BAB I PENDAHULUAN. berbasis syariah baik berupa bank maupun non bank seperti asuransi syariah. Saat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu. Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. bahaya.resiko yang mengancam manusia sangatlah beragam, mulai dari kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Padang sebagai urat nadi perekonomian Propinsi Sumatera barat mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

BAB III KLAIM ASURANSI PADA PT ASURANSI TAKAFUL UMUM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk berbagi risiko antara. saw, para sahabat. dan tabi in. Asuransi dalam catatan sejarah dunia Barat

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

PENGARUH PENDAPATAN DAN BIAYA PADA LABA DI PT ASURANSI SINARMAS SYARIAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian bisa

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam mekanisme investasi tersebut sehingga dengan sendirinya ia

Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penggunaan produk keuangan pada saat ini tidak mungkin dapat dihindari,

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1991 diawali dengan pelaksanaan perbankan syariah 1. kebidang kegiatan ekonomi lainnya, salah satunya yaitu asuransi syariah.

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan pasar modal yang demikian pesat, terutama

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, di samping juga didukung munculnya semangat globalisasi. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi masyarakat yang adil dan sejahtera. Negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim, maka hampir di segala aspek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia begitu berkembang pesat, hal ini ditandai dengan bermunculannya lembaga keuangan berbasis syariah baik berupa bank maupun non bank seperti asuransi syariah. Saat ini nyaris semua perusahaan asuransi membentuk unit syariah, bahkan asuransi asing pun memutuskan untuk membentuk unit syariah. Hal ini membuktikan bahwa asuransi syariah mengedepankan asas saling tolong menolong atau disebut juga dengan ta awun. Selain itu asuransi syariah memiliki perbedaan dan keunggulan dengan asuransi konvensional yakni terdapat pada prosedur penyimpanan dana, operasional dana asuransi dan akad yang digunakannya. Secara umum, pengertian asuransi dalam pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang adalah suatu perjanjian yang dengan perjanjian tersebut penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu. 1 Istilah asuransi dalam bahasa arab adalah al-ta min yang diambil dari kata amana yang artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut, sebagaimana Firman Allah dalam surat al-quraisy ayat 4: 1 Yadi Janwari, Asuransi Syari ah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), hlm. 1. 1

2 Dialah (Allah) yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan. 2 Pengertian dari al-ta amin adalah seseorang membayar /menyerahkan uang cicilan untuk agar ia atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang. Di Indonesia, asuransi syariah sering dikenal dengan istilah takaful. Kata takaful berasal dari kata takafala-yatakafalu, yang berarti menjamin atau saling menanggung. 3 Dewan Syariah Nasional pada tahun 2001 telah mengeluarkan fatwa mengenai asuransi syariah. Dalam Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 bagian pertama mengenai ketentuan umum angka 1, disebutkan pengertian asuransi syariah (ta min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. 4 Asuransi syariah di Indonesia baru bermunculan pada tahun 1994 seiring dengan diresmikannya PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum pada tahun 1995. Gagasan dan pemikiran untuk mendirikan asuransi 2 Enang Sudrajat, dkk. Al-Qur an dan Terjemahnya. (Bandung: SYGMA, 2009), hlm. 602. 3 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional, Cetakan 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 32. 4 Lihat dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Asuransi Syariah.

3 syariah di Indonesia itu sebenarnya telah muncul sejak lama, dan pemikiran tersebut lebih menguat pada saat diresmikannya operasi Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991. Gagasan awal berdirinya asuransi syariah di Indonesia berasal dari Ikatan Cendekiawan Muslim se-indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsanya. Gagasan ICMI tersebut kemudian disambut dan ditindak lanjuti oleh PT. Abdi Bangsa, PT. Bank Muamalat Indonesia, dan PT. Asuransi Tugu Mandiri. Pada tanggal 27 Juli 1993 ICMI bersama tiga perseroan terbatas itu kemudian sepakat untuk memprakarsai pendirian asuransi syaria di Indonesia dengan menyusun Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI). 5 Bersamaan dengan banyaknya kehadiran asuransi syariah di indonesia, salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia yaitu PT Asuransi Sinar Mas pun mengukuti perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dengan cara membuka unit usaha syariah. PT Asuransi Sinar Mas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan nama PT. Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta dengan surat No. Kep-2562/MD 1986. Pada tahun 1991, Perusahaan berubah nama menjadi PT. Asuransi Sinar Mas. PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia. Sepanjang perjalanannya, ASM menunjukkan pertumbuhan yang berkesinambungan. Premi bruto dan total asset Perusahaan secara konsisten meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di tahuntahun dimana terjadi goncangan ekonomi global. Selama menjalani kiprahnya di 5 Redaksi Ulumul Qur an, syarikat Takaful Indonesia, dalam Ulumul Qur an, Nomor: 2/VII/1996, hlm. 36.

