BAB IV HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Tabel 1. Kecepatan Bunyi dalam berbagai zat pada suhu 15 C

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

GETARAN DAN GELOMBANG. Gelombang. dibedakan berdasarkan. Gel. mekanik. contoh contoh contoh. Gel. air Gel. pada tali Gel. bunyi Gel.

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6

KARAKTERISTIK GELOMBANG

1. SUMBER BUNYI. Gambar 7

GELOMBANG. Lampiran I.2

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

Fisika. Materi. Guru : Arnel Hendri, S,Pd, M. Si. Sumber-Sumber Bunyi : Dawai-Pipa Organa-Garpu Tala

1. SUMBER BUNYI. Gambar 1

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3)

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

3. Resonansi. 1. Tujuan Menentukan cepat rambat bunyi di udara

Gelombang Bunyi 8 SMP

- - GETARAN DAN GELOMBANG

INTERFERENSI GELOMBANG

BAB V GETARAN DAN GELOMBANG

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah

LAMPIRAN 5. Tes uji coba soal Nama : Sekolah : Kelas : Hari/tanggal :

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang

Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang adalah 4 sekon.

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Sifat Alami Gelombang

Antiremed Kelas 8 Fisika

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

Pipa Organa Terbuka. Gambar: 3.7. Organa Terbuka. Dengan demikian L = atau λ 1 = 2L. Dan frekuensi nada dasar adalah. f 1 = (3.10)

Fisika Dasar I (FI-321)

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

GETARAN Getaran/osilasi: gerak bolak-balik suatu benda pada suatu lintasan yang memiliki satu posisi kesetimbangan

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG

Antiremed Kelas 8 Fisika

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Antiremed Kelas 12 Fisika

GETARAN MEKANIK P R E S E N T A T I O N B Y M U C H A M M A D C H U S N A N A P R I A N T O

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

Lampiran 1 67

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Getaran dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS

GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c.

EKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

Soal dan Pembahasan : Getaran dan Gelombang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK

lampiran 1 Surat Izin dan Surat Keterangan Penelitian

Modul Gelombang Bunyi. Modul Fisika. Untuk SMA/MA Kelas 11. Gelombang Bunyi. Nama : Kelas :

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI. Skripsi Oleh : Etty Herfiyana Susanti K

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat

LATIHAN SOAL PERSIAPAN UTS MATERI: GEM, GEL. BUNYI, GEL. BERJALAN, GEL. STASIONER

Antiremed Kelas 8 Fisika

Laporan Praktikum Gelombang PERCOBAAN MELDE. Atika Syah Endarti Rofiqoh

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1. Di susun oleh : U. Tini Kurniasih ( ) PEND. FISIKA / B EFD-1 / D

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BBM 7 GELOMBANG DAN BUNYI

Fisika UMPTN Tahun 1986

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN

BAB XIII GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s)

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.1

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

TES HASIL BELAJAR SIKLUS I. Nama :... Kelas :... Hari/ Tanggal :... Alokasi Waktu : Alat musik ini berbunyi dengan cara...

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

materi fisika GETARAN,GELOMBANG dan BUNYI

Ditanya : v =? Jawab : v =

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

JURNAL PRAKTIKUM RESONANSI GELOMBANG BUNYI ZULFIKAR ANSHARI OKTAFINAWAN KELOMPOK SI8D

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini, uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi. Instrumen soal yang telah dibuat selanjutnya dikonsultasikan dan dievaluasi oleh ahli dalam bidang yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen soal telah memenuhi uji validitas isi. Pada penelitian ini, sebelum diujikan instrumen soal telah divalidasi oleh dua dosen Fisika UNS Surakarta. Pada awalnya instrumen soal yang dibuat adalah instrumen tes diagnostik yang terdiri dari 25 soal obyektif dengan alasan terbuka, setelah divalidasi dosen mempertimbangkan agar instrumen soal dibuat dengan alasan yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan subjek yang akan menggunakan instrumen adalah siswa SMP. Pada akhirnya instrumen tes diagnostik terdiri dari 25 soal obyektif dengan alasan yang telah ditentukan. Hasil review soal dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. A. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini berupa data hasil tes miskonsepsi dan data hasil wawancara. 1. Data Hasil Tes Miskonsepsi Deskripsi data hasil tes miskonsepsi yang digunakan berupa hasil jawaban tes miskonsepsi siswa dan distribusi jawaban siswa sebagai subjek penelitian untuk setiap soal miskonsepsi pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi. Jumlah soal tes miskonsepsi yang digunakan adalah 25 item soal. Kisi-kisi soal, kunci jawaban, dan lembar jawaban siswa terdapat pada Lampiran 4, 6 dan 7, sedangkan Instrumen tes miskonsepsi yang digunakan terdapat pada Lampiran 5. Hasil jawaban tes miskonsepsi siswa dapat dilihat pada Lampiran 8. Langkah awal analisis deskriptif yang dilakukan adalah memeriksa dan mengelompokkan jawaban siswa ke dalam tiga kategori yaitu memahami, miskonsepsi dan tidak menguasai konsep untuk setiap butir soal miskonsepsi. Rekap commit pengelompokan to user jawaban dapat dilihat pada 47

