktek, (Penerbit Gema Insani, Jakarta, 2001, 170

barangnya pada pembeli (pihak BMT) dimana barang yang djual dapat kembali pada pihak pertama. Namun pada prakteknya di BMT UGT Sidogiri penjual tidak perlu membeli lagi barangnya diakhir akad, akan tetapi hal tersebut tidak sama seperti yang diucapkan di awal akad. Akad ini sering dipakai pihak BMT Sidogiri bagi nasabah yang ingin melakukan pinjaman, karena pihak BMT menganngap akad ini adalah akad yang paling menguntungkan, maka pihak BMT sering memakai akad ini, untuk nasabah yang ingin melakukan pinjaman untuk keperluan lainnya, dengan melakukan akad Bay al-wafa>. Dalam akad bay al-wafa> di BMT UGT Sidoiri, pelaksanaan praktiknya menggunakan akad jual beli dan akad sewa yaitu akad jual beli pertama antara anggota sebagai penjual dengan BMT UGT-Sidogiri (Debitur) sebagai pembeli yang cara pembayarannya secara kontan, sedangkan akad yang ke dua adalah akad sewa dimana pihak BMT menyewakan kembali barang tersebut kepada nasabah dan nasabah dibebankan biaya sewa sesuai kesepakatan saat akad pertama, dan ketika sudah jatuh tempo dan angsurannya sudah lunas maka barang yang disewakan oleh pihak bmt akan dijual lagi kepada nasabah (kreditur). Akad bay al-wafa> merupakan akad modifikasi dalam bentuk akad jual beli, dengan modifikasi akad ini, nasabh menjadi rugi karena beban yang

diberikan BMT untuk membayar ujra>h dan margin tiap bulan, dirasa sangat merugikan nasabah. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli, sewa, atau prinsip kemitraan tidak dilarang dalam Islam. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur an surat Al- Baqarah: 275 و أ ح ل الل ه ال ب ي ع و ح رم ال رب ا (٢٧٥) Artinya : Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Q.S al- Baqarah: 275). 2 Sumber dana yang digunakan pihak BMT dalam akad Bay al-wafa> di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo berasal dari dana tabungan anggota. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab III bahwa Suatu lembaga keuangan (termasuk BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo) sangat selektif dan berhati-hati dalam menyalurkan dananya kepada masyarakat. Dalam akad Bay al-wafa> yang pertama dapat dilihat adalah karakter dan loyalitas anggota BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo. Karakter dan loyalitas tersebut dapat dilihat dari kejujuran dan kesungguhan anggota dalam melengkapi persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT Rilis Grafika, 2009), 47.

Semua nasabah yang akan mengajukan pembiayaan dengan akad Bay al- Wafa> di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo harus memenuhi persyaratn sesuai dengan yang djelaskan sebelumnya. Selain itu ada persyaratan lain yaitu anggota yang melakukan pinjaman diminta untuk menjual barang jaminannya seharga 60% dari harga pasar. Dari hasil wawancara dan penjelasan tentang akad Bay al-wafa>, bapak Soebandar dan Ibu maslukhah yang melakukan pembiayaan dengan akad Bay al-wafa> di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo bisa memaklumi dengan adanya pembelian barang jaminan seharga 60% dari harga pasar, yang disyaratkan oleh pihak BMT pada awal akad, bapak Soebandar dan Ibu Maslukhah juga tidak merasa keberatan dengan adanya beban sewa (ujra>h) plus margin yang harus mereka bayar tiap bulan karena beliau juga menyadari bahwa BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo bukan merupakan lembaga sosial tetapi pihak BMT adalah lembaga keuangan yang juga ingin mendapatkan keuntungan. Jika dilihat dari penerapan akad Bay al-wafa>, maka akad Bay al- Wafa> ini sangat membantu anggota yang memerlukan dana untuk kebutuhan usaha atau kebutuhan mendesak lainnya. Selain itu dengan pinjaman yang diberikan oleh BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo, maka anggota bisa melanjutkan dan mengembangkan usahanya kembali.

