BAB I PENDAHULUAN. keasaan ekonomi dan sosial yang tersedia pada suatu negara. Perbedaanperbedaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

Gabriella Claudia Edy Yulianto M. Kholid Mawardi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

PERNYATAAN ORISINALITAS...

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

Herdiansyah Eka Putra B

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

Disusun Oleh : DIAN AYU PURNAMASARI B

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN NILAI EKSPOR ROKOK DAN TEMBAKAU DI JAWA TIMUR USULAN PENELITIAN

Analisis impor Indonesia dari Cina

BAB I PENDAHULUAN. global, tidak terkecuali Indonesia ikut merasakan dampak tersebut. Pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

E-Jurnal EP Unud, 4 [5] : ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

M. FARID RACHMAD B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perdagangan internasional sudah menjadi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam peningkatan. memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Ketidakmampuan tersebut

KELAPA SAWIT: PENGARUHNYA TERHADAP EKONOMI REGIONAL DAERAH RIAU. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TENGAH PERIODE

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang selama ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan aspek penting bagi suatu negara. Perdagangan Internasional terjadi karena adanya perbedaan sumber daya manusia, sumber daya alam, seperti iklim dan letak geografis serta perbedaan keasaan ekonomi dan sosial yang tersedia pada suatu negara. Perbedaanperbedaan yang terdapat pada masing-masing negara tersebut yang menimbulkan perbedaan barang yang dihasilkan, biaya yang diperlukan, serta mutu dan kuantumnya. Perdagangan Internasional dibagi menjadi dua kategori yaitu perdagangan barang dan perdagangan jasa. Kegiatan perdagangan Internasional dilakukan bertujuan untuk meningkatkan standar hidup negara tersebut (Schumacher, 2013). Salah satu cara suatu negara melakukan perdagangan Internasional adalah dengan cara melakukan kegiatan ekspor (Apridar, 2012). Suatu negara yang melakukan ekspor akan memiliki keunggulan komparatif, kompetitif, dan kemandirian mengelola sumber daya alam, kemajuan spesialisasi pada industrialisasi serta tenaga kerja (Perdana, 2010). Keuntungan yang dapat dilihat dari nilai ekspor impor negara terlihat dalam neraca pembayaran. Jika nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor menunjukkan majunya perekonomian suatu negara dari segi kegiatan 1

2 perdagangan Internasional, demikian sebaliknya jika nilai ekspor lebih rendah menunjukkan rendahnya perekonomian negara yang berasal dari kegiatan perdagangan Internasional (Dewi & Ayu, 2015). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berusaha untuk membangun pembangunan ekonomi di segala sektor. Salah satu sector unggulan Indonesia dalam bidang ekspor adalah sector pertanian. Sebagai negara agraris sector pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian negara yaitu sebagai sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja dan penambah nilai tambah dan daya saing. Sub sector pertanian yang berorientasi pada ekspor adalah perkebunan. Salah satu komoditi hasil perkebunan yang memiliki peranan penting terhadap ekspor sub sector perkebunan adalah karet (Claudia, Yulianto, & Mawardi, 2016). Karet menjadi peringkat kedua setelah kelapa sawit dalam hal penyumbang devisa negara dari sub sector perkebunan Peran ekspor cukup penting dalam pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ekspor negara mengambil bagian tengah untuk meningkatkan minat lebih produksi produk ekspor, yang meningkatkan efisiensi sektor ekspor (Dewi & Setiawina, 2015). Untuk mengetahui perkembangan ekspor karet Indonesia dapat dilihat dari tabel berikut ini :