48 Lampiran 9. Data hasil jawaban tes miskonsepsi siswa yang telah dikelompokkan tersebut dinyatakan dalam persen. Persentase hasil jawaban tes miskonsepsi siswa serta persebaran jawaban siswa dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 11. 2. Data Hasil Wawancara a. Hasil Wawancara Siswa Kegiatan wawancara dilakukan untuk melengkapi informasi data yang diperoleh dari hasil jawaban tes miskonsepsi siswa. Jumlah siswa yang diwawancarai adalah 10 siswa. Sepuluh siswa dianggap dapat mewakili seluruh miskonsepsi siswa sampel penelitian. Hasil rekap wawancara dapat dilihat pada Lampiran 12. b. Hasil Wawancara Guru Hasil analisis jawaban siswa yang telah dilakukan selanjutnya dikonfirmasikan kepada guru pengampu mata pelajaran Fisika di SMP Negeri 1 Miri Sragen. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, secara umum hasil tes diagnostik miskonsepsi tersebut sudah sesuai dengan keseharian siswa di dalam kelas. Siswa yang lebih sedikit mengalami miskonsepsi, rata-rata adalah siswa yang memiliki nilai bagus dalam keseharian siswa di dalam kelas. Siswa yang lebih banyak mengalami miskonsepsi, rata-rata adalah siswa yang memiliki nilai keseharian yang kurang bagus. Berdasarkan keterangan dari guru, terdapat beberapa siswa yang aktif di dalam kelas, rajin bertanya dan mengutarakan pendapatnya bila ada materi yang belum dimengerti. Selain aktif dalam kelas, terdapat beberapa siswa yang aktif dalam organisasi. Berdasarkan keterangan dari guru, rata-rata siswa yang aktif di dalam kelas adalah siswa yang ikut dalam organisasi. Namun terdapat beberapa siswa yang kurang aktif di dalam kelas dan lebih cenderung pendiam. Hal inilah yang kemungkinan menimbulkan pemikiran tersendiri yang dibentuk oleh siswa sehingga timbul miskonsepsi.

B. Analisis Data Berdasarkan deskripsi dari data yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya dilakukan uji keabsahan. Melalui hasil jawaban siswa yang telah dijabarkan pada Lampiran 8, maka dapat digambarkan persentase miskonsepsi siswa pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi berdasarkan tipe miskonsepsi yang dapat diuraikan pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi Berdasarkan Tipe Miskonsepsi Tipe Miskonsepsi Persentase (%) No Tidak Menguasai Soal Memahami Miskonsepsi Konsep bahwa setiap gerak bolak-balik sebuah 1 79,03 14,52 6,45 benda adalah getaran bahwa bandul dikatakan melakukan satu getaran jika bandul sudah 2 59,68 24,19 16,13 melewati titik keseimbangan bahwa amplitudo merupakan simpangan 3 83,87 16,13 0 dalam suatu getaran bahwa pada proses terjadinya gelombang, getaran merambat 4 27,42 25,81 46,77 melalui partikel yang berpindah bahwa selama menjalar dari satu tempat ke tempat yang lain, 5 30,65 40,32 29,03 gelombang akan memindahkan partikel bahwa kecepatan partikel tetap, tetapi kecepatan gelombang berubahubah 6 20,97 46,77 32,26 selama gelombang menjalar pada tali. 49

50 Tipe Miskonsepsi bahwa pada medium yang sama, semakin besar amplitudo maka laju rambat gelombang semakin besar bahwa gelombang bunyi termasuk jenis gelombang transversal bahwa bunyi dapat merambat di ruang hampa bahwa pada saat memainkan alat telepon sederhana, bunyi merambat melalui udara bahwa bunyi dapat merambat pada semua medium bahwa bunyi lebih cepat merambat pada medium gas. bahwa cepat rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh suhu bahwa ketika frekuensi ditinggikan, maka panjang gelombang memanjang dan kecepatan gelombang tetap No Soal Memahami Persentase (%) Tidak Menguasai Miskonsepsi Konsep 7 6,45 45,16 48,39 8 43,55 40,32 16,13 9 54,84 8,06 37,10 10 77,42 9,68 12,10 11 54,84 14,52 30,64 12 80,65 19,35 0 13 43,55 6,45 50 14 30,65 30,87 35,48

Tipe Miskonsepsi bahwa semakin tinggi frekuensi, maka nada bunyi yang dihasilkan semakin rendah bahwa semakin besar amplitudo, maka bunyi semakin lemah. bahwa kelajuan rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh medium. bahwa pada saat memainkan alat musik tiup seruling, yang bergetar adalah serulingnya. bahwa resonansi terjadi pada benda yang memiliki amplitudonya sama bahwa pada proses terjadinya petir, kilat cahaya terjadi lebih dahulu bahwa besarnya energi gelombang hanya dipengaruhi oleh frekuensi. bahwa pengeras suara merupakan sumber bunyi bahwa nada bunyi dapat berubah jika benda dipukul lebih keras No Soal Memahami Persentase (%) Tidak Menguasai Miskonsepsi Konsep 15 72,58 12,90 14,52 16 61,29 22,58 16,13 17 9,68 56,45 33,87 18 32.26 30,64 37,10 19 41,94 30,64 27,42 20 20,98 43,55 35,48 21 61,29 8,07 30,64 22 61,29 12,90 25,81 23 22,58 72,58 4,84 51

52 Tipe Miskonsepsi bahwa kekerasan dan nada bunyi adalah sama bahwa ultrasonik merupakan bunyi yang sangat keras No Soal Memahami Persentase (%) Tidak Menguasai Miskonsepsi Konsep 24 75,81 4,84 19,35 25 32,26 56,45 11,29 Berdasarkan Tabel 4.1 maka diperoleh persentase rata-rata miskonsepsi siswa tiap tipe miskonsepsi yaitu pada Tabel 4.2 dan dapat dibuat grafik pada Gambar 4.1. Tabel 4.2 Tipe Miskonsepsi Miskonsepsi 1 Miskonsepsi 2 Miskonsepsi 3 Miskonsepsi 4 Miskonsepsi 5 Miskonsepsi 6 Miskonsepsi 7 Miskonsepsi 8 Miskonsepsi 9 Persentase Rata-Rata Miskonsepsi Siswa Miskonsepsi bahwa nada bunyi dapat berubah jika benda dipukul lebih keras. bahwa ultrasonik merupakan bunyi yang sangat keras. bahwa kelajuan rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh medium bahwa kecepatan partikel tetap, tetapi kecepatan gelombang berubah-ubah selama gelombang menjalar pada tali bahwa pada medium yang sama, semakin besar amplitudo maka laju rambat gelombang semakin besar bahwa pada proses terjadinya petir, kilat cahaya terjadi lebih dahulu bahwa selama menjalar dari satu tempat ke tempat yang lain, gelombang akan memindahkan partikel. bahwa gelombang bunyi termasuk jenis gelombang transversal bahwa ketika frekuensi ditinggikan, maka panjang gelombang memanjang dan kecepatan gelombang tetap. No Soal Persentas e Rata- Rata (%) 23 72,58 25 56,45 17 56,45 6 46,77 7 45,16 20 43,55 5 40,32 8 40,32 14 33,87

