Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 2, No. 2, September 2016

dokumen-dokumen yang mirip
pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun kemampuan mengembangkan sumber daya alam seperti deret hitung. Alam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2010 antara lain jumlah penduduk indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang.perserikatan Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana dirintis sejak tahun 1957 dan terus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

Transkripsi:

Penelitian PENGARUH PEMBERIAN KONSELING KB OLEH PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA (PLKB) TERHADAP IBU DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DI KELURAHAN BELAWAN BAHAGIA TAHUN 2015 Destyna Yohana Gultom Prodi D-III Kebidanan, STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan E-mail: destynayohana2@gmail.com ABSTRAK Hasil pelaksanaan sub sistem pencatatan dan pelaporan BKKBN bulan Juni 2012 bahwa Peserta KB Baru secara Nasional sampai dengan bulan Juni 2012 sebanyak 4.587.909 peserta. Apabila dilihat dari persentasenya adalahpeserta IUD 7,76%, peserta MOW 1,52%,peserta MOP 0,31%,peserta Kondom 7,05%, peserta Implant 9,46%,peserta suntikan 47,65%, dan peserta Pil 26,25%.(BKKBN, 2012).Jenispenelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional survey. Penelitian dilaksanakan di Belawan Bahagia. Populasi adalah seluruh akseptor KB sebanyak 1245 dengan besar sampel 166 yang diambil secara sistematic random sampling. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji Chi-square, dan analisis multivariate dengan uji regresi logistic ganda.hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran materi konseling mayoritas baik sebanyak 108 orang (65,1%), media konseling mayoritas baik sebanyak 98 (59,0%) dan metode konseling mayoritas tepat sebanyak 106 (63,9%). Hasil penelitian hubungan dimana materi konseling p=0.000 < 0.005, media konseling p=0.000 <0.005, metode konseling p=0.000 < 0.005 berhubungan dengan menggunakan metode MKJP. Hasil penelitian pengaruh yaitu dimana ada pengaruh (materi, media danmetode) pemberian konseling oleh PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) terhadap ibu dalam pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan hasil uji memiliki nilai p < 0.25.Kepada PLKB di Kelurahan Belawan Bahagia sebaiknya dalam memberikan konseling harus memperhatikan materi dan media penyuluhan yang tepat dengan cara penggunaan media yang menarik dan metode yang tepat, agar materi yang disampaikan lebih mudah dipahami dan diterima akseptor KB. Kata kunci: Ibu; KB; Konseling; Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk nomor empat tertinggi di dunia pada tahun 2005 setelah China, India dan Amerika Serikat. Dimana jumlah penduduk di China sebanyak 1,306 milyar jiwa, penduduk di India sebanyak 1, 068 milyar jiwa, penduduk di Amerika sebanyak 295 juta jiwa dan Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa (Anggraini, 2012). Pada tahun 2013, Indonesia masih menempati urutan ke empat jumlah penduduk terbanyak di dunia yaitu sebanyak 237,64 juta jiwa setelah China sebanyak 1,343 milyar jiwa, India 1,205 milyar jiwa dan Amerika Serikat sebanyak 467,16 juta jiwa (Statistik, 2013). Pertumbuhan penduduk Indonesia melebihi proyeksi nasional, berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika LPP tidak ditekan maka jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2045 menjadi sekitar menjadi 450 juta jiwa, hal ini berarti satu dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia. Untuk itu 63