3 Tabel I-1 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Indonesia (US$) Tahun Nilai (US$) Tahun Nilai (US$) 1990 929.961.536 2004 2.998.634.605 1991 1.048.383.040 2005 3.580.476.934 1992 1.172.506.496 2006 5.529.131.977 1993 1.108.651.392 2007 6.248.705.757 1994 1.435.339.264 2008 7.637.310.519 1995 2.234.337.536 2009 4.912.765.080 1996 2.274.434.816 2010 9.373.347.973 1997 1.832.046.080 2011 14.352.238.204 1998 1.437.660.032 2012 10.475.159.061 1999 1.243.393.578 2013 9.394.177.398 2000 1.349.974.800 2014 7.100.023.099 2001 1.236.039.178 2015 5.913.509.587 2002 1.587.674.073 2016 5.663.361.089 2003 2.126.626.909 2017 7.743.064.664 Sumber : (Comtrade) Dilihat dari Tabel I-1 nilai ekspor karet tahun 1990-2017 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 1990-2017 nilai ekspor karet cenderung meningkat walaupun berfluktuatif hanya saja pada beberapa tahun terakhir nilai ekspor karet mengalami penurunan namun tidak begitu pesat. Nilai ekspor karet tertinggi pada tahun 2011 sebesar 14.352.238.204 US$. Selama lima tahun terakhir ini nilai ekspor mengalami penurunan dan mengalami kenaikan sedikit di tahun 2017, pada tahun 2013 sebesar 9.394.177.398 US$ tahun 2014 sebesar 7.100.023.099 US$, tahun 2015 sebesar 5.913.509.587 US$, tahun 2016 sebesar 5.663.361.089 US$ dan tahun 2017 nilai ekspor mengalami sedikit kenaikan sebesar 7.743.064.664 US$. Ekspor karet alam Indonesia masih mengalami beberapa kendala seperti keterbatasan modal baik untuk membeli bibit unggul maupun sarana produksi,

4 produktifitas yang rendah, harga karet di pasar dunia, ketidakstabilan nilai tukar serta kondisi perekonomian dunia mempengaruhi ekspor karet Indonesia. Ekspor suatu negara meningkat seiring dengan meningkatnya hasil produksi, kemudian daya saing negara akan mengalami peningkatan, dan akan semakin mendorong peningkatan ekspor (Hadin, Kertahadi, & Iqbal, 2015). Untuk memperoleh hasil produksi yang layak perlu ditingkatkan perawatan dan pemeliharaan tanaman karet selain itu tanaman karet tergantung pada faktor pembatas dan produksi antara lain faktor lahan yaitu jenis tanah, iklim dan tinggi tempat (Rubiyo & Siswanto, 2012). Untuk mengetahui bagaimana pergerakan produksi karet Indonesia dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel I-2 Perkembangan Produksi Karet Indonesia (Ton) Tahun Produksi (Ton) Tahun Produksi (Ton) 1990 1.275.295 2004 2.065.817 1991 1.328.172 2005 2.270.891 1992 1.398.448 2006 2.637.231 1993 1.475.438 2007 2.755.172 1994 1.499.424 2008 2.754.356 1995 1.573.303 2009 2.440.347 1996 1.574.026 2010 2.734.854 1997 1.552.585 2011 2.990.184 1998 1.661.898 2012 3.012.254 1999 1.604.359 2013 3.237.433 2000 1.501.428 2014 3.153.186 2001 1.607.461 2015 3.145.398 2002 1.630.359 2016 3.157.780 2003 1.792.348 2017 3.229.861 Sumber : (Pusdatin, 2017),data diolah Tabel I-2 menunjukkan produksi karet dari tahun 1990-2017 yang cenderung mengalami peningkatan, hanya di tahun tertentu yang mengalami penurunan. Selama 5 tahun terakhir produksi pada tahun 2013 sebesar 3.237.433 ton dan turun pada tahun 2014 menjadi 3.153.186 ton kemudian turun kembali