4 bidang asuransi, kini PT. Asuransi Sinar Mas mempunyai jaringan pemasaran yang luas di seluruh Indonesia. Total Jaringan Pemasaran per Desember 2014 adalah 211 terdiri dari 33 Kantor Cabang, 1 Kantor Cabang Syariah, 71 Kantor Pemasaran dan 107 Marketing Point. Seiring dengan perkembangan Asuransi Syariah, PT. Asuransi Sinar Mas pun turut mengikuti perkembangan perekonomian syariah di Indonesia dengan membuka unit usaha syariah dengan menggunakan konsep asuransi syariah yaitu konsep tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Ini berarti semua peserta merupakan satu keluarga besar akan saling melindungi dan bersama-sama akan menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi. Konsep Asuransi Syariah ini dilakukan melalui mekanisme perjanjian (akad). akad tersebut harus sesuai dengan syariah Islam yakni akad yang tidak mengandung gharar (ketidak pastian), maysir (perjudian), riba (bunga), barang haram dan maksiat yang dilarang dalam akad-akad keuangan islami. Berbicara asuransi, salah satu komponen penting yang menjadikan suatu perusahaan asuransi berjalan dengan baik adalah premi, karena dengan adanya premi perusahaan dapat membayar klaim yang diajukan oleh pemegang polis jika terjadi suatu kejadiaan yang diderita oleh salah satu atau beberapa peserta. Premi dalam asuransi syariah biasa disebut dana tabarru, pada asuransi syariah premi akan disimpan dalam sebuah rekening, yaitu rekening investasi dan rekening tabarru. Rekening tabarru adalah sebuah rekening yang menghimpun semua dana tabarru atau sejumlah dana yang dihibahkan oleh para peserta asuransi syariah yang bertujuan untuk meminimalisir kegiatan atau risiko yang

5 diderita oleh para peserta lainnya, maka ia berhak mengajukan klaim kepada perusahaan yang bertindak sebagai pengelola dana tabarru, pembayaran klaim akan diambil dari rekening tabarru yang telah dihimpun perusahaan tanpa mengurangi rekening investasi. Selain premi, adapun komponen penting lain dalam perusahaan asuransi yaitu ekuitas atau modal suatu perusahaan. Dengan adanya modal perusahaan maka perusahaan akan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Dalam ekuitas perusahaan asuransi syariah khususnya dalam PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah terdapat beberapa modal yaitu modal disetor, modal tambahan disetor, kenaikan (penurunan) surat berharga dan saldo laba. Pada umunya ekuitas didapatkan dari pihak pertama dan pihak kedua, yaitu dana pihak pertama didapatkan dari pemilik perusahaan dan para investor. Setiap investor yang membeli saham suatu perusahaan tentunya mengharapkan profit dari perusahaan tersebut. Biasanya sebelum menanamkan modal di suatu perusahaan para investor menilai kemampuan perusahaan untuk membagikan profit kepada investor. Salah satu cara mengukur kemampuan perusahaan dalam profitabilitas dapat digunakan rasio profitabilitas. Salah satu rasio profitabilitas yang dipergunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan yang menghasilkan keuntungan digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan menggunakan jumlah ekuitas sehingga menghasilkan laba yang nantinya akan tersedia bagi pemilik perusahaan atau investor adalah analisis Return On Equity (ROE). Apabila tingkat Return On Equity (ROE) suatu perusahaan itu tinggi maka semakin efektif perusahaan dalam menggunakan

6 ekuitasnya untuk menghasilkan laba. Hal ini berarti kinerja operasi perusahaan semakin baik. Kenaikan dan penurunan dana tabarru dan jumlah ekuitas dalam menjalankan operasionalnya dari tahun ke tahun PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah dapat ditunjukan dalam sebuah tabel selama periode triwulan pada tahun 2014 sampai 2017 sebagai berikut: Tabel 1.1 Pendapatan Dana Tabarru, Jumlah Ekuitas dan Tingkat ROE Pada PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah Periode Triwulan Tahun 2014-2017. Periode 2014 2015 2016 2017 Triwulan Dana Jumlah Tabarru Ekuitas ROE I 5.211 110.084 14,08% II 5.638 115.661 4,82% III 5.875 122.518 5, 59% IV 5.725 96.037 6,93% I 6.550 109.584 13,33% II 7.524 116.853 6,22% III 7.877 123.757 5,57% IV 8.566 130.482 5,15% I 8.459,50 164.541,44 18,78% II 7.766,46 171.927,63 4,29% III 9.318 182.574 5,83% IV 8.914,99 188.317,02 3,04% I 10.645,05 214.761,02 9,17% II 9.557,37 225.018 13,31% Sumber: Data diolah (Laporan Keuangan PT. Sinar Mas Unit Syariah Triwulan 2014-2017)

7 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa adanya peningkatan dan penurunan pada dana tabarru. Pada tahun 2014 triwulan II dana tabarru menurun menjadi 5.638 yang sebelumnya pada tahun 2014 triwulan I sebesar 5.211. Pada triwulan III tahun 2014 dana tabarru mengalami kenaikan sebesar 5.875 dan kembali mengalami penurunan pada triwulan IV tahun 2014 menjadi 5.725. Pada tahun 2015 dana tabarru terus mengalami peningkatan setiap triwulannya yaitu pada triwulan I sebesar 6.550, triwulan II sebesar 7.524, triwulan III sebesar 7.877 dan pada triwulan IV sebesar 8.566. Dana tabarru kembali mengalami kenaikan penurunan pada tahun 2016 triwulan I dan triwulan II menjadi sebesar 8.459,50 dan 7.766,46 kemudian pada triwulan III tahun 2016 dana tabarru mengalami peningkatan menjadi 9.318 dan kembali turun pada triwulan IV menjadi sebesar 8.914,99. Tahun 2017 triwulan I dana tabarru kembali meningkat menjadi sebesar 10.645,05 dan menurun kembali pada triwulan II menjadi sebesar 10.645,05. Jumlah ekuitas PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah dari triwulan ke triwulan mengalami peningkatan dan penurunan pada setiap triwulannya, berdasarkan dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa pada tahun 2014 triwulan II dan III terjadi peningkatan menjadi sebesar 115.661 dan 122.518 dari mulanya pada triwulan I jumlah ekuitas mencapai 110.084, tetapi pada triwulan IV jumlah ekuitas menurun menjadi 96.037. kemudian pada tahun berikutnya jumlah ekuitas selalu mengalami peningkatan pada setiap triwulannya. Pada tahun 2015 peningkatan jumlah ekuitas terjadi pada triwulan I sebesar 109.584, triwulan II sebsar 116.853, triwulan III sebesar 123.757 dan triwulan IV sebesar 130.482.

8 Jumlah ekuitas terus meningkat pada tahun 2016. Pada triwulan I meningkat sebesar 164.541,44, triwulan II mengkatkat sebesar 171.927,63, triwulan III meningkat sebesar 182.574 dan triwulan IV pun meningkat sebesar 188.317,02. Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2017 pun jumlah ekuitas meningkat pada triwulan I dan triwulan II sebesar 214.761,02 dan 225.018. Tingkat Return On Equity (ROE) PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah dapat dilihat pada tabel yang telah disajikan di atas yang telah diolah oleh peneliti. Pada triwulan ke triwulan tingkat Return On Equity (ROE) mengalami peningkatan dan penurunan. Tahun 2014 tingkat Return On Equity (ROE) mengalami penurunan pada triwulan II sebesar 4,82% dari triwulai I sebesar 14,08%, kemudia pada triwulan III dan IV mengalami peningkatan sebesar 5,59% dan 6,93%. Pada tahun 2015, triwulan I tingkat Return On Equity (ROE) kembali meningkat menjadi 13,33% dan kembali menurun pada triwulan II, III dan IV menjadi 6,22%, 5,57% dan 5,57%. Pada tahun selanjutnya, tahun 2016 tingkat Return On Equity (ROE) kembali mengalami pada triwulan I menjadi 18,78%, tetapi kembali menurun pada triwulan II menjadi 4,29%, pada triwulan III kembali meningkat menjadi 5,83% dan kembali menurun pada triwulan IV menjadi 3,04%. Kemudian pada tahun 2017 tingkat Return On Equity (ROE) mengalami peningkatan kembali pada triwulan I dan II menjadi 9,17% dan 13,31%. Data di atas menunjukan fluktuasi yang didapat PT. Asuransi Sinar Mas Syariah pada laporan keuangan triwulan pada tahun 2014-2017. Berdasarkan uraian data di atas, dana tabarru setiap triwulannya tidak selalu meningkat,

9 penurunan dana tabarru terjadi pada triwulan IV tahun 2014, triwulan I, II dan IV tahun 2016 dan triwulan II tahun 2017. Akan tetapi penurunan pada triwulan IV tahun 2014, triwulan I tahun 2016 dan triwulan II tahun 2017 tidak mempengaruhi tingkat Return On Equity (ROE), karena tingkat Return On Equity (ROE) tidak mengalami penurunan. Hal ini tidak sesuai teori bahwa jika perusahaan berhasil memperoleh premi neto dalam jumlah besar maka akan memperoleh laba besar pula 6. Hal ini sangat jelas ketika perusahaan memperoleh laba neto yang besar maka tingkat Return On Equity (ROE) suatu perusahaan akan meningkat. Jumlah ekuitas PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah terus meningkat pada setiap triwulan ke triwulan dari tahun 2014-2017 kecuali pada triwulan IV tahun 2014 penurunan ini tidak mempengaruhi penurunan jumlah Return On Equity (ROE) triwulan IV tahun 2014. Tingkat Return On Equity (ROE) pun mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. Penurunan tingkat Return On Equity (ROE) terjadi pada triwulan II tahun 2014, triwulan II, III, IV tahun 2015 dan triwulan IV tahun 2016. Penurunan tingkat Return On Equity (ROE) yang terjadi pada saat itu tidak dipengaruhi oleh kenaikan dana tabarru dan jumlah ekuitas. Pada umumnya suatu perusahaan yang mempununyai modal yang besar maka akan semakin besar pula perolehan laba yang akan di dapat, dari perolehan laba tersebut dapat digunakan untuk memperoleh tingkat Return On Equity (ROE) suatu perusahaan. 6 Kirmizi & Susi Surya Agus, Pengaruh Pertumbuhan Modal dan Aset Terhadap Rasio Risk Based Capital (RBC), Pertumbuhan Premi Neto dan Profitabilitas Perusahaan Asuransi Umum di Indonesia, dalam Pekbis Jurnal, Vol 3 Nomor 1, Maret 2011, hlm. 395.

10 Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan apabila terjadi kenaikan dalam rasio Return On Equity (ROE), berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan. Kenaikan ini akan menyebabkan naiknya harga saham di perusahaan, yang akan membuat para pemegang saham perusahaan dan para investor di pasar modal ingin membeli saham perusahaan tersebut 7, begitupun sebaliknya jika terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan maka akan terjadi kenaikan Return On Equity (ROE) suatu perusahaan. Dapat kita ketahui semakin besar jumlah modal yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya, maka akan semakin banyak pula pendapatan yang didapat. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mencoba meneliti, membahas dan mengkaji seberapa besar pengaruh dana tabarru dan jumlah ekuitas dalam menghasilkan profitabilitas Return On Equity (ROE). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Dana Tabarru dan Jumlah Ekuitas Terhadap Return On Equity (ROE) PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, peneliti berpendapat bahwa tingginya pendapatan dana tabarru dan jumlah ekuitas dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah. Sehubungan dengan itu, peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut: 7 Veithzal Rivai, Commercial Bank Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 481.

11 1. Seberapa Besar Pengaruh Dana Tabarru Terhadap Return On Equity (ROE) PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah? 2. Seberapa Besar Pengaruh Jumlah Ekuitas Terhadap Return On Equity (ROE) PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah? 3. Seberapa Besar Pengaruh Dana Tabarru dan Jumlah Ekuitas Terhadap Return On Equity (ROE) PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah? C. Tujuan Peneliatian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk Mengetahui besarnya Pengaruh Dana Tabarru Terhadap Retun On Equity (ROE) PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah; 2. Untuk Mengetahui Pengaruh Jumlah Ekuitas Terhadap Retun On Equity (ROE) PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah; 3. Untuk Mengetahui Pengaruh Dana Tabarru Jumlah Ekuitas Taerhadap Retun On Equity (ROE) PT. Asuransi Sinar Mas Unit Syariah. D. Kegunaan Penelitian Dilihat dari pemaparan di atas, maka penelitian ini mempunyai beberapa kegunaan untuk beberapa kalangan, maka kegunaan penelitian ini adalah: 1. Akademis Memperkaya khazanah intelektual dalam bidan ekonomi syariah khususnya pada asuransi syariah sehingga berguna untuk dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

12 2. Praktis Memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan khazanah ekonomi Islam khususnya, serta memperkaya literature perpustakaan mengenai pengaruh dana tabarru dan jumlah ekuitas terhadap profitabilitas perusahaan asuransi jiwa syariah. 3. Masyarakat Khususnya umat Islam, riset ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan masyarakat dalam merencanakan keuangan masa depan dengan manfaat produksi untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi setiap saat dengan beralih kepada asuransi syariah yang menggunakan prinsip tafakul (tolong menolong) guna untuk menghindari adanya unsur riba, maisyir dan gharar.