diperlukan upaya dan angka konkrit guna menurunkan laju pertumbuhan penduduk melalui berbagai program baik dari aspek kualitas maupun kuantitas (Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2013). Pengendalian jumlah penduduk melalui program KB merupakan suatu upaya agar pertumbuhan penduduk dapat terkendali. Upaya tersebut sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi BKKBN yaitu penduduk tumbuh seimbang pada tahun 2015 dan misinya mewujudkan pembangunan penduduk yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (Anggraini, 2012). Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sedang menerapkan kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang dinilai jauh lebih efektif dalam menekan angka kelahiran yang menjadi unggulan dalam mendukung program kelurga berencana. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama, lebih dari dua tahun, efektif dan efisien untuk tujuan menjarangkan kelahiran lebih dari 3 tahun atau untuk mengakhiri kehamilan pada pasangan yang tidak mengingini tambah anak lagi. Yang merupakan kontrasepsi jangka panjang adalah kontrasepsi mantap pria dan wanita, implant dan intra uterine device (IUD) (Anggraini, 2012). Rendahnya pemakaian MKJP dikalangan wanita pernah kawin di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor program yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dan lingkungan, faktor dari tenaga kesehatan yang tidak melakukan konseling terhadap pengguna pertama pemakaian alat kontrasepsi sehingga pengguna hanya memakai alat kontrasepsi yang diketahuinya dari teman atau tetangga (SDKI, 2012). Berdasarkan survey awal yang dilakukan tanggal 18 Februari 2014 di dapat data dari PLKB desa Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan bahwa jumlah PUS adalah 1794 orang dan peserta KB aktif adalah 1315 orang. Dari 1315 peserta KB aktif dapat dilihat pengguna IUD 60 orang, MOW 62 orang, MOP 35 orang, implan 151 orang, Kondom 35 orang, suntik 404 orang dan pil sebanyak 568 orang. Dari data tersebut akseptor KB aktif lebih dominan menggunakan alat kontrasepsi non-mkjp. Data peserta KB baru MJKP Belawan sebanyak 14.31 persen. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Desa Belawan Bahagia maka penulis tertarik untuk melakukan penelitin yang berjudul Pengaruh pemberian konseling KB oleh petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) terhadap ibu dalam pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Kelurahan Belawan Bahagia. METODE Jenis penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional survey yaitu peneliti ingin melihat pengaruh variabel independen konseling KB terhadap variabel dependen pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Belawan Bahagia.penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret - Juli 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta KB aktif yang bertempat tinggal di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan dengan jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 1245 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang wanita yang sudah menikah dan menggunakan alat kontrasepsi serta sudah memiliki anak minimal 1 orang. Pengambilan sampel dengan metode systematic random sampling sehingga didapat jumlah sampel sebanyak166 sampel. Metode Analisa Data Metode analisis data dalam penelitian ini mencakup: a. Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi masing-masing variabel independen yang meliputi materi konseling, media konseling, metode konselingdengan variabel dependen yaitu pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). 64

b. Analisis bivariat digunakan untuk melihat sejauh mana hubungan variabel independen yaitu materi konseling, media konseling, metode c. Konseling, dengan variabel dependen yaitu pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang.analisis bivariat menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95%. Uji Chi-Sguare digunakan untuk memilih variabel sebagai kandidat yang mempunyai nilai signiikan < 0,05 masuk sebagai model dalam d. Regresi logistik berganda (multiple regresi logistic). e. Analisis multivariate adalah untuk melihat pengaruh antara variable independen yaitu materi konseling, media konseling, metode konselingdengan variabel dependen yaitu pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang, sehingga diketahui variabel independen yang mana dominan berpengaruh terhadap variable dependen dengan menggunakan multiple regresi logistic. Variabel yang akan dimasukkan ke dalam analisis f. logistik berganda adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p <0,25 ini merupakan syarat untuk masuk kedalam model pengujian multivariat. Variabel yang signifikan selanjutnya diuji kembali dengan uji regresi logistik berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Belawan Bahagia, hasil penelitian yang diperoleh dari masingmasingresponden yang distribusikan dalam bentuk tabel distribusi sebagai berikut. Tabel 1.Tabulasi Silang Hubungan Antara Materi Konseling terhadap Ibu dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2014 Pemilihan KB Materi TidakMenggu Menggunakan Total 95%CI No p OR Konseling n-akan MKJP MKJP n % n % n % Lower Upper 1 Kurang 42 72.4 16 27.6 58 100 Baik 0,00 17.625 7.886 39.392 2 Baik 14 13.0 94 87.0 108 100 Total 56 33.7 110 66.3 166 Berdasarkan di atas dapat dilihat bahwa terhadap ibu dalam pemilihan metode pemberian materi konseling yang baik kontrasepsi jangka panjang (MKJP). mayoritas akan menggunakan metode Penelitian ini juga menunjukkan nilai odds kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak 94 responden (87.0%). Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p value< 0,00 yang artinya ada hubunganantara materi konseling ratio sebesar 17.625 yang artinya materi konseling yang berisiko mempunyai peluang 17.625 untuk pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Tabel 2. Tabulasi Silang Hubungan Antara Metode Konseling terhadap Ibu dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2014 Pemilihan KB Metode TidakMenggu Menggunakan Total 95%CI No p OR Konseling n-akan MKJP MKJP n % n % n % Lower Upper 1 Tidak 32 53.3 28 46.7 68 100 Tepat 0,00 3.905 1.976 7.717 2 Tepat 24 22.6 82 77.3 98 100 Total 56 33.7 110 66.3 166 Berdasarkan table di atas dapat dilihat baik mayoritas yang akan menggunakan bahwa pemberian metode konseling yang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) 65