5 pada tahun 2015 menjadi 3.145.398 ton dan naik sedikit pada tahun 2016 menjadi 3.157.780 ton dan meningkat kembali pada tahun 2017 menjadi 3.229.861 ton. Produksi karet yang cenderung meningkat ini dikarenakan tanaman karet di Indonesia dapat berproduksi sepanjang tahun dan hampir semua daerah di Indonesia cocok untuk ditanami karet. Hal tersebut yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen karet di dunia (Felina, 2011). Sugiarsa (2013) menunjukkan hasil bahwa jumlah produksi dan nilai ekspor mempunyai hubungan yang searah dan signifikan. Hasil penelitiannya menunjukkan dari semakin besar kapasitas jumlah produksi yang dilakukan, maka ekspor juga akan meningkat. Selain faktor produksi terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi ekspor karet Indonesia yaitu harga karet internasional dan nilai tukar. Peningkatan ekspor erat kaitannya dengan harga, sebagaimana dengan hukum penawaran yaitu apabila harga suatu komoditi naik maka barang yang ditawarkan akan naik. Artinya semakin tinggi harga suatu komoditi maka jumlah yang ditawarkan oleh penjual semakin banyak. Dengan demikian, keterkaitan antara harga karet internasional dan ekspor karet Indonesia adalah semakin tinggi harga internasional maka sebanding lurus dengan ekspor karet Indonesia yang juga mengalami peningkatan. Ketika harga karet internasional mengalami kenaikan maka eksportir karet Indonesia akan melakukan produksi besar untuk meningkatkan nilai ekspor (Siburian, Hidayat, & Sunarti, 2014). Untuk lebih jelasnya mengenai harga karet internasional dapat dilihat dari tabel berikut ini :

6 Tabel I-3 Harga Karet Internasional ($/kg) Tahun Harga ($/kg) Tahun Harga ($/kg) 1990 0,86 2004 1,28 1991 0,83 2005 1,49 1992 0,86 2006 2,08 1993 0,83 2007 2,26 1994 1,13 2008 2,59 1995 1,58 2009 1,92 1996 1,39 2010 3,65 1997 1,02 2011 4,82 1998 0,72 2012 3,38 1999 0,63 2013 2,79 2000 0,67 2014 1,95 2001 0,58 2015 1,57 2002 0,76 2016 1,61 2003 1,08 2017 2,05 Sumber : World Bank Commodity Price Data (The Pink Sheet) Dari gambar diatas dapat dilihat perkembangan harga Internasional karet tahun 1990-2017. Harga karet Internasional ini cenderung fluktuatif. Tahun 1990 harga Internasional karet sebesar 0,86 $/kg, mengalami penurunan pada tahun 1991 menjadi 0,83 $/kg naik kembali pada tahun 1992 menjadi 0,86 $/kg turun kembali pada tahun 1993 menjadi 0,83 $/kg. Harga Internasional karet terus mengalami peningkatan dan penurunan, terlihat pada tahun 2001 harga karet mencapai titik terendah sebesar 0,58 $/kg. tahun 2001-2008 terus mengalami peningkatan sebesar 2,59 $/kg turun kembali pada tahun 2009 menjadi 1,92 $/kg naik lagi pada tahun 2010 menjadi 3,65 $/kg kemudian naik pada tahun 2011 menjadi 4,82 $/kg dan turun kembali sampai dengan tahun 2016 menjadi 1,61 $/kg dan mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar 2,05 $/kg. Perubahan harga ekspor dapat meningkatkan atau menurunkan barang yang di tawarkan. Harga relatif suatu barang dapat berubah menjadi lebih mahal

7 atau lebih murah dikarenakan adanya perubahan nilai tukar. Jika nilai tukar rupiah mengalami apresiasi akan menyebabkan turunnya nilai ekspor, karena harga produk domestik relatif mahal, begitupun sebaliknya apabila nilai tukar mengalami depresiasi maka nilai ekspor akan meningkat karena di pasaran internasional produk domestik menjadi kompetitif. (Huda, 2017). Untuk melihat perkembangan nilai tukar dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel I-4 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar (US$) Tahun Nilai Tukar (US$) Tahun Nilai Tukar (US$) 1990 1.842,81 2004 8.938,85 1991 1.950,31 2005 9.704,74 1992 2.029,92 2006 9.159,31 1993 2.087,10 2007 9.141,00 1994 2.160,75 2008 9.698,96 1995 2.248,60 2009 10.389,93 1996 2.342,29 2010 9.090,43 1997 2.909,38 2011 8.770,43 1998 10.013,62 2012 9.386,62 1999 7.855,15 2013 10.461,24 2000 8.421,77 2014 11.865,21 2001 10.260,85 2015 13.389,41 2002 9.311,19 2016 13.308,32 2003 8.577,13 2017 13.380,87 Sumber : World Bank, (2016) Tabel I-4 diatas menunjukkan kurs tahun 1990-2017, dimana kurs cenderung mengalami peningkatan, hanya di tahun tertentu mengalami penurunan. Pada tahun 1990 kurs hanya seharga Rp. 1.842,81. Tetapi pada tahun 1991-1998 kurs mengalami kenaikan yang pesat sampai dengan seharga Rp. 10.013,62 dikarenakan adaya krisis global yang melanda. Selama lima tahun terakhir kurs pada tahun 2013 seharga Rp. 9.386,62 dan terus mengalami kenaikan hingga mencapai titik tertinggi pada tahun 2015 seharga Rp. 13.389,41 kurs sedikit mengalami penurunan pada tahun 2016 seharga Rp.13.308,32