Tipe Miskonsepsi Miskonsepsi 10 Miskonsepsi 11 Miskonsepsi 12 Miskonsepsi 13 Miskonsepsi 14 Miskonsepsi 15 Miskonsepsi 16 Miskonsepsi 17 Miskonsepsi 18 Miskonsepsi 19 Miskonsepsi 20 Miskonsepsi 21 Miskonsepsi 22 Miskonsepsi 23 Miskonsepsi 24 Miskonsepsi 25 Miskonsepsi bahwa pada saat memainkan alat musik tiup seruling, yang bergetar adalah serulingnya bahwa resonansi terjadi pada benda yang memiliki amplitudonya sama bahwa pada proses terjadinya gelombang, getaran merambat melalui partikel yang berpindah bahwa bandul dikatakan melakukan satu getaran jika bandul sudah melewati titik keseimbangan bahwa semakin besar amplitudo, maka bunyi semakin lemah. bahwa gelombang bunyi lebih cepat merambat pada medium gas. bahwa amplitudo merupakan simpangan dalam suatu getaran bahwa setiap gerak bolak-balik sebuah benda adalah getaran bahwa gelombang bunyi dapat merambat pada semua medium bahwa semakin tinggi frekuensi, maka nada bunyi yang dihasilkan semakin rendah. bahwa pengeras suara merupakan sumber bunyi bahwa pada saat memainkan alat telepon sederhana, bunyi merambat melalui udara bahwa bunyi dapat merambat di ruang hampa bahwa besarnya energi gelombang hanya dipengaruhi oleh frekuensi. bahwa cepat rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh suhu. bahwa kekerasan dan nada bunyi adalah sama. No Soal 53 Persentase Rata-Rata (%) 18 30,64 19 30,64 4 25,81 2 24,19 16 22,58 12 19,35 3 16,12 1 14,52 11 14,52 15 12,90 22 12,90 10 9,68 9 8,06 21 8,06 13 6,45 24 4,84

54 Berdasarkan Tabel 4.3 dikatakan bahwa miskonsepsi terjadi pada semua butir soal. Soal yang memiliki persentase jawaban miskonsepsi paling besar adalah soal nomor 23 dengan persentase 72,58 %. Soal yang memiliki persentase jawaban miskonsepsi paling kecil adalah soal no 24 dengan persentase 4,84 %. Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dibuat grafik yang menunjukkan persentase rata-rata miskonsepsi pada Gambar 4.1. Persentase Rata-Rata Miskonsepsi 70 60 50 40 30 Persentase Rata-Rata 20 10 0 M1 M3 M5 M7 M9 M11 M13 M15 M17 M19 M21 M23 M25 Gambar 4.1 Grafik Persentase Rata-Rata Miskonsepsi C. Pembahasan Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 maka pembahasan diurutkan berdasarkan persentase miskonsepsi paling besar. Berikut Pembahasannya. 1. Analisis Miskonsepsi 1 Analisis miskonsepsi yang pertama diperoleh dari persentase miskonsepsi siswa paling besar yaitu pada soal nomor 23. Pada soal ini

55 siswa diminta menjawab apakah pukulan bedug yang lebih keras di bagian yang sama, dapat merubah nada bunyi yang dihasilkan. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi diharapkan menjawab pukulan bedug yang lebih keras di bagian yang sama tidak merubah nada bunyi yang dihasilkan. Alasannya adalah pukulan bedug tidak mempengaruhi nada bunyi yang dihasilkan, sehingga semakin keras pukulan bedug maka nada yang dihasilkan tidak berubah. Nada bunyi dapat berubah apabila frekuensi berubah. Jika bedug dipukul lebih keras, maka dalam peristiwa ini yang berubah adalah amplitudonya bukan frekuensinya. Kesimpulannya adalah amplitudo tidak mempengaruhi nada bunyi yang dihasilkan atau nada bunyinya tetap. Siswa yang memahami konsep ini sebesar 22,58 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebesar 4,84 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 72,58 %. Berdasarkan rekap hasil wawancara subjek penelitian yang mengalami miskonsepsi adalah 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9 dan 10. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa nada bunyi dapat berubah jika benda dipukul lebih keras. Alasannya adalah pukulan bedug mempengaruhi nada bunyi yang dihasilkan, sehingga semakin keras pukulan bedug maka nada yang dihasilkan akan berubah. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa nada bunyi dapat berubah jika benda dipukul lebih keras. 2. Analisis Miskonsepsi 2 Analisis miskonsepsi yang kedua diperoleh dari soal nomor 25. Pada soal ini siswa diminta menjawab bunyi ultrasonik yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz dapat menyebabkan bunyi yang dihasilkan sangat keras atau nada bunyi yang dihasilkan sangat tinggi. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab bunyi ultrasonik yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz, dapat menyebabkan nada bunyi yang dihasilkan sangat tinggi. Alasannya bunyi ultrasonik memiliki frekuensi yang tinggi, commit sehingga to user nada bunyi yang dihasilkan tinggi.

56 Pada soal ini sudah dijelaskan bahwa frekuensinya di atas 20.000 Hz. Berdasarkan konsep Fisika, nada bunyi dipengaruhi oleh frekuensi. Jika frekuensinya tinggi maka nada bunyi yang dihasilkan tinggi. Siswa yang memahami konsep dalam soal ini sebanyak 32,26 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebesar 11,29 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 56,45 % termasuk juga subjek penelitian 9. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa bunyi ultrasonik memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz, hal ini dapat menyebabkan bunyi yang hasilkan sangat keras. Alasannya adalah bunyi ultrasonik memiliki frekuensi yang tinggi, sehingga bunyi yang dihasilkan sangat keras. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa ultrasonik merupakan bunyi yang sangat keras. 3. Analisis Miskonsepsi 3 Analisis miskonsepsi yang ketiga diperoleh dari soal nomor 17. Pada soal ini siswa diminta menjawab Bagaimana laju rambat bunyi yang dihasilkan, jika gendang dipukul di bagian tengah dari yang awalnya lembut menjadi semakin keras. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab apabila gendang dipukul di bagian tengah dari yang awalnya lembut menjadi semakin keras, maka laju rambat yang dihasilkan adalah tetap. Alasannya adalah laju rambat bunyi tidak dipengaruhi oleh kekerasan bunyi. Gendang yang dipukul menjadi semakin keras memiliki amplitudo yang semakin besar. Amplitudo tidak mempengaruhi laju rambat bunyi. Semakin besar amplitudo, maka laju rambat bunyi tidak berubah atau tetap. Siswa yang memahami konsep sebanyak 9,68 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 33,87 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 56,45 %. Berdasarkan hasil wawancara subjek penelitian yang mengalami miskonsepsi adalah 1, 3, 4, 5, 8, 9, dan 10. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa gendang yang dipukul di bagian tengah dari yang awalnya lembut menjadi semakin keras akan menghasilkan laju rambat tetap, tetapi alasan commit yang to user dipilih mengandung miskonsepsi.

57 Alasannya adalah laju rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh medium, karena mediumnya sama maka laju rambat bunyi tetap. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa kelajuan rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh medium. 4. Analisis Miskonsepsi 4 Analisis miskonsepsi yang keempat diperoleh dari soal nomor 6. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan apabila sebuah tali dihubungkan dengan batang logam yang ditautkan pada batang baja di salah satu ujungnya dan ujung yang lain pada dinding seperti pada Gambar 4.2. Gelombang tranversal dihasilkan ketika batang logam bergetar naik dan turun dengan frekuensi dan amplitudo konstan (tetap). Sebuah partikel dalam tali digambarkan dengan titik dan diberi simbol P. Pada soal ini siswa diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai dengan Gambar 4.2. Batang baja Batang logam Dinding Gambar 4.2 Penjalaran Gelombang dalam Tali Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab kecepatan partikel P berubah-ubah tergantung dengan waktu selama berpindah-pindah naik dan turun, tetapi kecepatan gelombang tetap. Alasannya kecepatan partikel P meningkat saat berpindah ke arah posisi yang tidak mengalami gangguan dan melemah saat menjauh dari posisi yang tidak mengalami gangguan, tetapi kecepatan gelombang tetap. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 20,97 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 32,26 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi commit sebanyak to user 46,77 % termasuk juga subjek

58 penelitian 4, 6, dan 7. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa kecepatan partikel tetap, dan kecepatan gelombang berubah-ubah selama gelombang menjalar pada tali. Alasannya adalah selama batang logam bergetar dengan frekuensi konstan, partikel P akan berpindah dengan kecepatan konstan, meskipun kecepatan gelombang berubah-ubah selama gelombang terjadi pada tali. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa kecepatan partikel tetap, tetapi kecepatan gelombang berubah-ubah selama gelombang menjalar pada tali. 5. Analisis Miskonsepsi 5 Analisis miskonsepsi yang kelima diperoleh dari soal nomor 7. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan antara gelombang dengan amplitudo besar dan gelombang dengan amplitudo kecil, jika kedua gelombang tersebut berada pada medium yang sama, bagaimana laju rambat kedua gelombang. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab laju rambat kedua gelombang sama. Alasannya adalah laju rambat gelombang tidak dipengaruhi oleh amplitudo. Pada soal, kedua gelombang memiliki amplitudo yang berbeda. Hal ini tidak mempengaruhi laju rambat kedua gelombang, karena laju rambat gelombang dipengaruhi oleh medium dan suhu. Pada soal, medium perambatan gelombang adalah sama, sehingga laju rambat kedua gelombang adalah sama. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 6,45 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 48,39 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 45,16 %. Berdasarkan hasil wawancara, subjek penelitian yang mengalami miskonsepsi adalah 1, 4, 5, 6, 9, 10. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa laju rambat gelombang dipengaruhi oleh amplitudo, sehingga semakin besar amplitudo maka laju rambat gelombang semakin besar. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa pada medium yang sama, semakin besar amplitudo maka laju rambat gelombang semakin besar.

59 6. Analisis Miskonsepsi 6 Analisis miskonsepsi yang keenam diperoleh dari soal nomor 20. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan mengenai proses terjadinya petir. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab pada proses terjadinya petir, kilat cahaya dan guntur terjadi secara bersamaan. Alasannya adalah saat terjadi petir sebenarnya kilatan cahaya dan guntur terjadi pada saat bersamaan, suara guntur terdengar beberapa saat setelah terlihat kilat karena cahaya merambat lebih cepat dibanding bunyi.hanya Berdasarkan konsep Fisika, cepat rambat bunyi di udara lebih kecil dibandingkan cepat rambat cahaya di udara. Cepat rambat cahaya adalah sebesar 3 10 8 m/s, sedangkan cepat rambat bunyi di udara (0 0 Celcius) sebesar 330 m/s. Oleh karena itu, dalam proses terjadinya petir sebenarnya kilat cahaya dan guntur terjadi pada saat bersamaan. Dikarenakan cahaya merambat lebih cepat dibandingkan bunyi, sehingga suara guntur terdengar beberapa saat setelah terlihat kilat. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 20,97 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 35,48 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 43,55 %. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa dalam proses terjadinya petir, kilat cahaya terjadi lebih dahulu. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa pada proses terjadinya petir, kilat cahaya terjadi lebih dahulu. 7. Analisis Miskonsepsi 7 Analisis miskonsepsi yang ketujuh diperoleh dari soal nomor 5. Pada soal ini siswa diminta menjawab selama menjalar dari satu tempat ke tempat yang lain, gelombang akan memindahkan partikel atau energi. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab selama menjalar dari satu tempat ke tempat yang lain, gelombang akan memindahkan energi. Alasannya adalah gelombang merupakan energi yang merambat, sehingga gelombang mampu memindahkan energi. Gelombang merupakan gejala pemindahan commit usikan to user atau gangguan. Gelombang yang

60 merambat itu hanya memindahkan energi saja tanpa menggeser medium gelombangnya yaitu air. Hal itu dibuktikan, daun yang semula diam kemudian bergerak naik turun, namun tidak hanyut. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 30,65 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 29,03 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 40,32 %. Berdasarkan wawancara, subjek penelitian yang mengalami miskonsepsi pada soal ini adalah 1, 3, 7, 8 dan 9. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa selama menjalar dari satu tempat ke tempat yang lain, gelombang akan memindahkan partikel. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa selama menjalar dari satu tempat ke tempat yang lain, gelombang akan memindahkan partikel 8. Analisis Miskonsepsi 8 Analisis miskonsepsi yang kedelapan diperoleh dari soal nomor 8. Pada soal ini siswa diminta menjawab gelombang bunyi termasuk jenis gelombang transversal atau gelombang longitudinal. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab gelombang bunyi termasuk jenis gelombang longitudinal. Alasannya adalah arah rambat gelombang bunyi yang sejajar dengan arah getarannya. Perambatan gelombang bunyi memerlukan medium, sehingga gelombang bunyi termasuk salah satu jenis gelombang mekanik. Gelombang mekanik dibagi menjadi dua, yaitu gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Dikarenakan gerak elemen-elemen bunyi dalam udara sejajar dengan arah perjalanan gelombang, maka gelombang bunyi termasuk salah satu jenis gelombang longitudinal. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 43,55 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 16,13 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 40,32 % termasuk juga subjek penelitian 1, 2, 3, 8, dan 9. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa gelombang bunyi termasuk jenis gelombang transversal. Alasannya adalah arah rambat gelombang bunyi commit tegak to lurus user dengan arah getarannya. Dengan

61 demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa gelombang bunyi termasuk jenis gelombang transversal. 9. Analisis Miskonsepsi 9 Analisis miskonsepsi yang kesembilan diperoleh dari soal nomor 14. Pada soal ini siswa diminta menjawab ketika frekuensi ditinggikan, bagaimana dengan panjang gelombang dan kecepatan gelombangnya berdasarkan Gambar 4.3. Tali Dinding Indhah Gambar 4.3 Gelombang pada Tali Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab ketika frekuensi ditinggikan maka panjang gelombang akan memendek dan kecepatan gelombang tetap. Alasannya adalah ketika partikel dalam tali tidak mengalami perubahan, kecepatan gelombang tidak akan berubah. Dengan menggunakan persamaan v = λf, berarti frekuensi yang meningkat menyebabkan panjang gelombang menjadi lebih pendek. Sifat umum gelombang adalah lajunya bergantung pada sifat-sifat medium, tetapi tidak bergantung pada gerak relatif sumber gelombang terhadap tali. Dikarenakan laju gelombang ditentukan oleh sifat-sifat medium, panjang gelombang ditentukan oleh frekuensi sumber melalui persamaan λ = v/f, sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi frekuensi, semakin pendek panjang gelombangnya. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 30,65 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 35,48 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi commit sebanyak to user 33,87 %. Berdasarkan wawancara,

62 subjek penelitian yang mengalami miskonsepsi pada soal ini adalah 4 dan 5. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa ketika frekuensi ditinggikan, maka panjang gelombang memanjang dan kecepatan gelombang tetap. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa ketika frekuensi ditinggikan, maka panjang gelombang memanjang dan kecepatan gelombang tetap. 10. Analisis Miskonsepsi 10 Analisis miskonsepsi yang kesepuluh diperoleh dari soal nomor 18. Pada soal ini siswa diminta menjawab pada alat musik tiup seruling, yang bergetar serulingnya atau kolom udaranya. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab pada alat musik tiup seruling, yang bergetar adalah kolom udaranya. Alasannya adalah pada alat musik seruling terjadi resonansi yang menyebabkan kolom udara bergetar. Berdasarkan konsep Fisika, resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya benda karena frekuensi sama. Ketika seruling ditiup, kolom udara ikut bergetar karena memiliki frekuensi yang sama. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 32,26 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 37,10 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 30,64%. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa pada alat musik tiup seruling, yang bergetar adalah serulingnya. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa pada alat musik tiup seruling, yang bergetar adalah serulingnya. 11. Analisis Miskonsepsi 11 Analisis miskonsepsi yang kesebelas diperoleh dari soal nomor 19. Pada soal ini siswa diminta menjawab ketika bandul B diayun, bandul manakah yang ikut berayun seperti yang terlihat pada Gambar 4.4.

63 A B D C E Gambar 4.4 Resonansi Bandul Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab ketika bandul B diayunkan, bandul yang akan ikut berayun adalah bandul D. Alasannya adalah kedua bandul memiliki frekuensi yang sama. Berdasarkan pengertian resonansi yaitu peristiwa ikut bergetarnya sebuah benda yang memiliki frekuensi sama. Pada bandul, frekuensi tersebut dapat dilihat dari panjang tali bandul. Antara bandul B dan D memiliki panjang tali yang sama sehingga frekuensinya juga sama. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 41,93 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 27,42 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 30,65 %. Pada soal ini sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa bandul yang ikut berayun adalah bandul D, dengan alasan kedua bandul memiliki amplitudo yang sama. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa resonansi terjadi pada benda yang memiliki amplitudonya sama. 12. Analisis Miskonsepsi 12 Analisis miskonsepsi yang kedua belas diperoleh dari soal nomor 4. Pada soal ini siswa diminta menjawab gelombang dapat terjadi karena gelombang yang merambat atau getaran yang merambat.

64 Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab gelombang tersebut dapat terjadi karena getaran yang merambat. Alasannya adalah getaran tersebut merambat melalui partikel yang bergetar ditempat. Ketika sebuah batu jatuh di permukaan air, batu akan berperan sebagai pengganggu (pemberi usikan) sehingga muncullah gelombang permukaan air yang merambat menjauhi tempat usikan itu. Gelombang merupakan gejala pemindahan usikan atau gangguan, dimana usikan atau gangguan tersebut akan menghasilkan getaran. Pada proses terjadinya gelombang, getaran yang dihasilkan akan merambat melalui partikel yang bergetar ditempat. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 27,42 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 46,77 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 25,81 % termasuk juga subjek penelitian 3, 5, 7, 8, dan 10. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa gelombang terjadi karena getaran yang merambat. Alasannya adalah getaran tersebut merambat melalui partikel yang berpindah. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa pada proses terjadinya gelombang, getaran merambat melalui partikel yang berpindah. 13. Analisis Miskonsepsi 13 Analisis miskonsepsi yang ketiga belas diperoleh dari soal nomor 2. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan mengenai konsep bandul yang bergerak satu getaran berdasarkan Gambar 4.5. c F a b Gambar 4.5 Getaran Bandul

65 Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab bandul bergerak satu getaran jika bergerak dari titik a ke b ke c kembali ke b ke a. Alasannya adalah getaran menunjukkan gerak bandul dari titik awal bandul tersebut dilepaskan kemudian kembali ke titik tersebut. Misalnya bandul di tarik ke titik a dengan sebuah gaya lalu dilepaskan, maka bandul akan bergerak akibat adanya gaya pemulih dan mengalami satu getaran jika kembali lagi ke titik a. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 59,68 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 24,19 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 16,13 %. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa bandul dikatakan melakukan satu getaran jika bandul sudah melewati titik keseimbangan. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa bandul dikatakan melakukan satu getaran jika bandul sudah melewati titik keseimbangan. 14. Analisis Miskonsepsi 14 Analisis miskonsepsi yang keempat belas diperoleh dari soal nomor 16. Pada soal ini siswa diminta menjawab hubungan antara amplitudo terhadap keras atau lemahnya bunyi pada garputala. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab garputala yang memiliki amplitudo lebih besar akan menghasilkan bunyi yang lebih keras. Alasannya semakin besar amplitudo garputala, maka semakin keras bunyi yang dihasilkan. Berdasarkan konsep Fisika, amplitudo mempengaruhi kekerasan bunyi, dimana amplitudo yang semakin besar akan menghasilkan bunyi yang semakin keras. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 61,29 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 16,13 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 22,58 %. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa ketika amplitudo besar, bunyi yang dihasilkan lemah. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami

66 siswa adalah: siswa menganggap bahwa semakin besar amplitudo, maka bunyi semakin lemah. 15. Analisis Miskonsepsi 15 Analisis miskonsepsi yang kelima belas diperoleh dari soal nomor 12. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan antara besi dan oksigen, zat manakah yang merambatkan bunyi dengan kecepatan paling besar. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab zat yang merambatkan bunyi dengan kecepatan paling besar adalah besi. Alasannya adalah besi memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan oksigen. Berdasarkan konsep Fisika, kelajuan rambat gelombang bunyi bergantung pada suhu dan jenis mediumnya. Berdasarkan jenis medium maka akan diperoleh kerapatan benda. Berdasarkan konsep Fisika, kerapatan benda padat lebih besar dibandingkan benda gas. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 80,65 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 0 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 19,35 % termasuk juga subjek penelitian 2, 3, 6, dan 8. Pada soal ini sebagian besar siswa beranggapan bahwa zat yang merambatkan bunyi dengan kecepatan paling besar adalah oksigen. Alasannya adalah gelombang bunyi hanya dapat merambat diudara, misalnya oksigen. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa bunyi lebih cepat merambat pada medium zat gas. 16. Analisis Miskonsepsi 16 Analisis miskonsepsi yang keenam belas diperoleh dari soal nomor 3. Pada soal ini siswa diminta menunjukkan amplitudo sepanjang busur dalam Gambar 4.5.

67 c b F a Gambar 4.5 Getaran Bandul Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab amplitudo sepanjang busur ditunjukkan dari titik b ke a. Alasannya adalah amplitudo merupakan posisi terjauh dari partikel terhadap titik keseimbangan. Berdasarkan Gambar 4.5 di atas terlihat bahwa titik keseimbangannya adalah titik b, sedangkan posisi terjauh pada titik a. Sehingga berdasarkan gambar tersebut amplitudo sepanjang busur ditunjukkan dari titk b ke a. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 83,87 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 0 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 16,13 %. Berdasarkan hasil wawancara, subjek penelitian yang mengalami miskonsepsi pada soal ini adalah 2. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa amplitudo sepanjang busur ditunjukkan dari titik b ke a. Alasannya adalah amplitudo merupakan simpangan dalam suatu getaran. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa amplitudo merupakan simpangan dalam suatu getaran. 17. Analisis Miskonsepsi 17 Analisis miskonsepsi yang ketujuh belas diperoleh dari soal nomor 1. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan pengertian getaran.

68 Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab getaran adalah peristiwa gerak bolak-balik sebuah benda terhadap suatu titik keseimbangan akibat gaya pemulih. Alasannya getaran menunjukkan gerak bolak-balik suatu benda terhadap titik keseimbangan akibat gaya pemulih. Berdasarkan konsep Fisika, apabila sebuah benda disimpangkan dari kedudukan setimbangnya, gerak harmonik sederhana akan terjadi seandainya ada gaya pemulih yang sebanding dengan simpangan dan kesetimbangnya kecil. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 79,03 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 6,45 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 14,52 %. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa setiap gerak bolak-balik sebuah benda adalah getaran. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa setiap gerak bolak-balik sebuah benda adalah getaran. 18. Analisis Miskonsepsi 18 Analisis miskonsepsi yang kedelapan belas diperoleh dari soal nomor 11. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan benda yang dapat merambatkan bunyi. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab benda yang dapat merambatkan bunyi adalah benda padat, benda cair dan benda gas. Alasannya adalah bunyi dapat merambat di semua benda kecuali di ruang hampa. Gelombang bunyi merupakan salah satu contoh dari gelombang mekanik. Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam perambatannya membutuhkan medium. Kesimpulannya adalah gelombang bunyi dalam perambatannya juga membutuhkan medium. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 54,84 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 30,64 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 14,52 %. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa gelombang bunyi dapat merambat pada semua medium commit tanpa to user terkecuali. Dengan demikian, profil

69 miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa gelombang bunyi dapat merambat pada semua medium. 19. Analisis Miskonsepsi 19 Analisis miskonsepsi yang kesembilan belas diperoleh dari soal nomor 15. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan mengenai hubungan frekuensi terhadap nada bunyi pada garputala. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab frekuensi garputala akan mempengaruhi nada bunyi. Alasannya garputala yang memiliki frekuensi tinggi akan menghasilkan nada yang tinggi. Nada adalah bunyi yang teratur. Nada dihasilkan oleh alat musik, sehingga bunyi yang dihasilkannya memiliki frekuensi teratur. Nada sebuah bunyi dapat dibagi menjadi nada dasar, nada atas pertama, dan nada atas kedua. Nada dasar merupakan nada yang memiliki panjang gelombang terpanjang (berarti frekuensinya terendah). Sehingga semakin tinggi nada maka semakin tinggi pula frekuensinya. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 70,97 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 16,13 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 12,90 % termasuk juga subjek penelitian 7. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa garputala yang memiliki frekuensi tinggi, akan menghasilkan nada yang rendah. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa semakin tinggi frekuensi, maka nada bunyi yang dihasilkan semakin rendah. 20. Analisis Miskonsepsi 20 Analisis miskonsepsi yang kedua puluh diperoleh dari soal nomor 22. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan ketika seorang guru memberikan pengumuman menggunakan pengeras suara yang menjadi sumber bunyi suara guru atau pengeras suara. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab yang menjadi sumber bunyi adalah suara guru. Alasannya pengeras suara hanya sebagai perantara agar suara commit yang to didengar user menjadi lebih keras. Pada

70 peristiwa tersebut sumber bunyi berasal dari suara guru, sedangkan pengeras suara hanya sebagai alat pengeras (amplifier). Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 61,29 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 25,81 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 12,90 % termasuk juga subjek penelitian 1, 2, 3 dan 7. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa pengeras suara merupakan sumber bunyi. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa pengeras suara merupakan sumber bunyi. 21. Analisis Miskonsepsi 21 Analisis miskonsepsi yang kedua puluh satu diperoleh dari soal nomor 10. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan perambatan bunyi pada alat telepon sederhana menggunakan kaleng dan benang seperti pada Gambar 4.6. Benang Astuti Ricky Gambar 4.6 Permainan Alat Telepon Sederhana oleh Dua Orang Anak. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab pada alat telepon sederhana bunyi (suara) merambat melalui benang. Alasannya bunyi dapat merambat melalui benda padat, dan dalam peristiwa tersebut tersebut bunyi merambat melalui benang. Berdasarkan konsep Fisika, bunyi dapat merambat pada medium benda padat. Pada alat telepon sederhana tersebut bunyi merambat melalui benang.

71 Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 77,42 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 12,90 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 9,68 % termasuk juga subjek penelitian 9. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa pada alat telepon sederhana, bunyi merambat melalui udara. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa pada alat telepon sederhana, bunyi merambat melalui udara. 22. Analisis Miskonsepsi 22 Analisis miskonsepsi yang kedua puluh dua diperoleh dari soal nomor 9. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan penyebab bunyi jam weker yang diletakkan di dalam sungkup kaca (vakum) tidak dapat didengar. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab penyebab bunyi jam weker di adalam sungkup kaca tidak dapat didengar karena di dalam sungkup kaca tidak terdapat udara. Berdasarkan konsep Fisika, bunyi hanya dapat merambat pada medium saja. Pada soal terlihat bahwa di dalam sungkup kaca tidak terdapat udara (vakum), sehingga tidak terdapat medium untuk merambatkan bunyi. Kesimpulannya bunyi jam weker di dalam sungkup kaca tidak dapat didengar karena di dalam sungkup kaca hampa udara. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 54,84 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 30,64 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 14,52 %. Pada soal ini siswa beranggapan bahwa bunyi tidak dapat merambat di dalam sungkup kaca karena di dalam sungkup kaca cepat rambat bunyi sangat kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa menganggap bunyi dapat merambat di ruang hampa. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa bunyi dapat merambat diruang hampa. 23. Analisis Miskonsepsi 23 Analisis miskonsepsi yang kedua puluh tiga diperoleh dengan mengamati jawaban siswa pada soal nomor 21. Pada soal ini siswa diberi