sebanyak 82 responden (77.3%). Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p value< 0,00 yang artinya ada hubunganantara metode konseling terhadap ibu dalam pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Penelitian ini juga menunjukkan nilai odds ratio sebesar 3.905 yang artinya metode konseling yang berisiko mempunyai peluang 3.905 untuk ibu dalam pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Setelah dilakukan analisis bivariat, yaitu untuk mengetahui pengaruh antara masingmasing variabel independen dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang maka selanjutnya dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang yang menggunakan Uji Regresi Logistik. Berikut ini adalah hasil pengujian untukmenyeleksi variabel yang masuk dalam model regresi logistic pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari analisis multivariate dengan menggunakan logistik berganda maka terdapat pengaruhmateri, media dan metode konseling terhadap pemilihan MKJP dengan hasil uji memiliki nilaip < 0.25, maka variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan MKJP adalah variabel materi konseling (p = 0,000; OR =.739) yang artinya materi konseling yang kurang baik mempunyai peluang berisiko.739 kali lebih besar tidak menggunakan MKJP dibanding dengan materi konseling yang baik. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa ibu menggunakan MKJP di Kelurahan Belawan Bahagia akan meningkat jauh lebih baik apabila terjadi peningkatan pemberian materi yang baik dari PLKB. Materi penyuluhan konseling yang diterima oleh akseptor KB akan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu, dengan materi yang efektif yang diperolehnya, akan berusaha untuk lebih mengetahui tentang kontrasepsi jangka panjang dan lebih berupaya mencari informasi tentang jenis dan manfaat setiap kontrasepsi.materi akan membuat seseorang ingin lebih mengetahui lebih banyak hal yang diperlukan dan lebih tanggap terhadap informasi serta peka melihat perubahan-perubahan yang terjadi.materi penyuluhan dapat berbentuk pengalaman misalnya pengalaman bidan yang sukses mengembangkan komoditas tertentu, hasil pengujian/hasil penelitian, keterangan atau kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Materi penyuluhan dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan ibu dengan memperhatikan topik yang sesuai dengan kontrasepsi jangka panjang. Karena itu materi penyuluhan kontrasepsi yang akan disampaikan kepada ibu tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh PLKB. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh PLKB harus jelas dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman dari akseptor KB dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar materi penyuluhan yang diterima dapat dimengerti dan dipahami oleh akseptor KB sehingga akseptor KB tidak ragu untuk mempergunakan dan menetapkan pilihan kontrasepsi jangka panjang yang pada akhirnya untuk meningkatkan pemakaian kontrasepsi jangka panjang. Berdasarkan keterangan responden penyebab mereka tidak menggunakan metode kontrasepsi MKJP dikarenakan banyaknya mitos-mitos yang beredar dimasyarakat bahwa kontrasepsi IUD dapat lepas dengan sendirinya, dapat berpindah tempat, bahkan bisa sampai ke jantung, tingkat kegagalan IUD yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kehamilan, PUS malu jika harus membuka bagian yang paling sensitive dari tubuhnya apalagi mayoritas PUS beragama Islam sehingga mereka merasa tidak nyaman jika harus membuka aurat. Faktor lainya adalah masih sedikitnya aseptor kontrasepsi IUD sehingga PUS tidak memiliki informasi mengenai kelebihan kontrasepsi IUD. Mereka juga tidak berniat di sebabkan karna mereka tidak tahu tentang metode kontrasepsi IUD karena selama ini sumber informasi mereka adalah teman ataupun masyarakat di mana PUS tinggal. Kontrasepsi MKJP Implan mitos yang tersebar dimasyarakat mengatakan bahwa implan tersebut akan berpindah tempat serta ibu tidak akan bisa bekerja keras karena implan tersebut akan berpindah tempat kemana-mana. Banyak PUS yang tidak mendapat izin dari suami dalam memilih kontrasepsi MKJP disebabkan karena adanya 66

rumor atau informasi yang salah mengenai metode kontrasepsi MKJP dimana salah satunya adalah karena MKJP, seperti kontrasepsi IUD dapat menggangu hubungan suami istri sehingga banyak suami yang tidak memberikan izin pada istri untuk menggunakan metode kontrasepsi IUD. Biaya juga berpengaruh terhadap kesuksesan program penggunaan MKJP. Akseptor yang ingin menggunkana MKJP masih harus mengeluarkan biaya dan tidak ditanggung oleh pemerintah. Sedangkan untuk biaya persalinan pemerintah mempunyai anggaran. Hal ini justru menimbulkan pemikiran di masyarakat bahwa pemerintah membayar masyarakat untuk melahirkan sedangkan untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan masyarakat harus mengeluarkan uang, jadi lebih baik punya anak banyak dari pada memakai KB. Untuk itu perlunya pemerintah membuat program yang saling mendukung antara satu dengan yang lain sehingga tidak adanya kesenjangan sehingga setiap program yang ada bisa berjalan dengan baik dan sukses KESIMPULAN 1. Pemberian materi konseling yang baik oleh PLKB kepada ibu dapat mempengaruhi responden dalam menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)di Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2014, dengan alasan materi yang disampaikan disesuaikan dengan tingkat pemahaman akseptor KB sehingga menambah pengetahuan ibu dan memperbaiki cara pandang ibu tentang kontrasepsi jangka panjang. 2. Penggunaan metode konseling yang tepat oleh PLKB kepada ibu dapat mempengaruhi responden dalam menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)di Kelurahan Belawan Bahagia Tahun 2014 SARAN 1. Kepada PLKB di Kelurahan Belawan Bahagia sebaiknya dalam memberikan konseling harus lebih memperhatikan materi penyuluhan yang tepat dan metode yang tepat, Kepada ibu PUS sebaiknya lebih banyak mencari informasi tentang KB dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan terkait dengan informasi tentang penggunaan alat kontrasepsi sehingga rumor dan mitos-mitos tentang metode kontrasepsi jangka panjang dapat diketahui kebenarannya. 2. Bagi BKKBN sebaiknya akseptor yang ingin menggunakan metode KB Jangka panjang dibebaskan dari biaya apapun, serta perlu adanya role model yang dilibatkan baik dalam penyuluhan serta konseling KB dari pihak kesehatan maupun pemerintah serta tokoh masyarakat. 3. Bagi peneliti yang akan datang yang berminat mengambil penelitian tentang bimbingan konseling dalam pemilihan KB MKJP ada baiknya untuk melanjutkan penelitian ini dengan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan bimbingan konseling dalam pemilihan KB MKJP agar penelitian ini menjadi lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Anggraini Yetty. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press. BKKBN. (2012). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. (2013). Penduduk Indonesia Jadi 240 Juta Jiwa, diakses tanggal 8 Februari 2014. Siswanto Agus Wilopo. (2010). Hubungan Persepsi Klien Tentang Konseling Keluarga Berencana dengan Pemakaian Metode Kontrasepsi IUD dan Implant, Tesis. Yogyakarta: UGM. Statistik PTKPT. (2013). Jumlah Penduduk di Seluruh Dunia Tahun 2001, diakses tanggal 20 Juni 2014. 67