B. Analisis Maslahah Mursalah terhadap Penerapan akad Bay al-wafa> di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo Pembiayaan dengan menggunakan akad Bay al-wafa> merupakan pembiayaan dari BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo yang diberikan kepada nasabah untuk kebutuhan usaha atau untuk kebutuhan mendesak lainnya. Sumber dana dalam akad Bay al-wafa> di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo berasal dari dana tabungan anggota BMT. Ketentuan pembiayaan dengan akad Bay al-wafa> di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo sebagai berikut : 1. BMT menyediakan dana pinjaman, selaku pembeli (Debitur) 2. BMT meminta penjual untuk menjual barang jaminan seharga 60% dari harga pasar 3. Pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara mengangsur tiap bulan sebesar jumlah angsuran yang sudah dihitung pihak BMT, yang berasal dari jumlah pinjaman, margin 2,5% dan biaya sewa (ujra>h) tiap bulan. Dalam teorinya, Bay al-wafa> adalah jual beli yang dilangsungkan antara dua belah pihak, dibarengi yang dengan syarat bahwa barang yang dijual tersebut dapat dibeli kembali oleh penjual apabila tenggang waktu yang ditentukan telah tiba. BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo menerapkan akad Bay al-wafa>, dimana anggota diminta untuk menjual barang jaminannya seharga 60% dari harga pasar.

Karena akad Bay al-wafa> sejak semula ditegaskan sebagai jual beli,maka pembeli dengan bebas memanfaatkan barang itu. Hanya saja pembeli tidak boleh menjual barang itu kepada orang lain selain kepada penjual semula, karena barang jaminan yang berada di tangan pemberi utang merupakan jaminan utang selama tenggang waktu yang disepakati itu. Bay al-wafa> di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo ini merupakan produk pembiayaan yang utama, Penyebab pembiayaan Bay al- Wafa> iniadalah anggota yang ingin melakukan pinjaman untuk kebutuhan usahanya ataupun untuk keperluan lainnya berdasarkan prinsip jual bel bersyarat. Alasan BMT meminta kepada peminjam untuk menjual seharga 60% dari harga pasar, hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko apabila ada nsabah yang melakukan kecurangan, selain itu BMT juga sebagai lembaga profit oriented yang juga ingin mendapatkan keuntungan, dalam hal ini pada akad Bay al-wafa>. Menurut Jalan fikiran ulama Mazhab Hanafi dalam memberikan justifikasi terhadap Bay al-wafa> didasarka pada istihsan urfi (menjustifikasi suatu permasalahan yang telah berlaku umum dan berjalan baik di tengah-tengah masyarakat). Akan tetapi ulama fiqih lainnya tidak bisa melegalisasi bentuk jual beli ini, alasan mereka adalah:

1. Dalam suatu akad jual beli tida dibenarkan adanya tenggang waktu, karena jual beli adalah akad yang mengakibatkan perpindahan hak milik secara sempurna dari penjual ke pembeli. 2. Dalam jual beli tidak boleh ada syarat bahwa barang yang dijual itu harus dikembalikan oleh pembeli ke penjual semula, apabila ia telah siap mengembalikan uang seharga jual semula (HR. Muslim, An-Nasa I, Abu Daud, At-Tirmizi, Ibnu Majah). 3. Bentuk jual beli ini tidak ada di zaman Rasulullah SAW maupun di zaman sahabat. 4. Jual beli ini merupakan hilah yang tidak sejalan dengan maksud syara dan persyariatan jual beli\. 3 Jika ditelaah lebih dalam, maka penerapan akad Bay al-wafa> yang digunakan pihak BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo kepada anggota yang berakad ini termasuk Maslahah Tah}siniyah yaitu mempergunakan semua yang layak dan pantas yang dibenarkan oleh adat kebiasaan yang baik dan dicakup oleh bagian mahasinul akhlak. Tahsiniyah ini juga termasuk dalam lapangan ibadah, adat, muamalah dan bidang uqubat. Namun, para ulama Fiqih Muta akhirin (generasi belakangan) dapat menerima baik jual beli ini, dan menganngapnya sebagai akad yang sah. Pada dasarnya segala bentuk atau transaksi muamalah itu boleh atau mubah kecuali ada dalil-dalil yang mengharamkannya. Jadi sebenarnya segala bentuk macam 3 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, 156

muamalah itu boleh asalkan tetap diperbolehkan oleh syara terutama tentang jual beli dan lain-lainnya. Sesuai dengan kaidah fih : ص ل في ل م عام ا ة ا لا الا ب ا ح ة ح ت ى ي د ل الد ل ي ل ع ل ى ت حر يم Hukum asal dari muamalah adalah boleh atau mubah kecuali ada dalil yang melarangnya (mengharamkannya). 4 Jual beli bersyarat yang dilakukan di awal akad adalah jual beli yang berdasarkan suka sama suka dimana pihak BMT dapat membantu nasabah yang sedang kesusahan, dan nasabah juga merasa senang dengan pemberian pinjaman yang diberikan BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo yang ditentukan atas dasar kesepakatan yang dibuat pada saat akad ditandatangani, dengan dasar firman Allah SWT, Surat An-Nisa> ayat 29 : ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا لا ت ا ك ل وا أ م و ال ك م ب ي ن ك م ب ال ب اط ل إ لا أ ن ت ك ون تج ار ة ع ن ت ر اض م ن ك م و لا ت ق ت ل وا أ ن ف س ك م إ ن الله ك ان ب ك م ر ح يم ا (٢٩) Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dari ayat Al-Qur an dan Sunnah Rasulullah SAW di atas, para ulama sepakat bahwa hukum Bay al-wafa> adalah mubah (sesuatu yang diperbolehkan), Dengan ketentuan bahwa Bay al-wafa> tersebut untuk melakukan kebakan kepada Allah SWT dan bukan untuk bermaksiat kepadanya. 4 MUI, DSN, BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Edisi Kedua, (Jakarta, MUI, DSN, BI, 2003), 90

Dalam realisasinya, anggota yang melakukan pembiayaan Bay al- Wafa> di BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo tidak merasa keberatan dengan adanya persyaratan yang diberikan oleh pihak BMT, karena para anggota telah menyadari dalam hal ini BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo sebagai wadah untuk sesama umat manusia agar bisa saling tolong menolong dan kerjasama antar sesama. Dalam hal ini, BMT juga bukan hanya sebagai lembaga sosial tetapi BMT juga sebagai lembaga profit oriented yangjuga ingin mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, sesuai dengan realisasinya bahwa anggota tidak keberatan dengan adanya jual beli bersyarat tersebut karena BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo sebagai wadah bagi sesama umat manusia agar bisa saling tolong menolong dan kerjasama antara sesama dan BMT juga sebagai lembaga profit oriented yang juga ingin mendapatkan keuntungan. Dan sesuai dengan pendapat bahwa hukum Bay al-wafa> adalah mubah (sesuatu yang diperbolehkan), dimana salah satu pihak tidak ada yang merasa dirugikan dengan adanya akad Bay al-wafa>, justru salah satu pihak merasa terbantu denagn adanya akad ini, maka Maslahah Mursalah dalam akad Bay al-wafa> ini diperbolehkan. Akad Bay al-wafa> ni sangat membantu para anggota yang memerlukan dana untuk kebutuhan usaha ataupun keperluan mendesak lainnya. Selain itu dengan pinjaman yang diberikan oleh BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo maka anggota bisa melanjutkan dan

mengembangkan usahanya kembali. Dengan demikian, BMT UGT Sidogiri Cabang Sepanjang Sidoarjo hendaknya dalam setiap transaksi pembiayaannya tidak memberatkan para anggota, dan dalam praktiknya senantiasa ssesuai dengan syariat Islam.