72 pertanyaan hubungan antara frekuensi terhadap energi gelombang pada garpu tala. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab frekuensi mempengaruhi energi gelombang. Alasannya adalah besarnya energi gelombang berbanding lurus dengan kuadrat frekuensi, dimana semakin tinggi frekuensi garputala maka semakin besar pula energi gelombang bunyi yang dihasilkan. Berdasarkan konsep Fisika, laju perpindahan energi sebanding dengan frekuensi sudut ω, dengan kata lain laju perpindahan energi sebanding dengan frekuensi f. Dikarenakan frekuensi sudut ω = 2πf. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi frekuensi gelombang, maka semakin besar pula energi gelombang yang dihasilkan. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 61,29 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 30,64 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 8,07 %. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa besarnya energi gelombang hanya dipengaruhi oleh frekuensi, dimana semakin tinggi frekuensi maka semakin besar pula energi gelombang bunyi yang dihasilkan. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa besarnya energi gelombang hanya dipengaruhi oleh frekuensi. 24. Analisis Miskonsepsi 24 Analisis miskonsepsi yang kedua puluh empat diperoleh dari soal nomor 13. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan bunyi lebih cepat merambat di udara dingin atau panas. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab bunyi lebih cepat merambat di udara panas. Alasannya adalah pada suhu tinggi molekul-molekul udara lebih rapat dibandingkan pada suhu rendah. Kelajuan rambat bunyi bertambah bila suhu medium bertambah dan atau bahan medium itu lebih rapat. Berubahnya suhu dan karakter medium dapat menyebabkan kelajuan rambat bunyi berubah. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 43,55 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 50 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi

73 sebanyak 6,45 %. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa menjawab bunyi lebih cepat merambat di udara panas. Alasannya adalah cepat rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu maka cepat rambat bunyi semakin besar. Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa cepat rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh suhu. 25. Analisis Miskonsepsi 25 Analisis miskonsepsi yang kedua puluh lima diperoleh dari soal nomor 24. Pada soal ini siswa diberi pertanyaan jika garputala yang memiliki frekuensi sebesar 650 Hz dipukulkan pada kayu yang awalnya pelan-pelan dan tidak berubah (tetap pelan-pelan), bagaimanakah kekerasan bunyi dan nada bunyi yang dihasilkan. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi akan menjawab nada bunyi yang dihasilkan tetap dan kekerasan bunyi yang dihasilkan tetap, sehingga kekerasan bunyi dan nada bunyi tidak sama. Alasannya kekerasan bunyi tetap karena amplitudo tetap, sedangkan nada bunyi tetap karena frekuensi tetap. Kekerasan bunyi dipengaruhi oleh amplitudo, sedangkan nada bunyi dipengaruhi oleh frekuensi, sehingga dapat disimpulkan kekerasan bunyi dan nada bunyi tidak sama. Pada soal ini siswa yang memahami konsep sebanyak 75,81 % dan siswa yang tidak menguasai konsep sebanyak 19,35 %, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 4,84 %. Pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa kekerasan bunyi dan nada bunyi adalah sama, sehingga tidak ada perbedaan diantara keduanya (tetap). Dengan demikian, profil miskonsepsi yang dialami siswa adalah: siswa menganggap bahwa kekerasan bunyi dan nada bunyi adalah sama. Berdasarkan analisis miskonsepsi di atas, berikut profil miskonsepsi yang diperoleh pada penelitian miskonsepsi Getaran, Gelombang, dan Bunyi: 1. bahwa nada bunyi dapat berubah jika benda dipukul lebih keras.

74 2. bahwa ultrasonik merupakan bunyi yang sangat keras. 3. bahwa kelajuan rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh medium. 4. bahwa kecepatan partikel tetap, tetapi kecepatan gelombang berubah-ubah selama gelombang menjalar pada tali. 5. bahwa pada medium yang sama, semakin besar amplitudo maka laju rambat gelombang semakin besar. 6. bahwa pada proses terjadinya petir, kilat cahaya terjadi lebih dahulu. 7. bahwa selama menjalar dari satu tempat ke tempat yang lain, gelombang akan memindahkan partikel. 8. bahwa gelombang bunyi termasuk jenis gelombang transversal. 9. bahwa ketika frekuensi ditinggikan, maka panjang gelombang memanjang dan kecepatan gelombang tetap. 10. bahwa pada saat memainkan alat musik tiup seruling, yang bergetar adalah serulingnya. 11. bahwa resonansi terjadi pada benda yang memiliki amplitudonya sama. 12. bahwa pada proses terjadinya gelombang, getaran merambat melalui partikel yang berpindah. 13. bahwa bandul dikatakan melakukan satu getaran jika bandul sudah melewati titik keseimbangan. 14. bahwa semakin besar amplitudo, maka bunyi semakin lemah. 15. bahwa gelombang bunyi lebih cepat merambat pada medium gas. 16. bahwa amplitudo merupakan simpangan dalam suatu getaran. 17. bahwa setiap gerak bolak-balik sebuah benda adalah getaran.

75 18. bahwa gelombang bunyi dapat merambat pada semua medium. 19. bahwa semakin tinggi frekuensi, maka nada bunyi yang dihasilkan semakin rendah. 20. bahwa pengeras suara merupakan sumber bunyi. 21. bahwa pada saat memainkan alat telepon sederhana, bunyi merambat melalui udara. 22. bahwa bunyi dapat merambat di ruang hampa. 23. bahwa besarnya energi gelombang hanya dipengaruhi oleh frekuensi. 24. bahwa cepat rambat bunyi hanya dipengaruhi oleh suhu. 25. bahwa bekerasan dan nada bunyi adalah sama.