8 kemudian mengalami kenaikan kembali pada tahun 2017 seharga Rp.13.380,87. Penelitian yang dilakukan oleh Triyono (2013) menyatakan bahwa nilai kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh secara nyata terhadap nilai ekspor yang berarti penelitian tersebut menyatakan bahwa peningkatan kurs dollar akan mempengaruhi peningkatan pada nilai ekspor begitu pula sebaliknya. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai keberadaan produksi karet Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen di dunia yang didukung dengan lahan tropis yang cukup luas sehingga menjadi komoditi unggulan di sub sektor perkebunan dan mampu menyumbang devisa negara terbesar kedua setelah kelapa sawit, serta nilai kurs yang berubah-ubah sehingga dapat terjadi depresiasi maupun apresiasi yang menyebabkan harga barang menjadi murah atau lebih mahal maka penulis tertarik untuk melihat pengaruh produksi karet, harga internasional dan nilai tukar terhadap ekspor karet Indonesia.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh produksi karet, harga karet internasional dan nilai tukar secara simultan terhadap ekspor karet Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh produksi karet terhadap ekspor karet Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh harga internasional karet terhadap ekspor karet Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap ekspor karet Indonesia? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan diatas. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh produksi karet, harga karet internasional dan nilai tukar secara simultan terhadap ekspor karet Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh produksi karet, terhadap ekspor karet Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh harga internasional karet terhadap ekspop karet Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap ekspor karet Indonesia.

10 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi instansi terkait (Departemen Perkebunan, Depatemen Keuangan) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi akan peranan komoditi karet. 2. Bagi pihak lain Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi serta sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian sejenis di waktu yang berbeda. 3. Bagi penulis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang diperoleh ke dalam praktek nyata, serta dapat memperdalam pengetahuan teoritis mengenai perdagangan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. E. Metode Analisis Data 1. Alat dan Model Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda dengan model OLS. Analisis linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan dan parsial. Regresi linier berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut :

11 LogEKS t 1LogPROD t 2LogHI t 3 LogKURS t u t Keterangan : EKS = Ekspor Karet Indonesia (US$) PROD = Produksi Karet Indonesia (Ton) H = Harga Karet Internasional ($/kg) KURS = Nilai Tukar (Rp/$) α β1...β3 u 2. Jenis dan Sumber Data = Intersep/Konstanta = Koefisien dari masing-masing variable = Variabel pengganggu (residual error) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif berupa data sekunder dengan data time series. Obyek dalam penelitian ini adalah Produksi Karet, Harga Internasional Karet, Nilai Tukar dan Ekspor Karet dari tahun 1990-2017. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Pusdatin, BPS, World Bank, Un Comtrade, Buku, Internet, penelitian-penelitian terdahulu, jurnal terkait dan instansi-instansi terkait lainnya. F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran singkat, penelitian ini dibagi dalam lima bab yang secara garis besarnya disusun sebagai berikut : BAB I : LATAR BELAKANG MASALAH Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

12 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung masalah yang sedang dikaji, antara lain pengertian dan teori terkait pokok bahasan yang akan dijelaskan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, data dan sumber data, metode penelitian serta teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hasil penelitian berupa pengaruh produksi karet, harga karet internasional, dan nilai tukar terhadap ekspor karet Indonesia periode 1990-2017 serta dilengkapi dengan pembahasan atas hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi simpulan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan. Dalam hal ini juga berisi saran yang direkomendasikan kepada pihak terkait atas dasar temuan untuk dijadikan bahan referensiatau evaluasi di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN